PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di berbagai negara masalah penyakit dan kualitas lingkungan yang berdampak terhadap
kesehatan masih menjadi isu sentral yang ditangani oleh pemerintah bersama masyarakat
sebagai bagian dari misi Peningkatan Kesejahteraan Rakyatnya. Faktor lingkungan dan
perilaku masih menjadi risiko utama dalam penularan dan penyebaran penyakit, karena
kualitas lingkungan. Sehingga insiden dan prevalensi penyakit yang berbasis lingkungan di
Indonesia relatif masih sangat tinggi.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan
nasional. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat berperan penting dalam
meningkatkan mutu dan daya saing kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia.
Sesuai dengan Renstra Kementrian Kesehatan tahun 2015-2019 untuk mewujudkan
tujuan pembangunan kesehatan yaitu Program Indonesia Sehat sesuai dengan tujuan
Kementrian Kesehatan pada tahun 2015-2019 yaitu (1) meningkatnya satus kesehatan
masyarakat dan (2) meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan
masyarakat terhadap risiko social dan finansial di bidang kesehatan. Peningkatan status
kesehatan masyarakat dilakukan pada semua siklus kehidupan (life cycle) mulai dari bayi
hingga kelompok lansia.
Perubahan Paradigma Kesehatan, bahwa pembangunan kesehatan lebih diprioritaskan
pada upaya pencegahan dan promosi dengan tanpa meninggalkan kegiatan kuratif dan
rehabilitatif, telah mendorong upaya dari dinas kesehatan umumnya dan dalam bidang
penyehatan lingkungan permukiman serta tempat-tempat umum dan industri pada khususnya
untuk lebih menggali kemampuan dan kemauan masyarakat untuk dapat meningkatkan dan
memecahkan permasalahan kesehatannya sendiri.
Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya
kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dan dapat diterima serta terjangkau oleh
masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat menggunakan hasil perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat ditanggung oleh pemerintah
dan masyarakat. Upaya tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan pada pelayanan
B. Tujuan Pedoman
Meningkatnya upaya penanggulangan pemberantasan penyakit sehingga tidak menjadi
masalah kesehatan di masyarakat. Serta menurunkan frekuensi angka kesakitan, jumlah kasus
akibat adanya suatu penyakit, jumlah kematian dan menurunnya penyebarluasan penyakit di
suatu wilayah khususnya Puskesmas Kecamatan Sawangan
C. Sasaran Pedoman
1. Tenaga P2 Puskesmas dan tenaga kesehatan lainnya di Puskesmas
2. Pengelola program kesehatan dan lintas sektor terkait
3. Pengambil kebijakan tingkat Kota
E. Batasan Operasional
Berkaitan dengan progam penanggulangan penyakit, maka puskesmas bertugas
mengembangkan segala potensi yang ada untuk menjalin kemitraan dan kerjasama dengan
semua pihak yang terkait. Pelaksanaan manajemen progam penanggulangan penyakit meliputi
:perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta mengupayakan sumber daya (dana,
tenaga, sarana dan prasarana).
Selain itu dalam mengatasi hambatan yang dihadapi dan dengan menyesuaikan tugas
pokok dan fungsi uraian kegiatan progam P2, maka strategi operasional yang dilakukan dalam
penanggulangan pemberantasan penyakit diantaranya melalui :
1. Pemantapan kelembagaan unit pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun
swasta dalam penanggulangan penyakit dengan strategi DOTS.
2. Peningkatan mutu pelayanan di semua unit pelayanan kesehatan baik pemerintah
maupun swasta.
3. Penggalanagn kemitraan dengan organisasi profesi, lintas sektoral, institusi
pendidikan, dan lain-lain.
4. Pemberdayaan masyarakat dalam rangka mendorong kemandiriannya untuk
mengatasi masalah TBC.
Kegiatan yang dilakukan progam P2 di Puskesmas adalah :
1. Meningkatkan upaya penemuan penderita di Puskesmas.
2. Meningkatkan upaya penemuan penderita melalui Posyandu.
3. Meningkatkan penemuan dan penanganan kasus melalui pelacakan kasus, mobile
VCT dan Posbindu.
4. Meningkatkan deteksi dini factor risiko PTM melalui Posbindu PTM.
5. Meningkatkan pengendalian faktor risiko Penyakit Menular melalui PSN dan
fogging focus
6. Pemberian kekebalan (imunisasi) dan pemberian obat pencegahan secara massal
(jika diperlukan)
7. Meningkatkan pengelolaan Program DOTS TBC dan PMO TB
B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan dan penjadualan Penanggung jawab P2 di puskesmas dikoordinir oleh
Penanggung jawab masing-masing program sesuai dengan kesepakatan.
Kegiatan Petugas Unit terkait
Jadwal kegiatan Program P2 dibuat untuk jangka waktu satu tahun, dan di break down dalam
jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan pada awal bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
BAB III
STANDAR FASILITAS
Pedoman Pencegahan Penyakit Puskesmas Kecamatan Sawangan Page 8
A. Denah Ruang bELUM
J
A
L HALAMAN DEPAN PARKIR
MOBIL
A
N
K
E
R
KM
A
RUANG UGD
W
RUANG
A REKAM RUANG
T MEDIS & KIA
RUANG LOKET R. KIA
RUANG
PROMKES
GIZI &
I PARKIR KESLING
N MOTOR
R. POLI 1
A RUANG
P TATA RUANG RUANG
USAHA KEPALA APOTEK
PUSKESMAS
D R. POLI 2
RUANG
O TUNGGU
RUANG P2M
RUANG PERKESMAS O RUANG
LOKET CAPENG TUNGGU R. POLI 3
P P2M R
TAMAN L
R. LAB
O
RUMAH DINAS GUDANG RUANG
DOKTER POLI GIGI
O
RUANG GUDANG OBAT P
KETERANGAN KM
RESEVOAR
RAWAT INAP PASIEN
LOKET PEMBAYARAN / AIR
TIDAK DIRINCI
KASIR K
RUANG RUANG A
PARKIR KARYAWAN GENSET RONTGEN N
T
VCT AULA I
BAGIAN RAWAT INAP N
B. Standar Fasilitas
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
B. Metode
Metode dalam program pemberantasan penyakit melalui beberapa kegiatan yaitu :
1. Pengumpulan data kesakitan
2. Pemeriksaan klinis, fisik, laboratorium dan penegakan diagnosis
3. Pengamatan terhadap penduduk, pemeriksaan terhadap makhluk hidup lain dan
benda-benda yang ada di suatu wilayah yang diduga mengandung penyebab
penyakit.
C. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
2. Perencanaan
3. Pelaksanaan
a. Menetapkan mekanisme koordinasi antar sektor terkait dengan leading sektor
dari Puskesmas (penanggung jawab program pemberantasan penyakit)
b. Membentuk dan mengaktifkan kelembagaan untuk pelaksanaan kegiatan
program pemberantasan penyakit di tingkat Kecamatan.
4. Melaksanaan kegiatan program pemberantasan penyakit sesuai dengan jadual yang
telah disusun.
5. Monitoring evaluasi
a. Monitoring pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat
b. Melaporkan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masayarakat.
BAB V
LOGISTIK
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
BAB IX
PENUTUP