Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menurut Hendrik L. Blum (1974), derajat kesehatan masyarakat
dipengaruhi oleh empat factor utama yaitu ; factor lingkungan, perilaku
manusia, pelayanan kesehatan dan keturunan. Keempat factor tersebut
saling terkait dengan beberapa factor lain, yaitu sumber daya alam,
keseimbangan ekologi, kesehatan mental, system budaya, dan populasi
sebagai satu kesatuan. Lingkungan mempunyai pengaruh yang paling besar
terhadap derajat kesehatan masyarakat. Faktor lingkungan meliputi
lingkungan fisik, lingkungan biologik dan lingkungan sosio kultural.
John Gordon menggambarkan interaksi antara 3 faktor yaitu factor
Lingkungan (environment), pejamu (host) dan penyebab penyakit (agent).
Timbulnya penyakit terjadi bila terjadi ketidak seimbangan di antara ke tiga
factor tersebut, misalnya penyakit terjadi karena factor lingkungan yang jelek,
atau berkembangnya kuman penyakit atau daya tahan tubuh yang rendah
untuk melawan infeksi kuman penyakit.
Permasalahan sampai saat ini diketahui bahwa penyakit terbanyak
yang terdapat di wilayah kerja puskesmas didominasi oleh penyakit-penyakit
yang berhubungan dengan masalah kesehatan lingkungan.
Disamping itu dirasakan bahwa upaya pengobatan penyakit dan upaya
peningkatan / perbaikan kualitas lingkungan dikerjakan secara terpisah dan
tidak terintegrasi dengan upaya terkait lainnya. Petugas paramedic
melaksanakan upaya penyembuhan / pengobatan tanpa memperdulikan dan
atau tanpa megetahui bagaimana sebenarnya kondisi lingkungan perumahan/
pemukiman si pasien. Di sisi lain petugas kesehatan lingkungan melakukan
upaya kesehatan lingkungan (pengawasan kualitas lingkungan, penyuluhan
dan perbaikan mutu lingkungan) tanpa memperhatikan permasalahan
penyakit /kesehatan masyarakat di lokasi / kawasan tersebut.
Integrasi upaya kesehatan lingkungan dan upaya pemberantasan
penyakit berbasis lingkungan semakin relevan dengan diterapkannya
paradigm sehat untuk upaya-upaya kesehatan di masa mendatang. Dengan
paradigma sehat ini maka pembangunan kesehatan lebih ditekankan pada
1
upaya promotif –preventif dibanding upaya kuratif –rehabilitative. Melalui
Yankesling ke tiga unsur pelayanan kesehatan yaitu promotif-rehabilitatif dan
kuratif dilaksanakan secara integrative melalui pelayanan kesehatan program
pemberantasan penyakit berbasis lingkungan di luar maupun di dalam
gedung.
Bertitik tolak dari hal-hal tersebut di atas maka lahirlah konsep
Yankesling yang merupakan salah satu upaya terobosan untuk memadukan
ketiga jenis upaya kesehatan dalam rangka peningkatan derajat kesehatan
masyarakat secara terpadu, terarah dan berkesinambungan. Oleh karena itu
perlu disusun pedoman penyelenggaraan Yankesling bagi petugas sanitasi
dalam menjalankan tugas sanitarian di dalam gedung.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pemahaman, kemauan, dan ketrampilan petugas
Yankesling untuk membantu memecahkan masalah kesehatan lingkungan
dan penyakit yang berbasis lingkungan bagi pasien / klien melalui
konseling
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan, kemauan dan ketrampilan petugas
Yankesling memecahkan masalah kesehatan lingkungan dan penyakit
berbasis lingkungan dan perilaku
b. Meningkatnya pengetahuan, kemauan dan ketrampilan petugas
Yankesling untuk melaksanakan konseling, sebagai upaya merubah
perilaku pasien / klien serta memecahkan masalah kesehatan
lingkungan dan penyakit berbasis lingkungan.

C. SASARAN
1. Pasien yang mempunyai permasalahan penyakit berbasis lingkungan
2. Klien yang mempunyai permasalahan kesehatan lingkungan
3. Lingkungan perumahan

D. RUANG LINGKUP
1. Pelayanan Yankesling dalam gedung
2
2. Pelayanan Yankesling luar gedung
3. Pencatatan dan pelaporan
4. Monitoring dan evaluasi

E. BATASAN OPERASIONAL

1. Yang dimaksud dengan Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan


atau serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial
guna mencegah penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan
oleh faktor risikolingkungan.

2. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatan


untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara
langsung maupun tidak langsung diPuskesmas.

3. Faktor Risiko Lingkungan adalah hal, keadaan, atau peristiwa yang


berkaitan dengan kualitas media lingkungan yang mempengaruhi atau
berkontribusi terhadap terjadinya penyakit dan/atau gangguan kesehatan.

4. Konseling adalah hubungan komunikasi antara Tenaga Kesehatan


Lingkungan dengan pasien yang bertujuan untuk mengenali dan
memecahkan masalah kesehatan lingkungan yangdihadapi.

5. Inspeksi Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan pemeriksaan dan


pengamatan secara langsung terhadap media lingkungan dalam rangka
pengawasan berdasarkan standar, norma, dan baku mutu yang berlaku
untuk meningkatkan kualitas lingkungan yangsehat
7. Intervensi Kesehatan Lingkungan adalah tindakan penyehatan,
pengamanan, dan pengendalian untuk mewujudkan kualitas lingkungan
yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial.
8. Tenaga Kesehatan Lingkungan adalah setiap orang yang telah lulus
pendidikan minimal Diploma Tiga di bidang kesehatan lingkungan sesuai
dengan ketentuan peraturanperundangan-undangan.
9. Penyakit berbasis lingkungan yang dikonseling antara lain ; diare, ispa,
DBD, TBC, kulit, kecacingan, thypoit, keracunan makanan,

3
F. LANDASAN HUKUM
Pelaksanaan kegiatan pelayanan klinik saniatasi di Puskesmas Wates
berdasarkan pada :
1. Undang – undang kesehatan No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
2. Permenkes RI No. 75 Tahun 2014 tentang pelayanan kesehatan
masyarakat
3. Permenkes No. 13 Tahun 2015 tentang penyelenggaraan pelayanan
kesehatan lingkungan di puskesmas

4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Kualifikasi sumber daya manusia di Yankesling adalah tenaga kesehatan
lingkungan dari Diploma 3 kesehatan lingkungan atau Strata I Teknik
lingkungan atau kesehatan masyarakat.

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Sumber daya manusia yang tersedia minimal 1 orang tenaga kesehatan
lingkungan yang memiliki ijin sesuai ketentuan perundang-undangan.

C. JADWAL KEGIATAN
Pelayanan Yankesling di Puskesmas Wates dilaksanakan pada hari Senin
s.d.KamisPukul : 07.30 – 10.00 WIB

5
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG

Ruang
penyimpanan ALat
dan Bahan

Ruang Konseling

B. STANDAR FASILITAS
1. Gedung dan Prasarana
Gedung / ruangan yang diperlukan untuk :
a. Ruang Yankesling sebagai tempat dalam gedung puskesmas yang
digunakan penyuluhan dan konsultasi oleh petugas Yankesling
terhadap pasien atau klien yang terintegrasi dengan layanan
konseling lain
b. Laboratorium kesehatan lingungan yang terintegrasi dengan
laboratorium yang ada di puskesmas wates
c. Transportasi
Untuk mendukung kegiatan Yankesling di luar gedung puskesmas
berupa sepeda motor merk vario nopol S3630SP
2. Peralatan
Peralatan Yankesling antara lain :
a. Rapit test kit makanan ( 1 set)
b. Digital chlorin tes (1 set)
c. Cool box ( 1 buah)
d. Cakram ( 1 buah)

6
e. Digital termohygrometer (1 buah)
f. Digital PH meter (1 set)
g. Lux meter (1 buah)
h. Botol sampel air (30 buah)
i. Cultura mini inkubator (1 buah)
j. TDS meter (1 buah)
k. Microbiologi UV lamp (1 buah)
l. Refractometry Fe (1 set)
m. Botol sampel pemberat (1 buah)
n. Alat peraga dan media penyuluhan
Untuk kegiatan penyuluhan dan konseling diperlukan alat peraga
maupun media penyuluhan antara lain :
1) Buku lembar balik klinik sanitasi
2) Buku lembar balik keamanan pangan
3) Buku lembar balik PSN – DBD
4) Buku lembar balik kecacingan
5) Leaflet air minum, diare, DBD, bahan tambahan pangan
berbahaya, inovasi kelurahan wates, majalah anak-anak
dongeng demam berdarah
6) Laptop
7) Eksbenner 6 langkah cuci tangan pakai sabun, diagram F,
bahaya boraks, formalin, Rodhamin B dan methanyl yellow
8) Monopoli keamanan pangan
9) Ular tangga keamanan pangan
10)Poster cuci tangan pakai sabun, memilih jajanan sehat, baca
label sebelum membeli, pesan keamanan pangan
3. Perlengkapan Keselamatan dan Keamanan
Perlengkapan Kesehatan dan Keamanan Petugas Sanitasi
a. Sarung Tangan
b. Masker
c. Desinfektan

7
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan Yankesling mencakup berbagai upaya meliputi :
1. Penyediaan / penyehatan air bersih dan sanitasi dalam rangka pencegahan /
penanggulangan penyakit diare / cacingan/ penyakit kulit
2. Penyehatan perumahan dalam rangka pencegahan penyakit ISPA/TBC
3. Penyehatan lingkungan pemukiman dalam rangka pencegahan penyakit
DBD
4. Penyehatan makanan minuman dalam rangka pencegahan dan
penanggulangan penyakit saluran pencernaan / keracunan makanan
5. Penyakit atau gangguan kesehatan lainnya yang berhubungan dengan
lingkungan.

B. METODE
1. Wawancara / Konseling
2. Pemeriksaan laboratorium
3. Kunjungan lapangan

C. LANGKAH KEGIATAN
1. ALUR PELAYANAN DALAM GEDUNG
a. Pelayanan Pasien yang menderita penyakit dan/atau gangguan kesehatan
yang diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungan
1) Pasien mendaftar di ruang pendaftaran.
2) Petugas pendaftaran mencatat/mengisi kartu status.
3) Petugas pendaftaran mengantarkan kartu status tersebut ke petugas
ruang pemeriksaan umum.
4) Petugas di ruang pemeriksaan umum Puskesmas (Dokter, Bidan,
Perawat) melakukan pemeriksaan terhadap Pasien.
5) Pasien selanjutnya menuju Ruang Yankesling untuk mendapatkan
pelayanan Konseling.

8
6) Untuk melaksanakan Konseling tersebut, Tenaga
KesehatanLingkungan mengacu pada Contoh Bagan dan Daftar
Pertanyaan Konseling (terlampir).
7) Hasil Konseling dicatat dalam formulir pencatatan status kesehatan
lingkungan dan selanjutnya Tenaga Kesehatan Lingkungan
memberikan lembar saran/tindak lanjut dan formulir tindak lanjut
Konseling kepada Pasien.
8) Pasien diminta untuk menandatangani buku register yankesling yang
berisi tindaklanjut Konseling.
9) Dalam hal diperlukan berdasarkan hasil Konseling dan/atau hasil
surveilans kesehatan menunjukkan kecenderungan berkembangatau
meluasnya penyakit atau kejadian kesakit an akibat Faktor Risiko
Lingkungan, Tenaga Kesehatan Lingkungan membuat janji Inspeksi
Kesehatan Lingkungan.
10)Setelah Konseling di Ruang Yankesling, Pasien dapat mengambil obat
di Ruang Farmasi dan selanjutnya Pasien pulang.
b. Pelayanan Pasien yang datang untuk berkonsultasi masalah kesehatan
lingkungan (dapat disebut Klien)
1) Pasien mendaftar di Ruang Pendaftaran.
2) Petugas pendaftaran memberikan kartu pengantar dan meminta
Pasien menuju ke Ruang Yankesling.
3) Pasien melakukan konsultasi terkait masalah kesehatan lingkungan
atau penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
Faktor Risiko Lingkungan.
4) Tenaga Kesehatan Lingkungan mencatat hasil Konseling dalam
formulir pencatatan status kesehatan lingkungan, dan selanjutnya
memberikan lembar saran atau rekomendasi dan formulir tindak lanjut
Konseling untuk ditindak lanjuti oleh Pasien.
5) Pasien diminta untuk menandatangani register yankesling tindak lanjut
Konseling.
6) Dalam hal diperlukan berdasarkan hasil Konseling dan/atau
kecenderungan berkembang atau meluasnya penyakit atau kejadian
kesakitan akibat Faktor Risiko Lingkungan, Tenaga Kesehatan

9
Lingkungan membuat janji dengan Pasien untuk dilakukan Inspeksi
Kesehatan Lingkungan dan selanjutnya Pasien dapat pulang.

ALUR PELAYANAN YANKESLING

PASIEN /
KLIEN
DATANG

PENDAFTARAN

POLI YA PASIEN TIDAK

UMUM/KIA/GIGI/ /KLIEN
GIZI SAKIT

YA YANKESLING
INDIKASI
RUJUK
YANKESLIN
G

TIDAK
FARMASI

PASIEN /
KLIEN
PULANG

2. LANGKAH – LANGKAH KONSELING

10
Pelaksanaan Konseling dilakukan dengan fokus pada permasalahan
kesehatan yang dihadapi Pasien.
Langkah-langkah kegiatan Konseling sebagai berikut:
a. Persiapan (P1)
1) Menyiapkan tempat yang aman, nyaman dan tenang;
2) Menyiapkan daftar pertanyaan untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan;
3) Menyiapkan media informasi dan alat peraga bila diperlukan seperti
poster, lembar balik, leaflet, maket (rumah sehat, jamban sehat, dan
lain-lain) serta alat peraga lainnya.
b. Pelaksanaan (P2)
Dalam pelaksanaan, Tenaga Kesehatan Lingkungan menggali
data/informasi kepada Pasien atau keluarganya, sebagai berikut:
1) Umum, berupa data individu/keluarga dan data lingkungan;
2) Khusus, meliputi:
a)Identifikasi perilaku/kebiasaan;
b) Identifikasi kondisi kualitas kesehatan lingkungan;
c) Dugaan penyebab; dan
d) Saran dan rencana tindak lanjut.

Ada enam langkah dalam melaksanakan Konseling yang biasa disingkat


dengan "SATU TUJU" yaitu :
SA = Salam, Sambut:
a. Beri salam, sambut Pasien dengan hangat.
b. Tunjukkan bahwa Anda memperhatikannya, mengerti keadaan dan
keperluannya, bersedia menolongnya dan mau meluangkan waktu.
c. Tunjukkan sikap ramah.
d. Perkenalkan diri dan tugas Anda.
e. Yakinkan dia, bahwa Anda bisa dipercaya dan akan menjaga kerahasiaan
percakapan anda dengan Pasien.
f. Tumbuhkan keberaniannya untuk dapat mengungkapkan diri.

T - tanyakan :
11
a.Tanyakan bagaimana keadaan atau minta Pasien untuk menyampaikan
masalahnya pada Anda.
b. Dengarkan penuh perhatian dan rasa empati.
c. Tanyakan apa peluang yang dimilikinya.
d. Tanyakan apa hambatan yang dihadapinya.
e. Beritahukan bahwa semua keterangan itu diperlukan untuk menolong
mencari cara pemecahan masalah yang terbaik bagi Pasien.

U-Uraikan :
Uraikan tentang hal-hal yang ingin diketahuinya atau anda menganggap perlu
diketahuinya agar lebih memahami dirinya, keadaan dan kebutuhannya untuk
memecahkan masalah. Dalam menguraikan anda bisa menggunakan media
Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) supaya lebih mudah dipahami.

TU – Bantu :
BantuPasien mencocokkan keadaannya dengan berbagai kemungkinan yang
bisa dipilihnya untuk memperbaiki keadaannya atau mengatasi masalahnya.

J - Jelaskan :
Berikanpenjelasan yang lebih lengkap mengenai cara mengatasi
permasalahan yang dihadapi Pasien dari segi positif dan negatif serta
diskusikan upaya untuk mengatasi hambatan yang mungkin terjadi. Jelaskan
berbagai pelayanan yang dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah
tersebut.

U - Ulangi:
Ulangi pokok-pokok yang perlu diketahui dan diingatnya. Yakinkan bahwa
anda selalu bersedia membantunya. Kalau Pasien memerlukan percakapan
lebih lanjut yakinkan dia bahwa anda siap menerimanya.

Setelah proses SATU TUJU dilaksanakan, Tenaga Kesehatan Lingkungan


menindaklanjuti dengan:

12
1. Melakukan penilaian terhadap komitmen Pasien (Formulir tindak lanjut
konseling) yang telah diisi dan ditandatangani untuk mengambil keputusan
yang disarankan, dan besaran masalah yang dihadapi;
2. Menyusun rencana kunjungan untuk Inspeksi Kesehatan Lingkungan sesuai
hasil Konseling; dan
3. Menyiapkan langkah-langkah untuk intervensi.

Dalam melaksanakan Konseling kepada Pasien, Tenaga Kesehatan


Lingkungan menggunakan panduan Konseling sebagaimana contoh bagan
dan daftar pertanyaan terlampir. Tenaga Kesehatan Lingkungan dapat
mengembangkan daftar pertanyaan terhadap Pasien dengan diagnosis
penyakit lain atau sesuai kebutuhan. Tenaga Kesehatan Lingkungan dalam
memberikan saran tindak lanjut sesuai dengan permasalahan kesehatan
lingkungan yang dihadapi berdasarkan pedoman teknis yang berlaku.

3. KUNJUNGAN LAPANGAN
Kunjungan lapangan dilakukan setelah pasien atau klien datang dan
konseling di yankesling
Langkah – langkah kunjungan lapangan :
a. Petugas sanitasi mempelajari hasil wawancara atau konseling di dalam
gedung (puskesmas)
b. Petugas sanitasi menyiapkan dan membawa berbagai peralatan dan
kelengkapan lapangan yang diperlukan seperti formulir kunjungan
lapangan, media penyuluhan, dan alat sesuai denga jenis penyakitnya
c. Petugas sanitasi memberitahukan atau menginformasikan kedatangannya
ke RT , RW atau kader motivator setempat
d. Petugas sanitasi memeriksa dan mengamati lingkungan dan perilaku
penderita / klien
e. Petugas sanitasi menyimpulkan hasil kunjungan lapangan
f. Petugas sanitasi memberikan saran tindak lanjut kepada pasien atau klien
g. Petugas sanitasi melakukan pengambilan sampel air atau makanan untuk
diperiksa ke laboratorium lingkungan puskesmas jika diperlukan

4. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
13
Pemeriksaan Laboratorium yang bisa dikerjakan di laboratorium lingkungan
puskesmas Wates
a. Pemeriksaan Pangan
1) Pemeriksaan borax
2) Pemeriksaan Formalin
3) Pemeriksaan Rodamin
4) Pemeriksaan Metanil Yellow
b. Pemeriksaan air bersih dan air minum
1) Pemeriksaan Fe
2) Pemeriksaan kualitatif mikrobiologi air e. coli dan coliform

Langkah – langkah pemeriksaan laboratorium


a. Jika Pasien atau Klien datang membawa sampel makanan atau air
Pada saat itu juga pemeriksaan laboratorium dilakukankecuali
pemeriksaan sampel air secara mikrobiologi ,sampel air harus diambil
sendiri oleh tenaga sanitasi
b. Dari program puskesmas yang mengadaan kegiatan pemeriksaan yang
memerlukan pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan sesuai jadwal perencanaan
puskesmas
c. Kunjungan lapangan pasien yankesling yang membutuhkan tes
laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan sesuai dengan janji yang dibuat oleh
petugas sanitasi dengan pasien yang telah berkunjung di yankesling.
Kriteria pasien yang diambil sampel airnya untuk di tes laboratorium :
1) Semua pasien Diare yang telah berkunjung di yankesling
2) Semua pasien penderita penyakit kulit yang berkunjung ke yankesling

5. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Pencatatan dan pelaporan kegiatan yankesling dilakukan dengan menulis di
register yankesling yang disimpan pada status pasien dan disalin pada buku
catatan harian yankesling.

6. MONITORING DAN EVALUASI


14
Monitoring dan evaluasi kegiatan yankesling dilakukan 1 bulan sekali pada
saat miniloka karya bulanan dengan menggunakan format PKP bulanan

BAB V
LOGISTIK

Untuk keperluan logistic kilinik sanitasi diatur sesuai dengan peraturan dan proses
yang ditetapkan oleh Puskesmas antara lain :
A. PENGADAAN BAHAN DAN ALAT YANKESLING
Perencanaan bahan dan alat Yankesling yang ada di Puskesmas Wates
dilakukan setahun sekali
Perencaan berdasarkan :
a. Tingkat kebutuhan bahan dan alat di Yankesling
b. Perkiraan jumlah kebutuhan untuk satu tahun mendatang
Perencanaan dibuat oleh petugas Yankesling kemudian diserhkan kepada
bagian pengadaan Puskesmas Wates
Untuk bahan berupa reagen dan bahan habis pakai diberikan ke Gudang
Farmasi Puskesmas Wates
Untuk alat laboratorium diberikan ke pengadaan asset Puskesmas Wates
Untuk bahan cetak seperti leaflet, poster diberikan ke bagian pengadaan ATK
Puskesmas Wates

B. PENERIMAAN BAHAN DAN ALAT KILINIK SANITASI


Penerimaan dan penyerahan bahan dan alat Yankesling dilakukan kepada
bagian asset Puskesmas Wates yang selanjutnya diserahkan langsung kepada
petugas Yankesling

C. PERMINTAAN BAHAN ATAU ALAT LABORATORIUM MELALUI GUDANG


FARMASI PUSKESMAS
Bahan dan atau alat yang tidak diterimakan secara langsung kepada petugas
15
sanitasi dapat diminta dari gudang farmasi Puskesmas apabila di gudang farmasi
tersedia. Petugas sanitasi melakukan permintaan ke gudang farmasi Puskesmas,
apabila bahan tersebut ada di Puskesmas maka permintaan dapat segera
terealisasi dengan menandatangani buku serah terima barang. Namun apabila
bahan dan atau alat tidak ada, bagian gudang farmasi Puskesmas akan
melakukan permintaan ke gudang farmasi Dinas Kesehatan.

D. MONITORING ALAT
Monitoring kerusakan alat dengan dilakukan pengecekan alat oleh bagian asset
puskesmas wates setiap 3 bulan sekali. Atau sebelum 3 bulan sudah terjadi
kerusakan maka petugas sanitasi bisa melapor langsung ke petugas asset
puskesmas

E. PERBAIKAN
Perbaikan akan ditangani oleh petugas asset selama masih bisa diatasi dan
apabila tidak bisa maka, akan dilakukan service sesuai dengan kartu garansi
apabila masih berlaku dan atau dilakukan service melalui distributor alat tersebut.

16
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN YANKESLING

A. IDENTIFIKASI FAKTOR RESIKO


Beberapa factor resiko yang terjadi pada pasien / klien
1. Kursi konseling yang tidak nyaman
2. Ruang tunggu yang kurang nyaman
3. Kelelahan saat konseling,

B. UPAYA UNTUK MEMINIMALISASI


Beberapa upaya untuk mengurangi resiko dari keselamatan pasien :
1. Melakukan konseling sesuai SOP
2. Menyediakan kursi konseling yang nyaman
3. Menambah kursi tunggu

17
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. KESELAMATAN KERJA DI YANKESLING


1. Menggunakan masker terutama pada saat konseling dengan pasien yang
berisiko tinggi seperti pasien TB
2. Membiasakan cuci tangan pakai sabun
3. Menjaga kebersihan lingkungan

B. KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM SANITASI


Bagi petugas sanitasi pada saat melakukan analisa laboratorium akan
kontak dengan reagen dan pembiakan bakteri, maka berpotensiterinfeksi kuman
patogen. Untuk mengurangi bahaya yangterjadi, perlu adanya kebijakan yang
ketat.Petugas harus memahami keamananlaboratorium, mempunyai sikap dan
kemampuan untuk melakukan pengamanansehubungan dengan pekerjaannya
sesuai SOP.
1. TATA LAKSANA
a. Gedung
1) Design laboratorium harus memiliki sistem ventilasi yang
memadaidengan sirkulasi udara yang adekuat
2) Design laboratorium harus mempunyai alat pemadam api yang
tepatpada bahan kimia berbahaya
3) Design laboratorium harus dibuat sedemikian rupa agar
dapatmenghindari panas sejauh mungkin, dengan memakai alat
pembakargas yang terbuka untuk menghindari bahaya kebakaran
4) Dua pintu / jalan harus disediakan untuk keluar dari kebakaran
danterpisah sejauh mungkin
18
5) Tempat penyimpanan reagen didesign untuk mengurangi resikosampai
sekecil mungkin
6) Harus tersedia alat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ( P3K )
7) Sistem pembuangan limbah yang aman
b. Peralatan Laboratorium
Semua alat di laboraotirum memiliki kemanan sedemikian rupasehingga
pekerja tidak terpapar aliran listrik
c. Alat Pelindung Diri
Jenis alat pelindung yang digunakan petugas laboratorium meliputi :
sarungtangan, baju kerja, masker, sepatu. Sarung tangan harus selalu
dipakai pada saatmelakukan tindakan Baju kerja berupa baju pelindung
merupakan salah satu jenis pakaian kerjawajib digunakan selama di
laboratorium.Tujuan pemakaian baju pelindunguntuk melindungi petugas
dari kemungkinan genangan atau percikan reagen yang lain yang dapat
mencemari baju atau seragam. Baju kerja harussegera diganti bila terkena
kotoran
Sepatu kerja digunakan di area pemeriksaan laboratorium sehingga
dapatmencegah terperciknya reagen ke kaki petugas dan mencegah
terlukanya kakipetugas karena terkena tusukan benda tajam yang terjatuh.
d. Monitoring Kesehatan
Pemantauan kesehatan pegawai dilakukan setiap 6 bulan sekali secararutin.
e. Petunjuk Pencegahan Infeksi Untuk Petugas Kesehatan
1) Mencegah penyebaran bahan infeksi :
- Melakukan dekontaminasi permukaan meja kerja dengan desinfektan
yangsesuai setiap habis kerja.
- Menempatkan sisa spesimen dalam wadah yang tahan bocor
2) Mencegah bahan infeksi tertelan atau terkena kulit serta mata selama
bekerja
- Mencuci tangan dengan sabun/desinfektan sebelum dan sesudah
bekerja.
- Menggunakan alat pelindung mata/muka jika terjadi resiko percikan
bahaninfeksi saat bekerja.

19
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

INDIKATOR MUTU

A. Pemberi pelayanan di Yankesling berijazah minimal D3 Kesehatan Lingkungan


Pemberi pelayanan di Yankesling berijazah minimal D3
Judul
Kesehatan Lingkungan
Dimensi Mutu Kompetensi tehnis
Tersedianya pelayanan sanitasi oleh tenaga yang
Tujuan
kompeten di Puskesmas wates
Pemberi pelayanan di Yankesling adalah pegawai yang
Definisi Operasional
memiliki ijazah minimal D3 Kesehatan Lingkungan
Frekuensi Pengumpulan Data 6 bulan sekali

Periode Analisa 6 bulan sekali


Jumlah pegawai pemberi layanan sanitasi yang
Numerator
berijazah minimal D3 Kesehatan Lingkungan
Denumerator Jumlah pemberi layanan di Yankesling

Sumber Data Data kepegawaian

Standar 100%

Penanggung Jawab PJ Yankesling

20
B. Ketersediaan pelayanan Yankesling

Judul Ketersediaan pelayanan Yankesling

Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan

Tersedianya pelayanan konseling sanitasi di


Puskesmas Wates yang mendukung peningkatan
Tujuan
kesadaran masyarakat untuk menciptakan lingkungan
yang sehat
Ketersediaan pelayanan konseling sanitasi adalah
Definisi Operasional tersedianya pelayanan konseling sanitasi bagi
masyarakat di Puskesmas Wates

Frekuensi Pengumpulan Data 6 bulan

Periode Analisa 6 bulan

Jumlah hari buka Yankesling sesuai jadwal dalam satu


Numerator
bulan

Denumerator Jumlah hari buka Yankesling dalam satu bulan

Sumber Data Survey petugas

Standar 100%

Penanggung Jawab PJ Yankesling

3. Cakupan Kunjungan Yankesling

Judul Cakupan kunjungan Yankesling

Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan


Terselenggaranya konseling sanitasi penyakit berbasis
Tujuan
lingkungan bagi masyarakat
Kunjungan Yankesling adalah jumlah kunjungan pasien
Definisi Operasional dengan penyakit berbasis lingkungan yang
membutuhkan konseling sanitasi di Puskesmas Wates
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan

21
Periode Analisa 3 bulan

Jumlah kunjungan pasien dengan penyakit berbasis


Numerator
lingkungan di Yankesling
Jumlah kunjungan pasien dengan penyakit berbasis
Denumerator
lingkungan di Puskesmas Wates
Sumber Data Registrasi Pasien Yankesling
Pasien yang dikonseling minimal 10% dari pasien PBL
Standar
yang berkunjung ke Puskesmas Wates
Penanggung Jawab PJ Yankesling

4. Kepuasan Pelanggan

Judul Kepuasan pelanggan

Dimensi Mutu Kenyamanan

Terselenggaranya pelayanan di Yankesling yang


Tujuan
mampu memberikan kepuasan pelanggan

Pernyataan tentang persepsi pelanggan terhadap


Definisi Operasional pelayanan yang diberikan oleh pemberi layanan di
Yankesling
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan

Periode Analisa 3 bulan

Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan pelanggan


Numerator yang mendapat pelayanan di Yankesling yang di
survey
Jumlah seluruh pelanggan di Yankesling yang di
Denumerator
survey (minimal n= 50)
Sumber Data Survey

Standar 80%

Penanggung Jawab PJ Yankesling

22
BAB IX
PENUTUP

Pelayanan Yankesling di puskesmas diarahkan untuk mengendalikan factor


resiko penyakit dan / atau gangguan kesehatan akibat buruknya kondisi kesehatan
lingkungan melalui upaya promotif dan preventif serta spesifik proteksi.
Peran puskesmas selain memberikan pelayanan yang bersifat upaya
kesehatan perorangan, juga pada upaya kesehatan masyarakat melalui pelayanan
Yankesling, sehingga memperkuat puskesmas sebagai pusat pembangunan
kesehatan terdepan. Dengan demikian peran puskesmas sangat penting dalam
mendukung pembangunan kesehatan yang langsung disarakan oleh masyarakat.
Pelayanan kesehatan di puskesmas ini juga menjadi bagian penting dari
standar pelayanan minimal kabupaten/kota yang merupakan indicator bagi
pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakatnya.
Diharapkan dengan diterbitkan buku pedoman penyelenggaraan pelayanan
Yankesling ini, bisa menjadikan pelayanan terhadap pasien dank lien sesuai dengan
standart.

23
1. Rekaman historis perubahan

No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai diberlakukan

1 Judul Nama Klinik Sanitasi menjadi Yankesling 04 Januari 2017


(pelayanan Kesehatan lingkungan)

24

Anda mungkin juga menyukai