Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masa remaja merupakan masa transisi dari pertumbuhan dan
perkembangan baik secara fisik, psikologis dan intelektual. Menurut
Soetjiningsih (2014), remaja memiliki rasa keingintahuan yang besar,
menyukai petualangan dan tantangan serta cenderung berani mengambil risiko
tanpa pertimbangan yang matang terhadap segala tindakan yang dilakukan.
Remaja memiliki banyak tantangan baik dari dalam maupun dari lingkungan.
Remaja yang tidak mampu menghadapi tantangan tersebut akan berdampak
pada masalah kesehatan akibat dari perilaku berisiko mereka. Sehingga remaja
dikategorikan dalam kelompok rentan atau berisiko (Kementerian Kesehatan
RI, 2018).

Triswan dalam Sutanto (2011) mengemukakan perilaku remaja saat ini


sudah sangat mengkhawatirkan, hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya
kasus-kasus seperti aborsi, kehamilan tidak diinginkan (KTD), dan penyakit
menular seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS di kelompok remaja.
Remaja selama masa pertumbuhan dan perkembangan membutuhkan
perhatian dan pengawasan yang baik terkait dengan permasalahan kesehatan
reproduksi. Kemudahan akses informasi, memungkinkan remaja untuk
berperilaku bebas dan menyimpang. Pengaruh informasi global (seperti
paparan media audio-visual) yang semakin mudah diakses oleh remaja akan
menstimulasi remaja untuk mengadaptasi kebiasaan-kebiaasaan yang tidak
sehat seperti merokok, minum-minuman beralkohol, penyalahgunaan obat,
perkelahian antar remaja atau tawuran (Iskandar, 1997). Kebiasaan-kebiasaan
tersebut secara kumulatif akan mempercepat usia awal seksual aktif remaja
serta mengantarkan remaja pada kebiasaan berperilaku seksual yang berisiko
tinggi. Hal ini dikarenakan remaja tidak memiliki pengetahuan yang akurat
mengenai kesehatan reproduksi dan seksualitas serta tidak memiliki akses
terhadap informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi, sehingga memerlukan
pembinaan dari berbagai pihak termasuk bidang kesehatan
Kompleksnya permasalahan kesehatan pada remaja, tentunya
memerlukan penanganan yang komprehensif dan terintegrasi yang melibatkan
semua unsur dari lintas program dan sektor terkait
Definisi Remaja jumlah remaja perubahan fisiologis yang dialami
remaja masalah kesehatan remaja secara umum
Remaja sebagai kelompok beresiko  kerentanan remaja  persepsi remaja
tentang seksual
Data survey kespro  jurnal terkait tentang masalah kespro remaja
Upaya pemerintah dalam menanggulangi masalah kespro
Jurnal intervensi kespro dikomunitas
Model teori Betty Neuman/ CAP (Komunitas)  jurnal
Model Teori Nola J. Pender (Kespro Remaja)  jurnal
Intervensi inovasi program Kespro  jurnal pendukung
Gambaran agregat dan masalah kespro di wilayah kerja pkm karawang

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk menguraikan pengembangan aplikasi model teori manajemen,
community as partner dan Pender’s Health Promotion dalam
pengembangan instrumen pengkajian komunitas pada agregat remaja
dengan masalah kesehatan reproduksi
2. Tujuan Khusus

C. MANFAAT
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Kerangka Konsep
1. Konsep
2.
B. Agregat Remaja Sebagai Kelompok Risiko
Agregat remaja merupakan kelompok individu baik perempuan maupun
laki-laki yang berada pada masa antara anak-anak dan dewasa. Batasan usia
remaja menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 adalah
kelompok usia 10 tahun sampai berusia 18 tahun. Menurut Stanhope dan
Lancaster (2004), rentang usia remaja adalah 10 hingga 21 tahun yang dibagi
menjadi 3 kategori, yakni remaja awal (early adolescence) (10-13 tahun),
remaja tengah (middle adolescence) (14-17 tahun), dan remaja akhir (late
adolescence) (18-21 tahun). Sedangkan menurut WHO (2012) remaja adalah
mereka dengan rentang usia 10-19 tahun.
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa
dewasa, remaja sudah tidak dapat dikatakan sebagai kanak-kanak namun masih
belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Karasteristik agregrat
remaja yang dapat dikatakan sebagai populasi risiko (Population At Risk) dapat
dilihat dari perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional yang
dialami remaja (Santrock, 2007). P
Secara umum agregrat remaja dalam keadaan sehat, namun mereka akan
mencari pelayanan kesehatan berbeda dari agregrat lain dengan permasalahan
kesehatan. Remaja pada saat ini menghadapi bahaya yang lebih besar dari pada
generasi sebelumya, seperti kehamilan dan kelahiran dini, tingginya tingkat
kematian dan kecelakaan, pembunuhan, dan bunuh diri (Anderson, 2002;
National Center for Health Statistich [NCHS], 2001; dalam Papalia, Old, &
Feldman, 2011). Masalah kesehatan umum yang dialami oleh agregrat remaja
misalnya terjangkit Penyakit Menular Seksual (PMS) yang diakibatkan oleh
faktor perilaku.
C. Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja
D. Keperawatan Komunitas
1. Teori Manajemen Keperawatan Komunitas

2. Teori Betty Neuman


3. Teori Pender’s Health Promotion Models (Hpm)
Pender's Health Promotion Model Health Promotion Model
(HPM) digunakan oleh profesi kesehatan termasuk perawat sebagai dasar
dalam menolong klien untuk meningkatkan kesehatan sehingga mendukung
kualitas hidup dan kesejahteraan klien. HPM bertujuan untuk menciptakan
gaya hidup lebih sehat. Penerapan HPM dapat menurunkan biaya kesehatan
sehingga jaminan kesehatan dari pemerintah dapat dialihkan kepada
penyediaan bentuk pelayanan yang bersifat promotif dan preventif HPM
sangat cocok untuk kebutuhan profesi perawat komunitas karena perawat
komunitas umumnya bekerja di tempat pelayanan yang memerlukan
pelayanan promotif seperti di keluarga. komunitas, sekolah, tempat kerja,
panti, dan lembaga lain. Perawat juga telah diberikan keterampilan yang
diperlukan dalam pelayanan promosi kesehatan seperti pendidikan,
konseling dan advokasi. Kesehatan dalam perspektif HPM tidak membatasi
pada tidak adanya penyakit atau keterbatasan dalam berfungsi atau
beradaptasi.
4.
E. Analisis Masalah
F. Strategi Intervensi
G. Posyandu Remaja
Posyandu remaja merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber
Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk
dan bersama masyarakat termasuk remaja dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan dalam memperoleh pelayanan kesehatan bagi remaja untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan keterampilan hidup sehat remaja.
BAB III
PENGEMBANGAN INSTRUMEN
A. KERANGKA KONSEP

Anda mungkin juga menyukai