Anda di halaman 1dari 105

Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga

Berencana
(5)
1. Kesehatan Reproduksi
Pengertian :
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan
sejahtera fisik,mental,dan sosial secara utuh
tidak semata-mata bebas dari penyakit atau
kecacatan dalam suatu yang berkaitan
dengan system reproduksi, fungsi dan
prosesnya (WHO).
Kesehatan reproduksi adalah keadaan
sempurna fisik, mental dan kesejahteraan
social dan tidak semata-mata ketiadaan
penyakit atau kelemahan, dalam segala hal
yang berkaitan dengan system reproduksi dan
fungsi serta proses (ICPD, 1994).
Kesehatan reproduksi adalah kemampuan
seseorang untuk dapat memanfaatkan alat
reproduksi dengan mengukur kesuburannya
dapat menjalani kehamilannya dan persalinan
serta aman mendapatkan bayi tanpa resiko
apapun ( Manuaba, 1998)
TUJUAN KESEHATAN REPRODUKSI
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2014
Kesehatan Reproduksi yang menjamin setiap orang
berhak memperoleh pelayanan kesehatan
reproduksi yang bermutu, aman dan dapat
dipertanggung jawabkan, dimana peraturan ini juga
menjamin kesehatan perempuan dalam usia
reproduksi sehingga mampu melahirkan generasi
yang sehat, berkualitas yang nantinya berdampak
pada penurunan Angka Kematian Ibu.
1. Tujuan Umum
Tujuan Utama Memberikan pelayanan kesehatan
reproduksi yang komprehensif kepada
perempuan termasuk kehidupan seksual dan
hak-hak reproduksi perempuan sehingga dapat
meningkatkan kemandirian perempuan dalam
mengatur fungsi dan proses reproduksinya yang
pada akhirnya dapat membawa pada
peningkatan kualitas kehidupannya.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya kemandirian wanita dalam
memutuskan peran dan fungsi
reproduksinya.
b. Meningkatnya hak dan tanggung jawab
sosial wanita dalam menentukan kapan
hamil, jumlah dan jarak kehamilan.
c. Meningkatnya peran dan tanggung jawab
sosial pria terhadap akibat dari perilaku
seksual dan fertilitasnya kepada kesehatan
dan kesejahteraan pasangan dan
anak-anaknya.
SASARAN KESEHATAN REPRODUKSI
1. Sasaran Utama.
Laki-laki dan perempuan usia subur, remaja
putra dan putri yang belum menikah.
Kelompok resiko: pekerja seks, masyarakat
yang termasuk keluarga prasejahtera.
Komponen Kesehatan Reproduksi Remaja
a. Seksualitas.
b. Beresiko/menderita HIV/AIDS.
c. Beresiko dan pengguna NAPZA.
2. Sasaran Antara
Petugas kesehatan : Dokter Ahli, Dokter
Umum, Bidan, Perawat, Pemberi Layanan
Berbasis Masyarakat.
a. Kader Kesehatan, Dukun.
b. Tokoh Masyarakat.
c. Tokoh Agama.
d. LSM.
FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN REPRODUKSI
1. Faktor Demografis – Ekonomi
Faktor ekonomi dapat mempengaruhi Kesehatan
Reproduksi yaitu kemiskinan, tingkat pendidikan
yang rendah dan ketidaktahuan tentang
perkembangan seksual dan proses reproduksi,
usia pertama melakukan hubungan seksual, usia
pertama menikah, usia pertama hamil.
Faktor demografi yang dapat mempengaruhi
Kesehatan Reproduksi adalah akses terhadap
pelayanan kesehatan, rasio remaja tidak
sekolah , lokasi/tempat tinggal yang terpencil.
2. Faktor Budaya dan Lingkungan
Faktor budaya dan lingkungan yang mempengaruhi praktek
tradisional yang berdampak buruk pada kesehatan
reproduksi, kepercayaan banyak anak banyak rejeki,
informasi tentang fungsi reproduksi yang membingungkan
anak dan remaja karena saling berlawanan satu dengan
yang lain, pandangan agama, status perempuan,
ketidaksetaraan gender, lingkungan tempat tinggal dan cara
bersosialisasi, persepsi masyarakat tentang fungsi, hak dan
tanggung jawab reproduksi individu, serta dukungan atau
komitmen politik.
3. Faktor Psikologis
contoh rasa rendah diri (“low self esteem“),
tekanan teman sebaya (“peer pressure“),
tindak kekerasan dirumah/ lingkungan
terdekat dan dampak adanya keretakan orang
tua dan remaja, depresi karena ketidak
seimbangan hormonal, rasa tidak berharga
wanita terhadap pria yang membeli
kebebasan secara materi.
4. Faktor Biologis
Faktor biologis mencakup ketidak
sempurnaaan organ reproduksi atau cacat
sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi
pasca penyakit menular seksual, keadaan gizi
buruk kronis, anemia, radang panggul atau
adanya keganasan pada alat reproduksi.
RUANG LINGKUP KESEHATAN REPRODUKSI
Ruang lingkup kesehatan reproduksi
mencakup keseluruhan kehidupan manusia
sejak lahir sampai meninggal.
1. Konsepsi
Perlakuan sama antara janin laki-laki dan
perempuan,Pelayanan ANC, persalinan, nifas dan BBL yang
aman.
2. Bayi dan Anak
PemberianASI eksklusif dan penyapihan yang layak, dan
pemberian makanan dengan gizi seimbang, Imunisasi,
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dan Manajemen
Terpadu Bayi Muda (MTBM), Pencegahan dan penanggulangan
kekerasan pada anak, Pendidikan dan kesempatan untuk
memperoleh pendidikan yang sama pada anak laki-laki dan
anak perempuan.
3. Remaja
Pemberian Gizi seimbang, Informasi
Kesehatan Reproduksi yang adequate,
Pencegahan kekerasan sosial, Mencegah
ketergantungan NAPZA, Perkawinan usia yang
wajar, Pendidikan dan peningkatan
keterampilan, Peningkatan penghargaan diri,.
Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan
ancaman.
4. Usia Subur
Pemeliharaan Kehamilan dan pertolongan
persalinan yang aman, Pencegahan kecacatan dan
kematian pada ibu dan bayi, Menggunakan
kontrasepsi untuk mengatur jarak kelahiran dan
jumlah kehamilan, Pencegahan terhadap PMS atau
HIV/AIDS, Pelayanan kesehatan reproduksi yang
berkualitas, Pencegahan penanggulangan masalah
aborsi, Deteksi dini kanker payudara dan leher
rahim, Pencegahan dan manajemen infertilitas.
5. Usia Lanjut
Perhatian terhadap menopause,
Perhatian terhadap kemungkinan penyakit
utama degeneratif termasuk rabun, gangguan
metabolisme tubuh, gangguan morbilitas dan
osteoporosis, Deteksi dini kanker rahim dan
kanker prostat.
MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI
1. Masalah morbiditas
(gangguan kesehatan) dan kematian
perempuan yang berkaitan dengan
kehamilan.
2. Masalah gender dan seksualitas
Pengaturan negara terhadap masalah
seksualitas.
3. Masalah kekerasan dan perkosaan terhadap
perempuan.
4. Masalah Penyakit yang Ditularkan Melalui
Hubungan Seksual
5. Masalah Pelacuran
6. Masalah Sekitar Teknologi
Hak Kesehatan Reproduksi menurut Depkes RI
(2002)
a. Setiap orang berhak memperoleh standar
pelayanan kesehatan reproduksi yang
terbaik.
b. Setiap perempuan, dan laki-laki
(sebagai pasangan atau sebagai individu)
berhak memperoleh informasi selengkap-
lengkapnya tentang seksualitas.
c. Setiap orang memiliki hak untuk memperoleh
pelayanan KB yang, efektif, terjangkau, dapat
diterima, sesuai dengan pilihan, tanpa paksaan
dan tidak melawan hukum.
d. Setiap perempuan berhak memperoleh
pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya,
yang memungkinkannya sehat dan selamat
dalam menjalani kehamilan dan persalinan,
serta memperoleh bayi yang sehat.
e. Setiap anggota pasangan suami-isteri
berhak memilki hubungan yang didasari
penghargaan.
f. Terhadap pasangan masing-masing dan
dilakukan dalam situasi dan kondisi yang
diinginkan bersama tanpa unsur pemaksaan,
ancaman, dan kekerasan.
g. Setiap remaja, lelaki maupun perempuan,
berhak memperoleh informasi yang tepat
dan benar tentang reproduksi, sehingga
dapat berperilaku sehat dalam menjalani
kehidupan seksual yang bertanggung jawab.
h. Tiap laki-laki dan perempuan berhak mendapat
informasi dengan mudah, lengkap, dan akurat
mengenai penyakit menular seksual, termasuk
HIV/AIDS.
Pelayanan Kesehatan Reproduksi meliputi :
• Kesejahteraan Ibu dan Anak
• Keluarga Berencana (KB)
• Kesehatan Remaja
• Pencegahan dan Penanggulangan penyakit
Hubungan Seksual (HIV/AIDS)
• Kesehatan Usia Lanjut
• Pelayanan terpadu Kekerasan dalam Keluarga
2. Keluarga Berencana
Keluarga berencana adalah program skala
nasional untuk menekan angka kelahiran dan
mengendalikan pertambahan penduduk di
suatu negara.
Program KB juga secara khusus dirancang agar
menciptakan kemajuan, kestabilan, kesejahteraan
ekonomi, sosial, serta spiritual setiap
penduduknya.

Keluarga berencana adalah program yang juga


diatur dalam UU N0. 10 tahun 1992 yang
dijalankan dan diawasi oleh Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Wujud dari program keluarga berencana
adalah pemakaian alat kontrasepsi untuk
menunda serta mencegah kehamilan.
Jenis alat kontrasepsi yang paling sering
digunakan:
• Kondom
• Pil KB
• IUD
• KB suntik
• KB implan atau susuk
• Vasektomi dan tubektomi (KB permanen)
Manfaat program keluarga berencana (KB)
a. Program keluarga berencana tidak semata-
mata dibuat untuk memenuhi target
pemerintah saja.
b. Jika dilihat dari kacamata medis, program ini
sebenarnya memiliki banyak keuntungan,
termasuk kesehatan fisik juga mental setiap
anggota keluarga.
c. Tak hanya ibu, anak dan suami juga bisa
merasakan manfaat atau efek dari program
KB secara langsung.
d. Manfaat KB bahkan juga terasa ketika Anda
dan pasangan masih menunda dan masih
mempersiapkan kehamilan.
Manfaat menjalankan program keluarga
berencana (KB):
1. Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
2. Mengurangi risiko aborsi
Tindak aborsi sangat diatur ketat dalam UU
Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
dan Peraturan Pemerintah Nomor 61 tahun
2014 tentang Kesehatan Reproduksi.
3. Menurunkan angka kematian ibu
4. Mengurangi angka kematian bayi
5. Membantu mencegah HIV/AIDS
6. Mencegah infeksi menular seksual
7. Menjaga kesehatan mental keluarga
Tujuan Program Keluarga Berencana
• Membentuk keluarga kecil sejahtera, sesuai
dengan kondisi ekonomi keluarga tersebut
• Mencanangkan keluarga kecil dengan cukup 2
anak
• Mencegah terjadinya pernikahan di usia dini
• Menekan angka kematian ibu dan bayi akibat
hamil di usia yang terlalu muda atau terlalu
tua, atau akibat penyakit sistem reproduksi.
• Menekan jumlah penduduk serta
menyeimbangkan jumlah kebutuhan dengan
jumlah penduduk di Indonesia.
Terima Kasih
ILMU KESEHATAN LINGKUNGAN
(6-7)
1. Kesehatan Lingkungan

Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting


dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

Di mana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan


bukan hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, tetapi juga untuk kenyamanan hidup
dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar.
Pengertian Kesehatan Lingkungan Menurut
Para Ahli:
1. Halton Purdon (1971).
Kesehatan lingkungan adalah aspek kesehatan
masyarakat yang meliputi semua aspek
kesehatan manusia dalam hubungannya
dengan lingkungan.
2. Kesehatan Lingkungan adalah
Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada
antara manusia dan lingkungan agar dapat
menjamin keadaan sehat dari manusia.(WHO)
3. Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan
Lingkungan Indonesia)
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi
lingkungan yang mampu menopang
keseimbangan ekologi yang dinamis antara
manusia dan lingkungannya untuk mendukung
tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat
dan bahagia.
4. Kesehatan Lingkungan adalah
ilmu dan seni dalam mencapai keseimbangan
lingkungan dan manusia, ilmu dan seni dalam
pengelolaan lingkungan sehingga dicapai
kondisi yang bersih, sehat, aman dan nyaman
dan terhindar dari gangguan penyakit. Umar
Fahmi Achmadi (1991),
5. Menurut Slamet Riyadi

Ilmu kesehatan lingkungan ialah bagian integral


dari ilmu kesehatan masyarakat yang khusus
mempelajari dan menangani tentang hubungan
manusia dengan lingkungannya untuk
mencapai keseimbangan ekologi dan bertujuan
untuk membina dan meningkatkan derajat
maupun kehidupan sehat yang optimal.
Kesehatan Lingkungan adalah
Ilmu yang mempelajari keterkaitan antara kualitas
lingkungan dengan kondisi kesehatan suatu masyarakat.

Ilmu Kesehatan Lingkungan


Mempelajari dinamika hubungan interaktif antara
kelompok penduduk dengan segala macam perubahan
komponen lingkungan hidup yang menimbulkan
ancaman atau berpotensi mengganggu kesehatan
masyarakat.
Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
Menurut WHO dibagi menjadi tujuh belas,
yaitu:
1. Penyediaan air minum
2. Pengelolaan air buangan dan pengendalian
pencemaran
3. Pembuangan sampah padat
4. Pengendalian vektor. (pengendalian vektor ialah
segala macam usaha yang dilakukan untuk
menurunkan atau mengurangi populasi vektor
dengan maksud mencegah atau memberantas
penyakit yang ditularkan vektor atau gangguan yang
diakibatkan vektor.)
5. Pencegahan atau pengendalian pencemaran tanah
oleh eksreta manusia. (yang dimaksud ekskreta
adalah seluruh zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh
dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh)
6. Higiene makanan termasuk juga susu
7. Pengendalian pencemaran udara
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan kerja
10. Pengendalian kebisingan
11. Perumahan dan pemukiman
12. Aspek kesling dan transportasi udara
13. Perencanaan daerah dan perkotaan.
14. Pencegahan kecelakaan
15. Rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan
dengan keadaan epidemik atau wabah, bencan
alam dan migrasi penduduk.
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk
menjamin lingkungan.
Di Indonesia, ruang lingkup kesehatan
lingkungan ada 8 yang diterangkan
dalam Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun
1992 , yaitu :
1. Penyehatan Air dan Udara
2. Pengamanan Limbah padat/sampah
3. Pengamanan Limbah cair
4. Pengamanan limbah gas
5. Pengamanan radiasi
6. Pengamanan kebisingan
7. Pengamanan vektor penyakit
8. Penyehatan dan pengamanan lainnya, sepeti
keadaan pasca bencana
Tujuan Kesehatan Lingkungan
a. Melakukan korelasi, memperkecil terjadinya
bahaya dari lingkungan terhadap kesehatan
serta kesejahteraan hidup manusia.
b. Untuk pencegahan, dengan cara
mengefisienkan pengaturan berbagai sumber
lingkungan untuk meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan hidup manusia serta untuk
mencegah dari bahaya penyakit.
Syarat-syarat Lingkungan Yang Sehat
1. Keadaan Air
Air yang sehat adalah air yang tidak berbau,
tidak tercemar dan dapat dilihat kejernihan air
tersebut, kalau sudah pasti kebersihannya
dimasak dengan suhu 1000C, sehingga bakteri
yang di dalam air tersebut mati.
2. Keadaan Udara
Udara yang sehat adalah udara yang
didalamnya terdapat yang diperlukan,
contohnya oksigen dan di dalamnya tidak
tercemar oleh zat-zat yang merusak tubuh,
contohnya zat CO2 (zat carbondioksida).
3. Keadaan tanah
Tanah yang sehat adalah tanah yang baik
untuk penanaman suatu tumbuhan, dan
tidak tercemar oleh zat-zat logam berat.
4. Suara/kebisingan
Yaitu keadaan dimana suatu lingkungan yang
kondisinya tidak bising yang dapat mengganggu
aktifitas/alat pendengaran manusia.
Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan

a. Tidak mencemari air dengan membuang sampah


disungai
b. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor
c. Mengolah tanah sebagaimana mestinya
d. Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong
Masalah-Masalah Kesehatan Lingkungan Di
Indonesia
1. Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk
keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum
apabila telah dimasak.
Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi
syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak
berwarna
2. Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan
0,3 mg/l, Kesadahan (maks 500 mg/l)
3. Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0
per 100 ml air)
2. Pembuangan Kotoran/Tinja
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu
dengan jamban dengan syarat sebagai berikut
• Tanah permukaan tidak boleh terjadi
kontaminasi
• Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah
yang mungkin memasuki mata air atau sumur
• Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
• Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan
lain
• Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau,
bila memang benar-benar diperlukan, harus dibatasi
seminimal mungkin
• Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak
sedap dipandang
• Metode pembuatan dan pengoperasian harus
sederhana dan tidak mahal.
3. Kesehatan Pemukiman
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu :
pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang
cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu
b. Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy
yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota
keluarga dan penghuni rumah
c. Memenuhi persyaratan pencegahan
penularan penyakit antar penghuni rumah
dengan penyediaan air bersih, pengelolaan
tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor
penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang
tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi,
terlindungnya makanan dan minuman dari
pencemaran, disamping pencahayaan dan
penghawaan yang cukup.
d. Memenuhi persyaratan pencegahan
terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena
keadaan luar maupun dalam rumah antara
lain persyaratan garis sempadan jalan,
konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak
mudah terbakar, dan tidak cenderung
membuat penghuninya jatuh tergelincir.
4. Pembuangan Sampah
Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar
harus memperhatikan faktor-faktor /unsur, berikut:
1. Penimbulan sampah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah
adalah jumlah penduduk dan kepadatanya, tingkat
aktivitas, pola kehidupan/tk sosial ekonomi, letak
geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi
2. Penyimpanan sampah
3. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan
kembali
4. Pengangkutan
5. Pembuangan
6. Serangga dan Binatang Pengganggu
Serangga sebagai reservoir (habitat
dan suvival) bibit penyakit yang kemudian
disebut sebagai vektor misalnya : tikus untuk
penyakit pes/ Nyamuk Anopheles untuk
penyakit Malaria, Nyamuk Aedes untuk
Demam Berdarah Dengue (DBD), Nyamuk
Culex untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis.
7. Makanan dan Minuman
Sasaran higene sanitasi makanan dan
minuman adalah restoran, rumah makan, jasa
boga dan makanan jajanan (diolah oleh
pengrajin makanan di tempat penjualan dan
atau disajikan sebagai makanan siap santap
untuk dijual bagi umum selain yang disajikan
jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel).
Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan
minuman tempat pengelolaan makanan
meliputi :
• Persyaratan lokasi dan bangunan
• Persyaratan fasilitas sanitasi
• Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang
makanan
• Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi
• Persyaratan pengolahan makanan
• Persyaratan penyimpanan bahan makanan
dan makanan jadi
• Persyaratan peralatan yang digunakan
• Pencemaran Lingkungan
2. SANITASI LINGKUNGAN
Pengertian Sanitasi menurut Para Ahli :

1. Edward Scott Hopkins (1983),


sanitasi merupakan tindakan untuk mengawasi faktor
lingkungan yang berpengaruh buruk terhadap
kesehatan.
2. Azrul Azwar MPH
Sanitasi merupakan proses pengawasan faktor
lingkungan yang bisa mengganggu kesehatan manusia.
3. Richard Sihite
sanitasi adalah usaha pencegahan terhadap berbagai macam
masalah kesehatan dengan melakukan tindakan tertentu.
4. WHO mengatakan
sanitasi adalah bentuk pengendalian faktor lingkungan fisik
manusia yang bisa berakibat buruk terhadap kehidupan fisik
dan mental manusia.
5. KBBI
sanitasi sebagai cara untuk menciptakan sekaligus membina
kondisi yang lebih baik di dalam masyarakat, khususnya di
bidang kesehatan.
Jenis-Jenis Sanitasi dan Manfaatnya
1. Sanitasi Air
Air merupakan sebuah aspek paling penting
dalam kehidupan manusia. Oleh karena itulah
menjaga kondisi sanitasi air bisa memiliki
dampak yang sangat panjang bagi kehidupan.
2. Sanitasi Makanan
Hal ini bisa dilihat dan diketahui berdasarkan dari
cara bakteri tumbuh pada makanan hingga
kandungan bahan kimia yang terdapat di dalam
makanan apakah berbahaya bagi kesehatan atau
tidak
3. Sanitasi Pengelolaan Sampah
Jenis ini merupakan jenis terakhir yang didalamnya
meliputi sistem dan tata pengelolaan sampah dan
limbah yang ada.
Manfaat Sanitasi
Sanitasi tidak boleh dianggap remeh karena hal tersebut
adalah salah satu aspek penting yang harus dijaga dengan
benar.
 Bisa menciptakan lingkungan yang lebih sehat, bersih, dan
nyaman.
Lingkungan tempat tinggal yang sehat bisa membuat
penyebaran penyakit menular dapat dicegah sejak dini.
Penularan penyakit berbahaya juga bisa dapat ditekan
secara maksimal dan menghindari wabah yang
menyerang.
 Mengurangi kemungkinan terjadinya
malnutrisi yang menyerang dan
membahayakan bagi lingkungan.
 Mengembalikan kondisi dari air di dalam
tanah supaya menjadi lebih layak untuk
digunakan.
Dampak Sanitasi yang Buruk dilingkungan
Rumah
1. Penyakit Kolera
Penderita kolera dapat merasakan diare parah
yang akan sangat berbahaya sekali karena
penderita bisa mengalami kekurangan cairan
tubuh dengan sangat cepat.
2. Penyakit yang berasal dari salah satu jenis
cacing pipih yang bisa menembus ke dalam
kulit manusia dan kemudian ditularkan
lewat feses manusia yang sudah
terkontaminasi.
3. Infeksi pernafasan akut (ISPA).
Kondisi sanitasi lingkungan yang buruk akan
berdampak pada terganggunya sistem
pernapasan.
Infeksi pernapasan akut sangatlah berbahaya
dan bisa mengakibatkan kematian dalam
waktu yang cepat.
4. Demam tifoid ( Typus)
merupakan salah satu penyakit yang terjadi
disebabkan dari kondisi lingkungan yang
buruk.
Penyakit demam tifoid bisa terjadi apabila
seseorang yang berada di lingkungan kotor
dan sudah terinfeksi oleh bakteri salmonella
typhi.
Ruang Lingkup Sanitasi Lingkungan
1. Lingkup sanitasi dimulai dari proses
penyediaan air bersih atau air minum.
Proses penyediaan air minum membutuhkan
sebuah proses pengawasan dan pengujian
yang ketat terhadap kondisi dan kualitas air
supaya kebersihannya bisa terjaga dan aman
untuk digunakan.
2. Pengelolaan sampah atau waste
management merupakan lingkup sanitasi yang
perlu diperhatikan dengan seksama.
Lingkup sanitasi dalam pengelolaan sampah
harus dijalankan dengan baik, termasuk di
dalamnya mengenai peralatan pengelolaan
sampah hingga cara penggunaan dari alat
tersebut.
3. Lingkup sanitasi yang selanjutnya adalah
bagian pengawasan dan pengendalian
serangga dan berbagai jenis binatang
pengerat.
Dalam jumlah yang banyak, binatang pengerat
seperti tikus bisa membawa berbagai wabah
yang sangat berbahaya bagi lingkungan.
Contoh Nyata Penerapan Sanitasi Lingkungan
Termasuk di Rumah
1. Membuat dan Menjaga Kebersihan
Saluran Air
2. Memisahkan Sampah dan Limbah Rumah
Tangga
3. Secara Rutin Melakukan Fogging atau
Penyemprotan Nyamuk Demam Berdarah
TERIMA kASIH
Upaya Meningkatkan Kualitas Lingkungan
Hidup
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup didefinisikan sebagai kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan
perilakunya.
Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh
Pemerintah dan Masyarakat :
1. Mencanangkan program pembangunan
berkelanjutan
Program ini merupakan upaya peningkatan
kualitas hidup dengan tetap memperhatikan
faktor lingkungan.
2. Mengeluarkan UU tentang lingkungan hidup

• UU No. 5 tahun 1990 tentang konservasi sumber


alam hayati dan ekosistemnya
• UU No. 5 tahun 1994 tentang Konvensi PBB
mengenai keanekaragaman hayati
• UU No. 6 tahun 1994 tentang Konvensi PBB
mengenai perubahan iklim
• UU No. 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah
• UU No. 19 tahun 2009 tentang pengesahan
konvensi Stockholm tentang bahan pencemar
organik yang persistan
• UU No 32 tahun 2009 tentang perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup
3. Membentuk Badan Pengendalian
Lingkungan
Tugas pokok dari Badan Pengendalian
Lingkungan,
1) Menanggulangi kasus pencemaran, baik
pencemaran udara, pencemaran tanah,
maupun pencemaran air,
2) mengawasi bahan berbahaya dan beracun,
3) melakukan analisis mengenai dampak
lingkungan.
Upaya pelestarian lingkungan hidup harus dilakukan
oleh seluruh masyarakat bukan hanya pemerintah.
Sebanyak apapun usaha pemerintah dalam
melestarikan lingkungan hidup akan percuma
apabila tidak diimbangi dengan usaha dari
masyarakat.
Upaya yang dapat dilakukan oleh masyarakat
dengan dukungan pemerintah antara lain:
1. Menjalankan progam penanaman seribu
pohon.
2. Tidak membuang limbah ke sungai atau laut
3. Mengurangi pencemaran udara
Pencemaran udara dapat dikurang dengan
beberapa cara, diantaranya:
• Menanam pohon atau tanaman hias disepanjang
jalan raya untuk mengurangi polusi asap kendaraan.
• Membangun taman kota di beberapa tempat di
kota besar.
• Mengolah kembali limbah pabrik agar setelah
dilepaskan ke udara tidak mengandung zat-zat yang
dapat merusak lingkungan.
• Mengurangi jumlah kendaraan bermotor
• Optimalisasi penggunaan kendaraan publik
massal seperti kereta dan bus sehingga
pengguna kendaraan pribadi berkurang.

4. Tidak melakukan perburuan liar dan


perusakan alam
5. Melakukan sosialisasi lingkungan hidup
contoh masyarakat diberikan sosialisasi
mengenai ciri lingkungan sehat dan tidak
sehat.
Penyalit Akibat Lingkungan yang
Tidak Sehat.
Lingkungan tidak sehat adalah lingkungan yang
kondisinya kotor dan tercemar.
Tentu bukan hal yang bagus untuk tinggal di
lingkungan seperti ini.
Karena efek lingkungan tidak sehat bisa
menyebabkan dampak buruk bagi orang-orang
yang tinggal di sekitarnya, seperti penyakit
dan sampah.
Lingkungan yang kotor dapat memicu berbagai
penyakit berbahaya.
Maka dari itu, upaya menjaga kebersihan
lingkungan perlu dilakukan agar terhindar dari
berbagai penyakit dan bencana alam.
Salah satu contoh paling sederhana yang bisa
dilakukan agar lingkungan tetap bersih dan
sehat adalah dengan tidak membuang sampah
sembarangan.
Dengan membiasakan menjaga kebersihan
rumah dan halaman, membuat kita menjadi
lebih terbiasa untuk membersihkan
lingkungan lainnya.
Penyakit- penyakit Akibat Lingkungan YangTidak Sehat:
1. Kolera
Kolera dapat menyebabkan diare
parah tanpa rasa sakit, yang disebabkan oleh
bakteri Vibrio cholerae.
Penyakit ini dapat menular melalui air dan
makanan yang terkontaminasi.
2. Demam Tifoid

Adalah penyakit karena lingkungan kotor yang


serius dan berpotensi fatal yang disebabkan
oleh infeksi bakteri.
Penyakit ini timbul akibat lingkungan yang
kotor dan sanitasi yang buruk. Akibatnya,
serangga seperti lalat akan mentransmisikan
kuman dari toilet ke tempat yang bersih.
3. Tetanus
Tetanus disebabkan oleh racun yang
diproduksi oleh kuman Clostridium tetani.
Kuman ini biasanya ditemukan pada kotoran
manusia dan hewan.
4. Demam Berdarah
Demam berdarah juga merupakan penyakit karena
lingkungan kotor.
5. Hepatitis A
Penyakit karena lingkungan kotor ini menyebabkan
demam, mual, dan kram perut hinga kematian.
Kuman yang menyebabkan hepatitis A umumnya
ditemukan pada kotoran orang yang sudah
terinfeksi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai