Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI LAUT

DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KB


UPTD KESEHATAN MATANGA
SULAWESI TENGAH
Alamat : Desa Matanga Kec. Banggai Selatan. Kode Pos 94832
Email : puskesmasmatanga@yahoo.com

KERANGKA ACUAN PENYULUHAN SEKS BEBAS DAN DAMPAK BAGI


KESPRO PADA SISWA SMP DAN SMA SEDERAJAT
UPTD KESEHATAN MATANGA
TAHUN ANGGARAN 2018
1.PENDAHULUAN
Seks bebas adalah bebas hubungan seksual yang di lakukan di luar
ikatan pernikahan,baik suka sama suka atau dalam dunia prostitusi.
Seks bebas bukan hanya di lakukan oleh kaum remaja bahkan yang telah
berumah tangga pun sering melakukan dengan orang bukan
pasangannya.biasanya di lakukan dengan alasan mencari variasi seks atau
pun sensasi seks untuk mengatasi kejenuhan.
II.LATAR BELAKANG
Masa remaja merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa, yang di sertai dengan berbagai perubahan baik
secara fisik maupun ,psikis, maupun secara social. Remaja pada masa
peralihan tersebut kemungkinan besar mengalami masa krisis, yang ditandai
dengan kecenderungan dengan munculnya perilaku menyimpang. Kondisi
tersebut apabila didukung oleh lingkungan yang kurang kondusif dan sifat
kepribadian yang kurang baik akan menjadi pemicu timbulnya berbagai
penyimpangan perilaku dan perbuatan-perbuatan negative yang melanggar
aturan dan norma yang ada dimasyarakat.
Adanya kemudahan dalam melakukan berbagai macam informasi
termasuk informasi yang berkaitan dengan masalah seks, merupakan salah
satu factor yang bias menjadikan sebagian besar remaja terjabak dalam
perilaku seks yang tidak sehat. Berbagai informasi bisa diakses oleh para
remaja melalui internet atau majalah yang disajikan baik secara jelas dan
secarah mentah yaitu hanya mengajarkan cara-cara seks tanpa ada
penjelasan mengenai perilaku seks yang sehat dan dampak seks yang
beresiko, misalnya penyakit yang diakibatkan oleh perilaku seks yang tidak
sehat.
III.TUJUAN
Tujuan umum :
Meningkatkan pengetahuan tentang seks bebas pada remaja di sekolah
menengah pertama maupun sekolah menengah atas.
Tujuan Khusus :
1.Memberikan pandangan tentang dampak negatif dari sikap perilaku seks
bebas terhadap kesehatan reproduksi remaja di sekolah menengah pertama
maupun sekolah menengah atas.
IV.KEGITAN POKOK DAN RINCIAN
Penyuluhan dilasakan dengan Cara CTJ,materi penyuluhan seks bebas dan
dampak bagi kespro
V.CARA MELAKSAKAN KEGIATAN
1.penyuluhan dilaksakan dengan cara CTJ dan Diskusi
2.pembagian leafleat pda saat penyuluhan
VI.SASARAN
SMP/SMA sederajat
VII.JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Dilaksanakan pada tanggal 13-14 Maret 2018
VIII. EVALUASI PELAKSANAAN DAN PELAPORAN
Evaluasi dan pelaporan di lakukan setelah pelaksanaan seluruh sekolah SMP
DAN SMA sederjat selesai dilakukan penyuluhan dan di laporkan kepada
kepala puskesmas
IX. PENCATATAN, PELAPORAN EVALUASI DAN KEGIATAN
1. Pencatatan hasil kegiatan dilakukan sesaat setiap selesai pelaksanaan
2. Merekap hasil kegiatan penyuluhan setelah selesai keseluruhan pelaksanaan
penyuluhan pada anak SMP DAN SMA sederajat
3. Setelah satu minggu melaporkan hasil kegiatan kepada kepala puskesmas
MATERI
1. Seks babas dan dampak bagi kesehatan reproduksi
METODE
Proses kegiatan sebagai berikut:
1. Input:
a. Peserta
b. Materi
c. Perangkat pesentasi
2. Proses:
a. Presentase dan diskusi
3. Output
a. Tersampainya materi seks bebas dan dampak bagi kesehatan reproduksi
PESERTA
Peseta penyuluhan berasal dari siswa sekolah SMP dan SMA sederajat di
wilayah kerja UPTD kesehatan Matanga
WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Penyuluhan akan dilaksanakan pada:
Tanggal : 13-14 Maret 2018
Tempat : Sekolah SMP dan SMA sederajat diwilayah Kerja UPTD kesehatan
Matanga
Waktu : 08.00 sampai selesai
BIAYA
Kegiatan ini terselengara dengan biaya bersumber dari dana bantuan
operasional Kesehatan (BOK) TA.2018
PENUTUP
Demikian kerangka acuan pertemuan kiranya dapat dipakai sebagai pedoman
dan apabila ada hal-hal teknis yang belum termuat akan dilengkapi pada saat
kegiatan.

Matanga 12 Oktober 2018


Kepala UPTD Puskesmas Matanga

SUHURDIN A. LABANA SH
Nip: 19731022 199702 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI LAUT
DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KB
UPTD KESEHATAN MATANGA
SULAWESI TENGAH
Alamat : Desa Matanga Kec. Banggai Selatan. Kode Pos 94832
Email : puskesmasmatanga@yahoo.com

KERANGKA ACUAN PELACAKAN HIV PADA MASYARAKAT


UPTD KESEHATAN MATANGA
TAHUN ANGGARAN 2017

A. PENDAHULUAN
Indonesia adalah salah satu Negara di Asiayang memiliki kerentanan HIV akibat dampak
perubahan ekonomi dan perubahan kehidupan social.Saat ini epidemi AIDs di dunia sudah memasuki
decade ketiga,namun penyebaran infeksi terus berlangsung yang menyebabkan Negara kehilangan
sumber daya dikarenakan masalah tersebut.Program HIV AIDS dikelola pemerintah dan masyarakat
merupakan kebijakan yang terpadu untuk mencegah penularan HIV dan memperbaiki kualitas hidup
orang dengan HIV .Berdasarkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan bahwa setiap
kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakatyang setinggi
tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip non diskriminatif,pastisipatif dan berkelanjutan.Peraturan
Presiden No 75 Tahun 2006mengamanatkan perlunya peningkatan upaya penanggulangan HIV dan AIDS
di seluruh Indonesia.
Infeksi menular seksual ( IMS ) di Negara berkembang merupakan masalah besar dalam bidang
kesehatan masyarakat.Di Asia Tenggara terdapat hamper 50 juta IMS setiap tahun.IMS dapat
menyebabkan individu menjadi rentan terhadap infeksi HIV.IMS dalam populasi mrupakan faktor
utamapendorong terjadinya pandemik HIV .Di Negara berkembang proporsi infeksi baru HIV dalam
populasi IMS lebih tinggi pada awal dan pertengahan epidemi HIV.Penularan infeksi melalui hubungan
seksual diikuti dengan perilaku yang menempatkan individu dalam resiko tertular HIV sepertiberganti-
ganti pasangan seksual,pasangan beresiko tinggi,dan tidak konsisten menggunakan kondom.Pencegahan
terhadap IMS akan melindungi diri tertular HIV.
B. LATAR BELAKANG
Strategi penanggulangan HIV AIDS ditujukan untuk mencegah dan mengurangi resiko penularan
HIV,meningkatkan kualitas hidup ODHA,serta mengurangi dampak social dan ekonomi akibat HIV dan
AIDS pada individu,keluarga dan masyarakat agar individu dan masyarakat menjadi produktif dan
bermanfaat untuk pembangunan.Hal ini memerlukan peran aktif multipihak baik pemerintah dan
masyarakat termasuk mereka yang terinfeksi dan terdampak,sehingga keseluruhan upaya penanggulangan
HIV dan AIDS dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya,menyangkut area pencegahan,pengobatan,mitigasi
dampak dan pengembangan lingkungan yang kondusif.Untuk keberhasilan program pencegahan dan
pengobatan diperlukan peran aktif dari kelompok populasi kunci yait : (1)Orang-orang yang beresiko
tertular atau rawan tertular karena perilaku seksual beresiko yang tidak terlindung,bertukar alat suntik
tidak steril,(2) Orang-orang yang rentan adalah orang yang karena pekerjaan,lingkungannya rentan
terhadap penularan HIV seperti buruh migrant,pengungsi dan kalangan muda beresiko,dan ( 3 ) ODHA
adalah orang yang sudah terinfeksi HIV.Epidemi HIV merupakan masalah dan tantangan serius terhadap
kesehatan masyarakat di dunia.Pada tahun 2007 jumlah ODHA diseluruh duniadiperkirakan sudah
mencapai 33,2 Juta 9 30,6-36,1 juta ).Setiap hari lebih 6800 orang terinfeksi HIV dan lebih dari 5700
meninggal karena AIDS,yang disebabkan terutama kurangnya akses terhadap pelayanan pengobatan dan
pencegahan HIV.
Seperti diketahui situasi epidemi HIV dan AIDS di Indonesia telah memasuki epidemi
terkonsentrasi.Berdasarkan hasil survey terpadu Biologis dan Perilaku ( STBP ) pada populasi kunci
tahun 2007 dan 2011( Kemenkes 2007 dan 2011 ) menunjukkan bahwa prevalensi HIV pada pengguna
Napza Suntik ( Penasun ) turun dari 52,4 % pada tahun 2007 menjadi 42,4 % tahun 2011.Prevalensi HIV
pada waria,wanita pekerja seks ( WPS ) tampak stabil atau sedikit berkurang dari 24,3 % menjadi 23,2 %
( Waria ) dan 9,8% menjadi 9,3 % ( WPS ) dari 4 % menjadi 3 %.Namun demikian meningkatnya
prevalensi HIV pada lelaki yang seks dengan lelaki ( LSL )dari 5,3 % menjadi12,4 % dan pelanggan PS
dari 0,1 % menjadi 0,7 % meningkatkan kekhawatiran.Model matematik dari epidemic HIV di Indonesia
( Asian EpidemicModel ) menunjukkan proyeksi jumlah orang dengan HIV dan AIDS ( ODHA ) yang
meningkat pesat sampai dengan tahun 2017 jika tidak dilakukan percepatan upaya pencegahan dan
pengobatan.Dalam menghadapi epidemi HIV tersebut perlu dilakukan upaya pencegahandan
penanggulangan HIV AIDS yang lebih intensif,menyeluruh terpadu dan terkoordinasi untuk
menghasilkan program yang cakupannya tinggi efektif dan berkelanjutan.
Puskesmas Ampenan sebagai salah satu Puskesmas di Kota Mataram ikut serta aktif dalam upaya
pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS dengan mengadakan kegiatan berupa Klinik VCT dan IMS
,penyuluhan tentang HIV AIDS dan IMS ke kelompok resiko tinggi dan kelompok yang rentan tertular
yang menjadi populasi kunci dalam keberhasilan penanggulanagn HIV AIDS ini.
C. TUJUAN

1.TujuanUmum
Program HIV AIDS dan IMS di Puskesmas Matanga adalah pencegahan dan penanggulangan
HIV AIDS dan IMS di Masyarakat.
2.Tujuankhusus :
a. Menemukan kasus baru penderita HIV dan IMS
b. Mencegah penularan HIV dan
c. Meningkatkan pengetahuan Masyarakat,Kelompok resiko tinggi dan kelompok rentan tertular HIV
tentang HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual ( IMS )
D. PELAKSANAAN
Dilaksanakan satu hari kunjungan
Hari : Kamis
Tanggal : 16 Novenber 2017
Tempat : Desa Kalapa Lima
E.MEKANISME
Melakukan pelacakan Kasus HIV/AIDS dan IMS

F.PEMBIAYAAN

Kegiatan ini terselengara dengan biaya bersumber dari dana bantuan operasional Kesehatan
(BOK) TA.2017

G.PELAPORAN
Dilaporkan saat seluruh Kegitan telah Dilaksanakan
H.PENAGGUNG JAWAB
Pemegang Program HIV /AIDS

Matanga 16 november 2017


Kepala UPTD Puskesmas Matanga

SUHURDIN A. LABANA SH
Nip: 19731022 199702 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI LAUT
DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KB
UPTD KESEHATAN MATANGA
SULAWESI TENGAH
Alamat : Desa Matanga Kec. Banggai Selatan. Kode Pos 94832
Email : puskesmasmatanga@yahoo.com

KERANGKA ACUAN PENYULUHAN HIV/AIDS DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL


DI WILAYAH KERJA
UPTD KESEHATAN MATANGA
TAHUN ANGGARAN 2017
I. LATAR BELAKANG
Strategi penanggulangan HIV/AIDS ditujukan untuk mencegah dan mengurangi resiko penularan
HIV,meningkatkan Kualitas Hidup ODHA,serta mengurangi dampak social dan ekonomi akibat HIV dan
AIDS pada INdvidu,keluarga dan masyarakat,agar individu dan masyarakt menjdi produktif dan
bermanfaat untu pembangunan. Hal ini, memerlukan peran aktif multi pihak baik pemerintah maupun
madyarakt termasuk mereka yang terinfeksi dan terdampak, sehingga keslurahan upaya penanggulanagan
HIV dan AIDS dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya yang menyangkut area pencegahan,
pengobatan,mitigasi dampak dan pengembangan lingkungan yang kondusif.

Untuk keberhasilan program pencegahan dan pengobatan diprlukan peran aktif dari kelompok
populasi kunci yaitu :
1.Orang-orang beresiko tertular atau rawan tertular karena perilaku seksual beresiko yang tdak terlindung
bertukar alat suntik yang tidak steril.
2.Orang-orang yang rentan adalah karena pekerjaan,lingkungannya rentan terhadap penularan HIV,seperti
Buruh migran pengungsi dan kalanagan muda beresiko,dan
3.ODHA adalah orang sudah terinfeksi penyakit HIV
Seperti diketahui situasi epidemic HIV dan AIDS diindonesia telah memasuki epidemi
terkosentras.berdasarkan hasil surveyLans terpadu HIV dan perilaku (STHP) populasi
kunci,2017.menunjukkan prepalensi HIV pada populasi kunci : Wanita Pekerja Seks Langsung 10,4%
BPS tdak Langsung 4,6%.Waria 24,4% pelanggan WPS 0,8% leleki seks dengan lelaki (LSL) 5,2%
pengguna Naza Suntik 52,4%.di propinsi papua dan papua batrat terdapat pergerakan kearah geralized
epidemic dengan prepalensi HIV sebesar 2,4% pada penduduk 15-59 thun (STHP),penduduk papua 2017.
Dalam menghadapi epidemic HIV tersebut perlu dilakukan upaya penanggulangan HIV dan
AIDS.yang lebih intensif menyeluruh,terpadu dan terkoordinasi,untuk menghasilkan program yang
cakupannya tinggi,efektif dan berkelanjutan.
Rumah sakit Dian Harapan sebagai salah satu rumah sakit rujukan bagi orang dengan HIV dan
AIDS.(sk menkes no.760/menkes/sk/XI/2007 tentang penetapan lanjutan rumah sakit pencegahan dan
penanggulangan HIV/AIDS dengan mengadakan kegiatan penyuluhan tentang HIV/AIDS dan IMS
kelompok resko tinggi dan kelompok yang rentan tertular HIV/AIDS yang menjadi populasi kunci dalam
keberhasilan penanggulangan HIV/AIDS ini.
II. MAKSUD DAN TUJUAN
A.MAKSUD KEGIATAN
Maksud kegiatan penyuluhan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan kelompok resiko tinggi
dan kelompok rentan tertular HIV tentang HIV/AIDS dan penyakit infeksi menular seksual (IMS)
B.TUJUAN KEGIATAN
Tujuan kegiatan ini adalah dengan meninglatkan pengetahuan tentang HIV /AIDS dan IMS ,
kelompok resiko tinggi dan kelompok rentan tertular HIV Dadap membagikan dan menyebarkan
pengetahuan ini pada anggota kelompok yang lain. Sehingga populasi kunci ini secara langsung dapat
ikut berperan secara aktif dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS.
III. RINCIAN KEGIATAN
A. Uraian Kegiatan
Pelasanaan kegiatan berupa penyuluhan kepada kelompok resiko tinggi dan rentan tertular HIV tentang
masalah HIV/AIDS dan penyakit IMS

B. Kriteria Peserta
Peserta yang hadir adalah yang termasuk dalam kelompok resiko tiggi dan rentan tertular HIV/AIDS dan
penyakit IMS yaitu ibu yang datang ke posyandu
C. Jumlah peserta
Jumlah peserta keseluruhan yang akan hadir diperkirakan 20 Orang.
D. Waktu dan Tempat Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan sebanayak 1x (kali) masing-masing kegiatan diadakan selama 1 (satu) hari
yaitu pada kegiatan atau bersamaan dengan jadwal posyandu.
E. Peserta Kegiatan
Peserta kegiatan adalah para ibu yang datang ke posyandu.
F. Metode Kegiatan dan Jadwal Acara
Metode Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode-metode sebagai berikut :
1.Paparan Materi Penyuluhan dari NaraSumber
2.Tanya Jawab.

Matanga 07 november 2017


Kepala UPTD Puskesmas Matanga

SUHURDIN A. LABANA SH
Nip: 19731022 199702 1 001

Anda mungkin juga menyukai