PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hak asasi (UUD 1945, pasal 28 H ayat 1 dan UU no.36
tahun 2009 tentang kesehatan) dan sekaligus sebagai investasi yang perlu diupayakan,
diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh komponen
bangsa agar masyarakat dapat menikmati hidup sehat.
Hal ini menunjukkan begitu besar remaja yang membutuhkan tempat yang
dapat diakses dengan mudah untuk menyelesaikan masalah kesehatannya selain dari
fasilitas kesehatan yang ada. Pembentukan posyandu remaja menjadi salah satu
wadah sebagai bentuk kepedulian terhadap perkembangan fisik dan mental remaja.
Karena kita ketahui posyandu saat ini baru menyasar pada usia bayi, balita dan lansia,
sedangkan perkembangan mental dan fisik remaja pada saat ini juga perlu dimonitor
agar tidak terjadi hal buruk untuk masa depan remaja.
Konsultasi dan edukasi di Posyandu Remaja yang kami angkat ini diharapkan
dapat menjadi wadah pengembangan untuk menfasilitasi remaja dalam memahami
1
permasalahan kesehatan remaja, menemukan alternatif pemecahan masalah dan
menjadi tempat untuk mereka mengembangkan kehidupan bersosialnya dengan
sesame remaja lainnya.
Peran serta aktif dari masyarakat terutama remaja sebagai calon orangtua
sangat diperlukan dalam pencegahan stunting. Remaja diharapkan dapat menjalankan
perilaku hidup sehat, termasuk konsumsi makanan bergizi seimbang. Selain itu,
remaja dapat memperluas wawasannya dengan mendalami isu stunting dan
menyuarakan permasalahan dan dampak dari stunting kepada masyarakat secara luas.
Remaja sebagai agent of change di masyarakat juga dapat memberikan sumbang
2
saran dan mendukung program-program pemerintah dalam upaya pencegahan
stunting.
3
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mendekatkan akses layanan kesehatan remaja terhadap permasalahan
kesehatan
b. Tujuan Khusus
Meningkatkan pengetahuan remaja terhadap kesehatan dengan
menggali permasalahan remaja
Meningkatkan peran dan partisipasi remaja dalam edukasi kesehatan
Memperbaikan Gizi remaja
Meningkatkan kesadaran remaja dalam menjaga kesehatannya
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah dari makalah ini
adalah Apakah ada pengaruh pemberian Konsultasi dan Edukasi terhadap pengetahuan
remaja terhadap kesehatan remaja yang berkaitan dengan stunting.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan
sistematika penulisan.
4
Bab ini berisi hasil kegiatan dan pembahasan mengenai pengaruh konsultasi
dan edukasi terhadap pengetahuan remaja pada Posyandu Remaja.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tujuan Khusus
6
1. Meningkatkan peran remaja dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
posyandu remaja
2. Meningkatkan Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS)
3. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan remaja tentang kesehatan
reproduksi bagi remaja
4. Meningkatkan pengetahuan terkait kesehatan jiwa dan pencegahan
penyalahgunaan Napza
5. Mempercepat upaya perbaikan gizi remaja
6. Mendorong remaja untuk melakukan aktifitas fisik
7. Melakukan deteksi dini dan pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM)
8. Meningkatkan kesadaran remaja dalam pencegahan kekerasan
7
pencegahan penyalahgunaan Napza, gizi, aktifitas fisik,
pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM), pencegahan
kekerasan pada remaja
2. Mempersiapkan remaja untuk memiliki ketrampilan Hidup
sehat melalui PKHS
3. Aktualisasi diri dalam kegiatan peningkatan derajat
kesehatan remaja
b. Petugas Kesehatan
1. Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada
masyarakat terutama remaja
2. Membantu remaja dalam memecahkan masalah kesehatan
spesifik sesuai dengan keluhan yang dialaminya
3. Pemerintah desa/kelurahan, tokoh masyarakat, tokoh agama,
organisasi kemasyarakatan lainnya
c. Pemerintah desa/kelurahan, tokoh masyarakat, tokoh agama,
organisasi kemasyarakatan lainnya. Meningkatkan koordinasi
dalam pemberian pelayanan secara terpadu sesuai dengan tugas,
pokok, fungsi (tupoksi) masing-masing sektor.
d. Keluarga dan Masyarakat
1. Membantu keluarga dan masyarakat dalam membentuk anak
yang mampu berperilaku hidup bersih dan sehat
2. Membantu keluarga dan masyarakat dalam membentuk anak
yang memiliki keterampilan hidup sehat
3. Membantu keluarga dan masyarakat dalam membentuk anak
yang memiliki keterampilan sosial yang baik sehingga dapat
belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal
menjadi sumber daya manusia yang bermanfaat.
8
Posyandu remaja berada di setiap desa/kelurahan. Bila diperlukan dan
memiliki kemampuan, dimungkinkan untuk didirikan di RW, dusun atau sebutan
lainnya yang sesuai. Tempat pelaksanaan kegiatan Posyandu Remaja disesuaikan
dengan kondisi di daerah. Setiap Posyandu Remaja beranggotakan maksimal 50
remaja. Jika dalam satu wilayah terdaftar lebih dari 50 remaja, maka wilayah
tersebut dapat mendirikan Posyandu Remaja lainnya.
yang pesat baik secara fisik, psikologis maupun intelektual. Sifat khas remaja
serta cenderung berani menanggung risiko atas perbuatannya tanpa didahului oleh
Organization (WHO), remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun,
dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.
mental, emosional sosial dan fisik. Dimana remaja mempunyai rasa keingintahuan
yang besar dan sedang mengalami proses perkembangan sebagai persiapan memasuki
masa dewasa.
9
Ciri-ciri Remaja Ciri remaja yaitu:
a. Masa remaja sebagai periode yang penting Pada periode remaja, baik akibat
langsung maupun akibat jangka panjang tetaplah penting. Perkembangan fisik yang
begitu cepat disertai dengan cepatnya perkembangan mental, terutama pada masa
b. Masa remaja sebagai periode peralihan Pada fase ini, remaja bukan lagi
seorang anak dan bukan juga orang dewasa. Kalau remaja berperilaku seperti anak-
anak, ia akan diajari untuk bertindak sesuai dengan umurnya. Kalau remaja berusaha
ukurannya dan dimarahi karena mencoba bertindak seperti orang dewasa. Di lain
pihak, status remaja yang tidak jelas ini juga menguntungkan karena status memberi
waktu kepadanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola
dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Selama
awalmasa remaja, ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan
sikap juga berlangsung pesat. Kalau perubahan fisik menurun, maka perubahan sikap
10
d. Masa remaja sebagai usia bermasalah Setiap periode perkembangan
persoalan yang sulit diatasi baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan.
remaja, penyesuaian diri terhadap kelompokmasih tetap penting bagi anak laki-laki
dan perempuan. Lambat laun mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak
puas lagi dengan menjadi sama dengan teman-teman dalam segala hal, seperti
sebelumnya. Status remaja yang mendua ini menimbulkan suatu dilema yang
budaya bahwa remaja suka berbuat semaunya sendiri, yang tidak dapat dipercaya dan
membimbing dan mengawasi kehidupan remaja yang takut bertanggung jawab dan
g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik Masa remaja cenderung
11
sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya,
terlebih dalam hal harapan dan cita-cita. Harapan dan cita-cita yang tidak realistik ini,
tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi keluarga dan teman-temannya,
menyebabkan meningginya emosi yang merupakan ciri dari awal masa remaja.
Remaja akan sakit hati dan kecewa apabila orang lain mengecewakannya atau kalau
kematangan yang sah, para remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan stereotip
belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa.
Berpakaian dan bertindak seperti orang dewasa ternyata belumlah cukup. Oleh karena
itu, remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status
terlibat dalam perbuatan seks bebas yang cukup meresahkan. Mereka menganggap
bahwa perilaku yang seperti ini akan memberikan citra yang sesuai dengan yang
diharapkan mereka.
a. Perkembangan Fisik-seksual
12
Laju perkembangan secara umum berlangsung pesat, dan munculnya ciri-ciri
b. Psikososial
dorongan baru yang dialami sebelumnya seperti perasaan cinta, rindu, dan keinginan
dengan tuntutan dan harapan kelompok dan loyalitas terhadap norma atau peraturan
yang berlaku yang diyakininya maka tidak heranlah jika diantara remaja masih
13
f. Perkembangan Kepribadian
Fase remaja merupakan saat yang paling penting bagi perkembangan dan
peningkatan perhatian remaja terhadap lawan jenis sangat dipengaruhi oleh faktor
dari remaja biasanya sudah mengembangkan perilaku seksualnya dengan lawan jenis
dalam bentuk pacaran atau percintaan. Bila ada kesempatan para remaja melakukan
melakukan berbagai macam perilaku seksual berisiko yang terdiri atas tahapan-
tahapan tertentu. Perilaku hubungan seksual pranikah pada remaja ini pada akhirnya
2.3 Stunting
2.3.1 Pengertian Stunting
Stunting adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat yang paling serius
dan masih menjadi tantangan di dunia. Kejadian Stunting merupakan permasalahan
yang semakin banyak ditemukan di negara berkembang, termasuk di Indonesia.
Kejadian Stunting merupakan akibat dari asupan makan yang tidak adekuat dalam
jangka waktu yang lama, kualitas makan yang tidak baik, meningkatnya angka
kesakitan atau gabungan dari semua faktor tersebut (Gibson, 2005). Stunting
didefinisikan sebagai status gizi yang didasarkan pada indek PB/U (Panjang
Badan/umur) atau TB/U (Tinggi Badan/umur) dimana dalam standar antopometri
14
penilaian status gizi anak, hasil pengukuran tersebut berada pada ambang batas (Z
score) <-2 SD sampai -3 SD (pendek/stunted) dan <-3SD (sangat pendek/severely
stunted) (World Health Organization [WHO], 2010).
15
Dari data di atas prevalensi Stunting (usia 5-18 tahun) di Indonesia dan
Sumatera Barat serta pada beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa
prevalensi masih lebih dari 20% sedangkan World Health Organization (WHO) telah
menetapkan batas prevalensi 20% untuk gizi buruk. Padahal, menuntaskan kasus
Stunting merupakan salah satu target Sustainable Development Goals (SDGs) poin
kedua „zero hunger atau mengakhiri kelaparan‟.
16
Dalam pendekatan ini, Perubahan Perilaku dapat digunakan untuk mendukung
tokoh kunci di semua tingkatan agar membuat keputusan hidup sehat untuk
menciptakan lingkungan yang mendukung dan memudahkan siswa sebagai sasaran
utama dari tingkat yang paling rendah
BAB III
17
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Kegiatan
18
3. Pencatatan Kader melakukan pencatatan dari semua hasil pengukuran yang
telah dilakukan di meja sebelumnya. Semua hasil di catat dalam buku register dan
buku pemantauan kesehatan remaja (format terlampir).
19
3.2 Pembahasan
Kegiatan Konsultasi dan edukasi ini baru mulai berjalan dari awal tahun 2023.
Untuk pelaksanaannya sendiri dilakukan pada saat jadwal Posyandu Remaja. Setelah
melakukan pencatatan data primer sasaran (format terlampir). Para remaja ini akan
dikumpulkan untuk selanjutnya akan diberikan edukasi tentang Kesehatan
Reproduksi Remaja, Perilaku Hidup Bersih Sehat, Pubertas. Sedangkan untuk materi
PTM, penyakit menular, gizi pada remaja dan lain-lain akan dilaksanakan di bulan
bulan berikutnya.
Posyandu Remaja yang kami angkat ini diharapkan dapat menjadi wadah
pengembangan untuk menfasilitasi remaja dalam memahami permasalahan kesehatan
remaja, menemukan alternatif pemecahan masalah dan membentuk kelompok
dukungan remaja, termasuk sebagai wadah untuk pemberian informasi pendidikan
maupun pekerjaan dengan kemasan pengembangan program yang lebih kretif dan
inovatif.
20
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Kota Pariaman. (2014). Teknik Konseling Kesehatan Remaja Bagi
Petugas PKPR. Kementerian Kesehatan RI, Jakarta. 79 hal
22
LAMPIRAN
23
Pemeriksaan kesehatan dan penimbangan berat badan di Posyandu Remaja
24
Edukasi di Posyandu Remaja kelurahan Jawi-jawi II
25
26
Konseling pada remaja di Posyandu remaja
27
28
Games dan Pengembangan kreatifitas remaja
29
30