Anda di halaman 1dari 14

PAPER

KESEHATAN REPRODUKSI

DISUSUN OLEH:

SUHARTI / NIM. 042022064

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS KURNIA JAYA
PERSADA PALOPO
TAHUN 2023
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan reproduksi (kespro) dan seksualitas adalah topik yang penting

dan relevan untuk dibahas dalam konteks kesehatan. Keduanya saling terkait

karena kegiatan seksual dapat berdampak pada kesehatan reproduksi, dan

kesehatan reproduksi yang baik memungkinkan seseorang untuk menjalani

kehidupan seksual yang sehat dan aman. Masalah kespro dan seksualitas dapat

mempengaruhi kesejahteraan fisik, mental, dan emosional seseorang, terutama

bagi perempuan dan anak perempuan.

Kespro mencakup berbagai aspek seperti kesehatan seksual dan reproduksi

perempuan dan laki-laki, termasuk kehamilan, kelahiran, dan kesehatan bayi

baru lahir. Kesehatan reproduksi yang buruk dapat menyebabkan masalah

kesehatan jangka panjang, termasuk infertilitas, keguguran, kematian bayi, dan

komplikasi kehamilan dan persalinan. Beberapa masalah kesehatan reproduksi

yang umum di antaranya adalah infeksi menular seksual (IMS), seperti HIV/AIDS,

gonore, dan sifilis, serta masalah menstruasi, seperti nyeri menstruasi,

perdarahan yang berlebihan, dan sindrom pramenstruasi.

Sedangkan seksualitas mencakup seluruh aspek kehidupan seksual

seseorang, termasuk orientasi seksual, identitas gender, perilaku seksual, dan

kesehatan seksual. Seksualitas yang sehat melibatkan pengalaman seksual yang

aman, sukacita, dan saling menghormati antara pasangan. Namun, masalah


kesehatan seksual dapat mempengaruhi kehidupan seksual seseorang, seperti

disfungsi ereksi, disfungsi orgasme, atau penurunan libido.

Kespro dan seksualitas sangat terkait, karena kegiatan seksual yang tidak

aman dapat menyebabkan masalah kesehatan reproduksi. Misalnya, IMS dapat

menyebar melalui hubungan seksual yang tidak aman dan dapat menyebabkan

masalah kesehatan reproduksi yang serius. Kondom dan metode kontrasepsi

lainnya dapat membantu mencegah penyebaran IMS dan membantu menjaga

kesehatan reproduksi yang baik. Selain itu, kespro yang baik dapat membantu

meningkatkan kepuasan seksual seseorang. Seseorang yang bebas dari masalah

kesehatan reproduksi seperti nyeri saat berhubungan seks, infertilitas, atau

masalah lainnya, mungkin lebih mampu menikmati kehidupan seksual yang sehat

dan memuaskan.

Dalam hal ini, kesehatan reproduksi dan seksualitas adalah topik yang

kompleks dan penting untuk diperhatikan. Dalam konteks kesehatan, keduanya

saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Oleh karena itu, penting untuk

memahami kesehatan reproduksi dan seksualitas dengan baik dan mengambil

tindakan untuk menjaga kesehatan reproduksi dan seksual.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi

rumusan masalah pada pembahasan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana mengidentifikasi masalah kespro dengan menggunakan siklus

kehidupan?
2. Mengapa kespro dan seksualitas merupakan isu sensitif dan pribadi?

3. Bagaimana memfasilitasi kelompok-kelompok di masyarakat untuk menggali

kemampuan mereka menjawab masalah kespro dan seksualitas mereka?

4. Apa yang dibutuhkan untuk mendukung perempuan di masyarakat agar

mampu memahami bahwa kespro dan seksual mereka merupakan hak asasi?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari pembahasan ini

adalah:

1. Untuk mengidentifikasi masalah kespro dengan menggunakan siklus

kehidupan.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadikan kespro dan seksualitas

merupakan isu sensitif dan pribadi.

3. Untuk mengetahui langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam

memfasilitasi kelompok-kelompok di masyarakat untuk menggali

kemampuan mereka dalam menjawab masalah kespro dan seksualitas

mereka.

4. Untuk mengetahui bentuk dukungan terhadap perempuan di masyarakat

agar mampu memahami bahwa kespro dan seksual mereka merupakan hak

asasi.
PEMBAHASAN

A. Identifikasi Masalah Kespro dengan Menggunakan Siklus Kehidupan

Siklus kehidupan merupakan suatu konsep yang memandang kehidupan

manusia sebagai suatu proses yang melalui serangkaian tahapan dari lahir,

tumbuh, berkembang, dan menua. Tahapan tersebut meliputi bayi, anak-anak,

remaja, dewasa, dan lanjut usia. Masalah kespro dapat terjadi pada setiap

tahapan siklus kehidupan ini, dan dapat berbeda-beda tergantung pada tahapan

yang bersangkutan.

Siklus kehidupan dapat digunakan sebagai kerangka kerja untuk

memahami perubahan dan tantangan yang terkait dengan kesehatan reproduksi

pada setiap tahap kehidupan. Dalam kerangka ini, kesehatan reproduksi dilihat

sebagai bagian integral dari kehidupan yang berkelanjutan, dan bukan sebagai

isu yang terpisah dari kesehatan umum. Dalam konteks kesehatan reproduksi,

ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi pada setiap tahapan siklus

kehidupan, sebagai berikut:

1. Tahap Bayi

Bayi baru lahir dapat mengalami berbagai masalah kesehatan reproduksi

seperti kelainan bawaan pada sistem reproduksi, infeksi pada organ reproduksi,

dan penularan penyakit ibu pada saat persalinan.

2. Tahap Anak-Anak
Pada tahap ini, masalah kesehatan reproduksi yang umum terjadi adalah

infeksi saluran kemih, penyakit menular seksual yang diperoleh melalui kontak

fisik, dan pubertas dini.

3. Tahap Remaja

Pada tahap ini, masalah kesehatan reproduksi yang umum terjadi adalah

kehamilan remaja yang tidak direncanakan, penyakit menular seksual, dan

masalah mental seperti depresi dan kecemasan yang dapat mempengaruhi

fungsi reproduksi.

4. Tahap Dewasa

Pada tahap ini, masalah kesehatan reproduksi yang umum terjadi adalah

infertilitas, menopause pada wanita, dan disfungsi ereksi pada pria.

5. Tahap Lansia

Pada tahap ini, masalah kesehatan reproduksi yang umum terjadi adalah

menopause pada wanita dan penurunan fungsi reproduksi pada pria.

Dalam mengidentifikasi masalah kesehatan reproduksi dengan

menggunakan siklus kehidupan, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor

risiko yang dapat memengaruhi masing-masing tahap kehidupan, seperti gaya

hidup, faktor lingkungan, dan kondisi medis yang mendasar. Hal ini akan

membantu untuk mengembangkan strategi pencegahan dan intervensi yang

tepat untuk mencegah atau mengatasi masalah kesehatan reproduksi pada

setiap tahapan siklus kehidupan.


B. Kespro dan Seksualitas Merupakan Isu Sensitif dan Pribadi

Kespro dan seksualitas merupakan isu sensitif dan pribadi karena terkait

dengan hal-hal yang sangat intim dan personal dalam kehidupan seseorang.

Beberapa faktor yang dapat menjadikan hal ini sebagai isu yang sensitif dan

pribadi adalah:

1. Kebudayaan dan Norma Sosial

Kebudayaan dan norma sosial dapat mempengaruhi cara individu

memandang masalah kesehatan reproduksi dan seksualitas. Beberapa

kebudayaan dan norma sosial mungkin menganggap topik ini sebagai tabu,

sehingga individu merasa enggan membicarakannya secara terbuka dengan

orang lain.

2. Privasi dan Kerahasiaan

Masalah kesehatan reproduksi dan seksualitas dapat menyangkut

informasi yang sangat pribadi, seperti informasi tentang hubungan seksual,

kondisi kesehatan reproduksi, dan penggunaan kontrasepsi. Oleh karena itu,

individu mungkin enggan membicarakannya secara terbuka karena takut

informasi tersebut akan tersebar luas dan mempengaruhi citra mereka.

3. Pengalaman Pribadi dan Emosi

Kesehatan reproduksi dan seksualitas juga dapat menyangkut pengalaman

pribadi dan emosi individu. Hal ini dapat mempengaruhi individu untuk lebih

enggan membicarakannya secara terbuka karena takut akan dikritik atau

dihakimi oleh orang lain.


4. Kekhawatiran Stigma dan Diskriminasi

Beberapa orang mungkin merasa takut akan dianggap berbeda atau

dihakimi oleh orang lain jika membicarakan masalah kesehatan reproduksi dan

seksualitas. Hal ini dapat terjadi, terutama jika individu memiliki preferensi

seksual atau identitas gender yang dianggap tabu dalam masyarakat.

Oleh karena itu, isu kesehatan reproduksi dan seksualitas memang

merupakan isu yang sensitif dan pribadi bagi banyak orang. Untuk itu, penting

bagi individu untuk merasa nyaman dan aman ketika membicarakan hal ini

dengan orang lain, termasuk dengan tenaga medis atau konselor yang kompeten

di bidangnya.

C. Memfasilitasi Kelompok-Kelompok di Masyarakat Untuk Menggali

Kemampuan Mereka Menjawab Masalah Kespro dan Seksualitas Mereka

Untuk memfasilitasi kelompok-kelompok di masyarakat untuk menggali

kemampuan mereka dalam menjawab masalah kesehatan reproduksi dan

seksualitas, beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

1. Membangun hubungan yang baik dan saling percaya antara fasilitator

dengan kelompok. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memperkenalkan diri,

mendengarkan dengan seksama, dan menunjukkan kepedulian terhadap

masalah-masalah yang dihadapi oleh kelompok.

2. Menjelaskan secara jelas dan mudah dipahami mengenai masalah kesehatan

reproduksi dan seksualitas yang sering dihadapi oleh masyarakat. Hal ini

dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh


kelompok, contohnya dengan menggunakan gambar, diagram, dan cerita

pendek.

3. Memberikan informasi yang akurat dan berdasarkan fakta ilmiah mengenai

masalah-masalah kesehatan reproduksi dan seksualitas. Hal ini sangat

penting agar kelompok dapat mengambil keputusan yang tepat dan benar

terkait dengan kesehatan reproduksi dan seksualitas mereka.

4. Memberikan ruang bagi kelompok untuk berbagi pengalaman dan pemikiran

mereka. Fasilitator dapat mengajukan pertanyaan terbuka untuk memancing

kelompok berbicara. Hal ini akan memungkinkan mereka untuk saling

mendukung dan menguatkan satu sama lain dalam menjawab masalah

kesehatan reproduksi dan seksualitas.

5. Mendorong kelompok untuk mengambil tindakan konkret untuk menjawab

masalah kesehatan reproduksi dan seksualitas mereka. Hal ini dapat

dilakukan dengan memberikan informasi mengenai pilihan-pilihan yang

tersedia, dan membantu kelompok dalam membuat rencana aksi yang

terukur dan realistis.

6. Terus memantau dan mendukung kelompok dalam menjalankan rencana aksi

mereka. Fasilitator dapat mengadakan pertemuan berkala untuk

mengevaluasi kemajuan kelompok dan memberikan bantuan yang

dibutuhkan.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, diharapkan kelompok-

kelompok di masyarakat dapat menggali kemampuan mereka dalam menjawab

masalah kespro dan seksualitas mereka dengan lebih baik dan efektif.

D. Dukungan Terhadap Perempuan di Masyarakat Agar Mampu Memahami

Bahwa Kespro dan Seksual Mereka Merupakan Hak Asasi

Untuk mendukung perempuan di masyarakat agar mampu memahami

bahwa kespro dan seksual mereka merupakan hak asasi, ada beberapa hal yang

dapat dilakukan, antara lain:

a. Pendidikan

Memberikan pendidikan tentang hak asasi manusia dan hak kespro dan

seksual kepada perempuan secara terbuka dan terus-menerus. Ini dapat

dilakukan di sekolah, universitas, dan melalui program-program pemberdayaan

perempuan di masyarakat.

b. Kesadaran masyarakat

Mengkampanyekan dan mempromosikan kesadaran tentang hak asasi

perempuan dan memperjuangkan kesetaraan gender. Ini dapat dilakukan

melalui media sosial, penggalangan dana untuk kampanye, dan dialog dan diskusi

di masyarakat.

c. Hukum dan kebijakan

Mengembangkan kebijakan dan hukum yang melindungi hak asasi

perempuan dan memperkuat peran perempuan di masyarakat. Ini mencakup

penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran hak asasi perempuan,


memperkuat lembaga yang berperan dalam memajukan kesetaraan gender, dan

meningkatkan partisipasi perempuan dalam proses pembuatan kebijakan.

d. Penyediaan layanan kesehatan

Meningkatkan akses perempuan ke layanan kesehatan yang berkaitan

dengan kesehatan reproduksi dan seksual. Ini mencakup akses ke informasi,

layanan kontrasepsi, pemeriksaan kesehatan yang berkaitan dengan reproduksi,

dan perlindungan terhadap kekerasan seksual.

e. Peningkatan partisipasi perempuan

Mendorong partisipasi perempuan dalam berbagai bidang kehidupan,

termasuk politik, ekonomi, dan sosial. Ini dapat dilakukan melalui program

pemberdayaan perempuan dan mengembangkan jaringan yang mendukung

perempuan.

Dengan mengambil langkah-langkah tersebut, diharapkan perempuan di

masyarakat dapat memahami bahwa kespro dan seksual mereka merupakan hak

asasi yang harus dilindungi dan dipenuhi.


KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan di atas, maka dapa

disimpulkan sebagai berikut:

1. Masalah kespro dapat diidentifikasi pada setiap tahapan siklus kehidupan,

sebagai berikut:

1) tahap bayi, seperti kelainan bawaan pada sistem reproduksi, infeksi pada

organ reproduksi, dan penularan penyakit ibu pada saat persalinan.

2) tahap anak-anak, seperti infeksi saluran kemih, penyakit menular seksual

yang diperoleh melalui kontak fisik, dan pubertas dini.

3) tahap remaja, seperti kehamilan remaja yang tidak direncanakan, penyakit

menular seksual, dan masalah mental seperti depresi dan kecemasan yang

dapat mempengaruhi fungsi reproduksi.

4) tahap dewasa, seperti infertilitas, menopause pada wanita, dan disfungsi

ereksi pada pria.

5) tahap lansia, seperti menopause pada wanita dan penurunan fungsi

reproduksi pada pria.

2. Beberapa faktor yang dapat menjadikan kespro dan seksualitas sebagai isu

yang sensitif dan pribadi adalah

1) kebudayaan dan norma sosial

2) privasi dan kerahasiaan

3) pengalaman pribadi dan emosi

4) kekhawatiran stigma dan diskriminasi.


3. Langkah-langkah yang dapat dilakukan memfasilitasi kelompok-kelompok di

masyarakat untuk menggali kemampuan mereka dalam menjawab masalah

kesehatan reproduksi dan seksualitas, antara lain:

1) membangun hubungan yang baik dan saling percaya antara fasilitator

dengan kelompok.

2) menjelaskan secara jelas dan mudah dipahami mengenai masalah

kesehatan reproduksi dan seksualitas yang sering dihadapi oleh

masyarakat.

3) Memberikan informasi yang akurat dan berdasarkan fakta ilmiah mengenai

masalah-masalah kesehatan reproduksi dan seksualitas

4) Memberikan ruang bagi kelompok untuk berbagi pengalaman dan

pemikiran mereka. Fasilitator dapat mengajukan pertanyaan terbuka untuk

memancing kelompok berbicara.

5) Mendorong kelompok untuk mengambil tindakan konkret untuk menjawab

masalah kesehatan reproduksi dan seksualitas mereka.

6) Terus memantau dan mendukung kelompok dalam menjalankan rencana

aksi mereka.

4. Upaya mendukung perempuan di masyarakat agar mampu memahami bahwa

kespro dan seksual mereka merupakan hak asasi, ada beberapa hal yang dapat

dilakukan, antara lain:

1) pendidikan

2) kesadaran masyarakat

3) hukum dan kebijakan


4) penyediaan layanan kesehatan

5) peningkatan partisipasi perempuan

Anda mungkin juga menyukai