Anda di halaman 1dari 12

Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan Tentang Imunisasi Di Puskesmas

Pandanaran Semarang

Disusun Oleh:

Lubabul ‘Aniq D11.2011.01368

Risha Sepriana Valentina D11.2011.01370

Bella Sovira D11.2011.01255

Dhara Intan Maulina D11.2011.01305

Laurensia Juliani Dwi S D11.2011.01287

FAKULTAS KESEHATAN PROGDI KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

SEMARANG

2013
Bab I

Gambaran Umum Puskesmas

1. Tinjauan Eksternal Puskesmas


a. Definisi Puskesmas
Puskesmas adalah UPTD (Unit Pelaksanaan Teknis Daerah) keshatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan peberdayaan
kesehatan di suatu wilayah kerja atau organisasi kesehatan funsional yang
merupakan pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran
serta masyarakat dan memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepala masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Puskesmas merupakan suatu satuan organisasi yang diberikan kemandirian
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk melaksanakan tugas-tugas
operasional pembangunan di wilayah kecamatan.
b. Gambaran secara umum (geografis)
Demografi
Batas-batas wilayah antara lain:
Sebelah utara : Kelurahan Pekunden
Sebelah selatan : Kelurahan Lempongsari
Sebelah Timur : Kelurahan Peterongan
Sebelah Barat : Kelurahan Bojong Salaman

Wilayah Kerja Puskesmas Pandanaran


Ada 6 (enam) wilayah kelurahan binaan
- Kelurahan Mugassari
- Kelurahan Randusari
- Kelurahan Barusari
- Kelurahan Bulustalan
- Kelurahan Peleburan
- Kelurahan Wonodri
Luas Wilayah : 373,918 Km2
Jumlah Penduduk tahun 2012 : 49.002 jiwa
Jumlah RT/RW : 314/44

c. Peran Serta Masyarakat


Adapun beberapa kegiatan yang melibatkan peran serta masyarakat antara lain :
1. Posyandu
Adalah salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang
dikelola dan diselenggarakan dari, olh dan bersama masyarakat dalam
rangka mmberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperolh
pelayanan keshatan dasar untuk mempercepat penurunan AKI dan AKB.
Jumlah Posyandu Balita = 39
Jumlah Kader Kesehatan = 341
2. Posbindu
Bentuk peran serta masyarakat upaya promotif-preventif untuk mendeteksi
dan pengendalian dini faktor resiko PTM (Penyakit Tidak Menular) secara
terpadu padaorang dwasa 25 tahun ke atas, melalui kegiatan monitoring
faktor resiko PTM secara rutin dan periodik, konseling faktor resiko PTM,
diet dan aktivitas fisik.
Jumlah Posbindu = 1, dikelurahan Bulustalan
3. Pengembangan Desa Siaga
Desa/ kelurahan siaga : kesiapan sumber daya (kemampuan) untuk
mencegah dan mengatasi maslah kesehatan secara mandiri.
Jumlah Kelurahan Siaga = 6
4. PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat)
Sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong
diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan
kesehatan masyarakat. Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan,
kemauan, kemampuan anggota rumah tangga untuk melaksanakan PHBS.
5. Lingkungan/ masyarakat sekolah
1) Pelatihan Kader Kesehatan Remaja
2) Pelatihan Dokter Kecil
3) Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah
4) Bulan Imunisasi Anak Sekolah
5) Penyuluhan Kesehatan di Sekolah
6) Lomba Sekolah Sehat
7) Lomba Dokter Kecil
Jumlah SD/MI = 21
Jumlah SMP/MTs = 8
Jumlah SMA/MA = 11

2. Tinjauan Internal Puskesmas


a. Data Ketenagaan di Puskesmas

Jumlah tenaga kerja

Kelompok Jabatan Fungsional

Dokter/ Perawat/ AA Bidan HS Gizi Lab


dokter perawat
gigi gigi
6 orang 6 orang 2 3 1 1 1
orang orang orang orang orang

Kelompok Non Fungsional

Bendahara Ad Sopir Pekarya


ministrasi kesehatan
2 orang 1 orang 1 3 orang
orang
Gambaran Khusus Program
a. Tujuan Imunisasi
Tujuan Jangka Panjang (5 tahun)
- Mengantisipasi pelayanan imunisasi di masa mendatang
- Mempermudah masyarakat di wilayah kerja puskesmas agar dapat
menjangkau pelayanan kesehatan khususnya dibidang imunisasi secara
merata serta memliki derajat kesehatan yang optimal

Tujuan Jangka Pendek (1 tahun)


- Meningkatkan kesehatan pada bayi melalui pelayanan imunisasi dasar
- Meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan di bidang imunisasi
sehingga meningkatkan cakupan pelayanan program imunisasi puskesmas
- Meningkatkan status kesehatan masyarakat melalui pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular yang dapat di cegah dengan imunisasi

b. Kegiatan Pokok Program

No Nama Kegiatan Jadwal


1 Imunisasi BCG Senin minggu 1 dan 3
2 Imunisasi Campak Senin minggu 2 dan 4
3 Imunisasi DPT Polio dan Hepatitis Senin dan Selasa
4 Imunisasi lengkap pada Bumil Rabu dan Jumat
5 BIAS DT anak sekolah kelas 1 sd Sesuai jadwal
6 BIAS TT anak sekolah klas 2 dan 3 sd Sesiau jadwal

c. Kegiatan Operasional Program


Pengadaan vaksin:
Vaksin di Puskesmas Pandanaran pada tahun 2012 diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota
kemudian mulai September 2013 dilakukan pembaharuan dengan pengadaan vaksin
melalui gudang pharmasi. Sedangkan pengadaan vaksin di RSB atau RSU lain baik negri
maupun swasta diperoleh dari Puskesmas Pandanaran yang merupakan central dari
puskesmas yang ada.
Penyimpanan vaksin :
Vaksin disimpan pada suhu 2-8 derajat celcius di kolsen sendiri, tetapi karena keterbatasan
jumlah kolsen dan ukuran yang relatif kecil maka penyimpanan vaksin (HB) pada kulkas
rumah tangga. Penyediaan safety box dan pembuangan limbah vaksin disediakan oleh
Dinas Kesehatan Kota
Pemberian vitamin A:
Dilaksanakan setiap diberikannya imunisasi dasar pada bayi dan balita.

d. Indikator Program
- Imunisasi BCG
- Imunisasi DPT
- Imunisasi Campak
- Imunisasi Polio 4
- DT murid SD
- Campak murid SD
- TT BIAS
- TT Bumil
- HB0
- Jumlah kunjungan bayi
- Tingkat kelengkapan prasarana medis
-Tingkat kepatuhan profider terhadap SOP
- Jumlah kasus penyakit PD3I
Bab II

A. Gambaran Menejemen Program


a. Perencanaan Program :
- Pemberian imunisasi dasar pada bayi
- Pelaksanaan BIAS di sekolah dasar
- Pelatian kader masing- masing posyandu di wilayah cakupan puskesmas.
- Evaluasi kegiatan kader di posyandu wilayah cakupan puskesmas.
b. Pelaksanaan Program :

Pelaksanaan Imunisasi Dasar pada Puskesmas Pandanaran dilakukan secara mandiri


dengan jadwal sebagai berikut:

1. Senin dan Selasa: DPT, HB Combo dan Polio


2. Senin minggu pertama dan ketiga: BCG
3. Senin minggu kedua dan keempat: Campak

Hambatan pelaksanaan:

1. Pada tahun 2012 kesertediaan vaksin polio di Puskesmas Pandanaran pernah


mengalami kehabisan stok, tetapi hal ini tidak terlalu mempengaruhi pemberian
imunisasi dasar pada bayi
2. Adanya bias yang terjadi dalam pemberian imunisasi dasar pada siswa di sekolah
dasar akibat ketidaksediaan pihak orangtua untuk mengikuti program imunisasi yang
dilakukan di sekolah dasar tersebut
3. Ketidaktepatan pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan imunisasi sehingga terjadi bias
informasi

c. Evaluasi Program

Pada tahun 2010 evaluasi pelaksanaan program imunisasi di Puskesmas Pandanaran


diadakan 2 tahun sekali kemudian adanya perubahan jadwal evaluasi dengan harapan
adanya peningkatan kinerja maupun keberhasilan dari program imunisasi dasar sehingga
mulai tahun 2012 bentuk evaluasi di Puskesmas Pandanaran diadakan secara lintas sektor
melalui PWS (Pemantauan Wilayah Setempat) yang diikuti oleh semua Puskesmas di
Kota Semarang setiap satu tahun sekali.
Kemudian evaluasi terhadap kader posyandu di tiap keluarahan diadakan satu bulan sekali
sehingga dapat meningkatkan cakupan imunisasi dan menurunkan angka kesakitan dari
PD3I.

B. Hasil Kegiatan Program di Lapangan

a. Data dan informasi hasil indikator

Indikator Target Hasil Capaian Sumber Data

Imunisasi BCG 95 % 21% RTP

Imunisasi DPT 90% 30% RTP

Imunisasi 90% 21% RTP


Campak
Imunisasi Polio 4 90% 23% RTP

DT murid SD 95% 100% Hasil


wawancara
campak murid SD 95% 100% Hasil
wawancara
Imunisasi TT 95% 100% Hasil
BIAS wawancara
Imunisasi TT 70% 43% Hasil
Bumil wawancara
Imunisasi HB0 90% 29% RTP

Jumlah 90% 100% RTP


kunjungaan bayi
Tingkat 100% 100% RTP
kelengkapan
prasarana medis
Tingkat 100% 100% RTP
kepatuhan
profider thd SOP
Jumlah kasus 90% 1,17% RTP
PD3I
b. Informasi keberhasilan dan hambatan kegiatan program

Indikator Target Hasil capaian Hambatan


Imunisasi BCG 95% 21% kurangnya perhatian kader terhadap
pelaksanaan imunisasi
Imunisasi DPT 90% 30% Adanya masyarakat yang melakukan
imunisasi diluar puskesmas, seperti di
rumah sakit dll
Imunisasi campak 90% 21% Tidak sesuainya jadwal imunisasi
campak dengan jadwal kegiatan ibu.
Imunisasi Polio4 90% 23% Kurangnya pengetahuan tentang
imunisasi polio
TT bumil 70% 43% Pengetahuan bumil yang masih
kurang tentang pentingnya imunisasi
TT
HB0 90% 29% Kurangnya promosi dari kader
tentang penyakit hepatitis dan
pentingnya imunisasi HB0 sejak dini
Jumlah kasus 90% 1,17% Tidak ada laporan dari masyarakat
PD3I terkait PD3I diwilayahnya.

Indikator Target Hasil capaian Keberhasilan


DT Murid SD 95% 100%
Campak Murid SD 95% 100%
TT bias 95% 100%
Jumlah kunjungan 90% 100%
bayi
Tingkat Kelengkapan 100% 100%
Prasarana Medis
Tingkat Kepatuhan 100% 100%
Profider terhadap SOP
BAB III

PEMBAHASAN

Beberapa program imunisasi yang dilakukan Puskesmas Pandanaran meliputi:

1. Imunisasi dasar, yaitu:


- Imunisasi BCG
- Imunisasi DPT
- Imunisasi Campak
- Imunisasi Polio 4
- HB0
2. Imunisasi Booster, yaitu:
- DT murid SD
- Campak murid SD
- TT BIAS
3. Pencatatan dan pelaporan
4. Pelatihan kader
5. Penyuluhan
6. Evaluasi

Untuk program imunisasi dasar di Puskesmas Pandanaran sebagian besar tidak mencapai
target yang di tetapkan. Hal ini dikarenakan adanya beberapa permasalahan antara lain
cakupan laporan imunisasi yang tidak lengkap dari posyandu di daerah binaan Puskesmas
Pandanaran. Permasalahan lain yang ada di puskesmas karena ada beberapa sasaran tidak
melakukan imunisasi di puskesmas tersebut.

Dari ke 5 program tersebut kelompok kami melakukan prioritas program yang


hasilnya sebagai berikut:
(skoring 1 - 5)
Kemudahan Dukungan
Kegawatan Besar Prioritas
No Masalah untuk puskesmas/ kebijakan jumlah
Masalah masalah maslah
mengatasi masyarakat
1 Imunisasi 5 4 4 5 3 21 1
dasar
2 Pencatatan 4 4 3 3 3 17 4
dan
pelaporan
3 Evaluasi 4 3 4 3 4 18 3
4 Pelatihan 3 3 5 3 3 17 5
kader
5 Penyuluhan 4 5 4 3 3 19 2

Imunisasi dasar merupakan prioritas masalah yang pertama karena tidak mencapai target
imunisasi yang ditetapkan. Hal ini dikarenakan kurangnya peran kader dalam membantu
petugas puskesmas dalam mensosialisasikan program imunisasi dasar lengkap pada bayi
dan anak di posyandu daerah binaan puskesmas pandanaran. Selain itu ada beberapa
orangtua yang tidak menyetujui pemberian imunisasi karena efek samping yang
ditimbulkan dari imunisasi seperti demam semalaman. Kurangnya pengetahuan
masyarakat terkait manfaat penting imunisasi dasar lengkap.

Jika permasalahan ini tidak segera diatasi maka akan berdampak penting terhadap
peningkatan jumlah kasus penyakit tidak menular (PD3I) diwilayah setempat karena
menurunnya sitem imun pada bayi dan anak sehingga memudahkan terjadinya penularan
pnyakit. Selain itu kurangnya evaluasi, penyuluhan dan pelatihan kader yang diberikan
pihak puskesmas dapat meningkatkan resiko terjadinya PD3I karena terbatasnya
pengetahuan warga terkait imunisasi dasar lengakp. Oleh karena itu sebaiknya evaluasi,
pelatihan dan penyuluhan dapat dengan rutin dilaksanakan setidaknya 6bulan sekali
diharapkan dapat meningkatkan cakupan imunisasi wilayah puskesmas pandanaran.
BAB IV

Kesimpulan :

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang kami lakukan di puskesmas Pandanaran
Semarang maka dapat disimpulkan bahwa Kurangnya data hasil laporan imunisasi dari posyandu
masing-masing wilayah cakupan puskesmas dan Kurangnya peran kader di posyandu wilayah
cakupan puskesmas dalam membantu pelaksanaan imunisasi diwilayahnya menyebabkan tidak
tercapainya target imunisasi dasar pada bayi dan BIAS usia anak SD.

Saran :

Pemberian pelatihan pada kader setiap sebulan sekali bersamaan dengan evaluasi yang dilakukan
agar dapat meningkatkan kinerja kader dan bidan baik di puskesmas maupun masing-masing
posyandu cakupan wilayah puskesmas agar tercapainya cakupan imunisasi dasar dan booster pada
bayi dan usia anak sekolah dasar.

Memaksimalkan dan memperbaiki sistem pelaporan di masing-masing posyandu kelurahan


cakupan puskesmas pandanaran agar dapat terintegrasi secara langsung dengan puskesmas untuk
menghindari keterlambatan dan ketidak lengkapan data hasil imunisasi dasar dan BIAS. Dengan
harapan agar jika laporan tepat dan lengkap maka pihak puskesmas dapat melakukan evaluasi dan
perbaikan-perbaikan imunisasi secara dini untuk menghindari kasus PD3I.

Anda mungkin juga menyukai