2019
PEDOMAN P2M
PUSKESMAS
KEMINGKING
DALAM
2019
1
PEDOMAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Untuk mendapatkan bangsa yang memiliki kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat dibutuhkan kerjasama masyarakat dalam menciptakan
pembangunan kesehatan,kemauan, dan kemampuan masyarakat untuk hidup
sehat sehingga setiap orang dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Pembangunan kesehatan di Indonesia masih perlu berbenah yang terkonsentrasi
guna mewujudkan pembangunan kesehatan yang memiliki pengaruh signifikan
terhadap tingkat kesehatan masyarakat yang optimal.
Puskesmas merupakan sebuah institusi pelayanan kesehatan yang berbasis
masyarakat yang ikut berperan sebagai perangkat pembangunan kesehatan milik
pemerintah.
Puskesmas juga merupakan ujung tombak penyelenggaraan UKP maupun UKM
di strata pertama pelayanaan kesehatan dan merupakan Unit pelaksana teknis
Dinas Kesehatan Kabupaten atau kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan sebagai tugas pembangunan kesehatan di Kabupaten atau
Kota.
Pencegahan dan pengendalian penyakit menular merupakan program pelayanan
kesehatan puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan penularan penyakit
menular/infeksi (misalnya TB,DBD,Kusta dll).
B. TUJUAN PEDOMAN
Tujuan Umum
2
Tujuan Khusus
- Menurunkan angka kesakitan,kematian dan kecacatan akibat penyakit
menular.
Terdapat banyak sekali macam penyakit menular, berikut ini jenis penyakit
menular yang bersumber dari data puskesmas berdasarkan KEMENKES RI
NOMOR 1479/KEMENKES/SK/X/2003 tentang pedoman penyelenggaraan system
surveilans epidemiologi penyakit menular dan penyakit tidak menular terpadu :
3
No Penyakit No Penyakit
1 Kolera 14 Malaria klinis
2 Diare 15 Malaria vivaks
3 Diare berdarah 16 Malaria falsifarum
4 Tifus perut klinis 17 Malaria mix
5 TBC paru BTA ( + ) 18 Demam berdarah dengue
6 Tersangka TBC Paru 19 Demam dengue
7 Kusta PB 20 Pneumonia
8 Kusta MB 21 Sifilis
9 Campak 22 Gonorrhea
10 Difteri 23 Franbusia
11 Batuk rejan 24 Filariasis
12 Tetanus 25 Influenza
13 Hepatitis
D. Batasan Opersaional
1. Imunisasi
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat
terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami
sakit ringan.
Pelayanan imunisasai meliputi imunisasi rutin (dasar dan lanjutan), imunisasi
tambahan dan imunisasi khusus.
2. Surveilans penyakit
Surveilans penyakit meliputi surveilans campak, AFP, tetanus neonatorum,
DBD, malaria, TBC, Difteri, hepatitis, hipertensi, dan Diare.
3. Kunjungan rumah pasien
Kunjungan rumah pasien meliputi kunjungan pasien TBC BTA+, pasien
mangkir
4
4. Penelitian epidemiologi
Penelitian epidemiologi meliputi KLB diare, DBD, campak, tetanus, malaria, flu
burung dan HIV/AIDS
5. Penyuluhan
Penyuluhan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang
berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana
individu, kelompok atau mayarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat,
secara perorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan bila
perlu.
6. P2 Kusta
P2 Kusta adalah pengendalian dan pemberantasan penyakit menular
menahun yang disebabkan oleh kuman mycobacterium leprae yang terutama
menyerang syaraf tepi, kulit dan organ tubuh lain kecuali susunan syaraf
pusat.
7. Pengendalian HIV/AIDS
Pengendalian HIV/AIDS adalah upaya jangka panjang untuk memberikan
tatalaksana penyakit disebabkan oleh virus human immunodeficiency virus
yang penularannya dimulai saat terinfeksi sampai dengan saat kematian
dengan cara melalui hubungan seksual, cairan darah dan dari ibu terinfeksi
HIV ke janin.
D. Landasan Hukum
1. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan Kepmenkes No.75
tahun 2015 tentang puskesmas.
2. Peraturan Menteri Kesehatan No.951 Menkes/SK/V/2000 tentang upaya
keselamatan dasar.
3. Keputusan Presiden No.36 tahun 1994 tentang pembentukan komisi
penanggulangan HIV/AIDS.
4. Kepmenkes RI No.1479 Menkes/SK/X/2003 tentang pedoman penyelenggaraan
system surveilans epidemiologi penyakit menular dan penyakit tidak menular.
5
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan dan penjadualan penanggung jawab P2 di puskesmas dikoordinir
oleh penanggung jawab masing-masing program sesuai dengan kesepakatan.
C. Jadwal kegiatan
1. Pengaturan kegiatan upaya P2 dilakukan bersama oleh para pemegang
program dalam kegiatan lokakarya mini dengan peersetujuan kepala
puskesmas.
2. Jadwal kegiatan program P2 dibuat untuk jangka waktu satu tahun,dan di
break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan pada awal
bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
3. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan program P2
dikoordinasikan oleh Kepala Puskesmas Kemingking Dalam.
6
BAB III
STANDAR FASILITAS
BP imunisasi
R. LABORAT
R. ARSIP GUDANG
OBAT
R. MTBS
R. PKPR
R. IBU & KB
DAPUR K.
GUDANG MANDI
K. MANDI R. PERSALINAN
B. STANDAR FASILITAS
1. Pedoman pelaksana p2
2. SOP : Sesuai jumlah jenis kegiatan
a. Surat Tugas
b. Buku
c. Pulpen
7
d. Form PE
e. Pot tempat specimen : 2 buah
f. Label
g. Kantong Plastik
h. Specimen carrier dengan ice pack
i. Senter
3. Kit penyuluhan : 1 kit
4. Kit audiovisual, yang terdiri dari:
a. LCD projektor
b. Laptop
c. Microphone
8
BAB IV
TATALAKSANA KEGIATAN
A. Pencegahan dan pengendalian penyakit dalam gedung
1. Tempat pendaftaran
Semua kunjungan penderita P2 di awali dengan mendaftar dengan
pengambilan nomor urut berdasarkan kebutuhan dan usia pasien.
2. Poliklinik
Pelayanan penderita P2 dewasa sementara menyatu dengan poli umum
hanya pada pelayanan kunjungan penderita TBC dijadual tiap hari selasa,
pelayanan P2 anak-anak menyatu di poli MTBS.
3. Laboratorium
Dalam rangka menegakkan diagnosa suspek kasus P2 wajib ditunjang
dengan pelayanan laboratorium
4. Radiologi
Penegakan diagnosa TB paru selain sputum juga diperlukan foto thorak
5. Ruang Obat
Pelayanan obat penderita TB paru diruang apotik menyatu dengan pasien-
pasien yang lain.
9
f. Melakukan bimbingan pemantauan dan evaluasi kegiatan pencegahan
dan penanggulangan faktor resiko
g. Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi
dan komunikasi teknis pencegahan dan penanggulangan faktor resiko
h. Melaksanakan dukungan administrasi dan oprasional pelaksanaan
pencegahan dan penanggulangan penyakit
2. Peningkatan imunisasai
Imunisasi sangat penting untuk mencegah dan melindungi seseorang
terjangkit penyakit menular
10
puskesmas harus aktif mengunjungi rumah penderita, sebab apabila pasien
tersebut berhenti minum obat, maka upaya pemberantasan TBC dikatakan
gagal dan pasien harus mengulangi pengobatan dari awal. Memberhentikan
pengobatan maka akan terjadi resisten dan hal ini dapat menyebabkan
kemungkinan penyebaran penyakit semakin besar. Itulah sebabnya
puskesmas terdekat harus mengunjungi rumah pasien agar dapat
menjangkau pasien dan mensukseskan upaya P2.
11
g. Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi
dan konsultasi teknis surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/
wabah
h. Melakukan kajian upaya surveilans epidemiologi dan penanggulangan
KLB/ wabah
i. Membina dan mengembangkan UPT dalam upaya peningkatan surveilans
epidemiologi dan penanggulangan KLB/ wabah
j. Melaksanakan dukungan administrasi dan oprasional pelaksanaan
surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/ wabah
5. Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) P2P
12
BAB V
LOGISTIK
13
Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator kesehatan
lingkungan berkoordinasi dengan petugas barang dan dibahas dalam
pertemuan lokakarya mini puskesmas untuk mendapatkan persetujuan
Kepala Puskesmas. Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
kegiatan direncanakan oleh koordinator Program Pencegahan Penyakit
berkoordinasi dengan bendahara puskesmas dan dibahas dalam kegiatan
lokakarya mini puskesmas untuk selanjutnya dibuat perencanaan kegiatan
(POA- Plan Of Action).
14
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN
15
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
16
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
17
Arti mutu pelayanan kesehatan dari sudut pandang
a. pengertian mutu untuk pasien dan masyarakat
Mutu pelayanan merupakan suatu empati, respek dan tanggap akan
kebutuhannya, pelayanan harus sesuai dengan kebutuhan mereka, diberikan
dengan cara yang ramah pada waktu mereka berkunjung.
Kepuasan pasien adalah, suatu kenyataan yang sering di abaikan sebagai indikator
mutu, kepuasan pasien sering dipandang sebagai :
1. Suatu komponen yang penting dalam pelayanan kesehatan
2. Berkaitan dengan kesembuhan dari sakit atau luka
3. Hal ini berkaitan dengan konsekuensi dari pada sifat pelayanan kesehatan itu
sendiri
4. Berkaitan pula dengan sasaran dan outcome dari pelayanan
5. Dalam penilaian mutu dihubungkan dengan ketetapan pasien terhadap mutu atau
kebagusan pelayanan
6. Pengukuran penting yang mendasar bagi mutu pelayanan, karena memberikan
informasi dengan nilai dan harapan klien adalah mempunyai wewenang sendiri.
c. Untuk administrasi
1. Bagi puskesmas mutu dapat berarti memiliki tenaga profesional yang
bermutu dan cukup
2. Pelayanan medis yang baik
Pelayanan medis yang baik adalah praktek kedokteran (pengobatan) yang
rasional yang Berdasarkan ilmu pengetahuan.
18
BAB IX
PENUTUP
19