Anda di halaman 1dari 13

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BUTON UTARA

UPTD PUSKESMAS BONE ROMBO


Jl. Kopasarano, Kelurahan Lemo

E-mail:puskesbonerombo@gmail.com Kode Pos 93741

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN SDIDTK

A. Pendahuluan
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia
seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan
sedini mungkin sejak anak masih dalam kandungan. Upaya kesehatan yang dilakukan
sejak anak dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya ditujukan untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak
agar mencapai tumbuh kembang optimal baik fisik, mental, Emosional.
B. Latar Belakang
Mengingat jumlah balita di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 10% dari seluruh
populasi, maka sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita
perlu mendapat perhatian serius yaitu mendapat gizi yang baik, stimulasi yang memadai
serta terjangkau oleh pelayanan kesehatan berkualitas termasuk deteksi dan intervensi
dini penyimpangan umbuh kembang.
C. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
Tujuan Uum : agar semua balita umur 0-5 tahun dan anak pra-sekolah 5-6 tahun
tumbuh dan berkembang secara optiman sesuai dengan potensi
genetiknya sehingga berguna bagi nusa dan bangsa serta mampu bersaing
di era global melalui kegiatan stimulasi, deteksi, dan intervensi dini.
Tujuan Khusus : 1. Terselenggaranya kegiatan stimulasi tumbuh kembang pada semua
balita dan ank pra-sekoalh di wilayah kerja Puskesmas
2. terselenggaranya kegiatan deteksi deteksi dini penyimpangan tumbuh
kembang pada semua balita dan pra-sekolah di wilayan Puskesmas.
3. terselenggaranya intervensi dini pada semua balita dan anak pra-
sekolah dengan penyimpangan tumbuh kembang.
4. terselenggaranya rujukan terhadap kasus-kasus yang tidak bias
ditangani di Puskesmas.
D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
Kegiatan pokok : melakukan stimulasi, deteksi dan intervensi dini Penyimpangan
Tumbuh Kembang (SDIDTK) pada balita 0-5 tahun dan pra-sekolah 5-6 tahun.
Rincian Kegiatan : 1. Stimulasi dan pemantauan tumbuh kembang di keluarga dan
masyarakat
2. deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang sdi tingkat
petugas (tenaga kesehatan, pendidik, masyarakat)
3. melakukan intervensi dini jika ditemukan penyimpangan
4. Melakukan rujukan apabila tidak ada perbaikan
E. Cara Melaksanakan Kegiatan
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah :
1. Membentuk tim pelaksana SDIDTK
2. Menunjuk penanggng jawab kegiatan SDIDTK
3. Menetapkan jadwal
4. Melaksanakan SDIDTK sesuai jadwal
5. Melakukan analisa, intervensi rencana tindak lanjut SDIDTK
6. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
F. Sasaran
Semua anak umur 0-6 tahun yang ada di wilayah kerja Puskesmas.
G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Untuk memperlancar kegiatan yang akan dilakukan maka dibuat table kegiatan sebagai
berikut :
Table 1. jadwal pelaksanaan kegiatan
No KEGIATAN 2022
ja fe m a m ju ju agu Se o no d
n b ar pr ei n l p kt v es
1 Pembentukan tim x

2 Pelaksanaa SDIDTK x x x x x x x x x x x x

3 Monitoring dan x
evaluasi pelaksanaan
H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan
Setiap kegiatan yang tercantum dalam jadwal pelaksanaan dievaluasi. Evaluasi terhadap
jedwal kegiatan nomor Satu ( 1 ) sampai Dua ( 2 ) dilakukan oleh kepala Puskesmas.
I. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Dokumentasi yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah :
a. Kohort Bayi
b. Kohort Balita
c. Formulir hasil SDIDTK
d. Formulir hasil leporan kesehatan bayi / anak balita
e. Formulir hasil rekapitulasi laporan kesehatan bayi / anak balita
 

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Bone Rombo

EMLIN, SKM.,M.KES
NIP. 19781110 199803 1 005
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BUTON UTARA

UPTD PUSKESMAS BONE ROMBO


Jl. Kopasarano, Kelurahan Lemo

E-mail:puskesbonerombo@gmail.com Kode Pos 93741

KERANGKA ACUAN KERTA MTMS / MTBM

A. PENDAHULUAN
Sejak tahun 1996 Departemen Kesehatan bekerja sama dengan WHOmengembangkan
pendekatan Manajemen Terpadu Blita Sakit (MTBS) di Indonesia.Keterpaduan pelayanan tidak hanya
pelayanan kuratif berupa pengobatan penyakitsaja, namun sekaligus pelayanan preventif seperti
imunisasi, pemberian vitamin A,menilai dan memperbaiki cara pemberian ASI serta pelayanan promotif
sepertimemberikan konseling kepada ibu cara merawat dan mengobati anak sakit di rumah,serta masalah
pemberian makan.Sasaran utama penerapan MTBS adalah perawat, bidan atau bidan di desayang
menangani balita sakit. Tentunya dokter puskesmas perlu juga terlatih MTBSagar dapat
melakukan supervise penerapan MTBS di wilayah kerja puskesmas.Dengan pelatihan ini, tenaga
kesehatan akan memahami konsep MTBS serta lebihterampil dan termotivasi untuk
menggunakan bagan manajemen kasus sebagaistandar pelayanan di lini tedepan, utamanya di
tingkat pelayanan kesehatan dasar
B. LATAR BELAKANG
Indonesia telah menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam penurunan angka kematian balita
(AKABA) sejak tahun 1990, meskipun trend penurunan menunjukkan perlambatan dalam beberapa
tahun terakhir yaitu 40 kematian per 1000 kelahiran hidup (KH) dan angka kematian bayi (AKB) 32 per
1000 KH pada tahun 2012 (SDKI 2012). Sebanyak 15 (lima belas) dari 33 (tiga puluh tiga) propinsi di
Indonesia mempunyai AKABA lebih tinggi dari angka rata-rata nasional, berkisar dari 42 per 1000
kelahiran hidup di Provinsi Kepulauan Riau kemudian 115 per 1000 kelahiran hidup di Provinsi Papua
(SDKI 2012). Hal ini menunjukkan perbedaan yang besar secara nasional dan adanya tantangan besar
untuk menjawab isu keadilan (equity issue). 
Angka kematian balita di kuintil termiskin dalam populasi 3,6 kali lebih tinggi
dibandingkan dalam kuintil terkaya (Utomo et al., 2011). Pada era desentralisasi,
pengukuran angka kematian berbasis kabupaten telah menjadi isu, terutama dimanasistem pencatatan
vital tidak berfungsi dan kelahiran tidak tercatat (Heywood andChoi, 2010). Bahkan
dalam satu provinsi pun terdapat disparitas yang cukup signifikan antar kabupaten
(Riskesdas 2007). Sekitar 36% dari kematian balita di Indonesia disebabkan oleh masalah bayi baru
lahir (neonatal) diantaranya asfiksia, Berat Badan Lahir Rendah, kelahiran prematur, infeksi
bayi baru lahir, diikuti oleh diare 17,2%, pneumonia 13,2%. Pada bayi baru lahir (0-28 hari), 78,5 %
kematian terjadi pada minggu pertama kehidupan (Riskesdas, 2007). Gizi kurang pada masa kehamilan
dan kanak-kanak merupakan penyumbang julah kesakitan lebih dari sepertiga kematian sevara global
(UNICEF, 2010).
Penanganan kondisi tersebut di atas seharusnya dilakukan oleh tenaga medis yaitu dokter,
namun di Indonesia masih banyak desa yang tidak punya akses ke pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh dokter. Pemerintaj dan pemerintah daerah mendukung bidan/perawat bekerja sama dengan dukun
untuk melaksanakan pertolongan persalinan yang aman dan perawatan bayi baru lahir yang baik.
Bidan/perawat juga diberi wewenang tertentu untuk memberikan penanganan penyakit pada balita
melalui Manajemen Terapadu Balita Sakit (MTBS). Data potensi Desa (PODES) tahun 2011
menunjukkan bahwa 15% Desa di Indonesia tidan mempunyai akses kepada tenaga kesehatan.
Beberapa negara dengan situasi yang sama telah membuktikan bahwa pemberdayaan masyarakat seperti
kader dan dukun dapat dilatih untuk mengenali tanda bahaya umum, perawatan esensial bayi baru lahir
dan penyakit-penyakit utama penyebab kematian balita seperti pneumonia, diare atau malaria. Pelatihan
tersebut juga mencakup penanganan penyakit sederhana lainnya serta keterampilan untuk merujuk ke
tenaga kesehatan.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan akses pelayanan balita sakit di tingkat pelayanan masyarakat yang
sesuai standar.
2. Tujuan Khusus
a. Tersedianya pedoman operasional untuk perencanaan dan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan dengan MTBS-M
b. Tersedianya kebijakan dan terjadinya koordinasi yang mendukung
penyelenggaraan serta pengembangan pendekatan MTBS-M
c. Menigkatnya kemampuan dan keterampilan pelaksana pelayanan di tingkat
masyarakat beserta supervisior dan penanggung jawab program Kesehatan Ibu
dan Anak dalam tatalaksana dan mamajemen pelayanan kesehatan dengan
pendekatan MTBS-M
d. Menjamin kualitas pelayanan kesehatan anak yang semakin meningkat, terbukti
dan berkesinambungan
e. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dan pelaksana MTMS-M dalam
mendukung penyelenggaraan MTBS-M.
f. Meningkatkan kemitraan dan kerjasama jejaring kesehatan ibu dan anak dalam
pemenuhan sisi kebutuhan (demand) pelayanan serta pencarian pertolongan
kesehatan.
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
1. Kegiatan pokok
Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi dan balita
2. Rincian kegiatan
a. Pendaftaran bayi/balita menuju ruang KIA dan lanjut pelayanan MTBS
b. Petugas menulis idetitas pasien pada kartu rawat jalan
c. Petugas melaksanakan anamnesa
d. Petugas melakukan pemeriksaan
e. Petugas menulis hasil anamnesa dan pemeriksaan serta mengklasifikasi dan
memberikan penyuluhan
f. Petugas memberikan pengobatan sesuai buku pedoman MTBS bila perlu dirujuk
keruang pengobatan untuk konsultasi ke dokter.
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
a. Pendaftaran bayi/balita menuju ruang KIA dan lanjut pelayanan MTBS
b. Petugas menulis idetitas pasien pada kartu rawat jalan
c. Petugas melaksanakan anamnesa
d. Petugas melakukan pemeriksaan
e. Petugas menulis hasil anamnesa dan pemeriksaan serta mengklasifikasi dan
memberikan penyuluhan
f. Petugas memberikan pengobatan sesuai buku pedoman MTBS bila perlu dirujuk
keruang pengobatan untuk konsultasi ke dokter.
F. SASARAN
1. Sasaran
a. Sasaran langsung; dinas kesehatan propinsi, dinas kesehatan kabupaten/kota,
organisasi profesi, organisasi social dan keagamaan serta lembaga Swadaya
Masyarakat yang brgerak di bidang pelayanan kesehatan ibu dan anak.
b. Sasaran tidak langsung; bayi/balita, orang tua bayi/balita, pengasuh , keluarga dan
masyarakat.
2. Target
Setiap pemerintah daerah kabupaten/kota yang memiliki dimensi kesulitan akses dan
penyediaan pelayanan kesehatan di tingkat desa/kelurahan.
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Jadwal kegiatan pelayana MTBS disesuaikan dengan jadwal kegiatan difasilitas
kesehatan Puskesmas Bone Rombo yatu pelayanaan MTBS dilakukan setiap hari pukul
08.00 – 12.00 wita.
Table 1. jadwal pelaksanaan kegiatan
No KEGIATAN 2022
ja fe m a m ju ju agu Se o no d
n b ar pr ei n l p kt v es
1 Kunjungan rumah x x x x x x x x x x
Bayi/Balita Sakit
2 Kunjungan Rumah x x x x x x x x x x
Bayi Baru Lahir

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Pelaporan hasil pelayanan MTBS dilakukan setiap akhir bulan.
I. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pencatatan dan pelaporan untuk memudahkan dalam proses selanjutnya, baik
peningkatan dan pengembangan kegiatan, perlu dilaksanakan pencatatan kegiatan pada
kelompok tersebut. Hal-hal yang dicatat adalah pelaksanaan hasil kegiatan yang
dilakukan termasuk alat penunjang serta hal-hal lainnya sesuai kebutuhan. Pencatatan
dilakukan di Puskesams dan Dinas Kesehatan Kabupaten, sedangkan untuk pencatatan di
tingkat Propinsi disesuaikan dengan kebutuhan.

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Bone
Rombo

EMLIN, SKM.,M.KES
NIP. 19781110 199803 1 005
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BUTON UTARA

UPTD PUSKESMAS BONE ROMBO


Jl. Kopasarano, Kelurahan Lemo

E-mail:puskesbonerombo@gmail.com Kode Pos 93741

KERANGKA ACUAN KELAS IBU BALITA

A. LATAR BELAKANG
SK No. 284/MenKes/SK/III/2004 Tentang Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA),
Menteri Kesehatan RI memutuskan Buku KIA sebagai buku pedoman resmi yang berisi
informasi dan catatan kesehatan ibu dan anak. Sebagai buku resmi buku KIA merupakan
satu-satunya alat pencatatan pelayanan kesehatan ibu dan anak sejak ibu hamil, melahirkan
dan selama nifas hingga bayi yang dilahirkan berusia lima tahun.
Pengguna buku KIA sejalan konvensi Hak Anak yang disetujui PBB pada 20
November 1989 dan mulai berlaku 2 september 1990 khususnya tentang :
1. hak untuk kelangsungan hidup dan berkembang,
2. hak untuk mendapatkan standar hidup yang layak,
3. hak untuk mendapatkan standar kesehatan yang paling tinggi,
4. hak untuk mendapat pelatihan keterampilan, dan
5. hak untuk bermain.

Secara umum buku KIA telah memperlihatkan hasil yang berarti dengan
meningkatnya pemahaman ibu terhadap kesehatan anak. Untuk meningkatkan pemanfaatan
buku KIA tersebut perlu diadakan kegiatan yang disebut Kelas Ibu Balita. Selaras dengan
upaya strategis desentralisasi dengan cara meningkatkan kemandirian keluarga dan
masyarakat dalam memelihara dan merawat kesehatan ibu dan anak melalui keluarga dan
masyarakat dalam memelihara dan merawat kesehatan ibu dan anak melalui penggunaan
buku KIA, maka dalam kegiatan proyek fase II “Ensuring MCH Services with the MCH
Handbook “tahun 2006 – 2009, dikembangkan model peningkatan penggunaan buku KIA
oleh masyarakat melalui Kelas Ibu Balita.
Kelas Ibu Balita adalah kelas dimana para ibu yang mempunyai anak berusia antara
0 sampai 5 tahun secara bersama-sama berdiskusi, tukar pengalaman dan pemenuhan
pelayanan kesehatan, gizi dan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan dibimbing oleh
fasilitator, dalam hal ini digunakan buku KIA.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum:
Menigkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu dengan menggunakan buku KIA
dalam mewujudkan tumbuh kembang balita yang optimal
2. Tujuan Khusus :
a. Meningkatkan kesadaran pemberian ASI secara eksklusif
b. Meningkatkan pengetahuan ibu akan pentingnya pada bayi
c. Meningkatkan keterampilan ibu dalam pemberian MP-ASI dan gizi seimbang
kepada balita
d. Meningkatkan kemampuan ibu memantau pertumbuhan dan melaksanakan
stimulasi perkembangan balita
e. Meningkat kan pengetahuan ibu tentang cara perawatan gigi balita dan mencucitangan yang
benar
f. Meningkatkan pengetahuan ibu tentang penyakit terbanyak, cara pencegahan dan
perawatan balita.
C. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
1. Persiapan kegiatan
a. Pertemuan persiapan
1) Peserta kelompok ibu yang mempunyai anak 0 – 5 tahun dengan
pengelompokan 0-1 tahun, 2-5 tahun. Peserta kelompok belajar terbatas yaitu
paling banyak 15 orang.
2) Fasilitator dan narasumber adalah bidan/perawat 2
b. Pengkajian kebutuhan/data dasar bertujuan untuk memetakan kebutuhan belajar
serta
c. berbagai kebutuhan penyelenggara kelas
d. Merancang penyelenggaraan
1) Pelatihan bagi pelatih
2) Pelatihan bagi fasilitator
3) Pendekatan kepada tokoh agama dan tokoh masyarakat
2. Pelaksanaan kelas ibu balita
a. Persiapan
1) Identifikasi sasaran
2) Mempersiapkan tempat dan sasaran belajar
3) Mempersiapkan materi
4) Mengundang ibu yang mempunyai anak berusia antara 0-5 tahun
5) Mempersiapkan tim fasilitator dan narasumber
6) Menyusun rencana anggaran
D. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
E. SASARAN
Sasaran: Peserta kelas ibu balita adalah kelompok pelajar ibu-ibu yang mempunyai anak usia
0-5 tahun, dengan jumlah maksimum perkelas adalah 15 orang dan mengelompokkan: 1.
Kelompok 0-1 tahun 2. Kelompok 1-2 tahun 3. Kelompok 2-5 tahu
F. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Untuk memperlancar kegiatan yang akan dilakukan maka dibuat table kegiatan
sebagai berikut :
Table 1. jadwal pelaksanaan kegiatan
No KEGIATAN 2022
ja fe mar apr me ju ju agu Se o no D
n b i n l p kt v es
1. Pelaksanaan kelas x x x x x x
ibu balita

Pelaksanaan:
1. Waktu dan jadwal pelaksanaan;
a. Kelas ibu balita dilaksanakan 6x setahun dengan kelas yang berbeda
b. Pertemuan dimulai pukul 9.00 – 09.30 atau tergantung kondisi cuaca.
2. Tim fasilitator dan narasumber kelas ibu balita puskesmas bulang
a. Bidan
b. Perawat
c. Petugas Gizi
3. Matrik kegiatan seperti tabel di bawah in

No Pertemuan Materi Petugas Lokasi Pembina


Pembelajaran Wilayah
1 Pertemuan I Tumbuh Petugas Balai Darbin
Kembang Kesehatan Posyandu
Anak Anak
2 Pertemuan II ASI Ekslusif 1. Petugas Balai Darbin
gizi Posyandu
3 Pertemuan III Pemberian 1. Petugas Balai Darbin
Imunisasi Imunisasi Posyandu
2. Petugas
kesehatan
anak
4 Pertemuan IV Pemberian MP 1. Petugas Balai Darbin
Asi Usia 6-12 Gizi Poayand
bln 2. Petugas u
Kesehatan
Anak
5 Pertemuan V Perawatan Gigi 1. Dokter Balai Darbin
Anak dan Gigi Posyandu
Penyakit pada 2. Petugas
Bayi Promkes

G. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Monitoring dan Evaluasi dilakukan dengan cara observasi, wawancara,pengumpulan
data sekunder, dengan berpedoman pada indicator- indicator keberhasilan yang telah
ditetapkan sebelumnya yaitu:
1. Indikator Input:
a. Fasilitator: bidan puskesmas yang telah mengikuti pelatihan kelas Ibu Balita,
jumlah fasilitator, dengan kualitas tertentu.
b. Peserta: Ibu yang mempunyai anak usia 0-5 tahun, peserta maksimal 15 orang.
c. Sarana dan Prasarana belajar.
2. Indikator Proses
a. Fasilitator: manajemen waktu,penggunaan variasi metode pembelajaran, bahasan
penyampaian, penggunaan alat bantu, kemampuan melibatkan peserta.
b. Peserta: frekuensi kehadiran, keaktifan bertanya dan berdiskusi, hasil pra dan pos-
test. c. Penyelenggaraan: tempat, sarana, waktu.
3. Indikator Output
a. Jumlah Ibu yang memberikan ASI.
b. Jumlah Ibu yang memberikan Imunisasi.
c. Tumbuh Kembang Anak
d. Penyakit umum pada Bayi.

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Bone Rombo

EMLIN, SKM.,M.KES
NIP. 19781110 199803 1 005

Anda mungkin juga menyukai