DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SIOBAN
Alamat : Jln. Raya Sioban – Tuapejat KM 3,5 Kec.Sipora Selatan Kode Pos : 25773
Email : puskesmas.sbn@gmail.com
I. Pendahuluan
A. LATAR BELAKANG
Masa remaja merupakan masa storm dan stress, karena
remaja mengalami banyak tantangan baik dari diri mereka sendiri
(biopsychososial factors) ataupun lingkungan (environmental
factors). Apabila remaja tidak memiliki kemampuan untuk
menghadapi berbagai masalah kesehatan yang begitu kompleks
sebagai akibat dari perilaku beresiko yang mereka lakukan.
Berdasarkan hasil Survey Kesehatan Berbasis Sekolah di
Indonesia tahun 2015 (GSHS) dapat terlihat gambaran Faktor
risiko kesehatan pada pelajar usia 12-18 tahun ( SMP dan SMA)
secara nasional. Sebanyak 41,8%laki-laki dan 4,1% perempuan
mengaku pernah merokok, 32,82 % di antara merokok pertama
kali pada umur ≤ 13 tahun. Data yang sama juga menunjukan
14,4 % laki-laki dan 5,6% perempuan pernah mengkonsumsi
alcohol, lalu juga didapatkan 2,6% laki-laki pernah mengkonsumsi
narkoba. Gambaran faktor risiko kesehatan lainya adalah perilaku
seksual dimana didapatkan 8,26% pelajar laki-laki dan 4,17%
pelajar perempuan usia 12-18 tahun pernah melakukan
hubungan seksual. Perilaku seks pranikah tentunya memberikan
dampak yang luas pada remaja terutama berkaitan dengan
penularan penyakit menular dan kehamilan tidak diinginkan serta
aborsi. Masalah gizi juga perlu mendapat perhatian, seperti yang
ditunjukkan dari hasil Riskesdes 2010 yaitu anak usia 6-12 tahun
15,1% sangat pendek, dan 20,5% pendek, 4,6% sangat kurus dan
7,6% kurus, serta 9,2% mengalami kegemukan.
Kompleksnya permasalahan kesehatan pada
remaja,tentunya memerlukan penanganan yang komprehensif dan
teritegrasi yang melibatkan semua unsur dari lintas program dan
sektor terkait. Kebijakan bidang kesehatan terkait pelayanan
kesehatan remaja sebagaimana dimaksud Permenkes no 25
tahun 2014 ditujukan agar setiap anak memiliki kemampuan
berperilaku hidup bersih dan sehat, memiliki keterampilan hidup
sehat, dan keterampilan sosial yang baik sehingga dapat belajar,
tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi
sumber daya manusia yang berkualitas.
Sesuai dengan data BPS tahun 2016 tentang Angka
Partisipasi Murni, tingkat pendidikan SMP sebesar 77,89% dan
tingkat pendidikan SMA 59,85% artinya mereka berada disekolah
dan mendapatkan pembinaan kesehatan melalui UKS, tetapi
kadangkala kegiatan tersebut belum cukup untuk memenuhi
kebutuhan remaja akan kesehatanya. Dari data yang sama
menunjukan bahwa sekitar 23% usia SMP dan 41% usia SMA
tidak bersekolah, artinya merka tidak mendapat pembinaan
kesehatan seperti anak-anak sekolah. Pembentukan posyandu
remaja diharapkan dapt menjadi wadah untuk memfasilitasi
remaja dalam memahami permasalahan kesehatan remaja,
menemukan alternative pemecah masalah, membentuk kelompok
dukungan remaja,memperluas jangkauan Puskesmas PKPR,
terutama bagi remaja daerah yang memiliki keterbatasan akses.
B.DASAR HUKUM
1. Tujuan Umum
Mendapatkan akses dan meningkatkan cakupan layanan
kesehatan bagi remaja.
2. Tujuan Khusus
● Meningkatkan peran remaja dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi posyandu remaja
●Meningkatkan Pendididkan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS)
●Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja tentang
kesehatan reproduksi bagi remaja
●Meningkatkan pengetahuan terkait kesehatan jiwa dan
pencegahan penyalahgunaan Napza
● Mempercepat upaya perbaikan gizi remaja
●Mendorong remaja untuk melakukan aktifitas fisik
● Melakukan Deteksi Dini dan Pencegahan Penyakit Tidak
Menular (PTM)
● Meningkatkan kesehatan remaja dalam pencegahan
kekerasan
V. Tata Nilai
1. Santun
2. Ikhlas
3. Optimis
4. Bersih
5. Adil dan Aman
6. Nyaman
X. Penutup
Demikian kerangka acuan ini, semoga kegiatan ini dapat terlaksana
dengan lancar dan tujuan kegiatan ini dapat tercapai.
Sioban, Januari
2023
Mengetahui, Penanggung Jawab Pelaksana Program
Kepala Puskesmas Sioban Kespro