Anda di halaman 1dari 28

DASAR KESPRO/KIA

SEM. III - SEPTEMBER 2021

KONSEP DASAR KESEHATAN


REPRODUKSI
dr. Aida, M.Ked(Paru), Sp.P
Pengertian Kesehatan Reproduksi
• Kesehatan reproduksi  suatu keadaan
sejahtera fisik, mental, dan sosial secara utuh
tidak semata-mata bebas dari penyakit atau
kecacatan dalam suatu yang berkaitan dengan
system reproduksi, fungsi dan prosesnya
(WHO)
Pengertian Kesehatan Reproduksi
• Kesehatan reproduksi  keadaan sempurna
fisik, mental dan kesejahteraan social dan
tidak semata-mata ketiadaan penyakit atau
kelemahan, dalam segala hal yang berkaitan
dengan system reproduksi dan fungsi serta
proses (ICPD, 1994)
Pengertian Kesehatan Reproduksi
• Kesehatan Reproduksi  keadaan sehat mental,
fisik dan kesejahteraan sosial secara utuh pada
semua hal yang berhubungan dengan sistem dan
fungsi serta proses reproduksi dan bukan hanya
kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan
serta dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah,
mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan
material yang layak, bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, spiritual yang memiliki hubungan yang
serasi, selaras dan seimbang antara anggota
keluarga dan antara keluarga dengan masyarakat
dan lingkungan (BKKBN,1996)
Pengertian Kesehatan Reproduksi
• Kesehatan reproduksi  kemampuan
seseorang untuk dapat memanfaatkan alat
reproduksi dengan mengukur kesuburannya
dapat menjalani kehamilannya dan persalinan
serta aman mendapatkan bayi tanpa resiko
apapun (Well Health Mother Baby) dan
selanjutnya mengembalikan kesehatan dalam
batas normal (IBG. Manuaba, 1998)
Pengertian Kesehatan Reproduksi
• Pasal 71 Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan  menyatakan
bahwa kesehatan reproduksi merupakan
keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial
secara utuh, tidak semata-mata bebas dari
penyakit atau kecacatan yang berkaitan
dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi
pada laki-laki dan perempuan
Pengertian Kesehatan Reproduksi
• Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan
sehat secara menyeluruh mencakup fisik,
mental dan kehidupan sosial yang berkaitan
dengan alat, fungsi serta proses reproduksi
yang pemikiran kesehatan reproduksi
bukannya kondisi yang bebas dari penyakit
melainkan bagaimana seseorang dapat
memiliki kehidupan seksual yang aman dan
memuaskan sebelum dan sesudah menikah
(Depkes RI, 2000)
Agar dapat melaksanakan fungsi reproduksi secara
sehat (fisik, mental, sosial) diperlukan syarat :

1. Tidak ada kelainan anatomis dan fisiologis


• Perempuan memiliki rongga pinggul yg cukup besar
 permudah lahir bayi
• memiliki kelenjar penghasil hormon  produksi
hormon  perlu untuk pertumbuhan fisik dan fungsi
sistem dan organ reproduksi
• Perkembangan tsb berlangsung sejak usia muda,
tulang pinggul berkembang sejak anak belum
menginjak remaja dan berhenti ketika anak itu
mencapai usia 18 tahun
Agar semua pertumbuhan itu berlangsung dengan baik,
ia memerlukan makanan dengan mutu gizi yang baik dan
seimbang
2. Perlunya landasan psikis yang memadai
• Perkembangan emosi harus berlangsung baik
• Hal ini harus dimulai sejak sejak anak-anak,
bahkan sejak bayi
• Sentuhan pada kulitnya melalui rabaan dan
usapan yang hangat, terutama sewaktu
menyusu ibunya, akan memberikan rasa terima
kasih, tenang, aman dan kepuasan yang tidak
akan ia lupakan sampai ia besar kelak
Perasaan semacam itu akan menjadi dasar
kematangan emosinya dimasa yang akan datang
3. Bebas dari kelainan/penyakit organ
reproduksi
a. Kelainan/penyakit organ reproduksi dapat
menggangu kemampuan seseorang dalam
menjalankan tugas reproduksinya
b. Termasuk penyakit yang ditularkan melalui
hubungan seksual, misalnya:
• AIDS dan Hepatitis B
• Infeksi lain pada organ reproduksi,
• Infeksi lain yang mempengaruhi perkembangan janin
• Dampak pencemaran lingkungan
• Tumor atau kanker pada organ reproduksi
• Gangguan hormonal terutama hormon seksual
4. Wanita hamil memerlukan jaminan ia bisa melewati masa
tersebut dengan aman
• Kehamilan adalah sebuah proses fisiologis
• Meskipun demikian, kehamilan dapat
mencelakai/mengganggu kesehatan wanita
• Kehamilan  kenaikan tekanan darah tinggi, pendarahan,
dan bahkan kematian
• Pikiran wanita penuh kecemasan
• Mengubah penampilan tubuh  dapat timbulkan
perasaan tidak percaya diri
• menghadapi rasa sakit ketika melahirkan
• Cemas ttg apa yang terjadi pada bayinya
Perawatan kehamilan yang baik seharusnya dilengkapi dengan
konseling yang dapat menjawab berbagai kecemasan tersebut
Faktor yang Mempengaruhi KesPro
4 Gol faktor yang berdampak buruk bagi KesPro:
1. Sosial-ekonomi dan demografi
• Kemiskinan
• pendidikan rendah & ketidaktahuan ttg
perkembangan seksual dan proses reproduksi
• tempat tinggal terpencil, dsb
2. Budaya dan lingkungan
• Praktek tradisional yang berdampak buruk pada
kespro
• kepercayaan banyak anak banyak rejeki
• informasi tentang fungsi reproduksi yang
membingungkan, dsb
Faktor yang Mempengaruhi KesPro
3. Psikologis
• Dampak perceraian orgtua pada remaja
• Depresi akibat ketidakseimbangan hormonal
• Rasa tidak berharga wanita terhadap pria
yang membeli kebebasannya secara materi
• dsb
4. Faktor biologis
• Cacat sejak lahir
• Cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit
menular seksual, dsb
Tujuan Kesehatan Reproduksi
PP No. 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi
 menjamin setiap orang berhak memperoleh
pelayanan kesehatan reproduksi yang bermutu , aman
dan dapat dipertanggung jawabkan

Ditunjang oleh Undang-undang Kesehatan No. 23/1992


• Bab II pasal 3  “Penyelenggaraan upaya kesehatan
bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
yang optimal bagi masyarakat”
• Bab III Pasal 4  “Setiap orang menpunyai hak yang
sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang
optimal”
Tujuan Kesehatan Reproduksi
1. Tujuan Utama
Memberikan pelayanan kespro yang
komprehensif kepada perempuan 
termasuk kehidupan seksual dan hak-hak
reproduksi  dapat meningkatkan
kemandirian perempuan dalam mengatur
fungsi dan proses reproduksi peningkatan
kualitas kehidupan
Tujuan Kesehatan Reproduksi
2. Tujuan Khusus
• Meningkatkan kemandirian wanita dalam
memutuskan peran dan fungsi reproduksinya
• Meningkatnya hak dan tanggung jawab sosial
wanita dalam menentukan kapan hamil, jumlah
dan jarak kehamilan
• Meningkatnya peran dan tanggung jawab
sosial pria terhadap akibat dari perilaku seksual
dan fertilitasnya kepada kesehatan dan
kesejahteraan pasangan dan anak-anaknya
Sasaran Kesehatan Reproduksi
1. Sasaran Utama
• ♂♀ Usia subur, remaja putra dan putri yang belum
menikah
• Kelompok resiko: pekerja seks, masyarakat yang termasuk
keluarga prasejahtera
• Komponen kesehatan reproduksi remaja; Seksualitas,
beresiko/menderita HIV/AIDS, beresiko dan pengguna
NAPZA
2. Sasaran Antara
• Petugas kesehatan : Dokter Ahli, Dokter Umum, Bidan,
Perawat,
• Pemberi Layanan Berbasis Masyarakat; Kader Kesehatan,
Dukun, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, LSM
Hak- Hak Reproduksi
Konferensi internasional kependudukan dan pembangunan
menyepakati hak2 reproduksi yang bertujuan untuk
mewujudkan kesehatan bagi individu secara utuh, baik
kesehatan rohani dan jasmani, meliputi :
1. Hak mendapat informasi dan pendidikan kesehatan
reproduksi
2. Hak mendapat pelayanan dan perlindungan kesehatan
reproduksi
3. Hak kebebasan berfikir tentang pelayanan kesehatan
reproduksi
4. Hak dilindungi dan kematian karena kehamilan
5. Hak untuk menentukan jumlah dan jarak kehamilan
Hak- Hak Reproduksi
6. Hak atas kebebasan dan keamanan yang berkaitan dengan
kehidupan reproduksinya
7. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk
termasuk perlindungan dari pelecehan, perkosaan,
kekerasan, penyiksaan seksual
8. Hak mendapatkan manfaat kemajuan ilmu penetahuan
yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi
9. Hak atas pelayanan dan kehidupan reproduksinya
10. Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga
11. Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam
berkeluarga dan kehidupan kesehatan reproduksi
12. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam
politik yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi
Hak- Hak Reproduksi

Menurut BKKBN tahun 2000, kebijakan teknis


operasional di Indonesia untuk mewujdkan
pemenuhan hak-hak reproduksi :
• Promosi hak-hak kesehatan reproduksi
• Advokasi hak-hak kesehatan reproduksi
• KIE hak-hak kesehatan reproduksi
• System pelayanan hak-hak reproduksi
Ruang Lingkup Kespro dalam Kehidupan

1. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir


2. Pencegahan dan penanggulangan infeksi saluran
reproduksi termasuk PMS-HIV/AIDS
3. Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi
4. Kesehatan reproduksi remaja
5. Pencegahan dan penanganan infertil
6. Kanker pada usia lanjut
7. Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain, misalnya
kanker servik, mutilasi genital, fistula, dll
Komponen Kesehatan Reproduksi
1. Komponen Kesejahteraan Ibu dan Anak
• Kehamilan, persalinan dan nifas resiko hidup tinggi
pd wanita  membawa kematian
• Tindakan << resiko kematian  pantau sejak dini
– Dimensi pertama : intervensi  pelayanan ante natal,
pelayanan persalinan dan masa nifas
– Dimensi kedua : tempat  menghubungkan berbagai
tingkat pelayanan di rumah, masyarakat, dan kesehatan
• Informasi yg akurat : hub seks akibatkan kehamilan
 tanpa kotrasepsi kehamilan tidak diinginkan bisa
terjadi bila digugurkan  mengancam jiwa ibu
tersebut
Komponen Kesehatan Reproduksi
2. Komponen Keluarga Berencana (KB)
• Program KB  upaya meningkatkan kesejahteraan
ibu dan keluarga
• Calon suami-istri  rencanakan berkeluarga  dasar
cinta-kasih  pertimbangan rasional tentang masa
depan kehidupan dan anak-anak
• Upaya/strategi kependudukan  menekan
pertumbuhan penduduk agar sesuai daya dukung
lingkungan
• Upaya/strategi kesehatan  meningkatan kesehatan
ibu melalui pengaturan kapan ingin mempunyai
anak, mengatur jarak anak dan merencanakan
jumlah kelahiran anak
Komponen Kesehatan Reproduksi
4. Komponen Kesehatan Reproduksi Remaja
• Upaya prokes dan pencegahan masalah kespro perlu
diarahkan pada masa remaja
• Remaja  peralihan masa anak –dewasa  perubahan
bentuk dan fungsi tubuh dalam waktu relatif cepat
• Berkembangnya tanda seks sekunder  remaja secara fisik
mampu melakukan proses reproduksi  tetapi belum dapat
mempertanggung jawabkan akibat dari proses reproduksi
tersebut
• Informasi penyuluhan, konseling dan pelayanan klinis
perlu ditingkatkan untuk mengatasi masalah kesehatan
reproduksi remaja
• Lingkungan keluarga dan masyarakat  harus peduli dengan
kondisi remaja  sehingga membantu memberikan jalan
keluar bila ada masalah  perlu diarahkan dan dicarikan
jalan keluar yang baik
Komponen Kesehatan Reproduksi
5. Komponen Usia Lanjut
• Promosi peningkatan kualitas usia lanjut 
saat menjelang dan setelah akhir usia
reproduksi (menopouse/andropause)
• Upaya pencegahan  dilakukan melalui
skrining keganasan organ reproduksi mis.
kanker rahim pd wanita, kanker prostat pd
pria, pencegahan defesiensi hormonal dan
akibatnya seperti kerapuhan tulang dll
Hasil akhir yang diharapkan dari pelaksanaan
kespro  adalah peningkatan akses dari :

a. Informasi menyeluruh ttg seksualitas dan reproduksi, masalah


kespro, manfaat dan resiko obat, alat, perawatan, tindakan
intervensi, dan kemampuan memilih secara tepat
b. Paket pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas yang
menjawab kebutuhan wanita maupun pria
c. Kontrasepsi (termasuk strerilisasi) yang aman dan efektif
d. Kehamilan dan persalinan yang direncanakan dan aman
e. Pencegahan dan penanganan tindakan pengguguran kandungan
tidak aman
f. Pencegahan dan penanganan sebab-sebab kemandulan (ISR/PMS)
g. Informasi menyeluruh ttg dampak terhadap otot dan tulang, libido,
dan perlunya skrining keganasan (kanker) organ reproduksi
THANK YOU
Materi Journal Review
1. Kesehatan Bayi/ Balita 4. Konsep Dasar Gender
– Definisi kematian bayi – Pengertian Gender
– Determinan kematian bayi – Landasan Hukum
– Prinsip-prinsip penurunan AKB/AKBa – Ketidakadilan dan diskriminasi gender
– Kaitan budaya dan gender dengan – Pengarusutamaan Gender Di
kesehatan bayi Indonesia
2. Kesehatan Ibu – Kaitan Budaya terhadap Gende
– Definisi kematian ibu 5. Kesehatan Reproduksi Remaja
– Determinan kematian ibu – Definisi remaja
– Prinsip –prinsip penurunan AKI – Klasifikasi remaja;
– Kaitan budaya dan gender dengan – Karakteristik remaja
kesehatan ibu – Perkembangan Remaja
3. Program Keluarga Berencana KB 6. Permasalahan remaja
– Situasi dan perkembangan program – Seks PPra Nikah,
Keluarga Berencana di Indonesia – KTD,
– Jenis - jenis Kontrasepsi – Aborsi,
– Kaitan budaya dan gender dalam – Kaitan budaya dan gender dengan
Program Keluarga Berencana di kesehatan reproduksi remaja
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai