Berencana
(5)
1. Kesehatan Reproduksi
Pengertian :
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan
sejahtera fisik,mental,dan sosial secara utuh
tidak semata-mata bebas dari penyakit atau
kecacatan dalam suatu yang berkaitan
dengan system reproduksi, fungsi dan
prosesnya (WHO).
Kesehatan reproduksi adalah keadaan
sempurna fisik, mental dan kesejahteraan
social dan tidak semata-mata ketiadaan
penyakit atau kelemahan, dalam segala hal
yang berkaitan dengan system reproduksi dan
fungsi serta proses (ICPD, 1994).
Kesehatan reproduksi adalah kemampuan
seseorang untuk dapat memanfaatkan alat
reproduksi dengan mengukur kesuburannya
dapat menjalani kehamilannya dan persalinan
serta aman mendapatkan bayi tanpa resiko
apapun ( Manuaba, 1998)
TUJUAN KESEHATAN REPRODUKSI
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2014
Kesehatan Reproduksi yang menjamin setiap orang
berhak memperoleh pelayanan kesehatan
reproduksi yang bermutu, aman dan dapat
dipertanggung jawabkan, dimana peraturan ini juga
menjamin kesehatan perempuan dalam usia
reproduksi sehingga mampu melahirkan generasi
yang sehat, berkualitas yang nantinya berdampak
pada penurunan Angka Kematian Ibu.
1. Tujuan Umum
Tujuan Utama Memberikan pelayanan kesehatan
reproduksi yang komprehensif kepada
perempuan termasuk kehidupan seksual dan
hak-hak reproduksi perempuan sehingga dapat
meningkatkan kemandirian perempuan dalam
mengatur fungsi dan proses reproduksinya yang
pada akhirnya dapat membawa pada
peningkatan kualitas kehidupannya.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya kemandirian wanita dalam
memutuskan peran dan fungsi
reproduksinya.
b. Meningkatnya hak dan tanggung jawab
sosial wanita dalam menentukan kapan
hamil, jumlah dan jarak kehamilan.
c. Meningkatnya peran dan tanggung jawab
sosial pria terhadap akibat dari perilaku
seksual dan fertilitasnya kepada kesehatan
dan kesejahteraan pasangan dan
anak-anaknya.
SASARAN KESEHATAN REPRODUKSI
1. Sasaran Utama.
Laki-laki dan perempuan usia subur, remaja
putra dan putri yang belum menikah.
Kelompok resiko: pekerja seks, masyarakat
yang termasuk keluarga prasejahtera.
Komponen Kesehatan Reproduksi Remaja
a. Seksualitas.
b. Beresiko/menderita HIV/AIDS.
c. Beresiko dan pengguna NAPZA.
2. Sasaran Antara
Petugas kesehatan : Dokter Ahli, Dokter
Umum, Bidan, Perawat, Pemberi Layanan
Berbasis Masyarakat.
a. Kader Kesehatan, Dukun.
b. Tokoh Masyarakat.
c. Tokoh Agama.
d. LSM.
FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN REPRODUKSI
1. Faktor Demografis – Ekonomi
Faktor ekonomi dapat mempengaruhi Kesehatan
Reproduksi yaitu kemiskinan, tingkat pendidikan
yang rendah dan ketidaktahuan tentang
perkembangan seksual dan proses reproduksi,
usia pertama melakukan hubungan seksual, usia
pertama menikah, usia pertama hamil.
Faktor demografi yang dapat mempengaruhi
Kesehatan Reproduksi adalah akses terhadap
pelayanan kesehatan, rasio remaja tidak
sekolah , lokasi/tempat tinggal yang terpencil.
2. Faktor Budaya dan Lingkungan
Faktor budaya dan lingkungan yang mempengaruhi praktek
tradisional yang berdampak buruk pada kesehatan
reproduksi, kepercayaan banyak anak banyak rejeki,
informasi tentang fungsi reproduksi yang membingungkan
anak dan remaja karena saling berlawanan satu dengan
yang lain, pandangan agama, status perempuan,
ketidaksetaraan gender, lingkungan tempat tinggal dan cara
bersosialisasi, persepsi masyarakat tentang fungsi, hak dan
tanggung jawab reproduksi individu, serta dukungan atau
komitmen politik.
3. Faktor Psikologis
contoh rasa rendah diri (“low self esteem“),
tekanan teman sebaya (“peer pressure“),
tindak kekerasan dirumah/ lingkungan
terdekat dan dampak adanya keretakan orang
tua dan remaja, depresi karena ketidak
seimbangan hormonal, rasa tidak berharga
wanita terhadap pria yang membeli
kebebasan secara materi.
4. Faktor Biologis
Faktor biologis mencakup ketidak
sempurnaaan organ reproduksi atau cacat
sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi
pasca penyakit menular seksual, keadaan gizi
buruk kronis, anemia, radang panggul atau
adanya keganasan pada alat reproduksi.
RUANG LINGKUP KESEHATAN REPRODUKSI
Ruang lingkup kesehatan reproduksi
mencakup keseluruhan kehidupan manusia
sejak lahir sampai meninggal.
1. Konsepsi
Perlakuan sama antara janin laki-laki dan
perempuan,Pelayanan ANC, persalinan, nifas dan BBL yang
aman.
2. Bayi dan Anak
PemberianASI eksklusif dan penyapihan yang layak, dan
pemberian makanan dengan gizi seimbang, Imunisasi,
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dan Manajemen
Terpadu Bayi Muda (MTBM), Pencegahan dan penanggulangan
kekerasan pada anak, Pendidikan dan kesempatan untuk
memperoleh pendidikan yang sama pada anak laki-laki dan
anak perempuan.
3. Remaja
Pemberian Gizi seimbang, Informasi
Kesehatan Reproduksi yang adequate,
Pencegahan kekerasan sosial, Mencegah
ketergantungan NAPZA, Perkawinan usia yang
wajar, Pendidikan dan peningkatan
keterampilan, Peningkatan penghargaan diri,.
Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan
ancaman.
4. Usia Subur
Pemeliharaan Kehamilan dan pertolongan
persalinan yang aman, Pencegahan kecacatan dan
kematian pada ibu dan bayi, Menggunakan
kontrasepsi untuk mengatur jarak kelahiran dan
jumlah kehamilan, Pencegahan terhadap PMS atau
HIV/AIDS, Pelayanan kesehatan reproduksi yang
berkualitas, Pencegahan penanggulangan masalah
aborsi, Deteksi dini kanker payudara dan leher
rahim, Pencegahan dan manajemen infertilitas.
5. Usia Lanjut
Perhatian terhadap menopause,
Perhatian terhadap kemungkinan penyakit
utama degeneratif termasuk rabun, gangguan
metabolisme tubuh, gangguan morbilitas dan
osteoporosis, Deteksi dini kanker rahim dan
kanker prostat.
MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI
1. Masalah morbiditas
(gangguan kesehatan) dan kematian
perempuan yang berkaitan dengan
kehamilan.
2. Masalah gender dan seksualitas
Pengaturan negara terhadap masalah
seksualitas.
3. Masalah kekerasan dan perkosaan terhadap
perempuan.
4. Masalah Penyakit yang Ditularkan Melalui
Hubungan Seksual
5. Masalah Pelacuran
6. Masalah Sekitar Teknologi
Hak Kesehatan Reproduksi menurut Depkes RI
(2002)
a. Setiap orang berhak memperoleh standar
pelayanan kesehatan reproduksi yang
terbaik.
b. Setiap perempuan, dan laki-laki
(sebagai pasangan atau sebagai individu)
berhak memperoleh informasi selengkap-
lengkapnya tentang seksualitas.
c. Setiap orang memiliki hak untuk memperoleh
pelayanan KB yang, efektif, terjangkau, dapat
diterima, sesuai dengan pilihan, tanpa paksaan
dan tidak melawan hukum.
d. Setiap perempuan berhak memperoleh
pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya,
yang memungkinkannya sehat dan selamat
dalam menjalani kehamilan dan persalinan,
serta memperoleh bayi yang sehat.
e. Setiap anggota pasangan suami-isteri
berhak memilki hubungan yang didasari
penghargaan.
f. Terhadap pasangan masing-masing dan
dilakukan dalam situasi dan kondisi yang
diinginkan bersama tanpa unsur pemaksaan,
ancaman, dan kekerasan.
g. Setiap remaja, lelaki maupun perempuan,
berhak memperoleh informasi yang tepat
dan benar tentang reproduksi, sehingga
dapat berperilaku sehat dalam menjalani
kehidupan seksual yang bertanggung jawab.
h. Tiap laki-laki dan perempuan berhak mendapat
informasi dengan mudah, lengkap, dan akurat
mengenai penyakit menular seksual, termasuk
HIV/AIDS.
Pelayanan Kesehatan Reproduksi meliputi :
• Kesejahteraan Ibu dan Anak
• Keluarga Berencana (KB)
• Kesehatan Remaja
• Pencegahan dan Penanggulangan penyakit
Hubungan Seksual (HIV/AIDS)
• Kesehatan Usia Lanjut
• Pelayanan terpadu Kekerasan dalam Keluarga
2. Keluarga Berencana
Keluarga berencana adalah program skala
nasional untuk menekan angka kelahiran dan
mengendalikan pertambahan penduduk di
suatu negara.
Program KB juga secara khusus dirancang agar
menciptakan kemajuan, kestabilan, kesejahteraan
ekonomi, sosial, serta spiritual setiap
penduduknya.