Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN TANA TORAJA

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS GE’TENGAN
Jl. Buntu Gasing, no. 275, Kel. Rantekalua’, Kec. Mengkendek Kab. Tana Toraja 91871
E-mail : pkmge’tengan@gmail.com

KERANGKA ACUAN POSYANDU REMAJA

I. PENDAHULUAN

Remaja merupakan peralihan dari masa anak-anak menuju masa


dewasa. Masa ini sering disebut masa pubertas. Pada masa pubertas,
rasa ingin tahu terhadap perkembangan pada dirinya muncul. Ada tiga
aspek yang perlu dipahami mengenai kesehatan remaja yaitu
pengetahuan, persepsi, dan sikap/perilaku. Pengetahuan mengenai
kesehatan remaja yaitu pemberian informasi yang benar
tentangkesehatan remaja sehingga remaja mengetahui hal-hal yang
seharusnya dilakukan dan hal-hal yang seharusnya dihindari.
Remaja Indonesia saat ini sedang mengalami perubahan sosial yang
cepat dari masyrakat tradisional menuju masyarakat modern, yang juga
mengubah norma-norma, nilai-nilai dan gaya hidup mereka. Remaja
yang dahulu terjaga secara kuat oleh sistem keluarga, adat budaya serta
nilai-nilai tradisional yang ad, telah mengalami pengikisan yang
disebabkan oleh urbanisasi dan industrialisasi yang cepat. Hal ini diakui
pula oleh adanya revolusi media yang terbuka bagi keragaman gaya
hidup dan pilihan karir. Berbagai hal tersebut, dapat meningkatkan
permasalahan-permasalahan yang akan dihadapi remaja.

II. LATAR BELAKANG


Remaja adalah harapan bangsa, karena remaja yang akan
menjadi penerus dalam pembangunan bangsa dan negara ke arah yang
lebih baik. Namun dibalik harapan ini, remaja juga mengalami masa
pencarian identitas diri di tengah berbagai fenomena permasalahan
masyarakat dan kemajuan teknologi.
Harapan yang ada terhadap remaja dan kondisi-kondisi yang
dialami remaja, seringkali memunculkan konflik dan permasalahan
seperti pergaulan bebas, permasalahan narkoba, kesulitan belajar
remaja di sekolah, dan bentuk-bentuk kenakalan lainnya. Hal tersebut
berdampak pada kesulitan remaja baik secara fisik maupun psikologis.
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Berbasis Sekolah di Indonesia
tahun 2015 (GSHS) dapat terlihat gambaran faktor resiko kesehatan
pada elajar usia 12-18 tahun (SMP dan SMA) secara nasional. Sebanyak
41,8% laki-laki dan 4,1% perempuan mengaku pernah merokok, 32,8%
diantara merokok pertama kali pada umur ≤ 13 tahun. Data yang sama
juga menunjukkan 14,4% laki-laki dan 5,6% perempuan pernah
mengkonsumsi alkohol, lalu juga didapatkan 2,6% laki-laki pernah
mengkonsumsi narkoba. Gambaran faktor resiko kesehatan lainnya
adalah perilaku seksual dimana didapatkan 8,2% pelajar laki-laki dan
4,1% pelajar perempuan usia 12-18 tahun pernah melakukan
hubungan seksual. Perilaku seks pranikah tentunya memberikan
dampak yang luas pada remaja terutama dengan penularan penyakit
menular dan kehamilan tidak diinginkan serta aborsi.
Kehamilan pada remaja tidak hanya berpengaruh terhadap
kondisi fisik, mental dan sosial remaja, tetapi juga dapat meningkatkan
resiko kematian bayi/ balita. Laporan triwulan Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (DITJEN P2PL)
mulai 1987 sampai dengan Maret 2017 menunjukkan bahwa tingginya
angka kejadian AIDS di kelompok usia 20-29 tahun mengidentikasikan
kelompok tersebut pertama kali terkena HIV pada usia remaja.
Kasus cedera pada usia anak sekolah dan remaja semakin
meningkat seperti yang ditujukan Reskidas tahun 2013 di mana
prevalensi cedera pada anak usia 5-14 tahun sebesar 9,7% dan 11,7%
pada anak usia 15-24 tahun, yang mayoritas disebabkan karena
jatuh(40,9%) dan transportasi motor (40,6%). Sedangkan berdasarkan
data sistem registrasi penyebab kematian ( cause of death) pada tahun
2012 di 12 kabupaten ditemukan bahwa kematian terbanyak untuk
anak usia 13-15 tahun dari total 137 kematian disebabkan karena
kecelakaan transportasi, penyebab luar, penyakit syaraf, tuberculosis
dan penyakit jantung iskemik. Masalah gizi juga perlu mendapat
perhatian, seperti yang ditunjukkan dari hasil Riskesdas 2010 yaitu
anakmusia 6-12 tahun 15,1% sangat pendek dan 20,5% pendek, 4,6%
sangat kurus dan 7,6% kurus, serta 9,2% mengalami kegemukan.
Berbagai masalah-masalah tersebut, sebagai salah satu wujud
kepedulian pemerintah kepada remaja, melalui kementrian kesehatan,
menggalakkan program PKPR (pelayanan kesehatan peduli remaja).
Salah satu kegiatan PKPR yang dilakukan adalah posyandu remaja.
Harapan adanya pembentukan posyandu remaja dapat menjadi wadah
untuk memfasilitasi remaja dan memahami permasalahan kesehatan
remaja, menemukan laternatif pemecahan masalah , membentuk
kelompok dukungan remaja, memperluas jangkauan puskesmas PKPR,
terutama bagi remaja daerah yang memiliki keterbatasan akses.

III. TUJUAN

1. TUJUAN UMUM

Menciptakan wadah bagi generasi muda wilayah Puskesmas


Ge’tengan sebagai sarana pembinaan dan pemahaman pentingnya
berperilaku gaya hidup sehat, serta pemahaman tentang berperilaku di
masyarakat.

2. TUJUAN KHUSUS
 Menjaga serta meningkatkan dewrajat kesehatan remaja di
wilayah kerja Puskesmas Ge’tengan.
 Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan remaja tentang
masalah-masalah kesehatan.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

a. Sosialisasi
Kegiatan ini dilakukan selama tahun 2022 setiap bulan, petugas
PKPR melakukan sosialisasi posyandu remaja, di Puskesmas
Ge’tengan dan di posyandu balita
b. Pemeriksaan kesehatan
Kegiatan ini dilaksanakan selama tahun 2022 per triwulan. Setiap kali
ada kegiatan posyandu remaja, yang dilaksanakan oleh petugas yang
bertugas saat posyandu remaja berlangsung.
c. Penyuluhan
Kegiatan ini dilaksanakan selama tahun 2022 setiapa kali ada
kegiatan posyandu remaja, yang di isi oleh lintas program yang
berperan
V. PERAN LINTAS SEKTOR / LINTAS UNIT DAN LINTAS PROGRAM
1. Lintas Sektor
Kelurahan / lembang, ketua RW / RT dan kader kesehatan
menggerakkan warga, khususnya remaja , untuk mengetahui,
memahami, dan mengikuti kegiatan posyandu remaja.
2. Lintas Program
a. Program P2
Berperan dalam kegiatan pemeriksaan medis dan penytuluhan
tentang dunia kesehatan yang nantinya dapat membantu remaja
dalam memahami pentingnya kesehatan bagi kehidupan mereka.
b. Program KIA/KB
Berperan dalam kegiatan sosialisasi tentang dampak negatif
pemikiran dini dan penyuluhan tentang kesehjatan reproduksi dan
IMS untuk remaja.
c. Program Promosi Kesehatan
Berperan dalam kegiatan sosialisasi dan penyuluhan mengenai
perilaku hidup bersigh dan sehat (PHBS) bagi remaja.
VI. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Petugas posyandu remaja mengundang peserta posyandu remaja
2. Petugas melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap peserta yang
menghadiri posyandu remaja
3. Petugas melakukan penyuluhan tentang kesehatan terhadap
peserta yang menghadiri posyandu remaja
4. Petugas membuka sesi tanya jawab kepada peserta posyandu
remaja mengenai penyuluhan tentang kesehatan tersebut
5. Petugas menyusun laporan pelaksanaan kegiatan posyandu remaja
yang telah selesai dilaksanakan
6. Petugas melaporkan hasil kegiatan posyandu remaja kepada kepala
puskesmas
VII. SASARAN
Sasaran kegiatan posyandu remaja adalah seluruh masyarakat
dengan rentan usia 10-19 tahun di wilayah kerja Puskesmas
Ge’tengan
VIII. JADWAL KEGIATAN
Kegiatan posyandu remaja ini, terutama untuk kegiatan rutin
dilaksanakan tiga bulan sekali dan kader remaja sendiri yang
menyepakati mengenai tanggal dan waktunya.
IX. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Laporan pelaksanaan kegiatan dilaporkan kepada kepala Puskesmas
Ge’tengan

Ge’tengan, 2023

Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Ge’tengan

Siani Bu’tu, STr. Keb


NIP.19720613 20060 4 2017
Nomor Dokumen : /KAK/PPN/PKM-GET/I/2023

Nomor Revisi :

Tanggal Terbit :

KERANGKA ACUAN TENTANG KEGIATAN SDIDTK

UPT PUSKESMAS GE’TENGAN

DISAHKAN
OLEH

KEPALA UPT PUSKESMAS GE’TENGAN

SIANI BU’TU,S.Tr.Keb
NIP.19720613 200604 2 017

Anda mungkin juga menyukai