Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di berbagai negara masalah penyakit dan kualitas lingkungan yang berdampak terhadap
kesehatan masih menjadi isu sentral yang ditangani oleh pemerintah bersama masyarakat
sebagai bagian dari misi Peningkatan Kesejahteraan Rakyatnya. Faktor lingkungan dan
perilaku masih menjadi risiko utama dalam penularan dan penyebaran penyakit, karena
kualitas lingkungan. Sehingga insiden dan prevalensi penyakit yang berbasis lingkungan di
Indonesia relatif masih sangat tinggi.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan
nasional. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat berperan penting dalam
meningkatkan mutu dan daya saing kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia.
Sesuai dengan Renstra Kementrian Kesehatan tahun 2015-2019 untuk mewujudkan
tujuan pembangunan kesehatan yaitu Program Indonesia Sehat sesuai dengan tujuan
Kementrian Kesehatan pada tahun 2015-2019 yaitu (1) meningkatnya satus kesehatan
masyarakat dan (2) meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan
masyarakat terhadap risiko social dan finansial di bidang kesehatan. Peningkatan status
kesehatan masyarakat dilakukan pada semua siklus kehidupan (life cycle) mulai dari bayi
hingga kelompok lansia.
Perubahan Paradigma Kesehatan, bahwa pembangunan kesehatan lebih diprioritaskan
pada upaya pencegahan dan promosi dengan tanpa meninggalkan kegiatan kuratif dan
rehabilitatif, telah mendorong upaya dari dinas kesehatan umumnya dan dalam bidang
penyehatan lingkungan permukiman serta tempat-tempat umum dan industri pada khususnya
untuk lebih menggali kemampuan dan kemauan masyarakat untuk dapat meningkatkan dan
memecahkan permasalahan kesehatannya sendiri.
Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya
kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dan dapat diterima serta terjangkau oleh
masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat menggunakan hasil perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat ditanggung oleh pemerintah
dan masyarakat. Upaya tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan pada pelayanan

Pedoman Pencegahan Penyakit Puskesmas Kecamatan Sawangan Page 1


untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal tanpa mengabaikan
mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes, RI 2004).
Salah satu fungsi puskesmas adalah memberikan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Pelayanan kesehatan yang
diberikan puskesmas meliputi pelayanan pengobatan, upaya pencegahan, peningkatan
kesehatan dan pemulihan kesehatan (Depkes Ri, 2004).
Pencegahan Penyakit merupakan salah satu pelayanan wajib puskesmas termasuk di
Puskesmas Kecamatan Sawangan yang mempunyai peranan strategis mendukung peningkatan
pencapaian target lintas program dan diharapkan berdampak pada peningkatan kinerja
puskesmas. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan visi Puskesmas yaitu “Menjadikan
Puskesmas dengan pelayanan prima untuk mendukung terciptanya Kota Depok Sehat”
dengan misi sebagai berikut : 1. Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang merata dan
berkualitas kepada masyarakat, 2. Memberdayakan untuk hidup sehat secara mandiri, 3.
Menyelenggarakan lingkungan tempat tinggal dan tempat beraktivitas yang sehat, 4.
Menyelenggarakan upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit menular serta penyakit
tidak menular, dan 5. Menyelenggarakan manajemen UPT Puskesmas Kecamatan Sawangan
yang bermutu dan berkesinambungan. Dalam melakukan kegiatan petugas selalu
membudayakan tata nilai SeNYUM yaitu Sehat untuk mewujudkan masyarakat dan
lingkungan yang sehat, Nyaman dalam memberikan pelayanan yang diharapkan masyarakat,
Unggul dalam memberikan solusi atau pelayanan sesuai dengan standar yang berkualitas, dan
Mutu baik dalam memberi pelayanan dilakukan oleh tenaga yang berkompeten, sesuai
bidang yang dilakukan

B. Tujuan Pedoman
Meningkatnya upaya penanggulangan pemberantasan penyakit sehingga tidak menjadi
masalah kesehatan di masyarakat. Serta menurunkan frekuensi angka kesakitan, jumlah kasus
akibat adanya suatu penyakit, jumlah kematian dan menurunnya penyebarluasan penyakit di
suatu wilayah khususnya Puskesmas Kecamatan Sawangan

C. Sasaran Pedoman
1. Tenaga P2 Puskesmas dan tenaga kesehatan lainnya di Puskesmas
2. Pengelola program kesehatan dan lintas sektor terkait
3. Pengambil kebijakan tingkat Kota

Pedoman Pencegahan Penyakit Puskesmas Kecamatan Sawangan Page 2


D. Ruang Lingkup Pelayanan  sesuai RPK
Ruang lingkup pedoman ini meliputi:
1. Pelaksanaan dan pembinaan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan dan
peran pemangku kepentingan terkait dalam pelaksanaan dan pembinaan
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan di Wilayah kerja Puskesmas
Sawangan.
2. Surveillance dilakukan untuk: a. tersedianya informasi tentang situasi,
kecenderungan penyakit, dan faktor risikonya masalah kesehatan masyarakat dan
factor-faktor yang mempengaruhinya sebagai bahan pengambilan keputusan
dalam rangka pelaksanaan program penanggulangan secara efektif dan efisien; b.
terselenggaranya kewaspadaan dini terhadap kemungkinan terjadinya KLB/wabah
dan dampaknya; c. terselenggaranya investigasi dan penanggulangan KLB/wabah;
dan d. dasar penyampaian informasi kesehatan kepada para pihak yang
berkepentingan sesuai dengan pertimbangan kesehatan
3. Fogging Focus bertujuan untuk mengendalikan faktor risiko yang ditujukan untuk
memutus rantai penularan dengan pengendalian vector dan binatang.
4. Pelacakan Kasus DBD dan campak; Penemuan kasus secara aktif terhadap
penyakit termasuk agen penyebab penyakit dilakukan dengan cara petugas
kesehatan datang langsung ke masyarakat dengan atau tanpa informasi dari
masyarakat, untuk mencari dan melakukan identifikasi kasus. Dan penemuan
kasus secara pasif terhadap penyakit termasuk agen penyebab penyakit dilakukan
melalui pemeriksaan penderita Penyakit Menular yang datang ke fasilitas
pelayanan kesehatan.
5. Imunisasi ; Pemberian kekebalan dilakukan melalui imunisasi rutin, imunisasi
tambahan, dan imunisasi khusus
6. Mobile VCT sebagai salah satu cara pelacakan kasusu secara aktif terhadap
penyakit HIV
7. Pengelolaan Penyakit kronis (Prolanis) dilakukan dalam kegiatan pengelolaan
penyakit tertentu khususnya penyakit kronis (hipertensi dan DM)
8. Posbindu PTM sebagaimana dimaksud dilakukan untuk deteksi dini pada
kelompok lansia bak individu dan/atau kelompok yang berisiko atau tidak berisiko
secara rutin melalui: a. wawancara; b. pengukuran; dan c. pemeriksaan

Pedoman Pencegahan Penyakit Puskesmas Kecamatan Sawangan Page 3


9. Kunjungan rumah pasien penyakit menular (PMO Kusta, TB paru, balita ISPA
dan diare) dan pasien penyakit tidak menular untuk memberikan pelayanan
pengobatan dan perawatan, rehabilitasi dan paliatif.

E. Batasan Operasional
Berkaitan dengan progam penanggulangan penyakit, maka puskesmas bertugas
mengembangkan segala potensi yang ada untuk menjalin kemitraan dan kerjasama dengan
semua pihak yang terkait. Pelaksanaan manajemen progam penanggulangan penyakit meliputi
:perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta mengupayakan sumber daya (dana,
tenaga, sarana dan prasarana).
Selain itu dalam mengatasi hambatan yang dihadapi dan dengan menyesuaikan tugas
pokok dan fungsi uraian kegiatan progam P2, maka strategi operasional yang dilakukan dalam
penanggulangan pemberantasan penyakit diantaranya melalui :
1. Pemantapan kelembagaan unit pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun
swasta dalam penanggulangan penyakit dengan strategi DOTS.
2. Peningkatan mutu pelayanan di semua unit pelayanan kesehatan baik pemerintah
maupun swasta.
3. Penggalanagn kemitraan dengan organisasi profesi, lintas sektoral, institusi
pendidikan, dan lain-lain.
4. Pemberdayaan masyarakat dalam rangka mendorong kemandiriannya untuk
mengatasi masalah TBC.
Kegiatan yang dilakukan progam P2 di Puskesmas adalah :
1. Meningkatkan upaya penemuan penderita di Puskesmas.
2. Meningkatkan upaya penemuan penderita melalui Posyandu.
3. Meningkatkan penemuan dan penanganan kasus melalui pelacakan kasus, mobile
VCT dan Posbindu.
4. Meningkatkan deteksi dini factor risiko PTM melalui Posbindu PTM.
5. Meningkatkan pengendalian faktor risiko Penyakit Menular melalui PSN dan
fogging focus
6. Pemberian kekebalan (imunisasi) dan pemberian obat pencegahan secara massal
(jika diperlukan)
7. Meningkatkan pengelolaan Program DOTS TBC dan PMO TB

Pedoman Pencegahan Penyakit Puskesmas Kecamatan Sawangan Page 4


Beberapa ketentuan perundang - undangan yang digunakan sebagai dasar Penyelenggaraan
Upaya Pencegahan Penyakit di Puskesmas adalah sebagai berikut
1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/Menteri/Per/X/2010 tentang Jenis
Penyakit Menular Tertentu yang dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya
Penanggulangan.
2. Undang-undang No.4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular serta PP No.
40 tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular mengatur agar
setiap wabah penyakit menular (kejadian luar biasa-KLB) harus ditangani secara
dini.
3. Undang-undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 158 ayat 1 yang
menyatakan bahwa pemerintah daerah, dan masyarakat melakukan upaya
pencegahan, pengendalian, dan penanganan PTM beserta akibat yang ditimbulkan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 tahun 2015 tentang
Penanggulangan Penyakit Tidak Menular
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2014 tentang
Penanggulangan Penyakit Menular
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
949/MENKES/SK/VIII/2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem
Kewaspadaan Dini KLB
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
374/MENKES/PER/III/2010 tentang Pengendalian Vektor
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Imunisasi
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 035 tahun 2012 tentang
Pedoman Identifikasi Faktor Risiko Kesehatan Akibat Perubahan Iklim
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1116/Menkes/SK/VIII/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem
Surveilans Epidemiologi Kesehatan
11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 364/Menkes/SK/V/2009
tentang Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis (TBC)
12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
406/Menkes/SK/VI/2009 tentang Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas

Pedoman Pencegahan Penyakit Puskesmas Kecamatan Sawangan Page 5


13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1278/Menkes/SK/XII/2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Kolaborasi
Pengendalian Penyakit TB dan HIV
14. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1507/Menkes/SK/X/2005 tentang Pedoman Pelayanan Konseling dan Testing
HIV/AIDS Secara Sukarela

Pedoman Pencegahan Penyakit Puskesmas Kecamatan Sawangan Page 6


BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Sesuai dengan pasal 88 dan pasal 96 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan disebutkan bahwa tenaga kesehatan yang diijinkan berprofesi minimal
berijazah Diploma Tiga ( D III ). Realisasi tenaga program P2 yang ada di Puskesmas
Kecamatan Sawangan adalah :
Kegiatan Kualifikasi SDM Realisasi

P2 Minimal D III Diampu oleh 1 orang


petugas dengan latar
belakang pendidikan S1
Kedokteran

B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan dan penjadualan Penanggung jawab P2 di puskesmas dikoordinir oleh
Penanggung jawab masing-masing program sesuai dengan kesepakatan.
Kegiatan Petugas Unit terkait

P2P dr. Dewi Rahmawati Kepala Puskesmas


UKP
UKM
ADMEN
Lintas Sektor
P2PM Maria Yuliana Clara Kepala Puskesmas
UKP
UKM
ADMEN
Lintas Sektor
P2PTM dr. Dewi Rahmawati Kepala Puskesmas
UKP
UKM
ADMEN
Lintas Sektor
TB Hj. Ciptariah Kepala Puskesmas

Pedoman Pencegahan Penyakit Puskesmas Kecamatan Sawangan Page 7


UKP
UKM
ADMEN
Lintas Sektor
HIV dr. Ardilah Isma Kepala Puskesmas
UKP
UKM
ADMEN
Lintas Sektor
Kesehatan Jiwa dr. Ratih Oktriviani Kepala Puskesmas
UKP
UKM
ADMEN
Lintas Sektor
Kesehatan Indra dr. Ardilah Isma Kepala Puskesmas
UKP
UKM
ADMEN
Lintas Sektor
C. Jadwal Kegiatan
Pengaturan kegiatan upaya P2 dilakukan bersama oleh para pemegang program dalam
kegiatan lokakarya mini bulanan maupun tri bulanan/lintas sektor, dengan persetujuan kepala
puskesmas.

Jadwal kegiatan Program P2 dibuat untuk jangka waktu satu tahun, dan di break down dalam
jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan pada awal bulan sebelum pelaksanaan jadwal.

Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan Program P2 di koordinasikan oleh


Kepala Puskesmas Kecamatan Sawangan.

BAB III
STANDAR FASILITAS
Pedoman Pencegahan Penyakit Puskesmas Kecamatan Sawangan Page 8
A. Denah Ruang  bELUM

PINTU M / K PAGAR PINTU M / K

J
A
L HALAMAN DEPAN PARKIR
MOBIL
A
N
K
E

R
KM
A
RUANG UGD
W
RUANG
A REKAM RUANG
T MEDIS & KIA
RUANG LOKET R. KIA
RUANG
PROMKES
GIZI &
I PARKIR KESLING
N MOTOR
R. POLI 1
A RUANG
P TATA RUANG RUANG
USAHA KEPALA APOTEK
PUSKESMAS

D R. POLI 2
RUANG
O TUNGGU
RUANG P2M
RUANG PERKESMAS O RUANG
LOKET CAPENG TUNGGU R. POLI 3
P P2M R

TAMAN L
R. LAB
O
RUMAH DINAS GUDANG RUANG
DOKTER POLI GIGI
O
RUANG GUDANG OBAT P
KETERANGAN KM
RESEVOAR
RAWAT INAP PASIEN
LOKET PEMBAYARAN / AIR
TIDAK DIRINCI
KASIR K
RUANG RUANG A
PARKIR KARYAWAN GENSET RONTGEN N
T
VCT AULA I
BAGIAN RAWAT INAP N

B. Standar Fasilitas

Pedoman Pencegahan Penyakit Puskesmas Kecamatan Sawangan Page 9


1. Panduan bagi setiap pemegang program: 1 buah
2. Kit Penyelidikan Epidemiologi (PE) :
 Surat Tugas
 Buku
 Pulpen
 Refleks Hummer
 Form PE
 Pot tempat specimen : 2 buah
 Label
 Kantong plastik
 Spesimen carrier dengan ice pack
 Senter
3. Kit Penyuluhan Kesehatan Masyarakat : 1 kit
4. Kit audiovisual audividual, yang terdiri dari:
 Wireless system/Amplifier dan Wireless Microphone 1 Unit
 Microphone: 2 buah
 Speaker: 2 buah
 Laptop
 LCD projektor

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Pedoman Pencegahan Penyakit Puskesmas Kecamatan Sawangan Page 10


A. Lingkup Kegiatan
Berikut uraian rincian kegiatan program P2 seksi pencegahan dan pemberantasan
penyakit :
1. Menghimpun, mengolah dan menganalisa data program salah satu jenis penyakit
dari puskesmas.
2. Menghimpun, mengolah dan menganalisa serta merencanakan kebutuhan obat-
obatan, membuat perencanaan kegiatan program tahunan.
3. Menyiapkan bahan rencana renstra program P2.
4. Melaksanakan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor yang terkait
dengan program P2.
5. Menyelenggarakan pertemuan dengan lintas program dan lintas sektor untuk
mendukung program P2.
6. Melaksanakan fasilitas teknis program P2 di puskesmas.
7. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program P2 .
8. Menyelenggarakan pertemuan monev .
9. Monev hasil pertemuan dengan lintas sektor dan lintas program.
10. Melaksanakan kajian pencapaian program P2.
11. Membuat laporan kegiatan program P2.

B. Metode
Metode dalam program pemberantasan penyakit melalui beberapa kegiatan yaitu :
1. Pengumpulan data kesakitan
2. Pemeriksaan klinis, fisik, laboratorium dan penegakan diagnosis
3. Pengamatan terhadap penduduk, pemeriksaan terhadap makhluk hidup lain dan
benda-benda yang ada di suatu wilayah yang diduga mengandung penyebab
penyakit.

C. Langkah Kegiatan
1. Persiapan

Pedoman Pencegahan Penyakit Puskesmas Kecamatan Sawangan Page 11


a. Diseminasi informasi program pemberantasan penyakit tingkat Kecamatan
dan pihak lain yang terkait.

b. Membentuk dan mengaktifkan kelembagaan pemberdayaan masyarakat bidang


kesehatan tingkat Kecamatan

2. Perencanaan

a. Merencanakan teknis kegiatan program pemberantasan penyakit dengan lintas


sektor terkait

b. Mengalokasikan anggaran untuk kegiatan program pemberantasan penyakit


yang bersumber dari dana BOK, BOP, dan RBA BLUD.

3. Pelaksanaan
a. Menetapkan mekanisme koordinasi antar sektor terkait dengan leading sektor
dari Puskesmas (penanggung jawab program pemberantasan penyakit)
b. Membentuk dan mengaktifkan kelembagaan untuk pelaksanaan kegiatan
program pemberantasan penyakit di tingkat Kecamatan.
4. Melaksanaan kegiatan program pemberantasan penyakit sesuai dengan jadual yang
telah disusun.
5. Monitoring evaluasi
a. Monitoring pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat
b. Melaporkan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masayarakat.

BAB V
LOGISTIK

Pedoman Pencegahan Penyakit Puskesmas Kecamatan Sawangan Page 12


Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang
pelaksanannya dilakukan oleh semua petugas penanggungjawab program kemudian diajukan
sesuai dengan alur yang berlaku di masing-masing organisasi.
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan direncanakan dalam
pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas sektor sesuai dengan tahapan kegiatan
dan metoda pemberdayaan yang akan dilaksanakan.
1. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana antara lain :
- Meja, Kursi
- Alat tulis
- Buku catatan Kegiatan
- Leaflet
- buku panduan
- komputer
Perencanaan untuk pengadaan sarana dan prasarana dibuat oleh koordinator
kesehatan lingkungan berkoordinasi dengan petugas pengelola barang. Rencana pengadaan
sarana dan prasarana dibahas di dalam minilokakarya Puskesmas untuk mendapatkan
persetujuan Kepala Puskesmas.
Kegiatan di luar gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana yang
meliputi :
 Surat Tugas
 Buku
 Pulpen
 Refleks Hummer
 Form PE
 Pot tempat specimen : 2 buah
 Label
 Kantong plastik
 Spesimen carrier dengan ice pack
 Senter
Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator kesehatan lingkungan
berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam pertemuan mini lokakarya
Puskesmas untuk mendapatkan persetujuan Kepala Puskesmas. Sedangkan dana yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan direncanakan oleh koordinator Program Pencegahan

Pedoman Pencegahan Penyakit Puskesmas Kecamatan Sawangan Page 13


Penyakit berkoordinasi dengan bendahara puskesmas dan dibahas dalam kegiatan mini
lokakarya puskesmas untuk selanjutnya dibuat perencanaan kegiatan ( POA – Plan Of
Action).

BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Pedoman Pencegahan Penyakit Puskesmas Kecamatan Sawangan Page 14


Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak, baik
resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko yang terjadi pada
petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan karena
masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan menjadi sasaran banyak
program kesehatan lainnya. Tahapan – tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara
lain :
1. Identifikasi Resiko.
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus mengidentifikasi
resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.
Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak membuat
perencanaan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari
pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk
tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
. Analisis Resiko.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau dampak dari
pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk
menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam menangani resiko yang terjadi.
. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah menentukan
rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko atau dampak yang
mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan resiko yang
mungkin terjadi.
. Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan. Hal ini
perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi resiko atau
dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan sedang
berjalan. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan sudah berjalan sesuai
dengan perencanaan, apakah ada kesenjangan atau ketidaksesuaian pelaksanaan dengan
perencanaan. sehingga dengan segera dapat direncanakan tindak lanjutnya. Tahap yang
terakhir adalah melakukan Evaluasi kegiatan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah
tujuan sudah tercapai.

Pedoman Pencegahan Penyakit Puskesmas Kecamatan Sawangan Page 15


BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Pedoman Pencegahan Penyakit Puskesmas Kecamatan Sawangan Page 16


Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-hari sering
disebut Safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah petugas dan hasil
kegiatannya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya
dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan
atau kegiatan yang dilakukan.
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja
yang aman, kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan serta
penurunan kesehatan akibat dampak dari pekerjaan yang dilakukan, bagi petugas pelaksana
dan petugas terkait. Keselamatan kerja disini lebih terkait pada perlindungan fisik petugas
terhadap resiko pekerjaan.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan telah
mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja,
agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan
sekitarnya.
Seiring dengan kemajuan Ilmu dan tekhnologi, khususnya sarana dan prasarana
kesehatan, maka resiko yang dihadapi petugas kesehatan semakin meningkat. Petugas
kesehatan merupakan orang pertama yang terpajan terhadap masalah kesehatan, untuk
itu`semua petugas kesehatan harus mendapat pelatihan tentang kebersihan, epidemiologi dan
desinfeksi. Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisi
tubuh yang sehat. Menggunakan desinfektan yang sesuai dan dengan cara yang benar,
mengelola limbah infeksius dengan benar dan harus menggunakan alat pelindung diri yang
benar.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pedoman Pencegahan Penyakit Puskesmas Kecamatan Sawangan Page 17


Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk
mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan dengan
aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga
agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator
sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang ditemukan
dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.

BAB IX
PENUTUP

Pedoman Pencegahan Penyakit Puskesmas Kecamatan Sawangan Page 18


Pedoman pelaksanaan Upaya Pencegahan Penyakit ini dibuat untuk memberikan
petunjuk dalam pelaksanaan Upaya Pencegahan Penyakit di Puskesmas Kecamatan
Sawangan, penyusunan pedoman disesuaikan dengan kondisi riil yang ada di puskesmas,
tentu saja masih memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan pedoman yang berlaku
secara nasional. Perubahan perbaikan, kesempurnaan masih diperlukan sesuai dengan
kebijakan, kesepakatan yang menuju pada hasil yang optimal.
Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan pelayanan
Upaya Pencegahan Penyakit di puskesmas agar tidak terjadi penyimpangan atau pengurangan
dari kebijakan yang telah ditentukan.

Petugas Pencegahan Penyakit


Puskesmas Kecamatan Sawangan

Pedoman Pencegahan Penyakit Puskesmas Kecamatan Sawangan Page 19

Anda mungkin juga menyukai