Anda di halaman 1dari 23

Konsep Dasar Kesehatan

Reproduksi, Pemantauan
Perubahan Setiap Tahap Siklus
Kehidupan Wanita
Nama Anggota Kelompok 1 :

1. Chantika Nindy .A.(202105001) 6. Reza Altamira (202105006)


2. Anisa Aprilia .S. (202105002) 7. Jihan Siska .A. (202105008)
3. Intan Pramudya .W. (202105003) 8. Fika Wahyu .R. (202105009)
4. Rahmalia .F.T.S. (202105004) 9. Nadilla .R.P. (202105010)
5.Laila Saputri .M. (202105005) 10. Presti Prastya .H. (202105011)
1
Konsep Dasar
Kesehatan Reproduksi
A. Definisi Kesehatan Reproduksi
▫ Menurut BKKBN, (2001), definisi kesehatan reproduksi adalah kesehatan secara fisik, mental,
dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan
fungsi serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan.
Menurut WHO kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial
yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya.

▫ Menurut Depkes RI, 2000 kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara menyeluruh
mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi serta proses
reproduksi yang pemikiran kesehatan reproduksi bukannya kondisi yang bebas dari penyakit
melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan
sebelum dan sesudah menikah.
Lanjutan..

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara menyeluruh mencakup


fisik, mental dan kehidupan sosial, yang berkaitan dengan alat, fungsi serta proses
reproduksi. Dengan demikian kesehatan reproduksi bukan hanya kondisi bebas dari
penyakit, melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang
aman dan memuaskan sebelum menikah dan sesudah menikah.
B. Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi Dalam Siklus
Kehidupan
Secara lebih luas, ruang lingkup kesehatan reproduksi meliputi :

▫ Kesehatan ibu dan bayi baru lahir


▫ Keluarga Berencana
▫ Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi Saluran Reproduksi ( ISR ), termasuk PMS-HIV / AIDS
▫ Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi.
▫ Kesehatan Reproduksi Remaja
▫ Pencegahan dan Penanganan Infertilitas
▫ Kanker pada Usia Lanjut dan Osteoporosis
▫ Berbagi aspek Kesehatan Reproduksi lain misalnya kanker serviks, mutilasi genitalia, fistula dll.
Lanjutan..

Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup


kesehatan reproduksi adalah pendekatan siklus hidup, yang berarti
memperhatikan kekhususan kebutuhan penanganan sistem reproduksi pada
setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar-fase kehidupan tersebut.
Dengan demikian, masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase
kehidupan dapat diperkirakan, yang bila tak ditangani dengan baik maka
hal ini dapat berakibat buruk pada masa kehidupan selanjutnya.
C. Hak-hak Reproduksi

Hak reproduksi perorangan adalah hak yang dimiliki oleh setiap orang, Baik laki-laki
maupun perempuan (tanpa memandang perbedaan kelas sosial, suku, umur, agama, dll)
untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab (kepada diri, keluarga, dan
masyarakat) mengenai jumlah anak, jarak antar anak, serta penentuan waktu kelahiran
anak dan akan melahirkan. Hak reproduksi ini didasarkan pada pengakuan akan hak-hak
asasi manusia yang diakui di dunia internasional (Depkes RI, 2002).
Hak reproduksi dapat dijabarkan secara praktis antara lain
sebagai berikut
1. Setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan kesehatan reproduksi yang terbaik.
2. Perempuan dan laki-laki, sebagai pasangan atau sebagai individu, berhak mendapat informasi
lengkap tentang seksualitas, kesehatan reproduksi, dan manfaat serta efek samping obat-obatan,
alat dan tindakan medis yang digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi.
3. Adanya hak untuk memperoleh pelayanan KB yang aman, efektif, terjangkau, dapat diterima,
sesuai dengan pilihan, tanpa paksaan, dan tak melawan hukum.
4. Perempuan berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya, yang
memungkinkannya sehat dan selamat dalam menjalani kehamilan dan persalinan, serta
memperoleh bayi yang sehat.
5. Hubungan suami istri yang didasari penghargaan terhadap pasangan masing-masing dan
dilakukan dalam situasi dan kondisi yang diinginkan bersama, tanpa unsur paksaan, ancaman, dan
kekerasan.
Lanjutan
6. Para remaja, laki-laki maupun perempuan, berhak memperoleh informasi yang tepat dan benar
tentang kesehatan reproduksi remaja, sehingga dapat berprilaku sehat dan menjalani kehidupan
seksual yang bertanggung jawab.
7. Laki-laki dan perempuan berhak mendapat informasi yang mudah diperoleh, lengkap, dan akurat
mengenai penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS.
2
Pemantauan Perubahan
Setiap Tahap Siklus
Kehidupan Wanita
A. Konsepsi
Masa konsepsi adalah masa yang dimulai dari pertemuan antara sel telur dengan sel
sperma di dalam alat geneitalia interna perempuan yaitu tuba falopi. Adapun
perubahan yang dapat terjadi pada masa ini adalah:
1. Perlakuan sama terhadap janin laki-laki/perempuan
2. Pelayanan antenatal, persalinan aman dan nifas serta pelayanan bayi baru lahir
3. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin,
BBLR, kurang gizi (malnutrisi)
4. Pendekatan pelayanan anternatal, promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
B. Bayi dan Anak
1. Bayi
Masa bayi dihitung dari usia 0 hari sampai satu tahun kurang pada hari ulang
tahun pertama. Periode ini mempunyai ciri-ciri nya yaitu:
a.Perubahan dan pertumbuhan yang amat cepat
b.Berkurangnya ketergantungan anak pada ibunya dan awal munculnya
individualitas
c.Mulai belajar mengenal orang lain diluar dirinya dan ibunya
d.Menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan lingkungan (sosialisasi)
e.Adanya keingintahuan yang sangat besar walau koordinasi otot dan
kekuatan fisik belum sempurna
Lanjutan

2. Anak
Dalam masa kanak-kanak pengaruh hipofisis terutama terlihat dalam
pertumbuihan badan. Pada masa kanak-kanak sudah nampak perbedaan antara
anak pria dan wanita, terutama dalam tingkah lakunya. Tetapi perbedaan ini
ditentukan oleh lingkungan dan pendidikan.
C. Remaja
Masa remaja merupakan masa transisi dari periode anak menuju
dewasa. Secara klinis pubertas mulai dengan timbulnya ciri-ciri kelamin
sekunder, dan berakhir kalau sudah ada kemampuan reproduksi. Pubertas
pada wanita, mulai kira-kira pada umur 8-14 tahun dan berlangsung kurang
lebih selama 4 tahun.
D. Premenopause
1. Fisik
-Kekuatan otot dan kecakapan mental mulai mencapai puncaknya
-Dimulai proses penuan
-Penurunan hormon kewanitaan berangsur menurun
-Proses menstruasi yang tidak teratur
-Perasaan panas disekitar wajah (hot flash)
-Produksi keringat yang berlebihan
-Kulit menjadi kusam dan kasar
-Rambut cenderung kering dan rapuh
-Perasaan adanya gangguan dalam hubungan intim
-Kesulitan vagina mengalami lubrikasi, sehingga timbul rasa tidak nyaman saat
bersenggama
Lanjutan

2. Psikososial
-Wanita lebih banyak menarik diri dari lingkunganya
-Wanita lebih sering merasa tersinggung, mudah cemas dan sangat sensitif
-Gelisah karena menghadapi proses penuaan
E. Menopause
1. Fisik
-Hilangnya hormon kewanitaan
-Menstruasi tidak muncul lagi
-Organ reproduksi tidak berfungsi lagi
-Berat badanya sulit dikendalikan
-Terjadi timbunan lemak dibeberapa tempat karena ketiadaan hormon kewanitaan
-Wanita sering mudah merasa lelah
-Penyakit degeneratif (penyakit jantung, DM, gangguan ginjal dan osteoporosis)
mudah menyerang
Lanjutan

2. Psikososial
-Wanita mulai mencapai kematangan hidup
F. Senium
1. Fisik
-Lemasnya otot-otot yang membuat struktur tubuh menjadi bengkok
-Gangguan sendi mulai sering timbul
-Berat badan cenderung berkurang
-Penurunan daya guna tubuh
-Kekuatan pendengaran pada frekuensi menurun sampai 75 %
-Terjadi penurunan intelektual
-emunkinan dapat terjadi gangguan otak secara organic
2. Psikososial
-Terjadi perubahan sifat, misalnya; dari pemurung menjadi periang, dari pemberani
menjadi penakut atau sebaliknya
-Sering timbul perilaku yang sulit di mengerti
Kesimpulan
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari
penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta
prosesnya.
Menurut BKKBN, (2001), definisi kesehatan reproduksi adalah kesehatan secara fisik, mental, dan
kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta
proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan.
Menurut WHO kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh
bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem
reproduksi, fungsi dan prosesnya.
Menurut Depkes RI, 2000 kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara menyeluruh
mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi
yang pemikiran kesehatan reproduksi bukannya kondisi yang bebas dari penyakit melainkan bagaimana
seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum dan sesudah menikah.
DAFTAR PUSTAKA
Sri, Windi. 2020. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi. Diakses melalui
academia.edu pada 15 Mret 2023 pukul 10.21.
Novita, Rahmi dkk. 2021. Kesehatan Reproduksi Sepanjang Daur Hidup Wanita.
Stikes Syedza Saintika: Padang
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai