Anda di halaman 1dari 5

Lampiran Surat Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah

Tanggal : 13 Mei 2022


Nomor : 005/2403
Perihal : Pemanggilan Peserta

Daftar Peserta Webinar Peningkatan Kapasitas bagi Dokter dan Perawat


di Fasyankes dalam Program TBC Kab. Banyumas

No. Nama Fasyankes Peserta


1. RSU Siaga Medika Banyumas Dokter dan Perawat Pelaksana Program
Tuberkulosis
2. RSU Ananda Dokter dan Perawat Pelaksana Program
Tuberkulosis
3. RSU Medika Lestari Dokter dan Perawat Pelaksana Program
Tuberkulosis
4. Klinik dr. Koent Dokter dan Perawat Pelaksana Program
Tuberkulosis
5. Klinik Manunggal Medika Dokter dan Perawat Pelaksana Program
Tuberkulosis
6. Klinik Kurnia Dokter dan Perawat Pelaksana Program
Tuberkulosis
7. Klinik Vira Medika Dokter dan Perawat Pelaksana Program
Tuberkulosis
8. Klinik Muhammadiyah Purwokerto Dokter dan Perawat Pelaksana Program
Tuberkulosis
9. Klinik Adi Dharma Dokter dan Perawat Pelaksana Program
Tuberkulosis
10. Klinik Mutiara Medika Dokter dan Perawat Pelaksana Program
Tuberkulosis
11. Klinik Mafaza Dokter dan Perawat Pelaksana Program
Tuberkulosis
12. Klinik Utama Amanda Dokter dan Perawat Pelaksana Program
Tuberkulosis
13. Klinik Pratama Amanda Dokter dan Perawat Pelaksana Program
Tuberkulosis

Catatan:
Peserta akan mendapatkan 6 SKP IDI dan 1 SKP PPNI
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
WEBINAR PENINGKATAN KAPASITAS BAGI DOKTER DAN PERAWAT
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
DALAM PROGRAM PENANGGULANGAN TBC
PROVINSI JAWA TENGAH

1. LATAR BELAKANG

Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit menular yang menjadi salah satu tantangan
kesehatan global termasuk di Indonesia. Berdasarkan data Global Tuberculosis Report WHO
tahun 2020, Indonesia menjadi negara kedua dengan beban TBC tertinggi diantara 30 negara
dengan beban TBC yang menyumbang 86% dari total estimasi kasus TBC di seluruh dunia.
Indonesia diperkirakan menyumbang 8,5% dari total estimasi kasus TBC di seluruh dunia.
Sehingga, perlu upaya serius untuk melakukan penanggulangan terhadap permasalahan
tersebut.

Kegiatan penemuan kasus menjadi tantangan tersendiri dalam upaya


penanggulangan Tuberkulosis. Studi Inventori 2017 memperkirakan terdapat 842.000 insiden
kasus TB di Indonesia, namun masih terdapat sekitar 41% kasus TB yang belum dilaporkan
(missing cases). Tingginya kasus yang hilang (missing cases) terutama di fasyankes swasta.
Sebagian besar notifikasi penemuan kasus TBC masih berasal dari fasilitas kesehatan
pemerintah. Berdasarkan laporan kasus di SITB proporsi fasilitas kesehatan swasta di
Indonesia yang melaporkan kasus masih sebesar ±51%. Sedangkan di Jawa Tengah
proporsi RS swasta yang melaporkan kasus masih sebesar 59% dengan kontribusi laporan
kasus sebesar ±22,53%. Selain itu, di Provinsi Jawa Tengah kontribusi penemuan kasus dari
klinik/dpm swasta pada tahun 2020 hanya sebesar 0,09% dari semua kasus TBC yang
dilaporkan pada SITB.

Sementara itu, berdasarkan Studi Patient Pathway Analysis tahun 2017, data pola
masyarakat dengan gejala TBC dalam hal mencari pengobatan awal lebih memilih fasilitas
pelayanan kesehatan (fasyankes) swasta (74%) dibanding puskesmas dan RS pemerintah
(24%). Hal ini mungkin dikarenakan masyarakat lebih mudah menuju akses swasta (private)
dibandingkan publik. Rasio pencarian pengobatan di fasyankes swasta paling besar ada di
farmasi/apotek (52%), DPM (19%) dan RS (3%). Hal tersebut menunjukkan bahwa fasilitas
kesehatan swasta memiliki potensi besar dalam penanggulangan TBC jika terlibat secara
aktif dalam program TBC.

Sebagai upaya untuk meningkatkan kontribusi fasilitas kesehatan swasta dalam


penemuan kasus Tuberkulosis diperlukan kegiatan penguatan jejaring antara fasyankes
layanan TB pemerintah dan swasta di wilayah kabupaten/kota. Jejaring ini diperkenalkan oleh
WHO dengan nama Public-Private Mix (PPM). Di Indonesia PPM dilakukan berbasis
kabupaten/kota (district) atau disingkat DPPM (District Based Public Private Mix) di bawah
koordinasi dinsas kesehatan kabupaten/kota (DKK).

Public-Private Mix (PPM) adalah suatu konsep yang ditujukan untuk meningkatkan
keterlibatan fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta dalam program TBC. PPM
diharapkan dapat mengorganisasikan layanan TBC untuk memastikan layanan terpadu yang
berpusat pada pasien (patient‐centered care) sehingga seluruh pasien TBC dapat ditemukan,
diobati sesuai standar dan dilaporkan pada sistem informasi TBC. District-based Public
Private Mix digerakkan oleh tim PPM yang telah di bentuk oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota, berisi perwakilan fasilitas pelayanan kesehatan publik dan swasta yang di dukung oleh
koalisi organisasi perofesi di tingkat kabupaten/kota. Tim ini ditentukan dalam dekrit yang
telah disahkan oleh Walikota/ Bupati atau Kepala Dinas Kesehatan. Oleh karena itu, sebagai
salah satu upaya untuk meningkatkan keterlibatan fasilitas kesehatan maka akan
dilaksanakan kegiatan online webinar peningkatan kapasitas petugas TBC Fasyankes di
Provinsi Jawa Tengah.
2. PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan ini dimaksudkan untuk melakukan peningkatan kapasitas kepada petugas


pelaksana program TBC di Fasyankes mengenai program TBC di Provinsi Jawa Tengah.

a. Tujuan
1) Melakukan diseminasi informasi mengenai update kebijakan program
penanggulangan tuberkulosis.
2) Meningkatkan kapasitas dan pengetahuan tenaga kesehatan di fasyankes
mengenai penaggulangan tuberkulosis.

b. Narasumber
1) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
2) IDI Wilayah Jawa Tengah
3) dr. Thomas Handoyo, Sp.PD, K-PMK, FINASIM
4) dr. Moh. Syarofil Anam, Sp.A (K), MSi, Med
5) dr. Hasto Nugroho, Sp.P (K), FISR, MKM
6) dr. Iva Puspitasari, Sp.MK (K)

c. Peserta
1) Peserta dalam kegiatan webinar ini adalah Dokter dan/atau Perawat Pelaksana
Program Tuberkulosis di 3 Rumah Sakit Umum Swasta dan 10 Klinik/ Dokter Praktek
Mandiri Swasta yang berpotensi dalam mendukung program TBC di
Kabupaten/Kota (sesuai lampiran surat)
2) Peserta akan mendapatkan 6 SKP IDI dan 1 SKP PPNI

d. Jadwal Kegiatan

Waktu Kegiatan Narasumber


Rabu, 18 Mei 2022
09.00 – 09.15 Pembukaan dan Pengarahan Dinkes Prov Jateng
09.15 – 09.30 Etika Kedokteran IDI Wilayah Jawa Tengah
09.30 – 10.00 Implemetasi Pendekatan DPPM Dinkes Prov Jateng
dalam Program TBC
10.00 – 11.00 Tatalaksana pada pasein TBC dr. Thomas Handoyo,
Dewasa Sp.PD, K-PMK, FINASIM
11.00 – 12.00 Tatalaksana pada pasien TBC Anak dr. Moh. Syarofil Anam,
Sp.A (K), MSi, Med
Kamis, 19 Mei 2022
09.00 – 09.15 Prakata Dinkes Prov Jateng
09.15 – 10.15 Tatalaksana pada pasien TBC dr. Hasto Nugroho, Sp.P
dengan Penyulit (K), FISR, MKM
10.15 – 11.15 Pengelolaan dan Mekanisme dr. Iva Puspitasari, Sp.MK
Transport Spesimen pada pasien (K)
TBC
11.15 – 12.15 Pencatatan dan Pelaporan TBC Dinkes Prov Jateng

e. Pembiayaan
Kegiatan ini akan dilaksanakan dengan dukungan dana dari Global Fund Komponen TBC
Provinsi Jawa Tengah BL 229

Demikian KAK ini kami susun sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan.

Pembina Tk. I
NIP. 19680502 199203 2 005

Anda mungkin juga menyukai