0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
21 tayangan28 halaman
Dokumen tersebut membahas konsep dasar kesehatan reproduksi meliputi pengertian, faktor yang mempengaruhi, tujuan, sasaran, hak-hak reproduksi, ruang lingkup, dan komponen kesehatan reproduksi seperti kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga berencana.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar kesehatan reproduksi meliputi pengertian, faktor yang mempengaruhi, tujuan, sasaran, hak-hak reproduksi, ruang lingkup, dan komponen kesehatan reproduksi seperti kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga berencana.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar kesehatan reproduksi meliputi pengertian, faktor yang mempengaruhi, tujuan, sasaran, hak-hak reproduksi, ruang lingkup, dan komponen kesehatan reproduksi seperti kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga berencana.
REPRODUKSI dr. Aida, M.Ked(Paru), Sp.P Pengertian Kesehatan Reproduksi • Kesehatan reproduksi suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial secara utuh tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam suatu yang berkaitan dengan system reproduksi, fungsi dan prosesnya (WHO) Pengertian Kesehatan Reproduksi • Kesehatan reproduksi keadaan sempurna fisik, mental dan kesejahteraan social dan tidak semata-mata ketiadaan penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berkaitan dengan system reproduksi dan fungsi serta proses (ICPD, 1994) Pengertian Kesehatan Reproduksi • Kesehatan Reproduksi keadaan sehat mental, fisik dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang layak, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, spiritual yang memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan antara keluarga dengan masyarakat dan lingkungan (BKKBN,1996) Pengertian Kesehatan Reproduksi • Kesehatan reproduksi kemampuan seseorang untuk dapat memanfaatkan alat reproduksi dengan mengukur kesuburannya dapat menjalani kehamilannya dan persalinan serta aman mendapatkan bayi tanpa resiko apapun (Well Health Mother Baby) dan selanjutnya mengembalikan kesehatan dalam batas normal (IBG. Manuaba, 1998) Pengertian Kesehatan Reproduksi • Pasal 71 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi pada laki-laki dan perempuan Pengertian Kesehatan Reproduksi • Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi yang pemikiran kesehatan reproduksi bukannya kondisi yang bebas dari penyakit melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum dan sesudah menikah (Depkes RI, 2000) Agar dapat melaksanakan fungsi reproduksi secara sehat (fisik, mental, sosial) diperlukan syarat :
1. Tidak ada kelainan anatomis dan fisiologis
• Perempuan memiliki rongga pinggul yg cukup besar permudah lahir bayi • memiliki kelenjar penghasil hormon produksi hormon perlu untuk pertumbuhan fisik dan fungsi sistem dan organ reproduksi • Perkembangan tsb berlangsung sejak usia muda, tulang pinggul berkembang sejak anak belum menginjak remaja dan berhenti ketika anak itu mencapai usia 18 tahun Agar semua pertumbuhan itu berlangsung dengan baik, ia memerlukan makanan dengan mutu gizi yang baik dan seimbang 2. Perlunya landasan psikis yang memadai • Perkembangan emosi harus berlangsung baik • Hal ini harus dimulai sejak sejak anak-anak, bahkan sejak bayi • Sentuhan pada kulitnya melalui rabaan dan usapan yang hangat, terutama sewaktu menyusu ibunya, akan memberikan rasa terima kasih, tenang, aman dan kepuasan yang tidak akan ia lupakan sampai ia besar kelak Perasaan semacam itu akan menjadi dasar kematangan emosinya dimasa yang akan datang 3. Bebas dari kelainan/penyakit organ reproduksi a. Kelainan/penyakit organ reproduksi dapat menggangu kemampuan seseorang dalam menjalankan tugas reproduksinya b. Termasuk penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual, misalnya: • AIDS dan Hepatitis B • Infeksi lain pada organ reproduksi, • Infeksi lain yang mempengaruhi perkembangan janin • Dampak pencemaran lingkungan • Tumor atau kanker pada organ reproduksi • Gangguan hormonal terutama hormon seksual 4. Wanita hamil memerlukan jaminan ia bisa melewati masa tersebut dengan aman • Kehamilan adalah sebuah proses fisiologis • Meskipun demikian, kehamilan dapat mencelakai/mengganggu kesehatan wanita • Kehamilan kenaikan tekanan darah tinggi, pendarahan, dan bahkan kematian • Pikiran wanita penuh kecemasan • Mengubah penampilan tubuh dapat timbulkan perasaan tidak percaya diri • menghadapi rasa sakit ketika melahirkan • Cemas ttg apa yang terjadi pada bayinya Perawatan kehamilan yang baik seharusnya dilengkapi dengan konseling yang dapat menjawab berbagai kecemasan tersebut Faktor yang Mempengaruhi KesPro 4 Gol faktor yang berdampak buruk bagi KesPro: 1. Sosial-ekonomi dan demografi • Kemiskinan • pendidikan rendah & ketidaktahuan ttg perkembangan seksual dan proses reproduksi • tempat tinggal terpencil, dsb 2. Budaya dan lingkungan • Praktek tradisional yang berdampak buruk pada kespro • kepercayaan banyak anak banyak rejeki • informasi tentang fungsi reproduksi yang membingungkan, dsb Faktor yang Mempengaruhi KesPro 3. Psikologis • Dampak perceraian orgtua pada remaja • Depresi akibat ketidakseimbangan hormonal • Rasa tidak berharga wanita terhadap pria yang membeli kebebasannya secara materi • dsb 4. Faktor biologis • Cacat sejak lahir • Cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit menular seksual, dsb Tujuan Kesehatan Reproduksi PP No. 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi menjamin setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan reproduksi yang bermutu , aman dan dapat dipertanggung jawabkan
Ditunjang oleh Undang-undang Kesehatan No. 23/1992
• Bab II pasal 3 “Penyelenggaraan upaya kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat” • Bab III Pasal 4 “Setiap orang menpunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal” Tujuan Kesehatan Reproduksi 1. Tujuan Utama Memberikan pelayanan kespro yang komprehensif kepada perempuan termasuk kehidupan seksual dan hak-hak reproduksi dapat meningkatkan kemandirian perempuan dalam mengatur fungsi dan proses reproduksi peningkatan kualitas kehidupan Tujuan Kesehatan Reproduksi 2. Tujuan Khusus • Meningkatkan kemandirian wanita dalam memutuskan peran dan fungsi reproduksinya • Meningkatnya hak dan tanggung jawab sosial wanita dalam menentukan kapan hamil, jumlah dan jarak kehamilan • Meningkatnya peran dan tanggung jawab sosial pria terhadap akibat dari perilaku seksual dan fertilitasnya kepada kesehatan dan kesejahteraan pasangan dan anak-anaknya Sasaran Kesehatan Reproduksi 1. Sasaran Utama • ♂♀ Usia subur, remaja putra dan putri yang belum menikah • Kelompok resiko: pekerja seks, masyarakat yang termasuk keluarga prasejahtera • Komponen kesehatan reproduksi remaja; Seksualitas, beresiko/menderita HIV/AIDS, beresiko dan pengguna NAPZA 2. Sasaran Antara • Petugas kesehatan : Dokter Ahli, Dokter Umum, Bidan, Perawat, • Pemberi Layanan Berbasis Masyarakat; Kader Kesehatan, Dukun, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, LSM Hak- Hak Reproduksi Konferensi internasional kependudukan dan pembangunan menyepakati hak2 reproduksi yang bertujuan untuk mewujudkan kesehatan bagi individu secara utuh, baik kesehatan rohani dan jasmani, meliputi : 1. Hak mendapat informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi 2. Hak mendapat pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi 3. Hak kebebasan berfikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi 4. Hak dilindungi dan kematian karena kehamilan 5. Hak untuk menentukan jumlah dan jarak kehamilan Hak- Hak Reproduksi 6. Hak atas kebebasan dan keamanan yang berkaitan dengan kehidupan reproduksinya 7. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk perlindungan dari pelecehan, perkosaan, kekerasan, penyiksaan seksual 8. Hak mendapatkan manfaat kemajuan ilmu penetahuan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi 9. Hak atas pelayanan dan kehidupan reproduksinya 10. Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga 11. Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam berkeluarga dan kehidupan kesehatan reproduksi 12. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi Hak- Hak Reproduksi
Menurut BKKBN tahun 2000, kebijakan teknis
operasional di Indonesia untuk mewujdkan pemenuhan hak-hak reproduksi : • Promosi hak-hak kesehatan reproduksi • Advokasi hak-hak kesehatan reproduksi • KIE hak-hak kesehatan reproduksi • System pelayanan hak-hak reproduksi Ruang Lingkup Kespro dalam Kehidupan
1. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
2. Pencegahan dan penanggulangan infeksi saluran reproduksi termasuk PMS-HIV/AIDS 3. Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi 4. Kesehatan reproduksi remaja 5. Pencegahan dan penanganan infertil 6. Kanker pada usia lanjut 7. Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain, misalnya kanker servik, mutilasi genital, fistula, dll Komponen Kesehatan Reproduksi 1. Komponen Kesejahteraan Ibu dan Anak • Kehamilan, persalinan dan nifas resiko hidup tinggi pd wanita membawa kematian • Tindakan << resiko kematian pantau sejak dini – Dimensi pertama : intervensi pelayanan ante natal, pelayanan persalinan dan masa nifas – Dimensi kedua : tempat menghubungkan berbagai tingkat pelayanan di rumah, masyarakat, dan kesehatan • Informasi yg akurat : hub seks akibatkan kehamilan tanpa kotrasepsi kehamilan tidak diinginkan bisa terjadi bila digugurkan mengancam jiwa ibu tersebut Komponen Kesehatan Reproduksi 2. Komponen Keluarga Berencana (KB) • Program KB upaya meningkatkan kesejahteraan ibu dan keluarga • Calon suami-istri rencanakan berkeluarga dasar cinta-kasih pertimbangan rasional tentang masa depan kehidupan dan anak-anak • Upaya/strategi kependudukan menekan pertumbuhan penduduk agar sesuai daya dukung lingkungan • Upaya/strategi kesehatan meningkatan kesehatan ibu melalui pengaturan kapan ingin mempunyai anak, mengatur jarak anak dan merencanakan jumlah kelahiran anak Komponen Kesehatan Reproduksi 4. Komponen Kesehatan Reproduksi Remaja • Upaya prokes dan pencegahan masalah kespro perlu diarahkan pada masa remaja • Remaja peralihan masa anak –dewasa perubahan bentuk dan fungsi tubuh dalam waktu relatif cepat • Berkembangnya tanda seks sekunder remaja secara fisik mampu melakukan proses reproduksi tetapi belum dapat mempertanggung jawabkan akibat dari proses reproduksi tersebut • Informasi penyuluhan, konseling dan pelayanan klinis perlu ditingkatkan untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi remaja • Lingkungan keluarga dan masyarakat harus peduli dengan kondisi remaja sehingga membantu memberikan jalan keluar bila ada masalah perlu diarahkan dan dicarikan jalan keluar yang baik Komponen Kesehatan Reproduksi 5. Komponen Usia Lanjut • Promosi peningkatan kualitas usia lanjut saat menjelang dan setelah akhir usia reproduksi (menopouse/andropause) • Upaya pencegahan dilakukan melalui skrining keganasan organ reproduksi mis. kanker rahim pd wanita, kanker prostat pd pria, pencegahan defesiensi hormonal dan akibatnya seperti kerapuhan tulang dll Hasil akhir yang diharapkan dari pelaksanaan kespro adalah peningkatan akses dari :
a. Informasi menyeluruh ttg seksualitas dan reproduksi, masalah
kespro, manfaat dan resiko obat, alat, perawatan, tindakan intervensi, dan kemampuan memilih secara tepat b. Paket pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas yang menjawab kebutuhan wanita maupun pria c. Kontrasepsi (termasuk strerilisasi) yang aman dan efektif d. Kehamilan dan persalinan yang direncanakan dan aman e. Pencegahan dan penanganan tindakan pengguguran kandungan tidak aman f. Pencegahan dan penanganan sebab-sebab kemandulan (ISR/PMS) g. Informasi menyeluruh ttg dampak terhadap otot dan tulang, libido, dan perlunya skrining keganasan (kanker) organ reproduksi THANK YOU Materi Journal Review 1. Kesehatan Bayi/ Balita 4. Konsep Dasar Gender – Definisi kematian bayi – Pengertian Gender – Determinan kematian bayi – Landasan Hukum – Prinsip-prinsip penurunan AKB/AKBa – Ketidakadilan dan diskriminasi gender – Kaitan budaya dan gender dengan – Pengarusutamaan Gender Di kesehatan bayi Indonesia 2. Kesehatan Ibu – Kaitan Budaya terhadap Gende – Definisi kematian ibu 5. Kesehatan Reproduksi Remaja – Determinan kematian ibu – Definisi remaja – Prinsip –prinsip penurunan AKI – Klasifikasi remaja; – Kaitan budaya dan gender dengan – Karakteristik remaja kesehatan ibu – Perkembangan Remaja 3. Program Keluarga Berencana KB 6. Permasalahan remaja – Situasi dan perkembangan program – Seks PPra Nikah, Keluarga Berencana di Indonesia – KTD, – Jenis - jenis Kontrasepsi – Aborsi, – Kaitan budaya dan gender dalam – Kaitan budaya dan gender dengan Program Keluarga Berencana di kesehatan reproduksi remaja Indonesia