Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN KETUA PANITIA WORKSHOP PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

MALARIA TERINTEGRASI DENGAN SILANTOR


Tanjungpinang , 8 S.D 10 September 2021

I. PENDAHULUAN

Penyakit tular vektor dan zoonotik, seperti demam berdarah, malaria,


filaria, chikungunya, pes, leptospirosis dan lain-lain, masih menjadi
permasalahan kesehatan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena tingginya
populasi vektor dan binatang pembawa penyakit di Indonesia. Sebagai
upaya pencegahan penyakit tersebut maka dilaksanakan pengendalian
vektor dan binatang pembawa penyakit. Pengendalian ini akan terarah dan
tepat sasaran apabila didahului dengan surveilans vektor dan binatang
pembawa penyakit yang cepat dan akurat, yang menghasilkan data dan
informasi sebagai dasar pengambilan keputusan.

Permenkes nomor 45 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan


Surveilans Kesehatan, yang dimaksud surveilans kesehatan adalah
kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus terhadap data
dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan dan
kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit
atau masalah kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi
guna mengarahkan tindakan pengendalian dan penanggulangan secara
efektif dan efisien. Merujuk pada PP nomor 66 tahun 2014, Permenkes
nomor 50 tahun 2017, Permenkes nomor 64 tahun 2015 dan Permenkes
nomor 45 tahun 2014 di atas, bahwa surveilans vektor dan binatang
pembawa penyakit merupakan bagian penting yang harus dikerjakan dalam
rangka kewaspadaan dini terhadap peningkatan populasi vektor dan
adanya potensi penularan penyakit. Karena surveilans akan memberikan
informasi yang akurat dalam rangka pencegahan dan pengendalian yang
efektif, efisien dan tepat sasaran. Kondisi saat ini, surveilans vektor dan
binatang pembawa penyakit masih belum dikerjakan secara optimal dan
belum terintegrasi, sehingga data dan informasi vektor dan binatang
pembawa penyakit tidak tersedia dengan baik akibatnya pengendalian
vektor dan binatang pembawa penyakit belum dilakukan secara efektif dan
tepat sasaran.
Untuk melakukan upaya pemberantasan penyakit menular,
penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit diperlukan suatu
sistem surveilans penyakit yang mampu memberikan dukungan upaya
program dalam daerah kerja Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional dan
Internasional. Dalam rangka penyelenggaraan upaya pemberantasan dan
penanggulangan penyakit menular dan penyakit tidak menular diperlukan
dukungan data–data dan informasi melalui suatu sistem surveilans
epidemiologi penyakit secara rutin dan terpadu sebagai bagian dari
penyelenggaraan sistem surveilans epidemiologi kesehatan.

Kementerian Kesehatan RI melalui Direktorat Jenderal Pencegahan


dan Pengendalian Penyakit telah meluncurkan sebuah sistem yang dapat
mencegah terjadinya penularan penyakit melalui vektor. Sistem tersebut
dinamai Silantor atau Sistem Surveilans Vektor. Silantor ini merupakan
sistem yang dikembangkan dalam rangka kewaspadaan dini terhadap
penyakit tular vektor dan zoonotik. Melalui Silantor ini secara teknis tenaga
kesehatan di Puskesmas mengumpulkan data vektor di wilayah kerjanya.
Setelah itu data diinput ke dalam Silantor dan akan terintegrasi ke dinas
kesehatan kabupaten/kota, provinsi, sampai ke pemerintah pusat. Data
vektor yang diinput ke Silantor akan dianalisis secara otomatis oleh sistem
untuk mengetahui tingkat kebahayaan penyakit tular vektor. Semua data di
Puskesmas nantinya akan teranalisis di tingkat kabupaten/kota, nanti akan
menunjukkan kabupaten/kota tersebut aman atau tidak terhadap penularan
penyakit, demikian juga di tingkat provinsi dan nasional. Dengan
mengetahui kepadatan vektor di suatu wilayah maka akan diketahui potensi
penyakit yang akan muncul.

Dalam upaya eliminasi Malaria di Provinsi Kepulauan Riau,


khususnya di Kabupaten Bintan dengan API ≥ 1‰, maka sangat diperlukan
pengendalian yang terintegrasi, sehingga pengendalian yang dilakukan
efektif dan efisien.

II. DASAR PELAKSANAAN


1. Tersedianya dana untuk Workshop Penyelidikan Epidemiologi
Malaria Terintegrasi dengan Silantor di Kepulauan Riau.

2. Terbitnya SK Panitia dan Narasumber untuk Workshop


Penyelidikan Epidemiologi Malaria Terintegrasi dengan Silantor di
Kepulauan Riau.
III. TUJUAN

A. Tujuan Umum

Terlaksananya Workshop Penyelidikan Epidemiologi Malaria


Terintegrasi dengan SILANTOR di Kepulauan Riau dengan
terjadwal.
B. Tujuan Khusus

Meningkatkan kapasitas SDM petugas malaria Puskesmas di


Kabupaten Bintan dalam melaksanakan Penyelidikan Epidemiologi
Malaria terintegrasi dengan SILANTOR.

IV. SASARAN

Jumlah peserta yang ikut dalam pertemuan ini sebanyak 25 orang


dengan rincian sebagai berikut :

No. Instansi Jumlah Peserta (orang)


1. Dinkes Provinsi Kepulauan Riau 6
2. Dinkes Kabupaten Bintan 4
3. Persakmi Kepulauan Riau 1
4. RSUD Bintan 1
5. Puskesmas Kijang 1
6. Puskesmas Uban 1
7. Puskesmas Kawal 1
8. Puskesmas Tembeling 1
9. Puskesmas Teluk Sebong 1
10. Puskesmas Teluk Sasah 1
11. Puskesmas Sri Bintan 1
12. Puskesmas Kuala Sempang 1
13. Puskesmas Toapaya 1
14. Puskesmas Berakit 1
15. Puskesmas Sei Lekop 1
16 Puskesmas Kelong 1
17. Puskesmas Mantang 1
18. Puskesmas Numbing 1
Total 25
V. NARASUMBER
1. Persakmi Provinsi Kepulauan Riau
2. Bidang PP & P Dinkes Provinsi Kepulauan Riau

VI. WAKTU dan TEMPAT


1. Waktu
a. Hari : Rabu s.d Jumat
b. Tanggal : 8 s.d. 10 September 2021
c. Jam : 08.00 WIB s/d Selesai (Jadwal Terlampir)

2. Tempat : Hotel Comforta Tanjungpinang


Jl. Adi Sucipto Km. 10 Tanjungpinang.

VII. BIAYA
Biaya pertemuan dibebankan kepada dana bantuan GF ATM
Komponen Malaria Provinsi Kepulauan Riau Tahun Anggaran 2021.

VIII. RENCANA PELAPORAN


Kegiatan ini dilaporkan paling lama 1 (satu) bulan setelah pelaksanaan
pertemuan ini berlangsung.

IX. PENANGGUNGJAWAB
Tanggung jawab pelaksanaan Workshop Penyelidikan Epidemiologi
Malaria Terintegrasi dengan SILANTOR di Provinsi Kepulauan Riau berada
pada Koordinator Pelaksana dan Pelaksana Program.

X. PENUTUP

Demikian Laporan Panitia ini dibuat untuk dapat dipergunakan


seperlunya.

Tanjungpinang, 8 September 2021

Kabid P2M
Dinas Kesehatan Provinsi Kepri

dr. Yosei Susanti, M.A.P


NIP. 19770907 200604 2 027

Anda mungkin juga menyukai