MATA KULIAH:
OLEH :
Nama NPM
JUNIANA 22.13101.10.36
SRI RAHAYU 22.13101.10.22
Menurut WHO (1992) sehat adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial yang
utuh, bukan hanyabebas dari penyakitatau kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan
dengan sistemreproduksi, fungsi serta prosesnya.
Menurut BKKBN, 1996 Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat mental, fisik dan
kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi
serta proses danbukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk
berdasarkan atasperkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan material
yang layak,bertakwa pada Tuhan yang Maha Esa,spiritual memiliki hubungan yang serasi,
selaras, seimbang antara anggota keluarga dan antara keluarga dan masyarakat dan
lingkungan.
1. Konsep Dasar
Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi
a. Pengertian kesehatan reproduksi
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial
secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam
semua hal yang berkaitan dengan system reproduksi serta fungsi dan
prosesnya. Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental,
sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sistim, fungsi-fungsi
dan proses reproduksi (cholil,1996).
Siklus kesehatan wanita, konsepsi, bayi dan anak, remaja, dewasa, usia lanjutserta
perubahan yang terjadi pada setiap tahap. Setelah lahir kehidupan wanita dapat dibagi
dalam beberapa masa yaitu konsepsi, masa bayi, masa kanak-kanak,masa remaja,
masa dewasa, masa usia lanjut. Masing-masing masa itu mempunyai kekhususan,
karena itu gangguan pada setiap masa tersebut juga dapatdikatakan khas karena
merupakan penyimpangan dari faal yang khas pula dari masa yang bersangkutan.
Periode ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
Perubahan dan pertumbuhan yang amat cepat
Berkurangnya ketergantungan anak pada ibunya dan awal munculnya
individualitas
Mulai belajar mengenal orang lain diluar dirinya dan ibunya
Menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan lingkungan (sosialisasi)
Adanya keingintahuan yang sangat besar walau koordinasi otot dan kekuatan
fisik belum sempurna.
Konsep PKRT bukan merupakan pelayanan yang baru dan berdiri sendiri,
melainkan kombinasi dari berbagai pelayanan dalam ruang lingkup kesehatan
reproduksi yang selama ini diselenggarakan di Puskesmas. Dalam pelaksanaannya,
sangat penting mengutamakan klien dengan memperhatikan hak reproduksi, keadilan,
dan kesetaraan gender melalui pendekatan siklus hidup. Pendekatan ini akan dapat
memperluas jangkauan pelayanan secara proaktif dan meningkatkan kualitas hidup.
Prinsip pelayanan kesehatan reproduksi terpadu yakni holistik, keterpaduan dalam
pelayanan, dan fleksibel. Holistik yaitu pelayanan yang diberikan memandang klien
sebagai manusia yang utuh, maksudnya pelayanan yang diberikan sesuai kebutuhan
klien, namun petugas kesehatan dapat menawarkan dan memberikan pelayanan lain
yang dibutuhkan klien dan diidentifikasi melalui proses anamnesis.