Anda di halaman 1dari 56

Kesehatan reproduksi

Kelompok 6
Kesehatan Reproduksi
Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara
menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial yang
berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi yang
pemikiran kesehatan reproduksi bukannya kondisi yang bebas
dari penyakit melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki
kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum dan
sesudah menikah (Depkes RI, 2000).
Tujuan Kesehatan Reproduksi
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2014 Kesehatan
Reproduksi yang menjamin setiap orang berhak memperoleh
pelayanan kesehatan reproduksi yang bermutu, aman dan
dapat dipertanggung jawabkan, dimana peraturan ini juga
menjamin kesehatan perempuan dalam usia reproduksi
sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat, berkualitas
yang nantinya berdampak pada penurunan Angka Kematian Ibu
Sasaran Kesehatan Reproduksi
 Sasaran Utama.
Laki-laki dan perempuan usia subur, remaja putra dan putri yang
belum menikah. Kelompok resiko: pekerja seks, masyarakat yang
termasuk keluarga prasejahtera.
 Sasaran Antara

Petugas kesehatan : Dokter Ahli, Dokter Umum, Bidan, Perawat,


Pemberi Layanan Berbasis Masyarakat.
1. Kader Kesehatan, Dukun.
2. Tokoh Masyarakat.
3. Tokoh Agama.
4. LSM.
Komponen kesehatan
reproduksi
Komponen Kesejahteraan Ibu dan Anak
Peristiwa kehamilan, persalinan dan nifas merupakan kurun kehidupan
wanita yang paling tinggi resikonya karena dapat membawa kematian,
makna kematian seorang ibu bukan hanya satu anggota keluarga tetapi
hilangnya kehidupan sebuah keluarga.

 Komponen Keluarga Berencana


Keluarga berencana bukan hanya sebagai upaya/strategi kependudukan
dalam menekan pertumbuhan penduduk agar sesuai dengan daya dukung
lingkungan tetapi juga merupakan strategi bidang kesehatan dalam upaya
meningkatan kesehatan ibu melalui pengaturan kapan ingin mempunyai
anak, mengatur jarak anak dan merencanakan jumlah kelahiran nantinya.
Komponen Pencegahan dan Penanganan Infeksi Saluran
Reproduksi (ISR), termasuk Penyakit Menular Seksual dan HIV/AIDS
Pencegahan dan penanganan infeksi ditujukan pada penyakit dan
gangguan yang berdampak pada saluran reproduksi. Baik yang
disebabkan penyakit infeksi yang non PMS.

Komponen Kesehatan Reproduksi Remaja


Upaya promosi dan pencegahan masalah kesehatan reproduksi juga
perlu diarahkan pada masa remaja, dimana terjadi peralihan dari
masa anak menjadi dewasa, dan perubahan-perubahan dari bentuk
dan fungsi tubuh terjadi dalam waktu relatif cepat.
Komponen Usia Lanjut
Melengkapi siklus kehidupan keluarga, komponen ini akan
mempromosikan peningkatan kualitas penduduk usia lanjut
pada saat menjelang dan setelah akhir kurun usia reproduksi
(menopouse/andropause).
Kesehatan Reproduksi
dalam Siklus Hidup
Perempuan
Konsep Kesehatan Reproduksi menggunakan pendekatan siklus
kehidupan perempuan (life-cycle-approach) atau pelayanan
kesehatan reproduksi dilakukan sejak dari janin sampai liang
kubur (from womb to tomb) atau biasa juga disebut dengan
“Continuum of care women cycle“.
 Masa konsepsi : Masa setelah bersatunya sel telur dengan sperma kemudian
janin akan tumbuh menjadi morulla, blastula, gastrula, neurulla yang
akhirnya menjadi janin dan dengan terbentuknya placenta akan terjadi
interaksi antara ibu dan janin.
 Masa bayi dan anak: Masa bayi dan anak adalah masa pertumbuhan dan

perkembangan yang sangat cepat, Tumbuh kembang motorik kasar dan


motorik halus akan berjalan dengan baik bila kesehatan bayi dan anak dalam
keadaan prima.
 Masa Remaja: Masa remaja pada masa ini terjadi perubahan fisik dan

psikologis. Perubahan fisik yang terjadi diantaranya adalah tumbuhnya


rambut kemaluan (pubeshe), buah dada mulai tumbuh (thelarche),
pertumbuhan tinggi badan yang cepat (maximal growth), mendapatkan haid
yang pertama kali (menarche)
 Masa Reproduksi Masa dimana perempuan menjalankan tugas
kehidupannya yaitu mulai hamil, melahirkan, masa nifas dan
menyusi dan masa antara yaitu merencanakan jumlah atau
jarak anak dengan menggunakan alat kontrasepsi.
 Masa Usia lanjut: Masa usia lanjut yaitu masa dimana

hormone Estrogen sudah mulai menurun atau habis


dikarenakan produksi sel telur juga sudah mulai menurun
atau habis.
Faktor–Faktor Yang
Mempengaruhi Kesehatan
Reproduksi
 Faktor Demografis - Ekonomi
Faktor ekonomi dapat mempengaruhi Kesehatan Reproduksi
yaitu kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah dan
ketidaktahuan tentang perkembangan seksual dan proses
reproduksi, usia pertama melakukan hubungan seksual, usia
pertama menikah, usia pertama hamil.
 Faktor Budaya dan Lingkungan

Faktor budaya dan lingkungan yang mempengaruhi praktek


tradisional yang berdampak buruk pada kesehatan reproduksi,
kepercayaan banyak anak banyak rejeki.
 Faktor Psikologis
Sebagai contoh rasa rendah diri (“low self esteem“), tekanan teman
sebaya (“peer pressure“), tindak kekerasan dirumah/ lingkungan
terdekat dan dampak adanya keretakan orang tua dan remaja,
depresi karena ketidak seimbangan hormonal, rasa tidak berharga
wanita terhadap pria yang membeli kebebasan secara materi.
 Faktor Biologis

Faktor biologis mencakup ketidak sempurnaaan organ reproduksi


atau cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit
menular seksual, keadaan gizi buruk kronis, anemia, radang
panggul atau adanya keganasan pada alat reproduksi.
Ruang Lingkup Kesehatan
Reproduksi
Ruang lingkup kesehatan reproduksi mencakup keseluruhan
kehidupan manusia sejak lahir sampai mati (life cycle approach)
agar di peroleh sasaran yang pasti dan komponen pelayanan
yang jelas serta dilaksanakan secara terpadu dan berkualitas
dengan memperhatikan hak reproduksi perorangan dan
bertumpu pada program pelayanan yang tersedia.
 Konsepsi
Perlakuan sama antara janin laki-laki dan perempuan, Pelayanan ANC, persalinan, nifas
dan BBL yang aman.
 Bayi dan Anak

Pemberian ASI eksklusif dan penyapihan yang layak, an pemberian makanan dengan
gizi seimbang, Imunisasi, Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dan Manajemen
Terpadu Bayi Muda (MTBM), Pencegahan dan penanggulangan kekerasan pada anak,
Pendidikan dan kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang sama pada anak laki-
laki dan anak perempuan.
 Remaja

Pemberian Gizi seimbang, Informasi Kesehatan Reproduksi yang adequate, Pencegahan


kekerasan sosial, Mencegah ketergantungan NAPZA, Perkawinan usia yang wajar,
Pendidikan dan peningkatan keterampilan, Peningkatan penghargaan diri,. Peningkatan
pertahanan terhadap godaan dan ancaman.
 Usia Subur
Pemeliharaan Kehamilan dan pertolongan persalinan yang aman,
Pencegahan kecacatan dan kematian pada ibu dan bayi, Menggunakan
kontrasepsi untuk mengatur jarak kelahiran dan jumlah kehamilan,
Pencegahan terhadap PMS atau HIV/AIDS, Pelayanan kesehatan reproduksi
yang berkualitas, Pencegahan penanggulangan masalah aborsi, Deteksi dini
kanker payudara dan leher rahim, Pencegahan dan manajemen infertilitas.
 Usia Lanjut

Perhatian terhadap menopause/andropause, Perhatian terhadap


kemungkinan penyakit utama degeneratif termasuk rabun, gangguan
metabolisme tubuh, gangguan morbilitas dan osteoporosis, Deteksi dini
kanker rahim dan kanker prostat.
Masalah
Kesehatan
Reproduksi
 Masalah reproduksi
 Masalah gender dan seksualitas
 Masalah kekerasan dan perkosaan terhadap perempuan
 Masalah Penyakit yang Ditularkan Melalui Hubungan Seksual
 Masalah Pelacuran
 Masalah Sekitar Teknologi
Pelayanan Kesehatan Reproduksi
 KESEHATAN REPRODUKSI TERPADU (PKRT)
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu (PKRT),
dilaksanakan secara terpadu (integrative) dan diselenggaran
dalam bentuk “one stop service“ dimana klien dapat menerima
semua pelayanan yang dibutuhkan.
PKRT terdiri dari dua macam pelayanan kesehatan
reproduksi yaitu Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial
(PKRE) dan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif
(PKRK)
PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI ESENSIAL (PKRE)
Keluarga Berencana
Pelayanan KB memasukkan unsur pelayanan pencegahan dan
penanggulangan IMS, termasuk HIV/AIDS. Pelayanan KB
difokuskan selain kepada sasaran muda usia paritas rendah
(mupar) yang lebih mengarah kepada kepentingan
pengendalian populasi, juga diarahkan untuk sasaran dengan
penggarapan “4 terlalu” (terlalu muda,terlalu banyak, terlalu
sering dan terlalu tua untuk hamil)
 Kesehatan Reproduksi Remaja Pelayanan kesehatan
reproduksi remaja terfokus pada pelayanan KIE/konseling
dengan memasukan materi-materi family life education.
 Pelayanan KB memasukkan unsur pelayanan pencegahan dan

penanggulangan IMS, termasuk HIV/AIDS.


 PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI KOMPREHENSIF (PKRK)
PKRK adalah pelayanan yang diberikan sama dengan PKRE namun
ditambah dengan Pelayanan Kesehatan Reproduksi pada Usia
Lanjut.
 Skrining dan Promosi Kesehatan Reproduksi

Pengertian skrining berdasarkan definisinya usaha untuk


mengidentifikasi penyakit atau kelainan yang secara klinis belum
jelas, dengan menggunakan tes atau prosedur tertentu yang dapat
digunakan secara cepat untuk membedakan orang yang terlihat
sehat, atau benar-benar sehat tapi sesungguhnya menderita
kelainan.
 Masa Bayi
Tujuan skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP (kuesioner
pra skrining perkembangan) adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal
atau ada penyimpangan.
 Masa kanak-kanak

Pada periode ini juga merupakan masa kritis dimana anak memerlukan ransangan
atau stimulasi untuk mengembangkan otak kanan dan otak kirinya.
 Masa pubertas

Adapun skrining yang di lakukan pada masa pubertas yaitu:


Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
 Masa Reproduksi

Bentuk screening pada masa ini bisa diawali saat ibu melakukan kunjungan awal
antenatal care.
 Pap smear
Pemeriksaan ''Pap Smear'' inicara terbaik untuk mencegah kanker serviks
adalah bentuk skrining yang dinamakan Pap Smear, dan skrining ini sangat
efektif.
 Test IVA

Test IVA menyerupai tes pap smear, namanya yaitu tes IVA (Inspeksi Visual
dengan Asam Asetat). Tujuanya sama Pemeriksaanpenapisan/skrining
terhadap kelainan prakanker dimulut rahim.
 Masa menopause/klimakterium

Masa klimakterium adalah suatu masa peralihan antara masa reproduksi


dengan masa senium (pasca menopause) Skrining Kanker Ovarium.
Masalah Kesehatan
Reproduksi pada Remaja
dan Lanjut Usia
Seks Bebas
Seks bebas adalah salah satu perilaku yang menyimpang yang dilakukan manusia
ironisnya perilaku menyimpang ini banyak dialami oleh generasi penerus bangsa yaitu
remaja.
Faktor-faktor yang Menyebabkan Terjadinya Seks Bebas
 Faktor internal

Keinginan untuk dimengerti lebih dari orang lain bisa menjadi penyebab remaja
melakukan tindakan penyimpangan, sikap yang terlalu merendahkan diri sendiri atau
selalu meninggikan diri sendiri, jikalau terlalu merendahkan diri sendiri orang remaja
lebih mencari jalan pintas untuk menyelesaikan sesuatu dia beranggapan jika saya
tidak begini saya bisa dianggap orang lain tidak gaul, tidak mengikuti perkembangan
zaman.
 Faktor Eksternal

Faktor paling terbesar memberi terjadinya prilaku menyimpang seseorang remaja yaitu
lingkungan dan sahabat.
Dampak dari Seks Bebas
 Menciptakan kenangan buruk.
 Mengakibatkan kehamilan.
 Menggugurkan Kandungan (aborsi) dan pembunuhan bayi
 Penyebaran Penyakit
 Timbul rasa ketagihan.
 kehamilan terjadi jika terjadi pertemuan sel telur pihak wanita

dan spermatozoa pihak pria.


Pendapat lain menemukakan bahwa dampak dari sex bebas
(free sex), khususnya pada remaja dapat dibagi menjadi:
 Bahaya Fisik

Bahaya fisik yang dapat terjadi adalah terkena penyakit kelamin


(Penyakit Menular Sexual/ PMS) dan HIV/AIDS serta bahaya
kehamilan dini yang tak dikehendaki.
HIV/AIDS
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu
virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.
Sedangkan AIDS adalah singkatan dari Acquired
Immunedeficiency Syndrome. Syndrome dalam bahasa Indonesia
adalah sindroma yang berarti kumpulan gejala penyakit.
Fase Perkembangan Perjalanan HIV dibagi menjadi 4 fase yaitu:
 Fase Window Period (Periode Jendela)
 Fase Asymptomatic (Tanpa Gejala)
 Fase Symptomatic (Bergejala)
 Fase AIDS
Cara Penularan HIV/AIDS
 Melalui hubungan seksual yang berisiko tanpa menggunakan

pelindung dengan seseorang yang mengidap HIV.


 Melalui tranfusi darah dan transplantasi organ yang tercemar HIV.

 Melalui alat suntik atau alat tusuk lainnya yang dapat menembus

kulit (akupuntur, tindik, tato) yang tercemar oleh HIV.


 Penularan HIV dari perempuan pengidap HIV bisa terjadi melalui

beberapa proses, yaitu saat menjalani kehamilan, saat proses


melahirkan, melalui pemberian ASI.
 Melalui orang-orang yang memiliki perilaku berisiko tinggi untuk

terinfeksi HIV
Pencegahan HIV/AIDS
Pencegahan penularan melalui kontak seksual (ABC)
 A= abstinence atau absen, tidak melakukan hubungan seksual

sama sekali. Hubungan seksual hanya dilakukan melalui


pernikahan yang sah.
 B= be faithfull atau saling setia,
 C= condom

Pencegahan penularan melalui darah (termasuk DE)


 D= drug, jangan menggunakan narkoba terutama yang narkoba

suntik karena dikhawatirkan jarum suntik tidak steril.


 E= education atau equipment, pendidikan seksual sangat penting

khususnya bagi para remaja agar mereka tidak terjerumus dalam


perilaku berisiko
 Pencegahan penularan dari ibu kepada anak
Terapi HIV/AIDS
Saat ini, belum ditemukan obat yang dapat menghilangkan
HIV/AIDS dari tubuh manusia. Obat yang ada hanya
menghambat virus (HIV), tetapi tidak dapat menghilangkan HIV
di dalam tubuh.
Infeksi Menular Seksual
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang penularannya
terutama melalui hubungan seksual yang mencakup infeksi yang
disertai gejala-gejala klinis maupun asimptomatis (Daili, 2009) .
Penyebab IMS dapat dikelompokkan atas beberapa jenis ,yaitu:
 bakteri ( diantaranya N.gonorrhoeae, C.trachomatis, T.pallidum )

 virus (diantaranya HSV,HPV,HIV, Herpes B virus, Molluscum

contagiosum virus),
 protozoa (diantaranya Trichomonas vaginalis)

 jamur (diantaranya Candida albicans)

 ektoparasit (diantaranya Sarcoptes scabiei)


Jenis-jenis IMS
Gonore
 Gonore merupakan semua penyakit yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae

yang bersifat purulen dan dapat menyerang permukaan mukosa manapun di tubuh
manusia
Penyebab Penyakit Kencing Nanah Atau Gonore
 Bergonta-ganti pasangan seksual

 Terlibat dalam aktivitas seksual berisiko tinggi, termasuk hubungan seks tanpa kondom,
hubungan seks dengan banyak pasangan, berhubungan seks dengan pasangan baru, atau
berhubungan seks di bawah pengaruh obat atau alkohol.
 Seorang pria yang berhubungan seks dengan pria (homoseksual).

 Seorang wanita yang berhubungan sesama jenis (lesbian).

Gejala Klinis
 Masa tunas gonore sangat singkat yaitu sekitar 2 hingga 5 hari pada pria. Sedangkan pada

wanita, masa tunas sulit ditentukan akibat adanya kecenderungan untuk bersifat
asimptomatis pada wanita.
Infeksi Genital Non-Spesifik (IGNS)
IGNS merupakan infeksi traktus genital yang disebabkan oleh penyebab yang nonspesifik
yang meliputi beberapa keadaan yaitu Uretritis Non-spesifik (UNS), proktitis nonspesifik
dan Uretritis Non-Gonore (UGN) .
 Gejala klinis

Penting untuk mengetahui adanya koitus suspektus yang biasanya terjadi 1 hingga 5
minggu sebelum timbulnya gejala.

Kandidiasis Vagina
Keputihan yang disebabkan oleh jamur Candida albicans. Pada keadaan normal spora
jamur ini memang terdapat di kulit maupun di dalam lubang kemaluan perempuan.
 Gejala klinis

Keputihan berwarna putih susu, bergumpal, disertai rasa gatal, panas dan kemerahan di
kelamin dan sekitarnya. Masa inkubasi sulit ditemukan.
Sifilis
Sifilis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Treponema pallidum yang
bersifat kronis dan sistemik ditandai dengan lesi primer diikuti dengan erupsi
sekunder pada kulit dan selaput lendir kemudian masuk kedalam periode laten
tanpa manifestasi lesi di tubuh diikuti dengan lesi pada kulit, lesi pada tulang,
saluran pencernaan, sistem syaraf pusat dan sistem kardiovaskuler.

Herpes genitalis
Herpes genitalis adalah infeksi pada genital yang disebabkan oleh Herpes Simplex
Virus (HSV) dengan gejala khas berupa vesikel yang berkelompok dengan dasar
eritema dan bersifat rekurens .
Gejala klinis
Gejala awalnya mulai timbul pada hari ke 4-7 setelah terinfeksi. Gejala awal
biasanya berupa gatal, kesemutan dan sakit. Lalu akan muncul bercak kemerahan
yang kecil, yang diikuti oleh sekumpulan lepuhan kecil yang terasa nyeri.
Kondiloma Akuminata
Kondiloma akuminata (KA) adalah infeksi menular seksual dengan kelainan berupa
fibroepitelioma pada kulit dan mukosa .
Gejala klinis
Kondiloma akuminata atau yang umum dikenal sebagai kutil genitalis paling sering
tumbuh di permukaan tubuh yang hangat dan lembab. Pada pria, area yang
sering terkena adalah ujung dan batang penis dan di bawah prepusium jika tidak
disunat. Pada wanita, kutil timbul di vulva, dinding vagina, leher rahim (serviks) dan
kulit di sekeliling vagina.

Trikomoniasis
Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit
bernama Trichomonas vaginalis (TV).
Gejala Trikomoniasis
Jika terjadi pada wanita, trikomoniasis berdampak pada vagina dan saluran
pembuangan urine atau uretra. Sedangkan pada pria, trikomoniasis menyerang
uretra, area penis (misalnya kulup), dan kelenjar prostat.
Penularan Infeksi Menular Seksual (IMS)
Cara penularan IMS adalah dengan cara kontak langsung yaitu kontak dengan eksudat
infeksius dari lesi kulit atau selaput lendir pada saat melakukan hubungan seksual
dengan pasangan yang telah tertular.
Penularan IMS juga dapat terjadi dengan media lain seperti darah melalui berbagai
cara,yaitu:
 Transfusi darah dengan darah yang sudah terinfeksi HIV
 Saling bertukar jarum suntik pada pemakaian narkoba
 Tertusuk jarum suntik yang tidak steril secara sengaja/tidak sengaja
 Menindik telinga atau tato dengan jarum yang tidak steril,
 Penggunaan alat pisau cukur secara bersama-sama (khususnya jika terluka dan

menyisakan darah pada alat).


 Penularan juga pada terjadi dari ibu kepada bayi pada saat hamil, saat melahirkan dan

saat menyusui.
GANGGUAN HAID
Menstruasi adalah perdarahan periodik dari uterus yang dimulai
sekitar 14 hari setelah ovulasi secara berkala akibat terlepasnya
lapisan endometrium uterus
Gangguan haid pada masa reproduksi
1. Gangguan lama dan jumlah darah haid
 Hipermenorea (menoragia)

Hipermenorea adalah perdarahan haid yang lebih banyak dari


normal, atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari).
Hipomemorea disebabkan oleh karena kesuburan endometrium
kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahung maupun
gangguan hormonan.
2. Gangguan siklus haid
 Polimenorea

Pada polimenorea siklus haid lebih pendek dari biasa (kurang dari 21 hari).
Perdarahan kurang lebih sama atau lebih banyak dari haid biasa.
Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan
gangguan ovulasi, atau menjadi pendeknya masa luteal.
 Oligomenorea

Disini siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari. Apabila panjangnya siklus
lebih dari 3 bulan, hal itu sudah mulai dinamakan amenorea.
 Amenorea

Amenorea adalah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya tiga bulan
berturut-turut.
3. Gangguan perdarahan diluar siklus haid
Menometroragia/ Metroragia
Metroragia adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya
dengan haid.
Klasifikasi Metroragia
 Metroragia oleh karena adanya kehamilan; seperti abortus, kehamilan

ektopik.
 Metroragia diluar kehamilan.

4. Gangguan lain yang berhubungan dengan haid


Dismenoroea
Dismenore adalah nyeri sewaktu haid. Dismenorea terjadi pada 30-75 %
wanita dan memerlukan pengobatan.
Tanda dan gejala gangguan haid
 Hipermenore (Menorraghia) : Kram selama haid yang tidak bisa dihilangkan dengan

obat-obatan. Penderita juga sering merasakan kelemahan, pusing, muntah dan


mual berulang selama haid.
 Hypomenorhoe (kriptomenorrhea): Waktu haid singkat, jumlah darah haid sangat

sedikit (<30cc), kadang-kadang hanya berupa spotting.


 Polimenorea (Epimenoragia) Gejala berupa siklus kurang dari 21 hari (lebih pendek

dari 25 hari).
 Oligomenorrhoe : Haid jarang, yaitu setiap 35 hari sekali, perdarahan haid biasanya

berkurang
 Amenorea: Tidak terjadi haid, Produksi hormon estrogen dan progesteron

menurun,nyeri kepala, badan lemah


Penanganan
 Penerangan dan Nasehat
 Pemberian obat analgesik
 Terapi hormonal
 Terapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin
 Dilatasi Konalis Servikalis
Kesehatan reproduksi
pada Lanjut usia
 Menoupause
Menopause adalah haid terakhir, atau saat terjadinya haid
terakhir atau saat terjadinya haid terakhir. Diagnosis dibuat
setelah terdapat aminorhea sekurangkurangnya satu tahun.
Berhentinya haid didahului oleh siklus haid yang lebih panjang,
dengan perdarahan yang berkurang.
Tanda dan gejala klinis menopause
Gejala Vasomotor
 Hot flashes Hot flashes yaitu perasaan panas ,gerah bahkan rasa seperti terbakar pada

area wajah, lengan,leher,dan tubuh bagian atas serta munculnya keringat berlebih
khususnya pada malam hari.
 Kesulitan Tidur Secara normal kebutuhan tidur orang dewasa pertengahan adalah tidur

sekitar 7 jam sehari, 20% tidur Rapist Eye Movement (REM), mungkin mengalami
Insomnia dan sulit untuk dapat tidur.
 Keringat Berlebih keringat berlebih atau disebut juga hiperhidrosis nocturnal sering

terjadi pada malam hari meskipun kondisi tubuh sedang rileks dan cuaca tidak panas.
 Palpitasi adalah suatu kondisi ketika jantung berdetak cepat berulang kali tanpa ada

tanda-tanda berhenti.
 Gangguan punggung dan tulang Rendahnya kadar estrogen menjadi salah satu

penyebab proses osteoporosis pada wanita menopause.


Gejala Psikologis
 Perubahan Emosi
 Mudah Lelah Fatigue atau bisa diebut juga mudah lelah
 Penurunan Daya Ingat dan Mudah Tersinggung
 Depresi
Gejala Urogenital
Vagina Kering
 Vagina kering akibatnya sakit saat melakukan hubungan seks.

Keringnya vagina dapat terjadi karena penurunan produksi


hormon estrogen yang secara berangsur–angsur
meminimalkan pengeluaran cairan vagina.
Masalah pada Kandung dan Saluran Kemih
 Kadar estrogen yang rendah akan menimbulkan penipisan

pada jaringan kandung kemih dan saluran kemih.


CARA MENYIKAPI
 Menerima menopause sebagai proses alami pada semua

wanita
 Bila ada keluhan konsultasi ke petugas kesehatan
 Perbanyak konsumsi sayur, buah dan kacang-kacangan

terutama kacang kedelai (tempe, tahu)


 Konsumsi minyak ikan, bila ada minyak zaitun, minyak kanola
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI PRA LANSIA/LANSIA
(kemenkes,2016)
 Lakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur, sekurang-

kurangnya 1 tahun sekali, untuk deteksi dini terhadap penyakit


kronis, dan gunakan obat sesuai anjuran petugas kesehatan.
 Makanlah beraneka ragam makanan

 Diet sesuai kebutuhan gizi yang dianjurkan sesuai kondisi

kesehatan meliputi sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin


dan mineral
 Banyak makan sayur dan buah guna kebutuhan vitamin, mineral

dan serat
 Banyak sumber makanan kalsium : ikan segar, ikan teri segar,

sayuran hijau (bayam, brokoli, sawi hijau, daun singkong, daun


pakis/paku dll), buah (jeruk, pisang, jambu biji, pepaya, mangga,
alpukat, apel merah, strawberry, buah naga dll), kacang kedelai dan
susu tinggi kalsium
 Minum air putih yang cukup minimal 2 liter (8 gelas) per hari.
 Memelihara kebersihan tubuh secara teratur (mandi 2x sehari
dengan sabun mandi), dan gunakan pakaian, serta alas kaki yang
nyaman dan aman
 Memelihara kebersihan gigi dan mulut (menggosok gigi sehari 2x),
apabila menggunakan gigi palsu dilepas dan dibersihkan setiap
hari.
 Biasakan melakukan :
 Aktivitas fisik (berjalan, mencuci, menyapu, dsb.)
 Latihan fisik (senam, berjalan, berenang, dsb.) Sekurangnya 30
menit sehari 3 kali seminggu.
 Jauhi asap rokok dan zat adiktif lainnya (tidak merokok, minuman
keras, ganja)
 Kembangkan hobi sesuai dengan kemampuan seperti:

1. Merangkai bunga/berkebun
2. Melukis,
3. Memasak,
4. Merajut.
 Melakukan rekreasi aman dan nyaman (wisata, nonton film, dll)
 Terus melakukan kegiatan mengasah otak seperti : bermain catur,

mengisi teka- teki silang, membaca buku, menari, bermain musik,


bercerita, bersosialisasi, dll.

Anda mungkin juga menyukai