Anda di halaman 1dari 31

SEPSIS PUERPURALIS

ISRAWATI, Amd. Keb


 Masa Puerperium/Masa Nifas
• masa pulih Kembali mulai dari persalinan selesai sampai
alat– alat kandungan Kembali pra hamil dan berlangsung
kira – kira 6 – 8 minggu
• Masa yang dimulai setelah plasenta lahir setelah 6
minggu (42 hari) untuk kembalinya alat – alat reproduksi
pada keadaan normal atau keadaan sebelum hamil
• suatu masa segera setelah kelahiran dan meliputi minggu
– minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi
kembali ke keadaan tidak hamil
Terbagi Dalam 3 Periode
Puerperium
Puerperium dini Remote puerperium
intermedial

kepulihan di mana kepulihan


waktu yang
ibu telah menyeluruh alat-
diperbolehkan
diperbolehkan alat genitalia yang
untuk pulih dan
berdiri dan lamanya 6-8
sehat sempurna
berjalan-jalan minggu
FISIOLOGI
Inovulasi Alat – Alat Kandungan

Uterus Berangsur – Angsur Menjadi Kecil

Implantasi Uri

Luka – Luka Pada Jalan lahir Sembuh dgn sendirinya

Rasa Sakit

Lochia

Serviks

Ligamen - Ligamen
Sepsis
• Adanya mikroorganisme patogen atau toxic lain didalam darah atau jaringan tubuh
• Biasa disebut Systemic Inflamation Respon Syndrom ( SIRS)
• Dengan Ciri – Ciri
• Suhu >380C atau <36 C
• Denyut jantung >90 x permenit
• Respirasi lebih dari 20 /menit atau PaCO2 < 32mmHg
• Hitung leukosit >12.000/mm2 atau 10% sel imatur (band)
• Nyeri pelvik
• Rabas vagina yang abnormal
• Rabas vagina berbau busuk
• Keterlambatan dalam kecepatan penurunan ukuran uterus.
Sepsis puerpuralis adalah infeksi
pada traktus genitalia yang
dapat terjadi setiap saat antara
awitan pecah ketuban (ruptur
membran) atau persalinan dan
42 hari setelah persalinan atau
abortus.
Etiologi
Infeksi Nifas disebabkan oleh :
1. Streptococcus Hemoliticus Aerobicus
2. Stapylococcus Aureus
3. E.Coli
4. Clostridium Welchii
Etiologi
Macam – Macam Bakteri:
• Bakteri Endogen
Bakteri ini secara normal hidup di vagina dan rektum
tanpa menimbulkan bahaya (misal, beberapa jenis
stretopkokus dan stafilokokus, E. Coli,
Clostridium welchii)
Bakteri ini masuk ke dalam uterus melalui jari pemeriksa

Berbahaya Bakteri terdapat dalam jaringan yang memar, robek/


Jika laserasi

Bakteri masuk sampai ke dalam uterus jika terjadi pecah


ketuban yang lama
Etiologi
Macam – Macam Bakteri:
• Bakteri Eksogen
Bakteri masuk melalui :
Melalui tangan yang tidak
bersih dan instrumen yang tidak
steril
Melalui substansi / benda asing
yang masuk ke dalam vagina

Melalui aktivitas seksual


Etiologi
Penyebab Infeksi Lain pada Masa Post Partum:

Infeksi pernafasan
Infeksi saluran Trombofelbitis
kemih super fisial
Kondisi
Mastitis atau media lain, Infeksi yang
Infeksi luka abses pada seperti berkaitan
payudara malaria dan dengan HIV
tifoid
Klasifikasi Infeksi Masa Nifas
Infeksi yang terbatas pada perineum,
Penyebaran dari ke empat tempat
vulva, vagina, cerviks dan endometrium

Vulvitis Melalui Pembuluh Darah

Vaginits Pembuluh Limfe

Servisitis Infeksi Jaringan Ikat Pelvis

Endomertitis
Gambaran Klinis
Infeksi pada perineum, vulva,
vagina, dan servik
• Gejalanya berupa rasa nyeri serta panas pada
tempat infeksi, dan kadang-kadang perih bila
kencing. Bilamana getah radang bisa keluar, biasanya
keadaannya tidak berat suhu sekitar 38° C, dan nadi
dibawah 100 per menit. Bila luka terinfeksi tertutup
oleh jahitan dan getah radang tidak dapat keluar,
demam bisa naik sampai 39-40°C dengan kadang-
kadang disertai menggigil.
Endometritis
• Uterus pada endometritis agak membesar, serta
nyeri pada perabaan, dan lembek. Mulai hari ke-3
suhu meningkat, nadi menjadi cepat, akan tetapi
dalam beberapa hari suhu dan nadi menurun dan
dalam kurang dari satu minggu keadaan sudah
normal kembali. Lokia pada endometritis, biasanya
bertambah dan kadang-kadang berbau.
Septikemia dan Piemia
• Sampai tiga hari postpartum suhu meningkat dengan cepat,
biasanya disertai dengan menggigil. Selanjutnya, suhu
berkisar antara 39-40°C, keadaan umum cepat memburuk,
nadi menjadi cepat (140-160/menit atau lebih). Penderita
dapat meninggal dalam 6-7 hari postpartum. Jika ia hidup
terus, gejala-gejala menjadi seperti piemia. Pada piemia
penderita tidak lama postpartum sudah merasa sakit, perut
nyeri dan suhu agak meningkat. Akan tetapi, gejala-gejala
infeksi umum dengan suhu tinggi serta menggigil terjadi
setelah kuman-kuman dengan embolus memasuki peredaran
darah umum. Satu cirri khusus pada piemia ialah bahwa
berulang-ulang suhu meningkat dengan cepat disertai dengan
menggigil, kemudian diikuti oleh turunnya suhu.
Peritonitis
• Sampai tiga hari postpartum suhu meningkat dengan cepat,
biasanya disertai dengan menggigil. Selanjutnya, suhu
berkisar antara 39-40°C, keadaan umum cepat memburuk,
nadi menjadi cepat (140-160/menit atau lebih). Penderita
dapat meninggal dalam 6-7 hari postpartum. Jika ia hidup
terus, gejala-gejala menjadi seperti piemia. Pada piemia
penderita tidak lama postpartum sudah merasa sakit, perut
nyeri dan suhu agak meningkat. Akan tetapi, gejala-gejala
infeksi umum dengan suhu tinggi serta menggigil terjadi
setelah kuman-kuman dengan embolus memasuki peredaran
darah umum. Satu cirri khusus pada piemia ialah bahwa
berulang-ulang suhu meningkat dengan cepat disertai dengan
menggigil, kemudian diikuti oleh turunnya suhu.
Sellulitis Pelvika
• Sellulitis pelvika ringan dapat menyebabkan suhu yang
meninggi dalam nifas. Bila suhu tinggi menetap lebih
dari satu minggu disertai dengan rasa nyeri dikiri atau
dikanan dan nyeri pada pemeriksaan dalam, hal ini
patut dicurigai terhadap kemungkinan sellulitis pelvika.
Pada pemeriksaan dalam dapat diraba tahanan padat
dan nyeri disebelah uterus dan tahanan ini yang
berhubungan erat dengan tulang panggul, dapat
meluas keberbagai jurusan. Ditengah-tengah jaringan
yang meradang itu bisa tumbuh abses. Penderita
tampak sakit, nadi cepat, dan perut nyeri.
Salpingitis dan ooforitis
• Gejala salpingitis dan ooforitis tidak dapat dipisahkan dari pelvio-peritonitis
DIAGNOSA
1. Pada penderita dengan infeksi nifas perlu diketahui
apakah terbatas pada tempat tempat masuknya
kuman-kuman ke dalam badan atau menjalar
keluar tempat.
2. Jika ada fasilitas penderita dengan infeksi nifas
hendaknya diambil getah dari vagina sebelah atas
untuk pembiakan, dan pada infeksi yang tampaknya
berat juga diambil darah untuk maksud yang
sama. Usaha ini dilakukan untuk mengetahui
penyebab infeksi nifas dan guna memilih antibiotik
yang paling tepat untuk pengobatan.
KOMPLIKASI
Sindroma distres pernafasan dewasa

Koagulasi intravascular diseminata

Gagal Ginjal akut

Perdarahan usus

Gagal hati

Disfungsi SSP

Gagal jantung
PENANGANAN
KEGAWADARURATAN
SEPSIS PUERPURALIS DAN
RUJUKANNYA
PROSES (Bidan Harus) !!
1. Amati tanda dan gejala infeksi puerpuralis yang diagnosa bila 2 atau
lebih gejala dibawah ini terjadi sejak pecahnya selaput ketuban mulai
hari ke 2.
2. Saat memberikan pelayanan nifas periksa tanda awal / gejala infeksi.
3. Beri penyuluhan kepada ibu, suami . keluargany agar waspada
terhadap tanda / gejala infeksi, dan agar segera mencari pertolongan
jika memungkinkannya.
4. Jika diduga sepsis, periksa ibu dari kepala sampai kaki untuk mencari
sumber infeksi.
5. Jike uterus nyeri, pengecilan uter lambat, atau terdapat perdarahan
pervaginam, mulai berikan infus Ringer Laktat dengan jarum
berlubang besar ( 16 – 18G ), rujuk ibu segera ke RS ( ibu perlu
diperiksa untuk melihat kemungkinan adanya sisa jaringan placenta ).
PROSES (Bidan Harus) !!
6. Jika kondisinya gawat dan terdapat tanda / gejala septik syok dan terjadi dehidrasi,
beri cairan IV dan antibiotika sesuai dengan ketentuan. Rujuk ibu ke RS.
7. Jika hanya sepsis ringan, ibu tidak terlalu lemah dan sulit merujuk berikan
antibiotika.
8. Pastikan bahwa ibu / bayi dirawat terpisah / jauh dari anggota keluarga
lainnya, sampai infeksi teratasi.
9. Cuci tangan dengan seksama sebelum dan sesudah memeriksa inu / bayi.
10. Alat – alat yang dipakai ibu jangan dipakai untuk keperluan lain, terutama untuk
ibu nifas / bayi lain.
11. Beri nasehat kepada ibu pentingnya kebersihan diri, penggunaan pembalut sendiri
dan membuangnya dengan hati – hati.
12. Tekankan pada anggota keluarga tentang pentingnya istirahat, gizi baik dan banyak
minum bagi ibu.
13. Motivasi ibu untuk tetap memberikan AS.
14. Lakukan semua Pencatatan dengan seksama.
15. Amati ibu dengan seksama dan jika kondisinya tidak membaik dalam 24 jam,
segera rujuk ke RS.
16. Jika syok terjadi ikuti langkah – langkah penatakasaan syok yang didiskusikan di
satandar 2
INGATKI !!
1. Lakukan tes sensitivitas sebelum memberikan suntikan antibiotika.
2. Semua ibu nifas berisiko terkena infeksi, dan ibu yang telah
melahirkan bayi dalam keadaan mati, persalinan yang
memanjang, pecahnya selaput ketuban yang lama mempunyai
risiko yang lebih tinggi.
3. Kebersihan dan cuci tangan sangatlah penting, baik untuk
pencegahan maupun penanganan sepsis.
4. Infeksi bisa menyebabkan perdarahan postpartum sekunder.
5. Keadaan ibu akan semakin memburuk jika antibiotika tidak
diberikan secara dini dan memadai.
6. Ibu dengan sepsis puerpuralis perlu dukungan moril, karena
keadaan umumnya dapat menyebabkannya menjadi sangat letih
dan depresi.
PENATALAKSANAAN SEPSIS
PUERPURALIS
Prioritas dalam mengelola sepsis nifas adalah :
1. Menilai kondisi pasien
2. Memulihkan pasien
3. Mengisolasi sesegera mungkin pasien yang diduga
infeksi
4. Mengambil spesimen untuk menyelidiki organisme
kausatif dan mengkonfirmasikan diagnosis
5. Memulai terapi antibiotik yang sesuai prioritas, ini
berarti harus dilakukan pertama atau sebelum hal
lainnya.
PENATALAKSANAAN SEPSIS
PUERPURALIS
Manajemen Umum Sepsis Puerperalis :
1. Mengisolasi pasien yang diduga terkena sepsis
puerpuralis dalam pemberian pelayanan
kebidanan. Tujuannya adalah untuk mencegah
penyebaran infeksi pada pasien lain dan bayinya.
2. Pemberian antibiotic
a. ampisilin 2 g IV setiap 6 jam, dan
b. gentamisin 5 mg / kg berat badan IV setiap 24
jam, dan
c. metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam.
PENATALAKSANAAN SEPSIS
PUERPURALIS
Manajemen Umum Sepsis Puerperalis :
3. Memberikan banyak cairan
4. Mengesampingkan fragmen plasenta yang tertahan
5. Keterampilan dalam perawatan kebidanan
6. Perawatan bayi baru lahir
7. Manajemen lebih lanjut
PENCEGAHAN

Selama kehamilan

Selama persalinan

Selama nifas
KESIMPULAN
Kesimpulan
1. Sepsis puerperalis adalah infeksi pada traktus genitalia yang dapat
terjadi setiap saat antara awitan pecah ketuban (ruptur membran) atau
persalinan dan 42 hari setelah persalinan atau abortus di mana terdapat
dua atau lebih dan hal – hal berikut ini : Nyeri pelvic, demam 38,5°C
atau lebih yang diukur melalui oral kapan saja; vagina yang abnormal;
vagina berbau busuk; keterlambatan dalam kecepatan penurunan
ukuran uterus (sub involusio uteri).
2. Beberapa bakteri yang paling umum yang menyebabkan sepsis
puerpuralis adalah :Streptokokus, Stafilokokus, Escherichia coli (E.
Coli), Clostridium tetani, Clostridium width, Chlamidia dan
gonokokus (bakteri penyebab penyakit menular seksual).
3. Prinsip-prinsip pengelolaan sepsis nifas adalah: kecepatan,
keterampilan dan prioritas.Penekanan terletak pada pentingnya
bekerja dengan cepat dan menurut. Prioritas dalam mengelola sepsis
nifas adalah: menilai kondisi pasien, memulihkan pasien, mengisolasi
sesegera mungkin pasien yang diduga infeksi.. mengambil spesimen
untuk menyelidiki organisme kausatif dan mengkonfirmasikan
diagnosis, dan memulai terapi antibiotik yang sesuai.
Remember…
Safety First!
(STAY AT HOME)

Anda mungkin juga menyukai