Anda di halaman 1dari 12

CEK KESEHATAN BERKALA, CARA CERDAS JAUHKANMU

DARI PENYAKIT TIDAK MENULAR

KENAPA HARUS MELAKUKAN PERIKSA SECARA BERKALA?

Karya Ini Disusun untuk


LOMBA SMART ARTICLE
SMART EXHIBITION 2019

Oleh :

Fitrianingsih Marlina (P17336117429)


Salsabila Alda Rizma (P17336117402)
Iis Wasiatul Muznah (P17336117419)

POLTEKKES KEMENKES BANDUNG


KOTA BANDUNG
TAHUN 2019
CEK KESEHATAN BERKALA, CARA CERDAS JAUHKANMU
DARI PENYAKIT TIDAK MENULAR
Oleh :
Fitrianingsih Marlina (P17336117429)
Salsabila Alda Rizma (P17336117402)
Iis Wasiatul Muznah (P17336117419)

D IV PROMOSI KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANDUNG
BANDUNG 2019

ABSTRAK

Penyakit Tidak Menular (PTM) di Indonesia setiap tahunnya semakin meningkat.


Masalah kesehatan tersebut menjadi ancaman bagi kelangsungan dan kesejateraan
masyarakat. Solusi untuk menurunkan angka PTM di Indonesia adalah melalui cek
kesehatan secara berkala. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari cek kesehatan secara
berkala. Misalnya, mengetahui secara dini gejala penyakit PTM dan pencegahan PTM.
Namun, banyak masyarakat yang belum tahu pentingnya melakukan cek kesehatan secara
berkala dan masih menganggap bahwa melakukan cek kesehatan memerlukan biaya yang
cukup mahal dan hanya dilakukan saat tubuh terserang penyakit. Meningkatkan
pengetahuan mengenai pentingnya cek kesehatan secara berkala sangat penting. Hal
tersebut sebagai langkah awal untuk menyadarkan masyarakat agar lebih tahu, mau dan
mampu melakukan cek kesehatan secara berkala dan dengan ditunjang fasilitas yang
mendukung dapat mempermudah masyarakat untuk melakukan cek kesehatan. Cek
kesehatan tersebut dapat dilakukan di POSBINDU PTM, sebagai salah satu program
pemerintah untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh
Penyakit Tidak Menular. Program tersebut menjadi sebuah solusi bagi masyarakat yang
terkendala oleh akses menuju fasilitas kesehatan dan biaya yang cukup mahal. Selain
POSBINDU PTM, kader kesehatan dapat memperkenalkan program GERMAS (Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat) kepada masyarakat sebagai salah satu upaya pencegahan PTM.

Kata Kunci : Penyakit Tidak Menular (PTM), Cek Kesehatan, POSBINDU PTM,
GERMAS
CEK KESEHATAN SECARA BERKALA, CARA CERDAS
JAUHKANMU DARI PENYAKIT TIDAK MENULAR

PENDAHULUAN

Siapa bilang cek kesehatan itu mahal? Perlu kita ketahui untuk melakukan
cek kesehatan itu mudah, murah dan manfaatnya mewah. Banyak orang yang
menganggap bahwa cek kesehatan ini suatu hal yang hanya bisa dilakukan oleh
orang–orang yang terkena penyakit. Sebenarnya, pemikiran semacam itu sudah
menjadi hal yang umum di kalangan masyarakat. Namun, belum banyak
masyarakat yang mengetahui tentang perubahan paradigma sakit menjadi
paradigma sehat yang sedang di usung oleh pemerintah saat ini.
Coba sekarang kita bayangkan, lebih memilih melakukan pencegahan
penyakit dengan meluangkan sedikit waktu ditengah kesibukan yang sedang kita
jalani, atau merelakan semua waktu berharga kita di masa yang akan datang ketika
penyakit telah menyerang tubuh kita. Ditambah lagi, biaya pengobatan yang
semakin hari semakin melambung tinggi. Di mana hal itu akan mempengaruhi
produktivitas dan kualitas hidup seseorang.
Beberapa orang masih menganggap, bahwa cek kesehatan adalah sesuatu
hal yang menakutkan untuk dilakukan. Seperti munculnya rasa khawatir, karena
menerima hasil dari pemeriksaan kesehatan yang tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan. Permasalahan tersebut menjadi suatu hal yang perlu untuk di atasi
melalui edukasi tentang pentingnya cek kesehatan secara berkala.
Cek kesehatan secara berkala bisa dilakukan melalui Pos Binaan Terpadu
Penyakit Tidak Menular (POSBINDU PTM). POSBINDU PTM bisa kita
temukan di setiap sudut daerah, selain itu biaya yang dikeluarkan saat mengikuti
POSBINDU PTM tidak mahal bahkan gratis. Dimulai dari kalangan remaja
hingga lansia (lanjut usia) bisa mengikutinya, namun masih banyak yang
menganggap program tersebut hanya diikuti oleh lansia. Maka dari itu, perlunya
peran pemuda yang peduli terhadap kesehatan dalam mempromosikan tentang
pentingnya melakukan cek kesehatan berkala yang bisa dilakukan di POSBINDU
PTM.

METODE PENULISAN

Artikel ini ditulis dengan menggunakan pendekatan deskriptif untuk menyajikan


gambaran lengkap mengenai pandangan masyarkat terhadap cek kesehatan secara
berkala.
Pengumpulan Informasi. Informasi yang digunakan dalam penulisan artikel
ilmiah merupakan data sekunder yang diambil dari berbagai hasil jurnal penelitian dan
buku yang berkaitan dengan cek kesehatan secara berkala.
Teknik Analisis. Penulis menggunakan teknik design thinking, yakni penulisan
yang diawali dengan studi sederhana dengan cara mengamati perilaku masyarakat dalam
melakukan cek kesehatan secara berkala.

Kerangka Berpikir

orang sehat cek kesehatan kualitas hidup


secara berkala meningkat

Implementasi Gagasan. Cara cerdas untuk mencegah penyakit tidak menular


bisa dilakukan dengan cara cek kesehatan secara berkala di POSBINDU PTM. Selain
mudah di jangkau dan tidak di pungut biaya, POSBINDU PTM sebagai wadah untuk
memberdayakan kader kesehatan serta masyarakat agar lebih peduli terhadap
kesehatannya. Jika di wilayah tertentu tidak ada POSBINDU dapat dilakukan refreshing
kader, dengan dibantu oleh petugas kesehatan setempat. Refreshing kader yang dimaksud
adalah perekrutan kader kesehatan khusus POSBINDU PTM. Selain POSBINDU PTM,
kader kesehatan dapat memperkenalkan program GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat) kepada masyarakat sebagai salah satu upaya pencegahan PTM.
PEMBAHASAN
Penyakit Tidak Menular (PTM). Merupakan penyakit yang tengah menjadi
perhatian dalam dunia kesehatan, setelah mengalami transisi epidemiologi dari penyakit
menular (PM) menjadi penyakit tidak menular (PTM). Menurut WHO, diperkirakan
prevalensi penyakit tidak menular akan terus meningkat dan pada tahun 2030, diprediksi
akan ada 52 juta jiwa kematian pertahun akibat penyakit tidak menular.
Tingginya penyakit tidak menular di Indonesia, menjadi tantangan yang harus
dihadapi saat ini dalam pembangunan dunia kesehatan. Menurut Data RISKESDAS 2018,
bahwa penyakit tidak menular mengalami peningkatan dari tahun 2013 sampai 2018.
Prevalensi kanker meningkat dari (1,4%) menjadi (1,8%), prevalensi stroke meningkat
dari (7%) menjadi (10,9%), dan penyakit ginjal kronik meningkat dari (2%) menjadi
(3,8%). Berdasarkan pemeriksaan gula darah, diabetes mellitus meningkat dari (6,9%)
menjadi (8,5%) dan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi meningkat dari (25,8%)
menjadi (34,1%).
Kenaikan prevalensi PTM tersebut, berhubungan dengan perilaku masyarakat
yang kurang mengetahui pentingnya gaya hidup sehat, terutama dalam melakukan cek
kesehatan secara berkala dalam upaya pencegahan PTM. Pentingnya pengetahuan tentang
melakukan cek kesehatan secara berkala terhadap penyakit tidak menular memiliki
hubungan yang cukup erat.
Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang cek kesehatan secara berkala
adalah jawaban terhadap masalah tersebut. Melalui program promosi kesehatan, yaitu
pemberian informasi oleh kader atau tenaga kesehatan tentang cek kesehatan secara
berkala dalam melakukan upaya pencegahan terhadap penyakit tidak menular, akan
membantu masyarakat lebih mengetahui tentang pentingnya melakukan cek kesehatan
secara berkala. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 tentang
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Dalam rangka mempercepat dan mensinergiskan
tindakan dari upaya promotif dan preventif hidup sehat yang lebih sistematis guna
meningkatkan produktivitas penduduk dan menurunkan beban pembiayaan pelayanan
kesehatan akibat penyakit. Hal ini semakin memperkuat bahwa cek kesehatan secara
berkala akan membantu meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
Indonesia.
Menurut Slameto (2009), pengetahuan merupakan suatu hasil dari proses
pembelajaran seseorang terhadap sesuatu, baik dari yang di dengar maupun dilihat serta
dapat diperoleh dari pengalaman individu maupun pengalaman orang lain. Semakin
tinggi pengetahuan seseorang, maka akan semakin menyadari tentang kebutuhan dan
termotivasi untuk berkunjung ke pusat-pusat pelayanan kesehatan sebagai tempat berobat
bagi dirinya dan keluarga.

Prevalensi Penyakit Tidak Menular pada


Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
di Kota Bandung
Tahun 2013-2015
28
27 26.98
26
25 25.35
24
23 23.21
22
21
2013 2014 2015

Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa prevalensi penyakit tidak menular


pada fasilitas kesehatan tingkat pertama di Kota Bandung Tahun 2013-2015 mengalami
penurunan sebesar 2,14% di tahun 2013-2014 dan mengalami kenaikan sebesar 3,77% di
tahun 2014-2015.
Program pengendalian PTM secara global mengacu pada Global Action Plan For
the Prevention and Control of Noncommunicable Disease dari WHO. Sedangkan, untuk
acuan dalam proses implementasinya, WHO telah merancang Package of Essential
Noncommunicable (PEN) Disease Interventions for Primary Health Care in Low-
Resource Settings, dimana PEN bertumpu pada layanan kesehatan tingkat pertama serta
mempertimbangkan fakta bahwa mayoritas PTM terjadi di negara berpendapatan rendah
dan menengah yang memiliki keterbatasan masing-masing.
Di Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan RI telah merancang “Pedoman
Teknis Penyelenggaraan Pengendalian Penyakit Tidak Menular di Puskesmas”, yang
dirancang mengikuti arahan dari panduan WHO. Layanan kesehatan primer berperan
penting dalam menguatkan usaha pengendalian PTM secara komperhensif, meliputi
aspek preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif. Aspek preventif meliputi pencegahan
primer, sekunder, dan tersier yang secara umum bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan PTM. Aspek promotif bertujuan
membangun dan membina lingkungan masyarakat yang sehat, diantaranya dapat
dilakukan dengan cara mempromosikan program kesehatan pemerintah seperti program
CERDIK yang salah satunya adalah cek kesehatan secara rutin.
Ada yang tahu apa itu CERDIK? CERDIK merupakan program kesehatan yang
sedang digerakkan oleh pemerintah di bidang kesehatan. Kata CERDIK diambil dari
singkatan, Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet
sehat dengan kalori seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres.
Maka dari itu, upaya peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya
melakukan pencegahan PTM secara dini harus diperhatikan, karena setelah masyarakat
mengetahui hal tersebut, diharapkan masyarakat mau dan mampu melakukan cek
kesehatan secara berkala sebagai langkah awal dalam upaya pengendalian prevalensi
PTM di Indonesia.
Seberapa penting cek kesehatan itu? Melakukan cek kesehatan dapat
mempermudah mendeteksi penyakit atau masalah kesehatan lebih dini. Seringkali
masyarakat masih enggan untuk melakukan cek kesehatan dikarenakan pengetahuan yang
kurang terhadap kesehatan dan akses fasilitas kesehatan yang jauh, serta biaya yang di
anggap cukup mahal. Beberapa orang masih menganggap bahwa cek kesehatan adalah
sesuatu hal yang menakutkan dan belum menjadi prioritas untuk dilakukan. Cek
kesehatan secara berkala dapat dilakukan di fasilitas kesehatan, seperti puskesmas, klinik
dan rumah sakit. Selain itu juga, cek kesehatan dapat dilakukan di POSBINDU PTM.
Cara cerdas menjauhi penyakit tidak menular dengan datang ke
POSBINDU PTM. Sebenarnya POSBINDU PTM lebih mudah di jangkau oleh
masyarakat, khususnya bagi yang terkendala biaya, karena melakukan cek kesehatan di
POSBINDU PTM tidak dipungut biaya. Kegiatan ini menjadi sebuah solusi dan sarana
yang dapat dimanfaatkan dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat untuk
melakukan pencegahan dan penemuan dini faktor risiko PTM sekaligus menurunkan
angka kesakitan dan kematian akibat PTM.
Peran serta kader kesehatan. Upaya untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan dapat dilakukan dengan memberdayakan kader kesehatan
yang ada di POSBINDU PTM, sebagai ujung tombak penyalur informasi bagi
masyarakat. Dalam proses pemberdayaan kader kesehatan perlu adanya peran tenaga
kesehatan untuk melatih dan memberikan pengetahuan tentang cek kesehatan kepada
kader kesehatan agar terampil dalam menyampaikan informasi akan pentingnya cek
kesehatan sehingga masyarakat mau dan mampu untuk melakukan cek kesehatan.
Pembekalan pengetahuan seputar cek kesehatan tersebut meliputi cek berat badan
dan tinggi badan. Mengukur berat badan dan tinggi badan berguna mendapatkan nilai
Indeks Massa Tubuh (IMT) yang nantinya akan digunakan dalam menentukan berat
badan dan tinggi badan sudah ideal atau berisiko terkena penyakit tidak menular. Cek
lingkar perut, lemak perut jika berlebihan kan memicu masalah kesehatan yang serius,
seperti serangan jantung, stroke, dan diabetes. Batas aman lingkar perut untuk pria adalah
90 cm dan wanita adalah 80 cm. Cek tekanan darah, tekanan darah adalah salah satu cara
deteksi dini berisiko hipertensi, stroke, dan penyakit jantung. Angka hasil pemeriksaan
“Normal” jika dibawah 140/90 mmHg. Cek kadar gula darah, menunjukan kadar glukosa
dalam darah. Hasilnya dapat membantu deteksi masalah diabetes. Hasil tes “Normal”
jika kadar gula dalam darah kurang dari 100. Cek fungsi mata dan telinga. Cek kolestrol
tetap, total kolesterol darah adalah pengukuran dari kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan
komponen lipid lainnya. Disarankan agar kadar total kolesterol selalu dibawah 200. Cek
arus puncak ekspirasi, adalah salah satu cek kesehatan dalam uji fungsi paru. Pengukuran
tersebut dilakukan pada penderita asma atau berbagai penyakit obstruktif lainnya untuk
menilai kemampuan paru-paru. Deteksi dini kanker leher rahim, cara yang paling umum
unutk mendeteksi dini kanker leher rahim adalah dengan melakukan pilihan pemeriksaan
berkala, yaitu tes PAP SMEAR dan/atau tes IVA (inspeksi visual dengan asam asetat)
dan periksa payudara sendiri (SADARI), pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan
setelah mandi. Gerakan meraba atau memijat lembut lebih mudah karna masih ada sabun
yang menempel dikulit.
4 Manfaat mewah melakukan cek kesehatan secara berkala atau dapat dikenal
dengan 4T, yakni :
1) Tahu penyakit secara dini dengan gejala yang tidak tampak, seperti hipertensi,
diabetes melitus, kelainan lemak, penyakit darah (anemia dan thalassemia),
penyakit hati, penyakit ginjal, penyakit paru dan lain sebagainya.
2) Tegas dalam cara penanganan penyakit secara cepat dan tepat untuk mencegah
perkembangan penyakit dan komplikasi.
3) Tidak mengeluarkan biaya yang cukup besar jika pengobatan dilakukan sedini
mungkin.
4) Tetap produktif di usia lanjut, yang dimaksudkan disini ialah usia lanjut bukan
menjadi penghalang untuk kita bermalas–malasan tidak melakukan aktivitas
produktif.

SIMPULAN
Peningkatan pengetahuan kepada masyarakat tentang pentingnya cek kesehatan
secara berkala merupakan suatu upaya dasar yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan
rasa kepedulian dan kemampuan masyarakat terhadap kesehatan. Melalui peran kader dan
tenaga kesehatan diharapkan mampu meningkatkan peran serta masyarakat dalam
melakukan pencegahan dan penemuan dini faktor risiko PTM sebagai upaya untuk
menurunkan prevalensi angka kesakitan dan kematian.
Cek kesehatan secara berkala menjadi sebuah solusi cerdas yang dapat diterapkan
sebagai gaya hidup sehat masyarakat. Sarana yang dapat digunakan untuk melakukan cek
kesehatan ialah POSBINDU PTM. Selain untuk menekan biaya kesehatan yang tinggi,
POSBINDU PTM menjadi sebuah wadah untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat di Indonesia.
Rutin melakukan cek kesehatan secara berkala akan memperoleh manfaat 4T,
yakni pertama, tahu penyakit secara dini dengan gejala yang tidak tampak, seperti
hipertensi, diabetes melitus, kelainan lemak, penyakit darah (anemia dan thalassemia),
penyakit hati, penyakit ginjal, penyakit paru dan lain sebagainya. Kedua, tegas dalam
cara penanganan penyakit secara cepat dan tepat untuk mencegah perkembangan penyakit
dan komplikasi. Ketiga, tidak mengeluarkan biaya yang cukup besar jika pengobatan
dilakukan sedini mungkin. Terakhir, tetap produktif di usia lanjut, yang dimaksudkan
disini ialah usia lanjut bukan menjadi penghalang untuk kita bermalas–malasan tidak
melakukan aktivitas produktif.
DAFTAR PUSTAKA

Adhania, Cindy Cahya, dkk. (2018). Prevalensi Penyakit Tidak Menular pada
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama di Kota Bandung Tahun 2013-
2015, 3(4).
Djojodibroto, Darmanto. (2001). Seluk-Beluk Pemeriksaan Kesehatan (General
Medical Check UP). Jakarta: Pustaka Populer Obor.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Cek Kesehatan Secara
Rutin. [Internet]. Tersedia di: http://www.p2ptm.kemkes. go.id/cerdik/
cek-kesehatan-secara-rutin diakses pada tanggal 24 Agustus 2019.
Pusat Data dan Informasi. (2012). Penyakit Tidak Menular. [Internet]. Tersedia
di: http://www.pusdatin.kemkes.go.id/article/ view/%2013010200029/
penyakit-tidak-menular.html diakses pada tanggal 24 Agustus 2019.
Riskesdas. (2018). Hasil Utama RISKESDAS 2018. [Internet]. Tersedia di:
http://www.depkes.go.idPDF diakses pada tanggal 24 Agustus 2019.
Sari, dkk. (2018). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan
Posbindu Penyakit Tidak Menular (PTM) di Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Setiabudi Kota Jakarta Selatan Tahun 2018, 7(2).
Sholihah, Anin Nur. (2019). Peran Serta Kader dalam Pelaksanaan Program Pos
Pembinaan Tepadu di Puskesmas Puwodiningratan Surakarta. Skripsi.
Tidak Diterbitkan. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas
Muhammadiyah: Surakarta.
Soesanto, Edy., dkk. (2010). Praktik Lansia Hipertensi dalam Mengendalikan
Kesehatan Diri di Wilayah Puskesmas Mranggen Demak, 5(2).

Anda mungkin juga menyukai