Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KERJA

KEGIATAN POSYANDU REMAJA

PUSKESMAS PANDANARUM TAHUN 2022

I. PENDAHULUAN
Berdasarkan UU nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyebutkan
bahwa upaya untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat salah
satunya yaitu kesehatan remaja. Setiap upaya untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat merupakan investasi bagi pembangunan Negara. Remaja
merupakan peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Masa ini sering disebut
masa pubertas. Pada masa pubertas, rasa ingin tahu terhadap perkembangan pada dirinya
muncul. Ada tiga aspek yang perlu dipahami mengenai kesehatan remaja, yaitu
pengetahuan, persepsi, dan sikap/perilaku. Pengetahuan mengenai kesehatan remaja
yaitu pemberian informasi yang benar tentang kesehatan sehingga remaja mengetahui
hal- hal yang seharusnya dilakukan dan hal-hal yang seharusnya dihindari.
Remaja Indonesia saat ini sedang mengalami perubahan sosial yang cepat dari
masyarakat tradisional menuju masyarakat modern, yang juga mengubah norma-norma,
nilai-nilai dan gaya hidup mereka. Remaja yang dahulu terjaga secara kuat oleh sistem
keluarga, adat budaya serta nilai-nilai tradisional yang ada, telah mengalami pengikisan
yang disebabkan oleh urbanisasi dan industrialisasi yang cepat. Hal ini diikuti pula oleh
adanya revolusi media yang terbuka bagi keragaman gaya hidup dan pilihan karir.
Berbagai hal tersebut, dapat meningkatkan permasalahan-permasalahan yang akan
dihadapi remaja.

II. LATAR BELAKANG


Remaja adalah harapan bangsa, karena remaja yang akan menjadi penerus dalam
pembangunan bangsa dan negara ke arah yang lebih baik. Namun dibalik harapan ini,
remaja juga mengalami masa pencarian identitas diri di tengah berbagai fenomena
permasalahan masyarakat dan kemajuan teknologi.
Harapan yang ada terhadap remaja dan kondisi kondisi yang dialami remaja,
seringkali memunculkan konflik dan permasalahan seperti pergaulan bebas,
permasalahan narkoba, kesulitan belajar remaja di sekolah, dan bentuk•bentuk
kenakalan lainnya. Hal tersebut berdampak pada kesehatan remaja baik secara fisik
maupun psikologis.
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Berbasis Sekolah di Indonesia tahun 2015
(GSHS) dapat terlihat gambaran faktor risiko kesehatan pada pelajar usia 12-18 tahun
(SMP dan SMA) secara nasional. Sebanyak 41,8% laki-laki dan 4,1% perempuan
mengaku pernah merokok, 32,82% di antara merokok pertama kali pada umur ≤ 13
tahun. Data yang sama juga menunjukkan 14,4% laki-laki dan 5,6% perempuan pernah
mengkonsumsi alkohol, lalu juga didapatkan 2,6% laki-laki pernah mengkonsumsi
narkoba. Gambaran faktor risiko kesehatan lainnya adalah perilaku seksual di mana
didapatkan 8,26% pelajar laki-laki dan 4,17% pelajar perempuan usia 12-18 tahun
pernah

melakukan hubungan seksual. Perilaku seks pranikah tentunya memberikan dampak


yang luas pada remaja terutama berkaitan dengan penularan penyakit menular dan
kehamilan tidak diinginkan serta aborsi.
Kehamilan pada remaja tidak hanya berpengaruh terhadap kondisi fisik, mental dan
sosial remaja, tetapi juga dapat meningkatk an risiko kematian bayi/balita. Laporan triwulan
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen P2PL)
mulai 1987 sampai dengan Maret 2017 menunjukan bahwa tinginya angka kejadian
AIDS di kelompok usia 20-29 tahun mengindikasikan kelompok tersebut pertama kali
terkena HIV pada usia remaja.
Kasus cedera pada anak usia sekolah dan remaja semakin meningkat seperti yang
ditunjukan Riskesdas tahun 2013 di mana prevalensi cedera pada anak usia 5-14 tahun
sebesar 9,7% dan 11,7% pada anak usia 15-24 tahun, yang mayoritas disebabkan karena
jatuh (40,9%) dan transportasi motor (40,6%). Sedangkan berdasarkan data sistem
registrasi penyebab kematian (cause of death) pada tahun 2012 di 12 kabupaten
ditemukan bahwa kematian terbanyak untuk anak usia 13 – 15 tahun dari total 137
kematian disebabkan karena kecelakaan transportasi, penyebab luar, penyakit syarat,
tuberkulosis dan penyakit jantung iskemik. Masalah gizi juga perlu mendapat perhatian,
seperti yang ditunjukkan dari hasil Riskesdas 2010 yaitu anak usia 6-12 tahun 15,1%
sangat pendek dan 20,5% pendek, 4,6% sangat kurus dan 7,6% kurus, serta 9,2%
mengalami kegemukan.
Berbagai masalah-masalah tersebut, sebagai salah satu wujud kepedulian pemerintah
kepada remaja, melalui Kementrian Kesehatan, menggalakan program PKPR (Pelayanan
Kesehatan Peduli Remaja). Salah satu kegiatan PKPR yang dilakukan adalah Posyandu
Remaja. Harapan adanya pembentukan Posyandu Remaja dapat menjadi wadah untuk
memfasilitasi remaja dalam memahami permasalahan kesehatan remaja, menemukan
alternatif pemecahan masalah, membentuk kelompok dukungan remaja, memperluas
jangkauan Puskesmas PKPR, terutama bagi remaja daerah yang memiliki keterbatasan
akses.

III. TUJUAN
A. TUJUAN UMUM
Menciptakan wadah bagi generasi muda sebagai sarana pembinaan dan pemahaman
pentingnya berperilaku gaya hidup sehat, serta pemahaman tentang berperilaku di
masyarakat.
B. TUJUAN KHUSUS
1. Menjaga serta meningkatkan derajat kesehatan remaja di wilayah kerja
Puskesmas Pandanarum.
2. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan remaja tentang masalah-masalah
kesehatan.
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
A. Sosialisasi
Kegiatan ini dilakukan selama tahun 2022. Setiap bulan, Petugas PKPR melakukan
Sosialisasi Posyandu Remaja, di Puskesmas Pandanarum maupun di Posyandu Balita
dan Posbindu.
B. Pemeriksaan Kesehatan
Kegiatan ini dilaksanakan selama tahun 2022 setiap kali ada kegiatan Posyandu
Remaja, yang dilaksanakan oleh petugas yang bertugas saat Posyandu Remaja
berlangsung.
C. Penyuluhan
Kegiatan ini dilaksanakan selama tahun 2022 setiap kali ada kegiatan Posyandu
Remaja, yang diisi oleh lintas program yang berperan.

V. PERAN LINTAS SEKTOR/LINTAS UNIT DAN LINTAS PROGRAM


1. Lintas Sektor
Kelurahan, Ketua RW/RT, dan Kader Kesehatan menggerakkan warga,
khususnya remaja, untuk mengetahui, memahami, dan mengikuti kegiatan
Posyandu Remaja.
2. Lintas Program
 Program P2
Berperan dalam kegiatan pemeriksaan medis dan penyuluhan tentang dunia
kesehatan yang nantinya dapat membantu remaja dalam memahami
pentingnya kesehatan bagi kehidupan mereka.
 Program KIA/KB
Berperan dalam kegiatan sosialisasi tentang dampak negatif pernikahan dini
dan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi dan IMS untuk remaja.
 Program Promosi Kesehatan
Berperan dalam kegiatan sosialisasi dan penyuluhan mengenai Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi remaja.

VI. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Petugas posyandu remaja mengundang peserta posyandu remaja
2. Petugas melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap peserta yang menghadiri
Posyandu Remaja.
3. Petugas melakukan penyuluhan tentang kesehatan yang kepada peserta yang
menghadiri Posyandu Remaja.
4. Petugas membuka sesi tanya jawab kepada peserta Posyandu Remaja mengenai
penyuluhan tentang kesehatan tersebut.
5. Petugas menyusun laporan pelaksanaan kegiatan Posyandu Remaja yang telah
selesai dilaksanakan.
6. Petugas melaporkan hasil kegiatan Posyandu Remaja kepada Kepala Puskesmas.

VII. SASARAN
Sasaran kegiatan Posyandu Remaja adalah seluruh masyarakat dengan rentang usia
10-19 tahun di wilayah kerja Puskesmas Pandanarum di Kecamatan Pandanarum.

VIII. JADWAL KEGIATAN


Kegiatan Posyandu Remaja ini, terutama untuk Kegiatan Rutin dilaksanakan sebulan
1 kali dan kader remaja sendiri yang menyepakati mengenai tanggal dan waktunya.

IX. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Laporan pelaksanaan kegiatan dilaporkan ke Kepala Puskesmas Pandanarum.

Pandanarum, 02 Januari 2022


Mengetahui
Kepala Puskesmas Pandanarum

Bamang Ismanto, SKM


NIP. 198211032008011002

Anda mungkin juga menyukai