KESEJAHTERAAN
JANIN
Arisda Candra Satriawati, SST, M.Tr.Keb
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb
Riwayat Kunjungan
Dimulai sejak awal hingga akhir kehamilan,
sbg dasar:
► Riwayat klien & pemeriksaan fisik yang
komprehensif
► Parameter subyektif pengkajian janin
► Parameter obyektif pengkajian janin
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb
TUJUAN
Pemeriksaan DJJ
► DJJ dipengaruhi oleh faktor anatomis, biomedis,
farmakologis, kemoreseptor dalam arteri karotik & arkus
aortik. Reaktifitas DJJ dipengaruhi oleh usia gestasi janin.
Minggu ke-24 sampai ke-28 kira-kira 50% dari uji nonstres
akan nonreaktif, dan pada minggu ke-32 15% dari uji
nonstres tetap nonreaktif
Jenis CTG
Non Stress Test (NST)
► Secara teori pergerakan janin seharusnya
diikuti dengan akselerasi djj
► Secara tidak langsung mengkaji fungsi dari
respirasi plasenta dengan mengamati DJJ
serta pergerakan janin.
Tujuan EFM :
▪ Denyut jantung janin mengalami penyesuaian konstan karena menanggapi
lingkungan dan rangsangan lainnya.
▪ Monitor janin mencatat detak jantung bayi yang belum lahir dan grafik pada
selembar kertas.
▪ Pemantauan janin elektronik biasanya disarankan untuk kehamilan berisiko tinggi,
saat bayi berada dalam bahaya kesusahan.
▪ Alasan khusus untuk EFM meliputi: bayi dalam posisi sungsang, persalinan
premature.
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb
Arisda Candra Satriawati, SST., M. Tr.Keb
Interpretasi EFM
Hasil tidak Janin yg tidak mendapatkan cukup oksigen antara kontraksi seringkali
normal penurunan detak jantung bayi setelah kontraksi (deselerasi akhir).
Detak jantung bayi pulih ke tingkat normal antara kontraksi, tapi drop
lagi setelah kontraksi berikutnya. Ini juga merupakan tanda bahaya
janin.
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb
Frekuensi djj
► Normal: 120-160 bpm
► Takikardi: 160-180 bpm
► Akselerasi: peningkatan djj >
► Bradikardi: 100-120 bpm 15 bpm berlangsung selama >
► Gawat janin: < 100, > 180 15”, akibatgerakan atau
stimulas janin atau kontraksi
► Deselerasi:
Frekuensi dasar: kisaran djj dasar
yang timbul di antara kontraksi. ► Dini
Normal 115-160 dpm, mrpk nilai
rerata ► Lambat: penurunan djj
yang mulailebih
lambat15-30” dari kont
Variabilitas: ut, berakhir jg lebih
► Normal: 10-25 bpm 15-30” dari kont ut
variabel
► Berkurang: 6-10 bpm
► Menghilang: 0-5 bpm
► Berlebih (salvatory): . 25 bpm
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb
Interpretasi NST
Gerak janin min 4x/ 20’
Frekuensi dasar: 120-160 bpm
Reaktif
Variabilitas jangka panjang 6-25 bpm
Ada > 2 akselerasi 15 dpm atau lebih dalam 20 menit
Gerak janin tidak ada dlm 20’ atau tdk ada akselerasi saat janin
bergerak
Non-reaktif Frekuensi dasar: <120, >160
CST/ OCT
► Mengevaluasi fungsi pernapasan (O2 & CO2) plasenta
► Dinilai: frekuensi dasar, variabilitas & perub periodik djj akibat kontraksi
uterus
► Tes pembebanan dg stimulasi puting atau memberikan oksitosin
► Indikasi: untuk kehamilan berisiko insufisiensi plasenta atau kelainan janin
yang berhub dg:
► IUGR, DM, Postmatur
► NST non reaktif
► Abnormal/ suspect BPP (biophysical profile: pengkajian 5 variabel
janin: gerak napas, gerak tubuh, tonus, vol amnion & reaktivitas djj)
► Kontra Indikasi:
► Perdarahan trimester III
► Bekas SC dengan insisi klasik
► Kejadian yg me risiko persalinan prematur: PROM, Incompetent cervix,
gemelli
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb
Amnion
► Ruangan amnion merupakan
rongga yang mengelilingi
seluruh janin, kemudian
akhirnya amnion merapat
dan melekat dengan chorion
► Ruangan amnion berisi cairan
(liquor amnii)
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb
Next
► Likuor amnii
► Cairan yang mengisi ruang amnion,
sekitar 1000-1500 cc dengan
variasi:
► Minggu 36 : 1030 cc
► Minggu 40 : 790 cc
► Minggu 43 : 240 cc
► Jumlah likuor amnii lebih dari 2000
cc disebut polyhidramnion atau
Hidramnion
► Jumlah likuor amnii kurang dari
500 cc disebut Oligohidramnion
Arisda Candra Satriawati, SST., M. Tr.Keb Next
Indikasi
► Pasien mengalami kehamilan ganda yaitu janin kembar hingga kembar tiga
dengan komplikasi tertentu.
► Pasien memiliki kondisi medis seperti diabetes, tekanan darah tinggi,
lupus, atau penyakit jantung.
► Kehamilan pasien telah diperpanjang dua minggu setelah tanggal jatuh
tempo pasien (kehamilan postterm).
► Pasien memiliki riwayat keguguran atau komplikasi kehamilan sebelumnya.
► Bayi pasien mengalami penurunan gerakan janin atau kemungkinan masalah
pertumbuhan janin.
► Pasien memiliki terlalu banyak cairan ketuban (polihidramnion) atau volume
cairan ketuban yang rendah (oligohidramnion).
► Pasien mengalami sensitisasi rhesus (Rh) – suatu kondisi yang berpotensi
serius yang dapat terjadi ketika golongan darah pasien adalah Rh negatif
sementara golongan darah bayi pasien adalah Rh positif.
► Pasien lebih tua dari usia 35.
► Pasien gemuk.
► Dokter mungkin juga merekomendasikan pemeriksaan profil biofisik jika
kehamilan telah melewati tanggal Hari Perhitungan Lahir (HPL) pada
pasien, yaitu antara 40 dan 42 minggu.
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb
Pengkajian Ultrasonografi
a. Transabdominal kandung kemih harus penuh
b. Endovaginal
USG 3D USG 4D
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb
Next
► Biopsi janin (4D): pengambilan sampel darah pusar
dengan tepat, amniosentesis, dilatasi ginjal, uropati
► Kesejahteraan janin (4D): gestur janin normal vs.
abnormal; evaluasi tidur janin vs. kebangkitan.
► Gerak: gerak pernafasan, kelopak mata, gerak
tungkai & mulut, Gerakan peristaltik pencernaan
janin.
► Penyakit genetik neuro-miopati janin (4D): reaktivitas
/ tonisitas janin
► Penyisipan kabel menggunakan power-Doppler dan
3D
► Tulang depan, pandangan spasial fusi atau tidak
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb
Keamanan USG
► Berupa Gelombang suara, tidak ada radiasi
► Penelitian 15.000 wanita hamil + USG
Aman
► Efek ultrasonik terhadap sel?
► Laboratorium : kavitas & pemanasan
► Klinis : abnormalitas tidak ditemukan
► FDA batas energi : 94 mw.cm-2
► Risiko terbesar : over & under diagnosis.
► Tidak ada kontra indikasi*
Arisda Candra Satriawati, SST., M.Tr.Keb