Anda di halaman 1dari 41

SKRINING

KESEJAHTERAAN
JANIN
Arisda Candra Satriawati, SST, M.Tr.Keb
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb

Riwayat Kunjungan
Dimulai sejak awal hingga akhir kehamilan,
sbg dasar:
► Riwayat klien & pemeriksaan fisik yang
komprehensif
► Parameter subyektif pengkajian janin
► Parameter obyektif pengkajian janin
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb

TUJUAN

1. MEMANTAU KESEHATAN JANIN ANTENATAL


DAN INTRANATAL.
2. SEBERAPA JAUH GANGGUAN KESEHATAN
JANIN TERSEBUT.
3. MERENCANAKAN PERAWATAN LEBIH LANJUT
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb

Indikasi pemeriksaan janin


PREMATURITAS : 43,2%
SEBAB ASFIKSIA : 34,5%
KEMATIAN INFEKSI : 11,4%
PERINATAL KEL. BAWAAN : 8,0%

► Evaluasi janin antepartum mengidentifikasi janin


dengan resiko ada waktu untuk melakukan
intervensi sebelum kerusakan permanen atau
kematian terjadi.
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb

Parameter Objektif Pengkajian Janin


1. Evaluasi ukuran uterus tiap kunjungan
taksiran berat janin
2. Denyut jantung janin (djj) dengan
fetoskop sejak usia 17 – 22 mgg,
dengan laenec 20 mgg, dgn doppler
10-12 mgg usia gestasi
3. Palpasi abdomen setelah 24-28 mgg:
pertumbuhan uterus, posisi janin,
gerakan janin, jumlah cairan ketuban,
& perkiraan berat janin
4. Amnioskopi evaluasi cairan amnion
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb

Menghitung gerakan janin


► Gerakan janin pertama kali
→minggu ke-18 sampai 20
► Mula - mula : jarang, lemah dan
kadang – kadang tidak dapat
dibedakan dengan sensasi
abdomen lain seperti yang berasal
dari usus
► > minggu ke-20, persentasi gerakan
janin yang lemah berkurang
berangsur – angsur bertambah
sampai aterm
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb
Next

⚫ Rata – rata gerakan / hari : 200 x


pada minggu ke-20

⚫ Maksimum 575x pada minggu ke-32

⚫ Timor tisch dkk → berkurangnya


aktivitas pada janin aterm mungkin
berhubungan dengan waktu janin
tidur, yang bertambah dengan
makin maturnya janin.
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb
Next
► Vindla dan James (1995): aktivitas janin pasif
tanpa rangsangan sudah dimulai sejak minggu
ke-7 dan menjadi lebih canggih dan
terkoordinasi pada akhir kehamilan.
► De Vries dkk., (1985): mulai 8 minggu setelah
haid terakhir, gerakan janin tidak pernah
berhenti dengan periode waktu lebih dari 13
menit.
► Soronkin, dkk., (1982) antara minggu ke-20
sampai 30, gerakan tubuh umum menjadi lebih
teratur & janin mulai memperlihatkan siklus
istirahat-aktivitas.
► Pada trimester ketiga pematangan gerakan
janin terus berlanjut sampai sekitar 36
minggu, pada saat ini, 80 % janin normal sudah
dapat diketahui keadaan perilakunya
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb
Next

► Nijhuis dkk. (1982) mempelajari pola


frekuensi  denyut jantung janin, gerakan tubuh
umum, dan gerakan mata serta menjelaskan 4
keadaan perilaku janin :
1. 1F : keadaan diam (tidur tenang), dengan
variasi frekuensi DJJ yg sempit.
2. 2F : gerakan kasar tubuh janin yg sering,
gerakan mata kontinu, dan variasi frekuensi
DJJ yg lebih lebar. Analog dengan REM pada
neonatus
3. 3F : gerakan mata kuntinu tanpa gerakan
tubuh & tdk ada akselarasi denyut jantung
4. 4F : gerakan kasar tubuh disertai gerakan
mata kontinu dan akselarasi DJJ. Setara
dengan terjaga pada neonatus
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb

Metoda penghitungan gerak janin


► Sadovsky: selama 30-60’ 3 x/ hari (pagi, siang,
malam) hitungan 12 jam. Jika gerakan < 3x dalam
1 jam kapanpun, hitungan diteruskan selama 6-12
jam. Jika dalam 12 jam gerakan < 4x indikasi
gawat janin berat
► Cardiff count to ten. Klien diminta melaporkan jika
dalam 12 jam gerakan janin < 10x
► Modifikasi Cardiff, meminta klien memilih waktu
dalam sehari yang digunakan scr konsisten
catat berapa lama merasakan10x gerakan janin.
Tidak ada gerakan dalam 10 jam, atau ,< 10x
gerakan dalam 10 jam selama 2 hari berikutnya
dilaporkan
► Peningkatan secara tiba-tiba diikuti berkurangnya
aktifitas janin masalah tali pusat atau solusio
plasenta evaluasi
Arisda Candra Satriawati, SST., M. Tr.Keb

Next AJARKAN PENGHITUNGAN


GERAKAN JANIN PADA BUMIL

► Parameter penghitungan ► Cara kedua → meminta ibu


gerakan janin harian normal menghitung gerakan bayi
atau hitung tendangan janin saat ibu bangun pagi hari
(kick count) dan mencatat waktu untuk
► Salah satu cara → meminta 10x gerakan
ibu menghitung gerakan
janin selama
► Rata – rata waktu yang
1 jam diperlukan 10x gerakan : 2
– 3 jam
► Baik → > 4 gerakan
• Kardiografi: pemeriksaan djj & perubahan2
• Arisda Candra
Tokografi: Satriawati,
pemeriksaan SST.,
aktifitas uterus & atauM.Tr.Keb
gerakan janin

Pemeriksaan DJJ
► DJJ dipengaruhi oleh faktor anatomis, biomedis,
farmakologis, kemoreseptor dalam arteri karotik & arkus
aortik. Reaktifitas DJJ dipengaruhi oleh usia gestasi janin.
Minggu ke-24 sampai ke-28 kira-kira 50% dari uji nonstres
akan nonreaktif, dan pada minggu ke-32 15% dari uji
nonstres tetap nonreaktif

Menggunakan alat Indikasi:


Cardiotocography (CTG) ❑ Variasi djj (Auskultasi)
yg tdd transducer djj &
❑ Cairan amnion
kontraksi uterus:
❖ Kardiografi: mengandung mekonium
pemeriksaan djj & ❑ Induksi persalinan
perubahan2 ❑ Resiko terjadinya insufiensi
❖ Tokografi: pemeriksaan utero plasenta (misal PIH,
aktifitas uterus & atau postmatur)
gerakan janin
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb

Jenis CTG
Non Stress Test (NST)
► Secara teori pergerakan janin seharusnya
diikuti dengan akselerasi djj
► Secara tidak langsung mengkaji fungsi dari
respirasi plasenta dengan mengamati DJJ
serta pergerakan janin.

Contraction Stress Test (CST)/ Oxytocin


Challenge Test (OCT) mengukur respon
janin terhadap kontraksi uterus &
mengevaluasi perfusi plasenta
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb

EFM (Electronic Fetal Monitoring)


► EFM metode untuk memeriksa kondisi bayi dalam rahim dengan
mencatat setiap perubahan yang tidak biasa dalam denyut jantung nya. 
► Menggunakan dua elektrode yang dipasang pada fundus (untuk menilai
aktifitas uterus) dan pada lokasi punctum maximum denyut jantung janin
pada perut ibu. 
► Dapat menilai aktifitas jantung janin pada saat his / kontraksi maupun
pada saat di luar his / kontraksi. Menilai juga hubungan antara denyut
jantung dan tekanan intrauterin.

Tujuan EFM :
▪ Denyut jantung janin mengalami penyesuaian konstan karena menanggapi
lingkungan dan rangsangan lainnya.
▪ Monitor janin mencatat detak jantung bayi yang belum lahir dan grafik pada
selembar kertas.
▪ Pemantauan janin elektronik biasanya disarankan untuk kehamilan berisiko tinggi,
saat bayi berada dalam bahaya kesusahan.
▪ Alasan khusus untuk EFM meliputi: bayi dalam posisi sungsang, persalinan
premature.
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb
Arisda Candra Satriawati, SST., M. Tr.Keb
Interpretasi EFM

Indikasi Pemeriksaan EFM ► Intrapartum/antepartum


► Fase persalinan (stage of labor)
► Oligohidramnion Hipertensi
► Usia kehamilan
► FHR abnormal
► Presentasi janin Malpresentasi
► Malpresentasi dalam
persalinan ► Terapi induksi persalinan
► Monitoring langsung atau tidak
► DM, Kehamilan ganda
langsung
► Persalinan bekas SC
► Janin normal : pada saat kontraksi :
► Trauma abdomen jika frekuensi denyut jantung tetap
normal atau meningkat dalam batas
► Ketuban pecah lama normal, berarti cadangan oksigen janin
► Air ketuban kehijauan baik (tidak ada hipoksia).

► Kehamilan resiko tinggi ► Pada janin hipoksia : tidak ada


akselerasi, pada saat kontraksi justru
► Induksi persalinan. terjadi deselerasi / perlambatan, setelah
► Persalinan prematur kontraksi kemudian mulai menghilang
(tanda insufisiensi plasenta).
Arisda Candra Satriawati, SST., M. Tr.Keb

Interpretasi Dasar EFM

Baseline djj Baseline Variability


► Rerata djj (FHR) dalam ► Normal ≥ 5 bpm antar
keadaan stabil kontraksi
kecuali akselerasi dan
► Ragu  5 bpm selama <
deselerasi (110-160
dpm) 30 menit
► Abnormal < 5 bpm
► Takikardia
selama 90 menit
► Bradikardia
Arisda Candra Satriawati, SST., M. Tr.Keb

Kriteria Hasil EFM


DJJ berkisar 120-160 denyut per menit (bpm)
Janin yang menerima cukup oksigen melalui plasenta akan bergerak
di sekitarnya
Strip monitor akan menunjukkan detak jantung janin meningkat
sebentar saat ia bergerak
Hasil
Normal Strip monitor janin dianggap reaktif ketika detak jantung janin
meningkat setidaknya 20 bpm di atas denyut jantung
dasar minimal 20 detik
terjadi setidaknya dua kali dalam periode 20 menit.
Pelacak denyut jantung reaktif (juga dikenal sebagai tes non-stres
reaktif) dianggap sebagai tanda janin baik
Jika denyut jantung janin turun sangat rendah atau naik sangat
tinggi, menandakan masalah serius

Hasil tidak Janin yg tidak mendapatkan cukup oksigen antara kontraksi seringkali
normal penurunan detak jantung bayi setelah kontraksi (deselerasi akhir).
Detak jantung bayi pulih ke tingkat normal antara kontraksi, tapi drop
lagi setelah kontraksi berikutnya. Ini juga merupakan tanda bahaya
janin.
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb

Masalah dan kenyataan penggunaan EFM

► Pemantauan denyut jantung janin secara elektronik saat ini


“harus” dilakukan pada kehamilan resiko tinggi.
► Masalah perbedaan interpretasi termasuk “over confidence”
ditemukan tidak hanya antar dokter pemeriksa tetapi pada
seorang pemeriksa yang memeriksa hasil KTG yang sama 2 kali
► Meningkatkan kejadian seksio sesarea
► Meningkatkan persalinan bedah obstetrik pervaginam
► Tidak mempengaruhi kejadian cerebral palsy
► Menurunkan rerata kejang neonatorum
► Tidak mempengaruhi nilai APGAR
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb

Internal Fetal Monitoring


► Selaput ketuban harus sdh
pecah, dilatasi serviks
cukup, bag presentasi
cukup rendah utk
pemasangan elektroda
► Hasil lebih jelas & akurat
► Prosedur memerlukan
keahlian khusus
► Risiko infeksi intra uterine
Arisda Candra Satriawati, SST., M. Tr.Keb

Frekuensi djj
► Normal: 120-160 bpm
► Takikardi: 160-180 bpm
► Akselerasi: peningkatan djj >
► Bradikardi: 100-120 bpm 15 bpm berlangsung selama >
► Gawat janin: < 100, > 180 15”, akibatgerakan atau
stimulas janin atau kontraksi
► Deselerasi:
Frekuensi dasar: kisaran djj dasar
yang timbul di antara kontraksi. ► Dini
Normal 115-160 dpm, mrpk nilai
rerata ► Lambat: penurunan djj
yang mulailebih
lambat15-30” dari kont
Variabilitas: ut, berakhir jg lebih
► Normal: 10-25 bpm 15-30” dari kont ut
variabel
► Berkurang: 6-10 bpm
► Menghilang: 0-5 bpm
► Berlebih (salvatory): . 25 bpm
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb

NST (NON STRESS TEST)


► Dinilai: frekuensi dasar, variabilitas, & timbulnya
akselerasi djj akibat gerak janin yang diukur selama min
20’
► Keuntungan: relatif cepat, tidak mahal, interpretasi
mudah, bisa untuk klien rawat jalan & tidak ada efek
samping
► Kerugian: kadang sulit memperoleh jejak yang pas, klien
harus dlm posisi bersandar selama 20-30 menit & janin
mungkin tidur selama test
► Indikasi pada klien: DM, PIH, IUGR, gemelli, ketuban
pecah dll.
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb

Interpretasi NST
Gerak janin min 4x/ 20’
Frekuensi dasar: 120-160 bpm
Reaktif
Variabilitas jangka panjang 6-25 bpm
Ada > 2 akselerasi 15 dpm atau lebih dalam 20 menit
Gerak janin tidak ada dlm 20’ atau tdk ada akselerasi saat janin
bergerak
Non-reaktif Frekuensi dasar: <120, >160

Variabilitas < 2 bpm


Gerak janin: < 4x/20’ atau akselerasi , 10-15 bpm
Meragukan
(suspicious) Frekuensi dasar: <120, >160 bpm
Variabilitas: 2-6 bpm
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb

CST/ OCT
► Mengevaluasi fungsi pernapasan (O2 & CO2) plasenta
► Dinilai: frekuensi dasar, variabilitas & perub periodik djj akibat kontraksi
uterus
► Tes pembebanan dg stimulasi puting atau memberikan oksitosin
► Indikasi: untuk kehamilan berisiko insufisiensi plasenta atau kelainan janin
yang berhub dg:
► IUGR, DM, Postmatur
► NST non reaktif
► Abnormal/ suspect BPP (biophysical profile: pengkajian 5 variabel
janin: gerak napas, gerak tubuh, tonus, vol amnion & reaktivitas djj)
► Kontra Indikasi:
► Perdarahan trimester III
► Bekas SC dengan insisi klasik
► Kejadian yg me risiko persalinan prematur: PROM, Incompetent cervix,
gemelli
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb

Interpretasi CST/ OCT


Hasil Interpretasi
Frekuensi dasar normal
Variabilitas jangka panjang normal
Positif Deselerasi lambat tidak ada
Ada akselerasi pada saat terjadi aktifitas janin

Deselerasi lambat persisten pada saat kontraksi


Variabilitas jangka panjang kurang atau (-)
Akselerasi ada/ (-) pada saat aktifitas janin
Negatif Pertimbangkan terminasi, kec maturitas paru (-)
atau perinatologi tdk mampu

Deselerasi lambat tdk persisten Dlm 10’:


Mencurigakan kontraksi (+) atau (-) Takikardia
(suspicious)
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb

PERUBAHAN PERIODIK DJJ:


DESELERASI
JENIS PENYEBAB & MAKNA INTERVENSI
Kompresi kepala,
Tidak berbahaya
DINI

Insufisiensi uteroplasenta • Ubah posisi ibu


Berbahaya • Hentikan infus
oksitosin/pitosin
• Meningkatkan kecepatan
LAMBAT
infus
• Berikan O2 6 – 12 l/mnt
• Terminasi kehamilan bila
indikasi
Kompresi tali pusat • Ubah posisi ibu
Sifatnya sementara tapi • Bila dilakukan =
VARIABEL kadang-kadang berbahaya deselerasi lambat
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb

Pemeriksaan Laboratorium Cairan Amnion


► α- Feto Protein (AFP) mrp protein sirkulasi
utama janin di usia awal, level puncak pd usia
gestasi 13 mgg lalu menurun. Pe AFP dihub dg
NTD (Neural Tube Defect) & kelainan kongenital
lainnya
► Bilirubin dpt mendeteksi cairan amnion,
digunakan utk evaluasi penyakit hemolisis fetal
► Creatinin
► Indeks pulmonar test kematangan paru, Ratio:
Lesitin(L) + Spingomyelin(S) = Surfaktan
► L/S: 30-32 mgg = 1:1, >35 mgg = 2:1
► Meconium
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb

Amnion
► Ruangan amnion merupakan
rongga yang mengelilingi
seluruh janin, kemudian
akhirnya amnion merapat
dan melekat dengan chorion
► Ruangan amnion berisi cairan
(liquor amnii)
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb
Next

► Likuor amnii
► Cairan yang mengisi ruang amnion,
sekitar 1000-1500 cc dengan
variasi:
► Minggu 36 : 1030 cc
► Minggu 40 : 790 cc
► Minggu 43 : 240 cc
► Jumlah likuor amnii lebih dari 2000
cc disebut polyhidramnion atau
Hidramnion
► Jumlah likuor amnii kurang dari
500 cc disebut Oligohidramnion
Arisda Candra Satriawati, SST., M. Tr.Keb Next

► Fungsi likuor amnii


► Sifat likuor amnii ► Melindungi janin terhadap
trauma dari luar
► Jernih atau agak keruh
► Memungkinkan janin
► Reaksinya alkalis/basa bergerak dengan bebas
(berbeda dg air kencing
yang reaksinya asam) ► Melindungi suhu tubuh janin
► Jumlah dan susunannya ► Meratakan tekanan di dalam
dapat dipakai untuk uterus pada saat partus
mengenali keadaan janin sehingga serviks membuka
dengan melalui ► Membersihkan jalan lahir
amnioscopy atau jiak ketuban pecah dengan
amniosintesis cairan steril yang
mempengaruhi keadaan
dalam vagina
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb
Next
► Komposisi likuor amnii
► Belum jelas asal likuor amnii
► Sebagian besar air (98%)
► Peredaran likuor amnii
► Sedikit uereum, protein,
cukup baik, sekitar 500 ml
asam urine, gula dan garam
tiap jam. Ada teori yang
► Terdapat lesitin dan mengatakan peredaran
sfingomielin menunjukkan likuor ini karena bayi
adanya kesiapan fungsi paru menelan likuor ini kemudian
(sudah diliputi oleh
dikeluarkan melalui kencing,
surfaktan)
sekitar 10 cc per jam likuor
► Bintik lemak (vernix caseosa), ditelan oleh bayi
rambut lanugo
► Sel kulit dan amnion
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb

Tes profil biofisik


► Tes profil biofisik adalah salah satu tes untuk
memeriksa kondisi janin dalam kandungan. Tes
ini adalah kombinasi dari 2 pemeriksaan, yaitu
USG janin dan tes non-stres.
► Tes ini adalah kombinasi dari 2 pemeriksaan,
yaitu USG janin dan tes non-stres.
► Indikator yang dinilai dalam tes profil biofisik,
yaitu denyut jantung, gerakan janin, tonus
otot, tingkat pernapasan dan volume cairan
ketuban
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb

Indikasi
► Pasien mengalami kehamilan ganda yaitu janin kembar hingga kembar tiga
dengan komplikasi tertentu.
► Pasien memiliki kondisi medis seperti diabetes, tekanan darah tinggi,
lupus, atau penyakit jantung.
► Kehamilan pasien telah diperpanjang dua minggu setelah tanggal jatuh
tempo pasien (kehamilan postterm).
► Pasien memiliki riwayat keguguran atau komplikasi kehamilan sebelumnya.
► Bayi pasien mengalami penurunan gerakan janin atau kemungkinan masalah
pertumbuhan janin.
► Pasien memiliki terlalu banyak cairan ketuban (polihidramnion) atau volume
cairan ketuban yang rendah (oligohidramnion).
► Pasien mengalami sensitisasi rhesus (Rh) – suatu kondisi yang berpotensi
serius yang dapat terjadi ketika golongan darah pasien adalah Rh negatif
sementara golongan darah bayi pasien adalah Rh positif.
► Pasien lebih tua dari usia 35.
► Pasien gemuk.
► Dokter mungkin juga merekomendasikan pemeriksaan profil biofisik jika
kehamilan telah melewati tanggal Hari Perhitungan Lahir (HPL) pada
pasien, yaitu antara 40 dan 42 minggu.
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb

Pengkajian Ultrasonografi
a. Transabdominal kandung kemih harus penuh
b. Endovaginal

► Basic: informasi dasar: presentasi janin, jumlah janin,


kondisi plasenta, jumlah cairan amnion, usia kehamilan &
malformasi mayor
► Targeted: pemeriksaan mendalam kelainan kongenital, mis
craniospinal, cardiothoracic, atresia gastrointestinal, kelainan
sal kemih, & skeletal
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb

Tujuan Pemeriksaan Doppler USG


Lokasi, ada/ tidak kantung gestasi
Identifikasi embrio atau janin
Jumlah janin
TM I
Ada/ tidak aktifitas jantung janin tanda-tanda kehidupan
Panjang crown-rump
Evaluasi struktur uterus & adneksa
diameter biparietal, panjang femur, lingkar abdomen dan
kepala
TM II kelainan janin, presentasi janin, estimasi jumlah cairan
amnion
Usia kehamilan & berat janin
TM III usia kehamilan & berat janin, letak plasenta, presentasi
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb

USG 3D USG 4D
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb

Kelebihan USG 3D & 4D secara umum

• Akuisisi 3D yang disederhanakan


• Mengurangi waktu pemeriksaan dan waktu tunggu
pasien
• Prosedur pemeriksaan lebih cepat
• Ada bidang tertentu yang bisa nampak, yang tidak
mungkin nampak dalam usg 2D
• Pemeriksaan lengkap melalui peningkatan perspektif
dari data volume, informasi kualitatif & kuantitatif yang
lebih baik untuk mendiagnosis secara efektif
• Semua bidang pandang dapat direproduksi: pasien
virtual
• Tampilan anatomi tidak dimungkinkan dengan
pemindaian 2D
• Sederhanakan orientasi untuk merujuk pasien dokter
 
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb

Kelebihan dlm Obstetri

• Morfologi, malformasi, agenesis (3D, lebih mudah dalam


4D)
• Kelainan bentuk tulang: spina bifida, dwarfisme, kaki
pengkor pada satu gambar, celah langit-langit vs. bibir
sumbing.
• Kerangka. displasia, kelainan dinamik (4D): pemeriksaan
tulang belakang
• Jantung janin (4D): korelasi yang lebih baik antara katup,
ruang & pembuluh darah; perhitungan volume rongga
jantung; komunikasi atrium & ventrikel; penilaian fungsi
katup.
• Variasi evaluasi volume janin: kandung kemih, lambung,
kista
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb

Next
► Biopsi janin (4D): pengambilan sampel darah pusar
dengan tepat, amniosentesis, dilatasi ginjal, uropati
► Kesejahteraan janin (4D): gestur janin normal vs.
abnormal; evaluasi tidur janin vs. kebangkitan.
► Gerak: gerak pernafasan, kelopak mata, gerak
tungkai & mulut, Gerakan peristaltik pencernaan
janin.
► Penyakit genetik neuro-miopati janin (4D): reaktivitas
/ tonisitas janin
► Penyisipan kabel menggunakan power-Doppler dan
3D
► Tulang depan, pandangan spasial fusi atau tidak
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb

Keamanan USG
► Berupa Gelombang suara, tidak ada radiasi
► Penelitian 15.000 wanita hamil + USG
Aman
► Efek ultrasonik terhadap sel?
► Laboratorium : kavitas & pemanasan
► Klinis : abnormalitas tidak ditemukan
► FDA batas energi : 94 mw.cm-2
► Risiko terbesar : over & under diagnosis.
► Tidak ada kontra indikasi* 
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb

Anda mungkin juga menyukai