Anda di halaman 1dari 20

2019

PEDOMAN

PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA (PKPR)

Puskesmas Larangan Utara


Dinas Kesehatan Kota Tangerang

Jl. Inpres VI, No. 88A RT 03/ RW 07 Kel. Larangan Utara, Larangan

Kota Tangerang, Banten


LEMBAR PENGESAHAN

PEDOMAN

PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA (PKPR)

UPT PUSKESMAS LARANGAN UTARA

Nomor Dokumen : … /PD/……../PKM.LU/I/2019

Tanggal Efektif : 1 Januari 2019

Nomor Revisi : 00

Dibuat oleh: Diperiksa oleh: Disetujui oleh:


Pengendalil Dokumen Ketua Mutu Ka. Puskesmas

ISNI RAMADHONA LUSI ANIKA HARMAYANI

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena hanya atas
izinNya Pedoman Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) UPT Puskesmas Larangan
Utara ini dapat selesai. Buku Pedoman Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) UPT
Puskesmas Larangan Utara akan digunakan dalam menjalankan kegiatan pelayanan bagi
petugas yang ada di UPT Puskesmas Larangan Utara.

Diharapkan dengan adanya buku ini dapat meningkatkan pengorganisasian dalam hal
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja di UPT Puskesmas Larangan Utara dan digunakan
sebagai acuan dalam melaksanakan tugas Kesehatan Remaja. Tidak lupa penyusun
menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas bantuan semua pihak dalam
menyelesaikan Buku Pedoman Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja ini.

Kami sangat menyadari banyak terdapat kekurangan dalam isi buku ini.
Kekurangan ini secara berkesinambungan akan terus diperbaiki sesuai dengan tuntutan
dalam pengembangan UPT Puskesmas Larangan Utara ini.

Tangerang, Januari 2019

Kepala UPT Puskesmas Larangan Utara

HARMAYANI

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................................ i


KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................................................. 1
B. Tujuan Pedoman ............................................................................................................... 1
C. Sasaran Pedoman .............................................................................................................. 2
D. Ruang Lingkup Pedoman ................................................................................................. 3
E. Batasan Operasional ......................................................................................................... 3
BAB II STANDAR KETENAGAAN ...................................................................................... 6
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia ................................................................................... 6
B. Distribusi Ketenagaan....................................................................................................... 6
C. Jadwal kegiatan................................................................................................................. 6
BAB III STANDAR FASILITAS ............................................................................................ 8
A. Denah Ruang .................................................................................................................... 8
B. Standar Fasilitas................................................................................................................ 8
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN ............................................................................. 9
A. Lingkup Kegiatan ............................................................................................................. 9
B. Metode .............................................................................................................................. 9
C. Langkah Kegiatan ............................................................................................................. 9
BAB V LOGISTIK .................................................................................................................. 12
BAB VI KESELAMATAN PASIEN .................................................................................... 13
BAB VII KESELAMATAN KERJA .................................................................................... 14
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU ................................................................................... 15
BAB IX PENUTUP................................................................................................................. 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut WHO, Masa Remaja adalah suatu tahap perkembangan individu mulai

usia remaja 10 hingga 19 tahun dan belum menikah. Pada massa tersebut terjadi banyak

perubahan fisik dan psikososial, yang perkembangannya tidak hanya dipengaruhi oleh

jenis kelamin dan tingkat kematangan seseorang, namun dipengaruhi keadaan lingkungan

fisik, sosial, budaya, politik, dan ekonomi dimana para remaja tersebut tinggal. Masa

remaja juga dikenal sebagai masa yang penuh dengan eksperimentasi (keinginan untuk

mencoba) dan juga ditandai dengan peningkatan kesadaran diri. Sikap kritis serta

peningkatan perasaan dan dorongan seksual. Hal tersebut dapat membawa resiko bagi

status kesehatanya. Oleh karenanya, masa remaja dapat dianggap masa kritis dalam

kehidupan seseorang. Di lain pihak menunjukan begitu banyak aspek yang dapat

diintervensi untuk meningkatkan faktor pendukung dan mengurangi faktor pendukung

dan mengurangi faktor resiko dalam membentuk prilaku positif yang menghasilkan status

kesehatan dan kualitas hidup yang baik pada saat ini dan di kemudian hari.

Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) merupakan salah satu strategi dalam

mengupayakan kesehatan remaja secara optimal melalui penyediaan pelayanan kesehatan

remaja yang berkualitas di puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya, meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan remaja dalam pencegahan masalah kesehatan.

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas remaja antara lain adalah

dengan meningkatkan kualitas Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), termasuk

kualitas dalam memberikan informasi kesehatan dan pelayanan konseling baik remaja

yang di sekolah maupun remaja yang ada di masyarakat Larangan Utara.

Pemerintah telah menetapkan puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan


terdepan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif
untuk mencapai derajat kesehatan remaja yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

1
B. Tujuan Pedoman

1. Tujuan Umum

Terselenggaranya Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja di Puskesmas dan


ditempat remaja lainya yang mampu menghargai dan memenuhi hak-hak serta
kebutuhan remaja sebagai individu dalam upaya mewujudkan derajat pertunbuhan
dan perkembangan yang optimal bagi remaja sesuai dengan potensi yang dimiliki.

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan Penyediaan Pelayanan Kesehatan Remaja yang berkualitas


termasuk dalam memberikan informasi kesehatan remaja dan pelayanan
konseling

b. Meningkatnya pemanfaatan puskesmas oleh remaja untuk mendapatkan


Pelayanan Kesehatan Remaja

c. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja dalam mencegah masalah


kesehatan khusus remaja

d. Terselengaranya PKPR berkualitas yang baik, terpapar di Wilayah Puskesmas


Larangan Utara.

C. Sasaran Pedoman

Berdasarkan Undang-undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak bahwa


sasaran pengguna layanan PKPR adalah kelompok remaja usia 10-18 tahun. Walaupun
demikian, mengingat batasan usia remaja menurut WHO adalah 10-19 tahun, maka
Kementerian Kesehatan menetapkan sasaran pengguna layanan PKPR meliputi remaja
berusia 10 sampai 19 tahun, tanpa memandang status pernikahan. Fokus sasaran layanan
puskesmas PKPR adalah berbagai kelompok remaja, antara lain:

1. Remaja di sekolah: sekolah umum, madrasah, pesantren, sekolah luar biasa.


2. Remaja di luar sekolah: karang taruna, saka bakti husada, palang merah remaja, panti
yatim piatu/rehabilitasi, kelompok belajar mengajar, organisasi remaja, rumah
singgah, kelompok keagamaan.
3. Remaja putri sebagai calon ibu dan remaja hamil tanpa mempermasalahkan status
pernikahan.
4. Remaja yang rentan terhadap penularan HIV, remaja yang sudah terinfeksi HIV,
remaja yang terkena dampak HIV dan AIDS, remaja yang menjadi yatim/piatu karena
AIDS.
5. Remaja berkebutuhan khusus, yang meliputi kelompok remaja sebagai berikut:
- Korban kekerasan, korban traficking, korban eksploitasi seksual
- Penyandang cacat, di lembaga pemasyarakatan (LAPAS), anak jalanan, dan
remaja pekerja

2
- Di daerah konflik (pengungsian), dan di daerah terpencil

D. Ruang Lingkup Pedoman

Ruang lingkup petugas puskesmas dan masyarakat di wilayah kerja puskesmas upaya
PKPR meliputi:

1. Kegiatan Upaya PKPR di dalam gedung puskesmas

Adalah upaya yang dilaksanakan di dalam gedung yang bersifat konseling,


penyuluhan, pemberian materi PKPR, pembinaan konselor remaja, koordinasi lintas
upaya, pencatatan, dan pelaporan dilakukan di ruang pelayanan remaja.

2. Kegiatan Upaya PKPR di luar gedung puskesmas

Adalah upaya yang dilakukan petugas PKPR untuk masyarakat yang berada di
wilayah kerja puskesmas adapun bentuk kegiatannya adalah sebagai berikut:
penyuluhan, kerjasama lintas sektor, monitoring, dan evaluasi.

E. Batasan Operasional

Batasan operasional Upaya promosi kesehatan di puskesmas adalah :

1. Konseling
Konseling adalah suatu hubungan dimana sedikitnya satu diantara pihak-pihak yang
terlibat mempunyai maksud membantu pihak lain untuk meningkatkan
perkembangan dirinya, kedewasaan, kemampuan berfungsi dan menghadapi hidup
lebih baik.
a. Konsep dasar : merupakan kegiatan yang mewakili PKPR, yang diselenggarakan
untuk memenuhi kebutuhan remaja dan meningkatkan daya tahan remaja
terhadap berbagai masalah yang dialaminya sehingga mereka mampu
memelihara kesehatan danterhindar dari perilaku beresiko.
b. Tujuan :
- Membantu teman sebaya mampu menghadapi masalah yang dihadapi
- Memberi informasi yang berkaitan dengan masalah teman sebayamu tanpa
memihak dan memberikan informasi tentang jangkauan kepada berbagai
sumber daya/ fasilitas kesehatan.
- Membantu teman sebaya untuk mengambil keputusan sendiri dan
melaksanakan keputusan tersebut dengan bertanggung jawab.
- Memberikan dukungan emosi, mengurangi kekhawatiran dan penderitaan
teman sebaya.
c. Media KIE : adalah media pembelajaran dalam upaya PKPR yang dapat
berfungsi sebagai media komunikasi, informasi, edukasi dapat berupa media
cetak, media elektronik (audio,audiovisual), media tradisional, media telepon dan
media internet.

3
2. Penyuluhan kesehatan
Dikenal dengan istilah lain pendidikan kesehatan atau sekarang sering disebut KIE
(Komunikasi, Informasi dan Edukasi). Penyuluhan kesehatan dapat dilaksanakan
secara individu, kelompok dan massal.
a. Konsep dasar : merupakan salah satu bentuk penting dalam upaya promosi
PKPR, penyampaian materi PKPR dan sebagai upaya promotif dan preventif
dalam pelayanan kesehatan perorangan, kelompok maupun masyarakat yang
dilaksanakan di puskesmas.
b. Tujuan : membangkitkan perhatian terhadap pesan promosi kesehatan yang
dipaparkan kepadanya, kemudian diharapkan dapat memahami isi pesan yang
disampaikan dan mengambil sikap yang positif serta mengubah perilaku dirinya
dengan mengadopsi dan mempratekkan pesan kesehatan tersebut.
c. Media KIE : adalah media pembelajaran dalam upaya PKPR yang dapat
berfungsi sebagai media komunikasi, informasi, edukasi dapat berupa media
cetak, media elektronik (audio, audiovisual), media tradisional, media telepon
dan media internet.
3. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat yang menjadi salah satu SPM antara lain:
a. Konsep dasar : adalah proses menumbuhkan dan meningkatkan pengetahuan,
kemauan dan kemampuan individu, keluarga dan masyarakat untuk memecahkan
masalah kesehatannya dengan menggunakan sumber daya sendiri. Khusunya
dalam upaya pencegahan penyakit, meningkatkan kesehatan diri, menciptakan
lingkungan sehat serta berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya
kesehatan.
b. Tujuan : Untuk meningkatkan individu, keluarga dan masyarakat agar tahu, mau
dan mampu mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat, dalam memelihara,
mengatasi serta meningkatkan kesehatannya secara mandiri serta berperan aktif
dalam upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (dari, oleh dan untuk
masyarakat).
c. Prinsip dasar : ada 5 prinsip dasar yaitu menumbuh kembangkan kemampuan dan
peran serta masyarakat, melibatkan partisipasi masyarakat baik dalam
perencanaan dan pelaksanaan (masyarakat sebagai subyek), menggalang
kemitraan, petugas sebagai katalisator, serta mengakomodir kearifan lokal sesuai
sosial budaya setempat.
4. Pelatihan Konselor Sebaya
Konselor sebaya dibutuhkan sebagai tempat curahan hati (curhat) karena remaja lebih
mudah mengkomunikasikan masalahnya kepada sebayanya, serta memotivasi dan
memberikan informasi yang benar mengenai kesehatan remaja.

4
a. Konsep dasar : pelatihan bagi konselor merupakan sarana kegiatan belajar agar
konselor mampu memberikan informasi tentang kesehatan dan membantu remaja
mengenali masalahnya, menyadari adanya kebutuhan untuk mencari pertolongan
(rujukan) dalam rangka menyelesaikan masalahnya.
b. Tujuan :
- Konselor sebagai pendengar yang baik bagin curhat klien sebaya.
- Membantu petugas PKPR / pendamping PKPR untuk menemukan sedini
mungkin masalah kesehatan remaja.
- Membantu menyelesaikan masalah
- Memberikan informasi yg benar ttg kesehatan remaja
- Merujuk remaja ke ahli jika masalahnya diluar kemampuannya untuk
membantu.
c. Pelatihan konselor sebaya yaitu diselenggarakan dengan memperhatikan hak
peserta antara lain : dihargai, didengarkan, dipertimbangkan, dilakukan refleksi
dan umpan balik, dilakukan evaluasi baik terhadap penyelenggaran dan tingkat
pemahaman terkait materi pelatihan.
5. Advokasi
Adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui bermacam-macam
bentuk komunikasi persuasif.
a. Konsep dasar : merupakan serangkaian kegiatan komunikasi untuk
mempengaruhi penentu kebijakan dengan cara: membujuk, meyakinkan, menjual
ide agar memberikan dukungan terhadap upaya pemecahan masalah kesehatan
masyarakat.
b. Tujuan : mendorong dikeluarkannya kebijakan-kebijakan publik oleh pejabat
publik sehingga dapat mendukung dan menguntungkan kesehatan.
c. Unsur-unsur advokasi : ada delapan unsur –unsur advokasi yaitu tujuan,
pemanfaatan data dan riset, identifikasi sasaran, pengembangan pesan,
membangun koalisi, penyajian/presentasi, penggalangan dana, serta
pemantauan-penilaian upaya advokasi.

5
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Seorang Pemegang Program PKPR adalah dokter gigi yang telah dilatih Konseling PKPR.

- Mempunyai jiwa peduli remaja

- Mempunyai empati

- Berkemauan untuk meningkatkan remaja

- Menjaga rahasia sesuai dengan sumpah profesi

Pelaksana PKPR adalah Sarjana Kesehatan ataupun D III Kesehatan yang mempunyai
karakter :

- Mempunyai jiwa peduli remaja

- Mempunyai empati pada remaja

- Berkemauan unuk meningkatkan remaja

- Dapat meluangkan waktu untuk pembinaan

- Berjiwa sosial

- Dapat menjaga rahasia sesuai dengan profesinya

Kompetensi Pemegang Program ataupun pelaksana PKPR di Puskesmas yaitu memiliki


kemampuan dalam :

1. Perencanaan upaya promosi kesehatan


2. Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) antar pribadi, kelompok, publik via media
massa termasuk publikasi poster, brosur, profil puskesmas, dan program puskesmas,
mengisi acara kesehatan di radio dan televisi lokal
3. Perluasan jejaring kemitraan dan jejaring koalisi
4. Advokasi kebijakan publik yang berwawasan kesehatan
5. Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
6. Pemasaran sosial tentang produk yang bermanfaat untuk kesehatan
7. Pemantauan dan penilaian upaya promosi kesehatan
8. Sebagai humas dan sekaligus menjadi pusat informasi kesehatan puskesmas
9. Mediasi

B. Distribusi Ketenagaan

Semua karyawan puskesmas wajib berpartisipasi dalam kegiatan PKPR mulai dari
Kepala Puskesmas, penanggung jawab UKP, penanggung jawab UKM, dan seluruh

6
karyawan. Sebagai pemegang program dalam penyelenggaraan kegiatan PKPR di
Puskesmas adalah Tim PKPR. Pengaturan dan penjadwalan tenaga puskesmas dalam
upaya PKPR dikoordinir oleh Petugas Promkes sesuai dengan kebutuhan dan
kesepakatan.

C. Jadwal Kegiatan

Jadwal pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan disepakatii dan disusun bersama


dengan lintas program dan lintas sektor terkait.

Tahun 2019
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pembinaan anak sekolah dan
remaja tentang konseling
PKPR
2 Pembinaan anak sekolah dan
remaja tentang peran remaja
sebagai jejaring
3 Penjaringan kesehatan peserta
didik SMP dan SMA sederajat
Kelas 1
4 Pembinaan anak sekolah dan
remaja tentang kesehatan
reproduksi
5 Upaya pencegahan dan
pengendalian masalah
NAPZA

7
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang

Koordinasi pelaksanaan kegiatan konseling PKPR dilakukan oleh Pemegang


Program PKPR. Pelaksanaan konseling remaja dilakukan di dalam gedung tepatnya di
lantai 3 yang berada diantara ruang gudang obat dan aula besar Puskesmas Larangan
Utara. Denah ruang konseling dapat di lihat pada gambar di bawah ini.

Kursi Kursi

Meja

Kursi Kursi

Lemari
Pintu
Lemari

B. Standar Fasilitas

1. Ruangan konseling PKPR terdapat fasilitas yang mendukung kegiatan konseling


remaja seperti adanya tempat konsultasi lengkap dengan sarana dan prasarana
penyuluhan.
2. Kondisi ruangan yang bersih dan nyaman serta dilengkapi dengan sarana penerangan
dan fentilasi yang baik.

8
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan

Puskesmas Larangan Utara berdasarkan Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang


Puskesmas, termasuk Puskesmas kawasan perkotaan sehingga kegiatan dalam program
PKPR yang dilaksanakan meliputi:

No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


1 Mengidentifikasi masalah 1) Short massage service (SMS) konseling remaja
remaja 2) Quisioner remaja yang dibagikan disekolah (1 tahun
sekali)
3) Konseling di Puskesmas Larangan Utara
4) Pengambilan data dari sekolah (1 tahun sekali)
2 Pembinaan anak sekolah Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Kader
dan remaja tentang peran Kesehatan Remaja dengan pelatihan yang dilakukan
remaja sebagai jejaring setiap 2 tahun sekali di Sekolah Menengah Pertama
(Kader Kesehatan Remaja) (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA)
3 Mengkoordinasikan Mengikuti tim penjaringan kesehatan pada SMP dan
kegiatan PKPR dengan SMA
kegiatan UKS di Sekolah
4 Penyuluhan anak sekolah Penyuluhan kesehatan produksi dan HIV AIDS pada
dan remaja tentang siswa SMP dan SMA
kesehatan reproduksi
5 Penyuluhan upaya Penyuluhan masalah NAPZA pada siswa SMP dan SMA
pencegahan dan
pengendalian masalah
NAPZA
6 Monitoring dan evaluasi Mengunjungi sekolah SMP dan SMA untuk monitoring
kegiatan PKPR kegiatan PKPR dan mengevaluasi kegiatan PKPR di
sekolah

B. Metode

Pelayanan PKPR dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:

1. Strategi advokasi

2. Strategi kemitraan

3. Strategi pemberdayaan masyarakat

C. Langkah Kegiatan

1. Perencanaan

Secara terinci uraian ruang lingkup kegiatan PKPR yaitu:

a. Kajian perilaku tentang masalah kesehatan yang dilakukan oleh lintas program
di puskesmas

9
b. Kajian kebujakan publik berwawasan kesehatan yang sudah ada maupun yang
perlu dibuat dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah kerja
puskesmas

c. Lokakaryamini di puskesmas yang membahas upaya promosi kesehatan yang


terintegrasi secara lintas program maupun lintas sektor

d. Komunikasi, informasi dan edukasi tentang kesehatan di masyarakat, melalui


kegiatan di dalam gedung dan di luar gedung puskesmas dalam upaya
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam mengatasi
masalah kesehatan serta meningkatkan status kesehatannya

e. Advokasi kesehatan pada pengambil keputusan di tingkat desa dan kecamatan


untuk mendapatkan dukungan kebijakan publik berwawaskan kesehatan dalam
mengatasi masalah kesehatan termasuk penanganan kejadian luar biasa, dengan
mengoptimalkan potensi dan peran jejaring kemitraan

f. Penggerakan peran serta masyarakat melalui upaya pemberdayaan masyarakat


dalam pengembangan, pembinaan dan peningkatan remaja

g. Pengembangan dan pembinaan berbagai jenis upaya kesehatan bersumber daya


masyarakat (UKBM) di tingkat desa dalam mengatasi masalah kesehatan serta
meningkatkan status kesehatan masyarakat

2. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)

Dilaksanakan dengan memperhatikan :

a. Bertujuan untuk mempertahankan kegiatan yang sudah ada pada periode


sebulumnya dan memperbaiki upaya yang masih bermasalah

b. Menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan di


wilayah tersebut dan kemampuan puskesmas

Contoh matrik :

Program Jenis Pelayanan Target Pencapaian Masalah

3. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)

Merupakan penetapan rincian rencana pelaksanaan upaya PKPR berdasarkan RUK

Contoh matrik :

Petugas
Jenis Penanggung Sumber Waktu Ketera
Tujuan Sasaran yang
kegiatan jawab dana pelaksanaan ngan
terlibat

10
4. Pelaksanaan

a. Melaksanaan upaya PKPR sesuai dengan jadwal yang telah disusun bersama.
b. Melakukan pencatatan dan pelaporan pelaksanaan upaya PKPR

5. Pemantauan

Tindakan pengamatan yang dilakukan secara terus-menerus terhadap pelaksanaan


suatu upaya PKPR dengan tujuan memberikan umpan balik pada pengelolaan upaya
PKPR untuk perbaikan dan optimalisasi pelaksanaan upaya PKPR Dilakukan untuk:

a. Menetapkan masalah dan situasi

b. Menganalisis penyebab dan faktor yang mempengaruhi

c. Merumuskan dan merevisi upaya solusi

6. Penilaian dan Evaluasi

Merupakan proses sistematis yang mempelajari pengalaman pembelajaran upaya


PKPR sebagai upaya meningkatkan kualitas rancangan perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan upaya PKPR yang baru.

Rentang waktu :

a. Evaluasi pra upaya PKPR

b. Evaluasi sewaktu pelaksanaan PKPR sedang berlangsung

c. Evaluasi upaya PKPR pada akhir tahun

11
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan upaya PKPR direncanakan dalam
pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan
metoda pemberdayaan yang akan dilaksanakan.

12
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan upaya PKPR perlu diperhatikan


keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang
dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus
dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.

13
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan upaya PKPR perlu diperhatikan keselamatan kerja
karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dengan melakukan identifikasi risiko terhadap
segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan
risiko harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.

14
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dimonitor dan dievaluasi dengan


menggunakan indikator sebagai berikut:

1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal

2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan

3. Ketepatan metoda yang digunakan

4. Tercapainya indikator PKPR

Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.

15
BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dalam
pelaksanaan upaya PKPR dengan tetap memperhatikan prinsip proses pembelajaran dan
manfaat. Keberhasilan kegiatan upaya PKPR tergantung pada komitmen yang kuat dari semua
pihak terkait dalam upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dan peran serta aktif
masyarakat dalam bidang kesehatan.

Penanggung Jawab Program

drg. M. Ilham
NIP. 197303222002121005

16

Anda mungkin juga menyukai