Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

DINAS KESEHATAN

UPT PUSKESMAS JATI


Jl. Hayam Wuruk No. 2B Probolinggo Telp. (0335) 420792
PROBOLINGGO – 67217
E-mail : pusk_jati@yahoo.com

KERANGKA ACUAN PROGRAM

HIV – AIDS DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL

DI PUSKESMAS JATI

A. PENDAHULUAN
Masalah HIV/AIDS di Indonesia diyakini bagaikan fenomena gunung es
karena laporan resmi jumlah kasus tidak mencerminkan masalah yang
sebenarnya. Prediksi besar masalah HIV/AIDS tersebut didasarkan atas jumlah
penyalahgunaan narkotika suntik dan prostitusi yang tinggi. Keduanya
merupakan faktor utama yang berperan sangat besar dalam penyebaran dan
penularan HIV. Berbagai faktor risiko tersebut tidak hanya berkaitan dengan
pelayanan keseha-tan tetapi juga dengan masalah sosial ekonomi.
Permasalahan tersebut perlu diatasi dengan pendekatan pelayanan kesehatan
primer komprehensif yang langsung menyentuh akar permasalahan mencakup
masalah sosial ekonomi dan lingkungan kultural. Strategi tersebut dilakukan
melalui berbagai langkah yang bersifat menyeluruh, meliputi preventif, promotif,
kuratif dan rehabilitatif dengan partisipasi dan kerja sama yang luas yang
melibatkan berbagai sektordan organisasi non pemerintah dan masyarakat.
Beberapa langkah yang harus dilakukan meliputi edukasi dan promosi,
pelayanan kesehatan yang merata dan terjangkau. Selain itu yang juga tidak
kalah pentingnya adalah pengentasan kemiskinan melalui peningkatan
lapangan kerja dan kelibatan partisipasi masyarakat
Materi dasar dalam pelatihan konseling dan tes HIV akan
menggambarkan kebijakan Pemerintah RI dalam penanganan HIV dan
membantu peserta memahami arti dari epidemiologi. Program HIV AIDS
dikelola pemerintah dan masyarakat merupakan kebijakan yang terpadu untuk
mencegah penularan HIV dan memperbaiki kualitas hidup orang dengan HIV.
Berdasarkan Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan bahwa
setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan
prinsip non diskriminatif, partisipatif dan berkelanjutan. Peraturan Presiden No.
75 Tahun 2006 mengamanatkan perlunya peningkatan upaya penanggulangan
HIV dan AIDS di seluruh Indonesia.
Infeksi Menular Seksual (IMS) di negara berkembang merupakan
masalah besar dalam bidang kesehatan masyarakat. Di Asia Tenggara terdapat
hampir 50 juta IMS setiap tahun. IMS dapat menyebabkan individu menjadi
rentan terhadap infeksi HIV. IMS dalam populasi merupakan faktor utama
pendorong terjadinya pandemi HIV di negara berkembang. Proporsi infeksi baru
HIV dalam populasi IMS, lebih tinggi pada awal dan pertengahan epidemi HIV.
Penularan infeksi melalui hubungan seksual diikuti dengan perilaku yang
menempatkan individu dalam resiko tertular HIV, seperti berganti-ganti
pasangan seksual, pasangan beresiko tinggi, dan tidak konsisten
menggunakan kondom. Pencegahab terhadap IMS akan melindungi diri tertular
HIV.

B. LATAR BELAKANG
Strategi penanggulangan HIV-AIDS ditujukan untuk mencegah dan
mengurangi risiko penularan HIV, meningkatkan kualitas hidup ODHA, serta
mengurangi dampak sosial dan ekonomi akibat HIV dan AIDS pada individu,
keluarga dan masyarakat, agar individu dan masyarakat menjadi produktif dan
bermanfaat untuk pembangunan. Hal ini memerlukan peran aktif multipihak
baik pemerintah maupun masyarakat termasuk mereka yang terinfeksi dan
terdampak, sehingga keseluruhan upaya penanggulangan HIV dan AIDS dapat
dilakukan dengan sebaik-baiknya, yang menyangkut area pencegahan,
pengobatan, mitigasi dampak dan pengembangan lingkungan yang kondusif.
Untuk keberhasilan program pencegahan dan pengobatan diperlukan
peran aktif dari kelompok populasi kunci yaitu : (1) Orang-orang berisiko
tertular atau rawan tertular karena perilaku seksual berisiko yang tidak
terlindung, bertukar alat suntik tidak steril; (2) Orang-orang yang rentan adalah
orang yang karena pekerjaan, lingkungannya rentan terhadap penularan
HIV, seperti buruh migran, pengungsi dan kalangan muda berisiko; dan (3)
ODHA adalah orang yang sudah terinfeksi HIV. Epidemi HIV merupakan
masalah dan tantangan serius terhadap kesehatan masyarakat di dunia. Pada
tahun 2007 jumlah ODHA di seluruh dunia diperkirakan sudah mencapai 33.2
juta (30.6–36.1 juta). Setiap hari, lebih 6800 orang terinfeksi HIV dan lebih dari
5700 meninggal karena AIDS, yang disebabkan terutama kurangnya akses
terhadap pelayanan pengobatan dan pencegahan HIV. Seperti diketahui
situasi epidemi HIV dan AIDS di indonesia telah memasuki epidemi
terkonsentrasi. Berdasarkan hasil Survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP)
pada populasi kunci tahun 2007 dan 2011 (Kemenkes, 2007 dan 2011)
menunjukkan bahwa pravalensi HIV pada pengguna napza suntik (penasun)
turun dari 52,4% pada tahun 2007 menjadi 42,4% tahun 2011. Prevalensi HIV
pada waria, wanita pekerja seks langsung (WPSL) dan wanita pekerja seks
tidak langsung (WPSTL) tampak stabil atau sedikit berkurang, dari 24,3%
menjadi 23,2% (waria), dari 9,8% menjadi 9,3%(WPSL), dan 4% menjadi 3%
menjadi 3,1% (WPSTL). Namun demikian, meningkatnya prevalensi HIV pada
lelaki yang seks dengan lelaki (LSL) dari 5,3% menjadi 12,4% dan klieng WPS
dari 0,1% menjadi 0,7% meningkatkan kekhawatiran. Model matematik dari
epidemi HIV di Indonesia (Asian Epidemic Model) menunjukkan proyeksi jumlah
orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) yang meningkat pesat sampai dengan
tahun 2016 jika tidak dilakukan percepatan upaya pencegahan dan
pengobatan. Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemkes RI
melaporkan sejak pertama kali terdeteksi di Indonesia pada 1987, kasus HIV-
AIDS secara akumulatif hingga Maret 2018 lalu jumlahnya mencapai 291.129
kasus HIV dan 106.965 kasus AIDS. Kasus-kasus tersebut dilaporkan oleh 421
kabupaten dan kota. Itu berarti 82 persen dari total 514 kabupaten dan kota di
seluruh Indonesia. Dalam menghadapi epidemi HIV tersebut perlu
dilakukan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS yang
lebih intensif, menyeluruh, terpadu dan terkoordinasi, untuk menghasilkan
program yang cakupannya tinggi, efektif dan berkelanjutan.
Puskesmas Jati bagai salah satu Puskesmas di Kota probolinggo ikut
serta dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS dengan
mengadakan kegiatan berupa klinik VCT dan IMS, penyuluhan tentang HIV-
AIDS dan IMS ke kelompok resiko tinggi dan kelompok yang rentan tertular
HIV yang menjadi populasi kunci dalam keberhasilan penanggulangan
HIV-AIDS ini.

C. TUJUAN
1. Tujuan umum
Program HIV AIDS dan IMS di Puskesmas JATI adalah pencegahan dan
penanggulangan HIV- AIDS dan IMS di masyarakat.
2. Tujuan khusus
Program HIV- AIDS dan IMS di Puskesmas JATI adalah :
- Menemukan kasus baru penderita HIV dan IMS
- Mencegah penularan HIV dan IMS
- Meningkatkan pengetahuan kelompok resiko tinggi dan kelompok
rentan tertular HIV tentang HIV – AIDS dan Penyakit Infeksi Menular
Seksual (IMS).

D. KEGIATAN
1. Kegiatan Program HIV AIDS dan IMS pada penyelenggaran UKP :
- Melakukan Test HIV atas Inisiasi Petugas Kesehatan (PITC) pasien yang
berkunjung kelayanan klinis Puskesmas Jati
- Melakukan Konseling dan Test HIV sukarela (VCT) maupun konseling
IMS baik rujukan dari dalam gedung maupun luar gedung Puskesmas Jati
- Pemeriksaan diagnosis HIV dan IMS
- Melakukan rujukan pasien dengan HIV positive kelayanan PDP dan
pendamping (atas izin pasien)
2. Kegiatan Program HIV AIDS dan IMS pada Penyelenggaraan UKM :
- Pelaksanaan kegiatan berupa penyuluhan kepada kelompok resiko tinggi
dan rentan tertular HIV tentang masalah HIV-AIDS dan penyakit IMS
- Pelaksanaan kegiatan berupa penyuluhan kepada kelompok anak sekolah
tentang HIV/AIDS dan penyakit IMS
- Penjaringan dan skreening HIV luar gedung pada pasien TB dan Ibu
Hamil dan warga binaan Lapas.
E. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Kegiatan Program HIV AIDS dan IMS pada penyelenggaran UKP:
a. Syarat
 Membawa dokumen administrasi yang diperlukan
 Pengguna layanan BPJS harus membawa kartu BPJS
 Pengguna layanan umum harus membawa KTP, Kartu Keluarga
 Setiap klien akan dipanggil sesuai nomor antrian untuk mendaftar di
loket
 Setiap klien menunggu diruang tunggu untuk dipanggil sesuai dengan
urutan rekam medik
b. Waktu
Senin – Kamis & Sabtu : 08.00 – 12.00
Jumat : 08.00 – 11.00
c. Prosedur pelayanan
1) Datang sendiri atau diantar oleh pejangkau (MK)
2) Membawa rujukan bila dirujuk oleh fasilitas kesehatan lain
3) Membawa persyaratan dokumen administrasi
4) Melalui alur pendaftran
d. Produk / hasil pelayanan yang akan diterima klien :
1) Pelayanan medis
2) Resep obat
3) Surat pengantar pemeriksaan laboratorium
4) Mengetahui hasil pemeriksan laboratorium
5) Surat rujukan
6) Konseling pratest dan postest
e. Kompetensi petugas
 Konselor VCT yang terlatih sebanyak 2 orang
f. Sarana dan Prasarana
1) ruang tunggu
2) ruang konseling
3) alat diagnostik
4) media informasi
g. Pelayanan informasi
Klien mendapat informasi mengenai :
1) Penyakit yang diderita
2) Tindakan medis yang akan dilakukan
3) Kemungkinan efek samping obat dan tindakan serta cara
mengatasinya
2. Kegiatan Program HIV AIDS dan IMS pada Penyelenggaraan UKM :
a. Penyuluhan HIV AIDS dan IMS sesuai dengan kegiatan pada
perencanaan BOK.
b. Penyuluhan HIV AIDS dan IMS di luar gedung maupun di dalam gedung
dengan mengundang kader kesehatan maupun kelompok resiko tinggi
dan rentan tertular HIV-AIDS dan penyakit IMS
c. Penjaringan dan skreening HIV luar gedung pada pasien TB, Ibu Hamil
dan warga binaan Lapas.

F. SASARAN KEGIATAN
1. Konseling dan test terutama pada
a. Semua yang termasuk dalam kelompok resiko tinggi dan rentan tertular
HIV-AIDS dan penyakit Infeksi Menular seksual (IMS), yaitu wanita
penjaja seks (WPS), Lelaki Beresiko Tinggi (LBT), pengguna nafza suntik,
waria, LSL dan pasangan beresiko tinggi
b. Klien yang berkunjung ke Puskesmas Jati yang menunjukan adanya
gejala IMS dan Infeksi Opportunistik (IO) HIV-AIDS
c. Semua ibu hamil baik yang berkunjung ke Puskesmas Jati, Pustu
maupun rujukan dari fasilitas kesehatan lain
d. Pasien TB paru
e. Siswa SMP/SMA atau sederajat di lingkungan wilayah kerja.
2. Melakukan rujukan pasien dengan HIV positive kelayanan PDP untuk
mendapatakan terapi ARV sebesar 100%
3. Penyuluhan HIV-AIDS dan IMS dilakukan minimal 2 kali dalam 1 tahun
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Jadwal
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Konseling dan Test √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 Merujuk pasien ke layanan PDP
3 Penyuluhan √ √ √
4 Skrining HIV di Lapas √

5 Laporan Bulanan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Evaluasi pelaksanaan kegiatan program akan dievaluasi langsung untuk
melihat kesesuaian antara rencana kegiatan dan realisasinya.

I. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN


1. PENCATATAN
a. Kegiatan program pada penyelenggaraan UKP akan dicatat pada
format pencatatan harian kemudian akan direkap pada akhir bulan
b. Kegiatan program pada penyelenggaraan UKM akan didokumentasikan
pada notulen kegiatan dan laporan monev, serta dievaluasi pada kegiatan
Mini-lokakarya Puskesmas.
2. PELAPORAN
Laporan bulanan program, laporan penyuluhan akan dilaporkan
kepada kepala Puskesmas dan penanggungjawab program.
3. EVALUASI KEGIATAN
1. Program akan dievaluasi oleh Tim Mutu Puskesmas 3 bulan sekali.
2. Program akan dievaluasi oleh Kepala Puskesmas dan Penanggungjawab
program secara langsung setelah kegiatan dilaksanakan.
Penanggung Jawab UKM Probolinggo, Januari 2020
Esensial Pelaksana Program HIV

dr. Anik Rosyidah Lia Wurya Sari, Amd. Kep


NIP.19760606 201001 2 015 NIP. 19850915 201902 2 001

Mengetahui

Plt. Kepala UPT Puskesmas Jati

drg. Endah Ayu Lestari


NIP. 19790536 200903 2 002

Anda mungkin juga menyukai