Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS MAKARTITAMA
Jln. Lintas Rawajitu Kampung Makartitama Kec. Gedung Aji Baru 085266064167
e-mail :pkmmakartitama00@gmail.com Kabupaten Tulang Bawang 34595

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PROGRAM HIV – AIDS DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL

A. PENDAHULUAN
Indonesia adalah salah satu Negara di Asia yang memiliki kerentanan HIV
akibat dampak perubahan ekonomi dan perubahan kehidupan sosial.Saat ini
epidemi AIDS di dunia sudah memasuki dekade ketiga,namun penyebaran infeksi
terus berlangsung yang menyebabkan Negara kehilangan sumber daya
dikarenakan masalah tersebut.Program HIV AIDS dikelola pemerintah dan
masyarakat merupakan kebijakan yang terpadu untuk mencegah penularan HIV dan
memperbaiki kualitas hidup orang dengan HIV .Berdasarkan Undang-undang
Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan bahwa setiap kegiatan dalam upaya
untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi
tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip non diskriminatif, pastisipatif dan
berkelanjutan.Peraturan Presiden No 75 Tahun 2006mengamanatkan perlunya
peningkatan upaya penanggulangan HIV dan AIDS di seluruh Indonesia.
Infeksi menular seksual ( IMS ) di Negara berkembang merupakan masalah
besar dalam bidang kesehatan masyarakat. Di Asia Tenggara terdapat hamper 50
juta IMS setiap tahun.IMS dapat menyebabkan individu menjadi rentan terhadap
infeksi HIV.IMS dalam populasi mrupakan faktor utamapendorong terjadinya
pandemik HIV .Di Negara berkembang proporsi infeksi baru HIV dalam populasi
IMS lebih tinggi pada awal dan pertengahan epidemi HIV. Penularan infeksi melalui
hubungan seksual diikuti dengan perilaku yang menempatkan individu dalam resiko
tertular HIV sepertiberganti-ganti pasangan seksual,pasangan beresiko tinggi,dan
tidak konsisten menggunakan kondom.Pencegahan terhadap IMS akan melindungi
diri tertular HIV.

B. LATAR BELAKANG
Strategi penanggulangan HIV AIDS ditujukan untuk mencegah dan
mengurangi resiko penularan HIV,meningkatkan kualitas hidup ODHA,serta
mengurangi dampak social dan ekonomi akibat HIV dan AIDS pada
individu,keluarga dan masyarakat agar individu dan masyarakat menjadi produktif
dan bermanfaat untuk pembangunan.Hal ini memerlukan peran aktif multipihak baik
pemerintah dan masyarakat termasuk mereka yang terinfeksi dan
terdampak,sehingga keseluruhan upaya penanggulangan HIV dan AIDS dapat
dilakukan dengan sebaik-baiknya,menyangkut area pencegahan,pengobatan,
mitigasi dampak dan pengembangan lingkungan yang kondusif.Untuk keberhasilan
program pencegahan dan pengobatan diperlukan peran aktif dari kelompok populasi
kunci yait : (1)Orang-orang yang beresiko tertular atau rawan tertular karena
perilaku seksual beresiko yang tidak terlindung,bertukar alat suntik tidak steril,(2)
Orang-orang yang rentan adalah orang yang karena pekerjaan,lingkungannya
rentan terhadap penularan HIV seperti buruh migrant,pengungsi dan kalangan
muda beresiko,dan ( 3 ) ODHA adalah orang yang sudah terinfeksi HIV.Epidemi HIV
merupakan masalah dan tantangan serius terhadap kesehatan masyarakat di
dunia.Pada tahun 2007 jumlah ODHA diseluruh duniadiperkirakan sudah mencapai
33,2 Juta 9 30,6-36,1 juta ).Setiap hari lebih 6800 orang terinfeksi HIV dan lebih dari
5700 meninggal karena AIDS,yang disebabkan terutama kurangnya akses terhadap
pelayanan pengobatan dan pencegahan HIV.
Seperti diketahui situasi epidemi HIV dan AIDS di Indonesia telah memasuki
epidemi terkonsentrasi.Berdasarkan hasil survey terpadu Biologis dan Perilaku
( STBP ) pada populasi kunci tahun 2007 dan 2011( Kemenkes 2007 dan 2011 )
menunjukkan bahwa prevalensi HIV pada pengguna Napza Suntik ( Penasun )
turun dari 52,4 % pada tahun 2007 menjadi 42,4 % tahun 2011.Prevalensi HIV pada
waria,wanita pekerja seks ( WPS ) tampak stabil atau sedikit berkurang dari 24,3 %
menjadi 23,2 % ( Waria ) dan 9,8% menjadi 9,3 % ( WPS ) dari 4 % menjadi 3
%.Namun demikian meningkatnya prevalensi HIV pada lelaki yang seks dengan
lelaki ( LSL )dari 5,3 % menjadi12,4 % dan pelanggan PS dari 0,1 % menjadi 0,7 %
meningkatkan kekhawatiran.Model matematik dari epidemic HIV di Indonesia
( Asian EpidemicModel ) menunjukkan proyeksi jumlah orang dengan HIV dan AIDS
( ODHA ) yang meningkat pesat sampai dengan tahun 2017 jika tidak dilakukan
percepatan upaya pencegahan dan pengobatan.Dalam menghadapi epidemi HIV
tersebut perlu dilakukan upaya pencegahandan penanggulangan HIV AIDS yang
lebih intensif,menyeluruh terpadu dan terkoordinasi untuk menghasilkan program
yang cakupannya tinggi efektif dan berkelanjutan.
Puskesmas makartitama sebagai salah satu Puskesmas Kabupaten Tulang
Bawang yang ikut serta aktif dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV
AIDS dengan mengadakan kegiatan berupa Klinik VCT dan IMS ,penyuluhan
tentang HIV AIDS dan IMS ke kelompok resiko tinggi dan kelompok yang rentan
tertular yang menjadi populasi kunci dalam keberhasilan penanggulanagn HIV AIDS
ini.

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


1. Tujuan Umum
Program HIV AIDS dan IMS di Puskesmas Ampenan adalah pencegahan dan
penanggulangan HIV AIDS dan IMS di Masyarakat.
2. Tujuan Khusus :
a. Menemukan kasus baru penderita HIV dan IMS
b. Mencegah penularan HIV dan
c. Meningkatkan pengetahuan Masyarakat,Kelompok resiko tinggi dan
kelompok rentan tertular HIV tentang HIV AIDS dan Penyakit Infeksi
Menular Seksual ( IMS )

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Dalam melaksanakan kegiatan Kegiatan program HIV/AIDS dan IMS Melakukan
kegiatan penanganan HIV IMS dalam gedung, Yaitu melakukan konseling,
penjaringan dengan tes HIV pada pasien TB, calon pengantin dan ibu hamil.
Kegiatan luar gedung yaitu: pennyuluhan pada kelompok resiko tinggi dan anak
sekolah

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Kegiatan penanganan HIV IMS di puskesmas ampenan dilaksanakan dengan
1. Pelayanan dalam gedung yang meliputi pemeriksaan HIV dan IMS secara
sukarela maupun tes inisiatif petugs kesehatan
2. Kolaborasi dengan lintas program dalam penemuan HIV ( kolaborasi pada
pemeriksaan ibu hamil,penderita TB dan Gizi buruk )
3. Pelayanan diluar gedung yang meliputi penyuluhan yang dilakukan pada
kelompok resiko tinggi,

F. SASARAN
Sasaran pelaksanaan kegiatan adalah kelompok yang beresiko tinggi maupun
masyarakat yang ingin memeriksakan status HIV nya.

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


JADWAL

NO KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Konseling dan Test √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Merujuk Pasien ke Layanan


2 PDP √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3 Penyuluhan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

4 Mobile VCT √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

5 Laporan Bulanan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

H. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan penangann HIV dan IMS di Puskesmas Makartitama dievaluasi oleh
penanggung jawab program kemudian dilaporkan ke penanggungjawab upaya
kesenatan masyarakat dan perorangan untuk dipaparkan lokakarya mini puskesmas
dbaik lokakarya mini bulanan maupun lokakarya mini lintas sektor.

I. PENCATATAN,PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Hasil kegiatan penanganan HIV dan IMS di puskesmas Makartitamadicatat dalam
registrasi dilaporkan dalam bentuk laporan bulanan dan aplikasi SIHA dan
dievaluasi dalam bentuk laporan tahunan mengetahui kepala puskesmas diteruskan
ke Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang.

Ditetapkan di : Makartitama

Pada tanggal : 05 Januari 2023


Mengetahui,
Program HIV Kepala Puskesmas Makartitama,

M. Solihin Dwi Handayani Pratiwi

Anda mungkin juga menyukai