Anda di halaman 1dari 8

KEBIDANAN KOMUNITAS

Promosi kesehatan pada remaja

Dosen pengampuh matakuliah :Debora Natalia Simamora SKM,MKM

Kelompok: 1

Rama sarimah sinaga (2115002)

Mikka Delima Panjaitan (2115012)


PROMOSI KESEHATAN PADA REMAJA

Pengertian
Promosi kesehatan menurut WHO adalah suatu proses yang memungkinkan individu
untuk meningkatkan kontrol dan mengembangkan kesehatan mereka.
Promosi kesehatan (Pender, 1996) adalah pemberian motivasi untuk meningkatkan kesehatan
individu dan mewujudkan potensi kesehatan individu.
Promosi kesehatan (pender, 1996) adalah pemberian motivasi untuk mencegah
timbulnya penyakit, deteksi dini, menjaga keseimbangan fungsi tubuh dengan membatasi
adanya penyakit.
Selama 20 tahun terakhir, ada beberapa perbedaan pendapat tentang cara yang terbaik
untuk promosi kesehatan. Promosi kesehatan tradisional, dibuat untuk merubah perilaku
individu kearah gaya hidup yang lebih sehat dengan cara individu merasa nyaman dengan
lingkungannya (Gillies, 1998)
Promosi kesehatan menggunakan pendekatan pada klien sebagai pusat dalam
pemberian pelayanan dan membantu mereka untuk membuat pilihan dan keputusan.
Istilah “promosi kesehatan” merupakan suatu payung dan digunakan untuk menggambarkan
suatu rentang aktivitas yang mencakup pendidikan kesehatan dan pencegahan penyakit
(Gillies,

REMAJA
Remaja didefinisikan sebagai:
Masa peralihan dari anak-2 menuju dewasa Umumnya antara usia 10-19 tahun
Merupakan periode kematangan seksual yang merubah anak secara biologi menjadi dewasa
yang memiliki kemampuan bereproduksi
Merupakan perkembangan psikologi dan sosio-ekonomi.
Dengan kata lain merupakan periode transisi, tumbuh, kembang dan “kesempatan”
Perkembangan seksual pada remaja (Fundamental of Nursing , Potter & Perry. 2005) :
a.Perubahanfisik
1) Ditandai dengan perkembangan payudara, bisa dimulai paling muda umur 8-10 th.
2) Meningkatnya kadar estrogen mempengaruhi genitalia, antara lain: uterus
membesar; vagina memanjang; mulai tumbuhnya rambut pubis dan aksila; dan
lubrikasi vagina baik spontan maupun akibat rangsangan.

3) Menarke sangat bervariasi, dapat terjadi pada usia 8 tahun dan tidak sampai usia 16
tahun. Siklus menstruasi pada awalnya tidak teratur dan avulasi mungkin tidak terjadi
saat menstruasi pertama.

b.Perubahanpsikologis/emosi
1) Periode ini ditandai oleh mulainya tanggungjawab dan asimilasi pengharapan
masyarakat
2) Remaja dihadapkan pada pengambilam sebuah keputusan seksual, dengan
demikian mereka membutuhkan informasi yang akurat tentang perubahan tubuh,
hubungan dan aktivitas seksual, dan penyakit yang ditularkan melalui aktivitas
seksual.
3) Yang perlu diperhatikan terkadang pengetahuan yang didapatkan tidak
diintegrasikan dengan gaya hidupnya, hal ini menyebabkan mereka percaya kalau
penyakit kelamin maupun kehmilan tidak akan terjadi padanya, sehingga ia cenderung
melakukan aktivitas seks tanpa kehati-hatian.
4) Masa ini juga merupakan usia dalam mengidentifikasi orientasi seksual, banyak
dari mereka yang mengalami setidaknya satu pengalaman homoseksual. Remaja
mungkin takut jika pengalaman itu merupakan gambaran seksualitas total mereka,
walaupun sebenarnya anggapan ini tidak benar karena banyak individu terus
berorientasi heteroseksual secara ketat setelah pengalaman demikian.
5) Remaja yang kemudian mengenali preferensi mereka sebagai homoseksual yang
jelas akan merasa dan kebingungan sehingga membutuhkan banyak dukungan dari
berbagai sumber (Bimbingan Konselor, penasihet spiritual, keluarga, maupun
profesional kesehatan mental).

c. Perkembangan Psikologi dan Kognitif Selama Remaja


Pertama-tama piaget menggambarkan transisi dari konkrit ke pemikiran oparasional
formal sebagai peristiwa pada tahun awal dan pertengahan remaja. Walaupun ada variasi
besar,sebagian perkembangan bakat anak muda untuk berfikir abstrak antara usia 12 – 16
tahun. Sebelum bakat ini tumbuh ,anak muda mempunyai kesulitan untuk mengaplikasikan
prinsip umum untuk membedakan situasi dan menilai kenyataan dan rencana untuk masa
depan. Ini kontras,pemikiran operasional formal termasuk kapasitas untuk berfikir
abstrak,misalnya ide dan pemikiran.
Tugas perkembangan ini adalah masa transisi dari pemikiran yang konkrit.
Akhirnya ,tugas-tugas psikososial remaja menjadi harus betul-betul dipertimbangkan.
Masalah kesehatan pada remaja :
Masalah
 jerawat 85% dialami remaja dan diketahui merupakan masalah kesehatan yang serius
yang menyertai remaja.
 Rokok
 Penggunaan obat dan kekerasan (penggunaan obat-obat medis, perangsang, obat tidur,
dan penenang)
 Penggunaan psikotropika
 Nutrisi (kekurangan nutrisi atau kegemukan)
 Gangguan makan (anoreksia nervosa,bulimia nervosa,fitnes dan latihan fisik)
 Stress (gejala fisik yang dapat mempengaruhi pada keadaan kronik atau stress yang
extrem. Gejala psikologik misalnya cemas,sedih,gangguan makan,depresi,insomnia,)
 Pelaksanaan aktivitas seksual.

Remaja melaporkan beberapa alasan untuk melakukan aktivitas seksual yang mana
berasal dari dorongan kelompoknya,untuk mencintai dan dicintai,coba-coba serta bersenang-
senang (Murray & Zentner,1997). Bagaimanapun juga beberapa remaja tidak dapat
mengambil keputusan atau nilai ,keahlian yang dibutuhkan untuk mengklarifikasi untuk
sesuatu hal yang penting di usia muda dan juga menambah pengetahuan dasar tentang
kontrasepsi dan PMS.
Sebagai perempuan yang berkembang sesuai usia perkembangan,dan tahapan. Dia
menyerupai dengan kondisinya yang berhubungan dengan kondisinya. Semua remaja tertahan
percepatan perkembangan karakteristik seksualnya dan juga tidak tercapai tugas
perkembangannya,misalnya menunjukkan identitasnya,perkembangan seksual yang lebih
disukai,emansipasi dari keluarga dan menunjukkan tujuan pengasuh.
Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada anak dan remaja perempuan
Anak dan remaja membutuhkan edukasi akurat dan komprehensif tentang seksualitas
untuk praktik perilaku seksual sebagai orang dewasa. Kini, eksploitasi atau risiko aktivitas
seksual mungkin menjadi masalah kesehatan dan social seperti kehamilan yang tidak
diinginkan dan penyakit menular seksual meliputi HIV/AIDS.

Survey terbaru department kesehatan dan pelayanan social menemukan penurunan


aktivitas seksual pada remaja usia 15-19 di USA. Anak lebih banyak melakukan aktivitas
seksual dini meliputi anak dengan masalah belajar atau rendah secara akademik, anak dengan
soaisl lainnya, masalah perilaku atau emosional (mencakup kelainan mental dan kekerasan
substance) biasanya ini berasal dari keluarga golongan ekonomi lemah.
Sumber, isi dan efektifitas program pendidikan seksual
Kelas pendidikan seksual telah menjadi kurikulum rutinitas pada sekolah menengah
pertama dan atas di beberapa negara bagian. Pendidikan kesehatan juga sebagai komponen
komunitas-target program dasar pencegahan pada ibu hamil,pencegahan
kekerasan,penurunan kekerasan,perkembangan anak muda.atau pelayanan kesehatan
reproduksi. Perawat juga bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan seksual pada
anak dan remaja sebagai bagian dari pencegahan penyakit. Tidak semua sekolah memiliki
instruksi dasar dan peraturan tentang kelas pendidikan seksual.
Strategi untuk promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada anak dan remaja perempuan
1. Letakkan pendidikan seksual dalam tatanan kehidupannya
2. Menganjurkan untuk menawarkan pendidikan seksualitas dan topik tentang seks yang
berhubungan issue saat ini
3. Menyediakan pendidikan seksualitas dengan mempercayai dan mengakui pasien
sebagai individu dan isu serta nilai dalam keluarga.
4. Khusus menyediakan,kepercayaan,budaya sensitif dan konseling yang tidak ternilai
tentang isu penting seksualitas (konseling umum,pencegahan kehamilan tidak
diinginkan,strategi pencegahan penyakit menular HIV/AIDS)
5. Menyediakan konseling yang tepat atau pencerahan-pencerahan pada anak dan remaja
dengan isu khusus dan jadi perhatian (Gay, lesbian, biseksual anak muda)
6. Pelayanan ginekolgi rutin disediakan untuk remaja putri yang menjalani perilaku
seksual. Skrining untuk kanker serviks dan PMS akan diberikan pada perempuan yang
menjalani seksual aktif.
7. Menjadikan pengetahuan tentang pentingnya pendidikan seksual disekolah,institusi
keagamaan,dan komunitas lainnya.
8. Bekerja sama dengan perencana masyrakat (LSM) untuk meningkatkan strategi yang
menyeluruh untuk menurunkan kejadian perilaku seksual yang tidak aman dan hasil
yang merugikan.

Perilaku Kesehatan Yang Beresiko Dan Tindakan Pencegahan Pada Remaja


Perempuan
1) Beberapa remaja menggunakan perilaku yang beresiko agar dapat menampakkan
kesehatan mereka. Kasus kematian terbanyak pada remaja adalah kecelakaan yang
tidak disengaja. Sekitar 80% semua kecelakaan motor,yang kedua bunuh diri, ketiga
kematian karena neoplasma,cardiovaskuler dan penyakit kongenital. Dari beberapa
ada satu dari empat remaja juga beresiko tinggi terhadap tindakan kekerasan, PSM,
kehamilan tidak disengaja, kekerasan antar sesama dan tekanan disekolah.
2) Pada 1992,An American Medical Association interdisciplinary expert panel
developed the Guidelenes for adolescent preventive services. Termasuk sebuah
tambahan dari bagian ini. Petunjuk GAPS merupakan sebuah rekomendasi untuk
membantu perawatan pertama organisasi penyedia dan pengirim pelayanan
pencegahan komprehensif pada remaja.. rekomendasi GAPS ditujukan pada
organisasi pelayanan,peningkatan gaya hidup yang sehat,skrining fisik,emosi dan
masalah tingkah laku dan imunisasi.. tujuan GAPS adalah untuk membuat semua
kunjungan klinik bagian pengalaman peningkatan kesehatan.

Kondisi Kesehatan Yang Ditampilkan Remaja


Remaja putri yang peduli sistem perawatan kesehatan biasanya melakukan skrining
(pap smear dimulai pada usia 18 atau ketika sudah mulai melakukan aktivitas seksual).
Masalah ginekology sering disamakan dengan mens (perdarahan yang tidak teratur atau
dimenore),vaginitis atau leukorea,PMS,kontrasepsi dan kehamilan).
Kehamilan pada remaja : kehamilan pada remaja usia 16 tahun atau remaja sering
diperkenalkan stress tambahan pada periode yang penuh dengan stress.
Petunjuk Antisipasi Untuk Promosi kesehatan & Pencegahan Penyakit
Pender (1996) menggambarkan peningkatan kesehatan sebagai motivasi untuk menjadi
keadaan sejahtera dan potensial kesehatan aktual. Pencegahan adalah menghindari
kesakitan,mendeteksi dini,pemeliharaan fungsi yang optimal ketika datang keadaan sakit.
Perawat mempunyai kesempatan dan tanggung jawab besar untuk membantu
ketidakmengertian wanita terhadap faktor resiko dan untuk memotivasi mereka untuk
menerima gaya hidup yang sehat dalam mencegah penyakit.
Nutrisi, latihan,managemen stress,berhenti merokok,pembatasan konsumsi alkohol,masa
skrining sendiri,pelaksanaan,terapi hormone tambahan,issue seksual.
Level pencegahan penyakit pada anak dan remaja perempuan:

Primary prevention: immunisasi lanjutan (Vaksin HPV) atau pendidikan


kesehatan/konseling tentang nutrisi, rokok, sexual education, alcohol, managemen stress.
Secondary prevention: Screening test ; pemeriksaan payudara sendiri sejak anak mulai
mendapatkan mestruasi, pap smear bagi remaja yang telah melakukan hubungan seksual
aktif, tes kolesterol, pemeriksaan Hb
Tertiary prevention: pendidikan pada pasien untuk menurunkan kondisi sakit dan
megoptimalkan kemampuan yang dimiliki, misalnya mengoptimalkan kemampuan anak yang
menderita kanker.

MASALAH-MASALAH YANG LAZIM TERJADI PADA REMAJA


NARKOTIKA
Adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu bagi mereka yang
menggunakan dengan memasukkannya ke dalam tubuh manusia. Pengaruh tersebut berupa
pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat , halusinasi atau timbulnya khayalan-
khayalan yang menyebabkan efek ketergantungan bagi pemakainya
Kesehatan reproduksi
remaja telah menjadi isu global. Hampir seluruh Negara menjadikan masalah ini
sebagai salah satu program utama. Berdasarkan data, kondisi kesehatan reproduksi remaja
cenderung menurun dan aborsi dikalangan remaja cenderung meningkat (Purbaningsih,
2004). Dr. Boyke Dian Nugraha, Sp. OG., MARS berpendapat bahwa aborsi di Indonesia
tercatat sebanyak 2,3 juta kasus setiap tahun. Dari jumlah itu, sekitar 15% sampai 30%
dilakukan oleh remaja (Anonymus, 2005). Sedangkan angka kejadian aborsi di Surabaya
khususnya tidak dapat diketahui secara pasti, karena tidak ada lembaga atau institusi yang
dapat melaporkannya. Kejadian aborsi ini menjadi salah satu penyebab tingginya AKI. SKRT
tahun 1995 menunjukkan bahwa aborsi berkontribusi sebesar 11% terhadap kematian ibu di
Indonesia. Bahkan menurut Prof. Dr. Azrul Azwar, MPH diperkirakan prosentase tersebut
bisa mencapai 30 – 50 % (PKBI, 2004).

Dengan minimnya informasi kesehatan reproduksi remaja, kerap terjadi


penyalahgunaan fungsi seksual. Hanya mengejar kenikmatan sesaat, tidak sedikit dari mereka
berani malakukan hubungan seksual. Tidak heran kini banyak permasalahan yang datang
menyertainya, termasuk semakin beragamnya penyakit menular seksual (PMS) dan aborsi
(Anonymus, 2005).
Oleh karena itu perlu adanya pendidikan dan pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi yang benar di kalangan remaja. Termasuk tentang seksualitas, organ reproduksi,
kehamilan, dsb. Dalam kasus ini juga diperlUkan adanya informasi yang benar di kalangan
remaja tentang aborsi.

Amenorhea
1. Pengertian Amenorea adalah tidak adanya menstruasi spontan pada wanita usia reproduksi
(Golden dan Carlson, 2008).
2. Jenis-jenis
a. Amenorea primer Amenorea primer adalah amenorea yang terjadi pada remaja yang
diharapkan sudah memiliki periode yang teratur (Golden dan Carlson, 2008).
b. Amenorea sekunder Amenorea sekunder adalah amenorea pada pasien yangtelah
membentuk siklus menstruasi yang teratur dan belum haid lebih dari 3 bulan (Golden dan
Carlson, 2008). 3. Penyebab Penyebab amenorea primer terbanyak adalah kelainan genetik
yaitu sekitar 43% dan penyebab terkecil adalah hymen imperforate, Androgen Insensitivity
Syndrom (AIS), Hiperplasia Adrenal Kongenital (HAK), dan penyakit susunan saraf pusat
yang masing-masing diketahui frekuensinya adalah sekitar 1%. G

Referensi
https://bidanapril.wordpress.com/2009/10/23/promosi-kesehatan-pada-remaja/
buku ilmu kebidanan promosi kesehatan tahun 2011
Yuliana. Faktor yang Mempenagaruhi Kecepatan Menrche pada
Remaja di MTS Miftahul Huda Tulungasahan Kabupaten
Tanggamus. Jurnal Holistik Volume 5, No. 1 (2011).

Anda mungkin juga menyukai