2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya kemandirian wanita dalam memutuskan peran dan
fungsi reproduksinya.
b. Meningkatnya hak dan tanggung jawab sosial wanita dalam
menentukan kapan hamil, jumlah dan jarak kehamilan.
c. Meningkatnya peran dan tanggung jawab sosial pria terhadap
akibat dari perilaku seksual dan fertilitasnya kepada kesehatan dan
kesejahteraan pasangan dan anakanaknya.
3. Buku Panduan
Buku Panduan berisikan langkahlangkah penggunaan dari modul
dan Isu Thematik Perlindungan Anak yang dikembangkan di masing-
masing wilayah. Buku panduan ditekankan pada langkah-langkah atau
teknis penggunaannya.
4. Poster
Poster adalah sebagai wujud kombinasi visual dari rancangan yang
kuat, dengan warna dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian
orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti di
dalam ingatannya,(Nana Sidjana dan Ahmad Rivai, 2010:51)
5. Komik
Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan
gambargambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga
membentuk jalinan cerita. Biasanya komik dicetak dan diterbitkan di atas
kertas dan dilengkapi teks.
6. Stiker
Stiker adalah suatu media informasi visual yang berupa lembaran
kertas kecil atau plastic yang dapat ditempelkan. Stiker adalah media
promosi kegiatan yang ditempel atau dilekatkan pada suatu tempatyang
mudah dikenal orang.
7. Buku Saku
Buku-buku kecil yang berisi pesan-pesan singkat, ringkas, jelas
dan padat terkait isu perlindungan anak.
8. Brosur
Brosur pada umumnya didesaindalam ukuran kertas yang standar
dan dapat dilipat, baik diliipat bagi dua atau dibagi tiga.
Tujuannya : Sebagai bahan follow up ketika seorang aktifis atau pekerja
sosial menyampaikan informasi perlindungan anak kepada masyarakat.
9. Leaflet
Leaflet memiiki ukuran yang lebih kecil daripada brosur akan
tetapi memiliki desain yang lebih rumit dan berwarna. Leaflet pada
16
umumnya dibaca dengan cepat. Sekilas leaflet memiliki fungsi dan definsi
yang sama dengan selebaran.
10. Banner
Banner adalah media informasi yang hampir sama persis dengan
spanduk. Yaitu rentangan yang berisi slogan, propaganda, atau berita yang
perlu diketahui oleh masyarakat umum. Perbedaan antara spanduk dan
banner hanya ada pada bahan pembuatan dan cara mencetaknya saja,
untuk spanduk terbuat dari bahan kain dengan cara disablon dan untuk
banner terbuat dari bahan banner dengan cara di print (cetak), sehingga
tampilan banner biasanya lebih halus dan lebih bagus dibandingkan
dengan spanduk.
11. Spanduk
Spanduk adalah kain rentang yang berisi slogan, propaganda, atau
berita yang perlu diketahui oleh masyarakat umum.
12. Billboard
Billboard adalah media informasi yang hampir mirip dengan
baliho, yang dipasang dengan ukuran yang sangat besar dan dipasang
ditempat-tempat umum. BUKU SAKU PENGGUNAAN MEDIA KIE
Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM)
13. Baliho
Baliho adalah media informasi atau publikasi yang berlebih-
lebihan ukurannya agar menarik perhatian masyarakat (biasanya dengan
gambar yang besar di tempat-tempat ramai).
14. Film-film pendek
Film-film yang dibuat dengan durasi pendek yang tujuannya untuk
memberikan informasi singkat kepada konsumen/ masyarakat terkait
permasalahan tertentu
15. Souvenir, suatu benda yang identik dengan suatu event atau suatu daerah
tertentu, pada umumnya bentuknya ringkas, mungil, serta mempunyai nilai
artistic (Nurnitasari: 2009)
17
16. TV
TV bisa digunakan sebagai media KIE di saat kita bisa
memanfaatkan space-space tertentu dengan waktu tertentu untuk
membahas isu-isu perlindungan anak.
17. Surat kabar
Surat khabar bisa digunakan sebagai media KIE ketika kita bisa
memanfaatkan ruang/space tertentu dan pada waktu tertentu untuk
mempromosikan isu perlindungan anak
18. Medsos
Media sosial juga bisa digunakan sebagai alat KIE untuk bisa
menyampaikan pesan-pesan informasi dan edukasi untuk isu perlindungan
anak baik itu melalui facebook, twiter, instagram, line, atau
milistgroup,dll.
Infertilitas
Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk memiliki anak setelah 1 tahun
melakukan hubungan seksual rutin tanpa penggunaan kontrasepsi. Infertilitas
diklasifikasikan menjadi infertilitas primer dan infertilitas sekunder. Infertilitas
primer didefinisikan sebagai infertilitas yang terjadi jika perempuan belum pernah
hamil, sedangkan infertilitas sekunder adalah apabila perempuan tidak dapat
hamil setelah satu atau lebih kehamilan atau aborsi sebelumnya.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan infertilitas. Secara umum
penyebab infertilitas dapat dibagi menjadi penyebab yang tidak dapat dicegah
(anatomi, hormonal, imunologi) dan penyebab yang dapat dicegah (penyakit
infeksi; misalnya IMS; paparan bahan beracun; seperti arsenik; serta pengaruh
diet (kafein, alkohol) dan kebiasaan merokok).
Infeksi Menular Seksual
Infeksi menular seksual (IMS) adalah infeksi yang ditularkan terutama
melalui kontak seksual. Infeksi ini dapat disertai gejala klinis ataupun asimtomatis
dan meliputi penyakit-penyakit menular yang ditransmisikan melalui kontak
seksual.
18
Gangguan Haid
a. Hipermenorea (Menoragia)
b. Hipomenorea
Klasifikasi :
Klasifikasi :
1. Definisi
2. Penyebab
Setiap orang tua merindukan memiliki anak yang sehat dan cerdas. Untuk
itu calon bayi perlu dirawat sejak dalam kandungan bahkan sebelum terjandinya
pembuahan itu sendiri. Kondisi kesehatan (fisik dan mental) calon ibu jauh
sebelum hamil hamil bahkan semasa remaja merupakan prsayarat bayi yang sehat
dan cerdas.
remaja yang belum menikah maupun yang sudah menikah. KTD akan
semakin memberatkan perempuan jika pasangannya tidak bertanggung
jawab atas kehamilan yang terjadi.
2. Kehamilan yang tidak diinginkan bisa terjadi akibat tindak perkosaan.
Dalam hal ini meskipun remaja putrid memiliki pengetahuan yang cukup,
tetapi ia tidak bisa menghindarkan diri dari tindakan seksual yang
dipaksakan terhadapnya, sehingga bisa dipahami jika ia tidak
menginginkan kehamilannya.
3. Kehamilan yang tidak diinginkan bisa terjadi pada remaja yang telah
menikah dan telah menggunakan cara pencegahan kehamilan tetapi tidak
berhasil (kegagalan alat kontrasepsi/ unmet need)
1. Karena remaja atau calon ibu merasa tidak ingin dan tidak siap untuk hamil
maka ia bisa saja tidak mengurus kehamilannya dengan baik. Seharusnya ia
mengkonsumsi minuman, makanan, vitamin yang bermanfaat bagi pertumbuhan
janin dan bayi nantinya bisa saja hal tersebut tidak dilakukannya.
2. Sulit mengharapkan adanya perasaan kasih saying yang tulus dan kuat dari ibu
yang mengalami KTD terhadap bayi yang dilahirkan nanti sehingga masa depan
anak mungkin saja terlantar.
1. Perdarahan
2. Infeksi
3. Kematian
pendidik anak-anaknya adalah ibu. Peran seorang ibu dalam keluarga terutama
anak adalah mendidik dan menjaga anak-anaknya dari usia bayi sehingga dewasa,
karena anak tidak jauh dari pengamatan orang tua terutaa ibunya. (Asfryati, 2013)
Tujuan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Tujuan Pelayanan Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya
kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi
ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
(NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses
tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas
manusia seutuhnya.
Prinsip dan Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan dan peningkatan
jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pelayanan KIA
diutamakan pada kegiatan pokok :
1. Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan mutu
yang baik serta jangkauan yang setinggi-tingginya.
2. Peningkatan pertolongan persalinan yang lebih ditujukan kepada
peningkatan pertolongan oleh tenaga professional secara berangsur.
3. Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil, baik oleh tenaga
kesehatan maupun di masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta penanganan
dan pengamatannya secara terus menerus.
4. Peningkatan pelayanan neonatal (bayi berumur kurang dari 1bulan)
dengan mutu yang baik dan jangkauan yang setinggi tingginya.
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
1. Pelayanan antenatal
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu
selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal.
Standar minimal “5 T “ untuk pelayanan antenatal terdiri dari :
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Ukur Tekanan darah
3. Pemberian Imunisasi TT lengkap
24
4. Implan
KB implan atau susuk merupakan alat kontrasepsi berukuran kecil
dan berbentuk seperti batang korek api. KB implan bekerja dengan cara
mengeluarkan hormon progestin secara perlahan yang berfungsi mencegah
kehamilan selama 3 tahun. Alat kontrasepsi ini digunakan dengan cara
dimasukkan ke bagian bawah kulit, biasanya lengan bagian atas.
5. IUD
Intrauterine device (IUD) adalah alat kontrasepsi berbahan plastik
dan berbentuk menyerupai huruf T yang diletakkan di dalam rahim. IUD
dapat mencegah kehamilan dengan cara menghalau sperma agar tidak
membuahi sel telur. Ada dua jenis IUD yang umum digunakan, yaitu IUD
yang terbuat dari tembaga dan dapat bertahan hingga 10 tahun serta IUD
yang mengandung hormon yang perlu diganti setiap 5 tahun sekali.
6. Kondom wanita
Kondom wanita berbentuk plastik yang berfungsi untuk menyelubungi
vagina. Terdapat cincin plastik di ujung kondom, sehingga posisinya
mudah disesuaikan. Kondom wanita tidak dapat digunakan bersamaan
dengan kondom pria.
7. Spermisida
Spermisida adalah produk kontrasepsi yang digunakan di dalam vagina
sebelum berhubungan seksual. Produk ini berbentuk jeli, krim, membran,
atau busa yang mengandung bahan kimia untuk membunuh sperma.
8. Diafragma
Diafragma merupakan alat kontrasepsi yang terbuat dari karet
berbentuk kubah. Alat kontrasepsi ini ditempatkan di mulut rahim sebelum
berhubungan seksual dan umumnya digunakan bersama dengan
spermisida.
9. Cervical cap
Cervical cap berbentuk seperti diafragma, tetapi memiliki ukuran lebih
kecil. Alat kontrasepsi ini umumnya digunakan bersama dengan
spermisida dan berfungsi untuk menutup jalan sperma masuk ke rahim.
28
1. Akseptor Aktif Akseptor aktif adalah kseptor yang ada pada saat ini
menggunakan salah satu cara / alat kontrasepsi untuk menjarangkan
kehamilan atau mengakhiri kesuburan.
2. Akseptor aktif kembali Akseptor aktif kembali adalah pasangan usia
subur yang telah menggunakan kontrasepsi selama 3 (tiga) bulan atau
lebih yang tidak diselingi suatu kehamilan, dan kembali menggunakan
cara alat kontrasepsi baik dengan cara yang sama maupun berganti cara
setelah berhenti / istirahat kurang lebih 3 (tiga) bulan berturut– turut dan
bukan karena hamil.
3. Akseptor KB Baru Akseptor KB baru adalah akseptor yang baru
pertama kali menggunakan alat / obat kontrasepsi atau pasangan usia subur
yang kembali menggunakan alat kontrasepsi setelah melahirkan atau
abortus.
4. Akseptor KB dini Akseptor KB dini merupakan para ibu yang
menerima salah satu cara kontrasepsi dalam waktu 2 minggu setelah
melahirkan atau abortus.
5. Akseptor KB langsung Akseptor KB langsung merupakan para istri
yang memakai salah satu cara kontrasepsi dalam waktu 40 hari setelah
melahirkan atau abortus.
6. Akseptor KB dropout Akseptor KB dropout adalah akseptor yang
menghentikan pemakaian kontrasepsi lebih dari 3 bulan (BKKBN, 2007).
STRATEGI PENDEKATAN PROGRAM PELAYANAN KB
Strategi pendekatan dalam program keluarga berencana antara lain :
1. Pendekatan kemasyarakatan (community approach).\
Diarahkan untuk meningkatkan dan menggalakkan peran serta masyarakat
(kepedulian) yang dibina dan dikembangkan secara berkelanjutan.
2. Pendekatan koordinasi aktif (active coordinative approach).
Mengkoordinasikan berbagai pelaksanaan program KB dan pembangunan
keluarga sejahtera sehingga dapat saling menunjang dan mempunyai kekuatan
yang sinergik dalam mencapai tujuan dengan menerapkan kemitraan sejajar.
3. Pendekatan integrative (integrative approach).
30
b. Coverage Khalayak
Diarahkan pada upaya menjadi akseptor kb sebanyak
banyaknya pada tahap ini pendekatan pelayanan kb didasarkan
pada pendekatan klinik.
2. Tahap Pelembagaan
Tahap ini diterapkan untuk menganti simpasi keberhasilan pada
tahap potensi yaitu tahap perluasan jangkauan. Pada tahap ini indikator
kuantitatif kesertaan berKB pada kisaran 45% - 65% dengan prioritas pada
pelayanan kontrasepsi Methode Jangka Panjang (MJP) dengan
memanfaatkan momentum-momentum besar.
3. Tahap pembudayaan program kb
Pada tahap ini Coverage Wilayah diperluas menjangkau propinsi-
propinsi diseluruh Indonesia . Sedangkan Coverage khalayak diperluas
menjangkau sisa PUS yng menolak, oleh peserta itu pendekatan program
KB dilengkapi dengan pendekatan Takesra dan Kukesra.
CARA OPERASIONAL PROGRAM PELAYANAN KB.
Cara operasional program pelayanan KB meliputi :
1. Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE).
Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi dilakukan dengan memberikan
penerangan konseling, advokasi, penerangan kelompok (penyuluhan) dan
penerangan massa melalui media cetak, elektronik. Dengan penerangan, motivasi
diharapkan meningkat sehingga terjadi peningkatan pengetahuan, perubahan sikap
dan perilaku masyarakat dalam berKB, melalui pendewasaan usia perkawinan,
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan
keluarga sehingga tercapai Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera
(NKKBS).
2. Pelayanan kontrasepsi dan pengayoman peserta KB.
Dikembangkan program reproduksi keluarga sejahtera. Para wanita baik
sebagai calon ibu atau ibu, merupakan anggota keluarga yang paling rentan
mempunyai potensi yang besar untuk mendapatkan KIE dan pelayanan KB yang
tepat dan benar dalam mempertahankan fungsi reproduksi. Dalam mencapai
32
selain itu pemasangan IUD pada nulipara lebih sulit karena memiliki
kavum uteri yang lebih kecil.
Berdasarkan pedoman klinis yang dikeluarkan oleh CDC tahun 2016,
penggunaan IUD juga aman digunakan untuk wanita dengan:
Gangguan Metabolik : obesitas, diabetes, hipertiroid
Gangguan Kardiovaskular : hipertensi, penyakit jantung dan vaskular,
riwayat deep vein thrombosis
Gangguan Neurologi : migrain, epilepsy, multiple sclerosis
Gangguan Sistem Reproduksi : riwayat penyakit radang panggul yang
sudah diterapi adekuat selama minimal 3 bulan, endometriosis, tumor
ovarium jinak, fibroid uteri
Penyakit infeksi : penyakit HIV dengan terapi ARV, tuberkulosis paru,
hepatitis
Gangguan Hematologi : anemia, thalassemia
Penyakit Autoimun : SLE, rheumatoid arthritis
Lainnya : merokok, depresi, riwayat kanker payudara (menggunakan IUD
yang non hormonal)
Kontraindikasi pemasangan Intrauterine device (IUD) atau alat
kontrasepsi dalam rahim (AKDR) berdasarkan pedoman klinis yang
dikeluarkan oleh CDC tahun 2016 adalah:
Kehamilan
Infeksi : post partum sepsis, post septik abortus, penyakit radang panggul
yang masih aktif, sedang mengalami infeksi menular seksual (misalnya
infeksi Chlamydia, gonorrhoea), tuberkulosis pelvis
Penyakit Neoplastik : kanker serviks, penyakit trofoblastik dengan tingkat
hormon beta HCG yang tinggi terus menerus, kanker endometrium,
kanker serviks
Perdarahan vagina diluar siklus haid yang berat
Bentuk rahim yang tidak normal
Penggunaan IUD yang mengandung tembaga dikontraindikasikan bagi
wanita yang memiliki alergi terhadap tembaga atau memiliki penyakit
44
dengan bukti ilmiah yang terbaik yang diperoleh dengan penelusuran informasi
secara sistematis. s
1. Lotus birth
Adalah metode melahirkan tanpa memotong tali pusat setelah bayi
lahir dan membiarkan tali pusat keluar secara utuh. Plasenta dibiarkan dan
menunggu sampai tali pusat kering hingga akhirnya terlepas dari bayi
secara alami,umumnya akan terlepas antara 3-10 hari.
2. Water birth
adalah metode bersalin di dalam air. Persalinan dilakukan dengan
Bunda duduk berendam dalam kolam air hangat dengan suhu antara 33-37
derajat Celcius. Proses melahirkan di dalam air bisa dilakukan hingga
tahap akhir, yaitu hingga bayi lahir atau hanya selama tahap pertama
melahirkan atau fase aktif.
3. Metode gentle birth
Gentle birth merupakan istilah dari cara persalinan normal yang
dilakukan dengan tenang sehingga bisa mengurangi rasa sakit. Gentle
birth sering kali dilakukan dengan metode hypnobirthing.
Upaya promotif dalam pelayanan kesehatan perempuan dan kb
Upaya promotif adalah suatu kegiatan atau serangkaian kegiatan
pelayanan kesehatan yang mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi.
Sedangkan upaya promotif adalah suatu kegiatan pencegahan suatu masalah
kesehatan/penyakit dan gangguan kesehatan. Pelayanan promotif dan preventif
merupakan pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih diutamakan diperhatikan
untuk meningkatkan kesehatan masyarakat kearah yang lebih baik (uu no
36/2009).
Upaya dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak ini sangat berkaitan
dengan upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi
yang masih cukup tinggi di Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan untuk
menurunkan kematian ibu, BBL, bayi dan balita. Antara lain melalui penempatan
bidan di desa, pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan menggunakan
Buku KIA, program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K),
46