SEKSI P2PM
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR
P2 ISP untuk kelompok penyakit saluran
cerna yang ditularkan secara orofecal
antara lain Hepatitis A, E, Diare, Tifoid, dll
sesuai perkembangan situasi penyakit
menimbulkan dampak kesmas secara
luas
P2 HEPATITIS untuk Hepatitis virus yang
ditularkan secara parenteral meliputi
Hepatitis B dan C
PENY-CARA BESARAN SPESIFIC DX DINI &
TATALAKSANA
PENULARAN MASALAH PROMOTIF PREVENTIF PROTECTION
FECAL ORAL
HEP A - MASY DG - IPP dg SKD KLB IMM HEP A PD OBATI
HIEGIENE SOSIALISASI PX SCR POP RISTI;
SANITASI, KIE GEJALA
HEP E BERKALA PD POK RISTI
LINGK BURUK - PHBS CTPS
KUALITAS SAAT KLB
- SETIAP BALITA - PENULARAN,
3-4 KALI/ THN PENCEGAHAN AIR & MAK
TERKENA
DIARE
DIARE - 180/100.000
LROA REHIDRASI
(ORALIT) & ZINC
PEND TERKENA
TYPHOID TYPHOID SURV KARIER IMM TYPH PD
PENGOBATAN
TIFOID PD POK RISTI
KARIER (BPJS)
PARENTERAL PENJAMAH
MAKANAN
DB
D
DBD
Diare
Menurunnya Angka Kematian Balita Akibat Diare sebesar 50% dari kondisi saat ini
Menurunnya Angka Kesakitan Demam Tifoid pada Anak Sekolah sebesar 30% dari
kondisi saat ini
1 % Kab/kota yang Melaksanakan NA 10 20 40 80 90
Sosialisasi dan atau Advokasi tentang
Diare, Tifoid dan Hepatitis A & E
1 % Kab/kota yang Sosialisasi dan atau advokasi dilakukan pada masyarakat dan atau Jumlah kab/kota yang
melaksanakan pemangku kepentingan dan atau petugas kesehatan. melaksanakan sosialisasi
advokasi dan atau Suatu kab/kota melakukan sosialisasi apabila kab/kota paling tidak dan atau advokasi
sosialisasi dalam 1 tahun melakukan kegiatan : tentang diare dibagi
pengendalian diare Sosialisasi dan atau advokasi tentang diare ke masyarakat dan jumlah kab/kota yang
atau pemangku kepentingan dan atau petugas kesehatan ada di Indonesia dikali
a. Sosialisasi dapat dilakukan dengan cara langsung dengan 100 %
melakukan penyuluhan atau diseminasi atau
b. Dengan radio spot, running text di TV, TV spot, talk shw, leaflet,
poster, baliho/spanduk dll media
c. Materi yang disampaikan tentang diare, cara penularan,
pencegahan, tatalaksana diare yang dapat dilakukan
2 % kab/kota yang LAYANAN REHIDRASI ORAL adalah merupakan salah satu layanan Jumlah kab/kota dengan
mempunyai yang ada di puskesmas, pustu, posyandu, poskesdes yang LROA, dibagi jumlah
layanan rehidrasi memberikan: 1) layanan rehidrasi oral pada masyarakat/balita yang kab/kota yg ada di
oral aktif mengalami diare, 2) memberikan konseling rehidrasi, 3)memberikan Indonesia, dikalikan
penyuluhan tg diare, upaya pencegahan dan pertolongannya. 100%
LAYANAN REHIDRASI ORAL AKTIF adalah layanan rehidrasi oral
yang PALING TIDAK memberikan layanan 2 layanan yaitu 1. layanan
rehidrasi oral dan
2) atau 3)
KAB/KOTA LROA aktif, apabila di kab/kota tersebut paling tidak
terdapat 60% dari jumlah puskesmas + pustu + posyandu/poskesdes
melakukan LROA
No Indikator Definisi Operasional Cara Perhitungan
3 % Kab/kota Yaitu prosentase kab/kota yang menerima data data Jumlah kab/kota yg
yang diare secara tepat waktu. KAB/KOTA MAMPU Menerima data diare
melaksanakan melakukan SKD KLB Diare adalah Kab/kota 90% secara tepat waktu,
SKD KLB diare Puskesmas yg ada diwilayahnya mengirimkan data diare dibagi jumlah
secara tepat waktu. kab/kota yg ada di
KETERANGAN: Indonesia, dikalikan
1. SKD KLB, adalah merupakan Sistem Keswaspadaan 100%
Dini, untuk mencegah terjadinya KLB, mencegah
meluasnya KLB yang terjadi, dan mengurangi akibat
terjadinya KLB.
2. SKD KLB dilakukan dg melakukan analisa data atau
informasi terkait dg penyakit sebagai indikator awal akan
terjadinyan KLB
3. Kab/Kota yg menerima data dari Puskesmas yg ada
diwilayah, dianalisa sebagai early warning dalam
memantau ada tidaknya SKD KLB diare.
Kab/kota yang melaksanakan sosialisasi dan
atau advokasi tentang diare dan tifoid
Kab/kota yang melakukan Layanan Rehidrasi
Oral Aktif (LROA):
- 4 kab/kota yang telah menerima LROA Kit
belum melaporkan pelaks.nya (Bondowoso,
Lumajang, Jombang dan Ponorogo)
- Kab/kota dianggap telah melaks LROA Kit
apabila 60% fasyankes nya sudah melak-
sanakan LROA (ada RR nya)
Hepatitis merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat di negara-negara berkembang di dunia
termasuk Indonesia
Upaya penanggulangan Hepatitis dilakukan al :
- Penggalangan komitmen ditingkat global melalui
resolusi WHA tahun 2010 dan 2014 serta resolusi
regional tahun 2014
- Pengendalian Hepatitis masuk program di Subdit
HPISP mulai 2011
LANJUTAN PENDAHULUAN
- Target global
Eliminasi Penularan Hep B dari Ibu ke anak
(PPIA/EMTCT Hepatitis) tahun 2020
Eliminasi Hep B dan C tahun 2030
Pencapaian SDGs : indikator menurunkan
Insidens Hep B per 100.000 penduduk
- Eliminasi Hepatitis C 2030 walau imunisasi Hep
C blm ada, tetapi ada obat baru Hepatitis C yaitu
Direct Acting Antiviral ( DAA) dgn tingkat
kesembuhan tinggi
DI DUNIA :
2 milyar pernah terinfeksi Hepatitis
240 juta hidup pengidap Hepatitis B Kronik
686 ribu meninggal setiap tahun karena sirosis dan kanker hati
Horizontal
Dari ibu pengidap
virus Hepatitis B
ke bayi yang
dikandung atau
dilahirkan
Pasien bedah
umum/tindakan Bayi dari
Hemodialisis Ibu Hep C
gigi Ibu
Hamil
ODHA
Petugas Kes
POPULASI
BERISIKO
Penderita IMS
DDHBC
Mahasiswa
Kesehatan
Keluarga
penderita
Hepatitis WPS/WPSTL
WBP
Napza
LSL/Gay Waria Suntik
VERTIKAL Setiap
tahun terdapat 5,3 juta
bumil, HBsAg reaktif
pada bumil rata – rata
3% maka setiap tahun
terdapat sebanyak
150.000 orang yang TULARI KAMI
95% potensial
mengalami Hepatitis
kronis
HORIZONTAL 5% dari SAYANGI KAMI
kelompok risti GENERASI PENERUS BANGSA
Setiap tahun terdapat 5,3 juta bumil, HBsAg
reaktif pada bumil rata – rata 3% maka setiap
tahun terdapat sebanyak 150.000 orang yang
95% potensial mengalami Hepatitis B kronis
Biaya pengobaan sirosis 1 M transplantasi hati
4-5 M.
30% bayi yang tertular pada 30 tahun kedepan
akan menjadi sirosis biaya yg dibutuhkan
45.000 x 1 M = 45 T
Worldwide HCV infection
• 2007: 150 million people
• 2016: 115 million people
Highest: Asia Pacific and Africa
WHO. Guidelines for the screening care and treatment of persons with
chronic hepatitis C infection. Updated version, April 2016
WHO. Guidelines for the screening care and treatment of
persons with chronic hepatitis C infection. Updated version,
April 2016
Courtesy of Dr. Pretty Muharini, World Hepatitis Day, Surabaya, 30-08-2015
1. Pengguna Narkoba Suntik (27,52%)
2. Hemodialisa ( 15,16%)
3. Keluarga Pengidap Hepatitis C (13,83%)
4. Kontak Darah dengan Penderita Hepatitis C
(9,93%)
5. Pasca Operasi ( 8,54%)
6. Hubungan Seks tidak aman ( 7,51%)
7. Tranfusi Darah (6,84%)
8. Tato/Tindik ( 5,89%)
9. Tenaga Kesehatan (4,42%)
10. Transplantasi Organ (0,37%)
TUJUAN PENGENDALIAN &
PENCEGAHAN
TUJUAN UMUM
Melaksanakan kegiatan pengendalian Hepatitis,
secara berhasil-guna dan berdaya-guna dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal
TUJUAN KHUSUS
• Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
• Mencegah terjadinya penularan
• Menurunkan angka kesakitan dan kematian
• Meningkatkan kualitas hidup orang dengan hepatitis
1. Meningkatnya kab/kota yang melaksanakan
advokasi dan atau sosialisasi tentang Hepatitis
sebesar 90% pada tahun 2019.
2. Meningkatnya kab/kota yang melaksanakan
Deteksi Dini Hepatitis B dan C pada kelompok
populasi berisiko sebesar 80% pada tahun 2019.
3. Meningkatnya Propinsi yang melaksanakan
pengamatan Hepatitis pada kelompok paling
bersiko sebesar 100% pada tahun 2019
NO INDIKATOR 2014 2015 2016 2017 2018 2019
ELIMINASI PENULARAN HEPATITIS B DARI IBU KE ANAK TAHUN 2020,
ELIMINASI HEPATITIS C PADA TAHUN 2030
1 % Kab/kota yang Melakukan 3 10 20 40 80 90
Sosialisasi dan atau Advokasi
tentang Hepatitis.
2 % Kab/kota yang Melakukan 3 10 20 30 60 90
Deteksi Dini Hepatitis B pada
Bumil
3 % Kab/kota yang Melakukan NA 10 20 30 60 80
Deteksi Dini Hepatitis B dan C
pada Populasi Berisiko
4 % Orang yang Terdeteksi dg NA 2,5 5 10 20 30
HBsAg Positif yang Mendapatkan
Akses Perawatan/Upaya Lanjutan
5 % Orang dengan Hepatitis C NA 5 10 20 40 60
Mendapatkan Akses Perawatan/
Layanan Lanjutan
• Pemberdayaan
Meningkatnya
masyarakat PENGENDALIAN HEPATITIS Surveilans
• Keterlibatan
lintas sektor epidemiologi
Meningkatkan Upaya
Meningkatkan Deteksi Meningkatkan Akses
promotif dan dini & Mutu Fasyankes
preventif
2017 2020
30%Kab/kota Eliminasi Hep B
melakukan Pemutusan
DDHBC 2018 Penularan
60% Kab/Kota Ibu ke Anak
melakukan DDHBC
Universal
Coverage
Upaya Kuratif Elimination
Hepatitis
B and C
(2030)
Pendukung/penunjang
2014 2016
2015 2017
• Pengembangan 11 kab/kota
• Surabaya (Lamongan, Gresik, Surabaya, Sidoarjo,
• Pemeriksaan Mojokerto, Mojokerto (k), Malang,
dengan CLIA/ELISA Malang (k), Jombang, Kediri dan
Pasuruan (k)
• Alokasi sampel
• Pemeriksaan dengan rapid test
22.000 sampel • Alokasi sampel 55.800 sampel
• Surabaya (62 puskesmas)
• Sasaran :
- 2014 : Ibu Hamil dan Tenaga Kesehatan
- 2015 : Ibu Hamil dan Kelompok Risti
• Pemeriksaan dengan CLIA/ELISA
semua sampel dikirimkan ke BBLK Surabaya
pemeriksaan lanjutan
• BHP, Reagen dan HBIG dipenuhi oleh Kemenkes RI
TARGET DIPERIKSA
HEPATITIS B
DIPERIKSA HBsAg
REAKTIF
KELOMP RISTI
• Target 20% Kab/Kota :
8 Kab/Kota
Lamongan, Gresik, Surabaya,
Sidoarjo, Mojokerto, Mojokerto (k),
Malang, Malang (k)
• Pemeriksaan dengan RDT
reaktif dikirim ke BBLK Surabaya
untuk pemeriksaan konfirmasi
tanpa pemeriksaan lanjutan
• Sasaran :
Ibu Hamil melalui ANC Terpadu
Kelompok Berisiko
• RDT dan HBIG dan dari Kemenkes RI
• RR belum optimal (puskesmas)
• KAB NGAWI, KAB MAGETAN, KAB
SAMPANG
• Dana APBD
• Sasaran :
Ibu Hamil melalui ANC Terpadu
• Pemeriksaan dengan RDT
tanpa konfirmasi ke BBLK Sby
tanpa pemeriksaan lanjutan
• HBIG tidak teranggarkan
pemutusan rantai penularan
vertikal SULIT (harga HBIG mahal)
permintaan HBIG ke Dinkes Prov
Jatim
* RR ???
* Alur ???
HBsAg Reaktif (%)
TARGET
2.38
DIPERIKSA MOJOKERTO
LAMONGAN 5.25
HBsAg 2.95
SIDOARJO
MOJOKERTO 2.38
MOJOKERTO
Poli Tes
Pendaftaran Reaktif Rujuk
KIA/Poli Hep B
FKTP Hep RS
lainnya dan/ C
TATALAKSANA KASUS
HEPATITIS C
• PEMERIKSAAN HEPATITIS C
FKTP : Rapid Test Anti HCV
RS RUJUKAN : HCV VL dg TCM
• PENGOBATAN HEPATITIS C
Obat baru Hepatitis C yaitu Direct
Acting Antivirus ( DAA) dg tkt
kesembuhan tinggi
Sofosbuvir , Simeprevir dan
Ribavirin
Ko-Infeksi : Daclastavir
BESARAN MASALAH
KESINAMBUNGAN TANTANGAN
ADANYA PERILAKU BERISIKO
PELAKSANAAN KE & INFEKSI LAIN
PROGRAM DEPAN
KOMITMEN &
SDM
KEPEDULIAN
KETERBATASAN AKSES
Back
Hepatitis masih merupakan ancaman
untuk kesehatan masyarakat di Jawa
Timur
Konsep pengendalian melalui
pendekatan yang komprehensif
Program pengendalian masih
terbatas, baik dari sisi jenis kegiatan
maupun area cakupan
Perlu komitmen yang kuat dari semua
unsur, termasuk masyarakat, untuk
pengendalian hepatitis