2.1 Definisi.
Kehamilan patologis
Kehamilan patologi merupakan kehamilan yang bermasalah dan disertai
dengan penyulit-penyulit, diantaranya hamil dengan anemia, hiperemesis
gravidarum, preeklamsia, hamil kembar, dll.
Kehamilan Gemeli merupakan kehamilan dengan dua atau lebih janin yang
dikandung. Kehamilan kembar ini dapat memberikan resiko tinggi terhadap bayi
maupun ibunya. Kehamilan kembar dalam pertumbuhan janinnya lebih sering
mengalami gangguan dibandingkan janin tunggal , contoh nya seperti kejadian
preeklamsi akibat adanya beban penambahan sirkulasi darah ke janin.
1
dini pengendalian /pencegahan proaktif terhadap komplikasi persalinan, yang
merupakan strategi, metode, dan alat.
a. Strategi, mengatur dan menegakkan prioritas, berawal dari pengenalan dini
masalah kesehatan dan sosial, diikuti dengan mengukur kebutuhan ibu untuk
perawatan kehamilan, tempat dan penolong persalinan aman sesuai dengan
kondisi ibu hamil dan janin.
b. Metode, untuk menilai kebutuhan sumber daya dalam keluarga, masyarakat
dan fasilitas kesehatan yaitu pemanfaatan biaya dan transportasi yang
efisien/efektif.
c. Alat, menentukan pemanfaatan fasilitas kesehatan secara efisien dan efektif
biaya.
Adapun tujuan pendekatan risiko pada Ibu Hamil meliputi beberapa hal di
bawah ini.
2
melalui upaya pengendalian komplikasi dalam persalinan membutuhkan,
dilanjutkan pencegahan proaktif melalui penanganan adekuat di pusat
rujukan di Puskesmas PONED (Pelayanan Obstetri Neonatus Esensial
Dasar) atau RS PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif).
Faktor Risiko (FR) pada seorang ibu hamil sebagai masalah kesehatan meliputi:
a. Suatu keadaan atau ciri tertentu pada seseorang atau suatu kelompok ibu
hamil yang dapat menyebabkan risiko/bahaya kemungkinan terjadinya
komplikasi persalinan.
b. Yang merupakan suatu mata rantai dalam proses yang dapat
merugikan,sehingga mengakibatkan kematian/ kesakitan /kecacatan/
ketidaknyamanan/ketidakpuasan pada ibu/janin.
Dampak kecacatan dapat terjadi pada ruptura uteri, dilakukan
histerektomi selanjutnya ibu cacat/tidak mempunyai rahim lagi dengan fungsi
reproduksinya berakhir. Pada partus kasep terjadi fistula vesiko – vaginal
atau fistula rekto vaginal dengan akibat beser kemih atau beser kotoran dapat
menyebabkan terjadinya ‘ascending infection‘ pada ginjal. Ada kemungkinan
dampak sosial terjadi perceraian dengan suami. Pada fistula masih dapat
dilakukan operasi plastik dengan akibat cacat pada dinding vagina.
3
kemungkinan terjadinya komplikasi persalinan. Contoh kasus ibu tinggi
badan ≤145 cm, ada dugaan disproporsi kepala panggul, terjadi
persalinan sulit atau partus macet.
c. Kelompok FR II Ada-Gawat-Obstetrik/AGO: penyakit ibu, pre eklamsi
ringan, hamil kembar, hidramnion, hamil serotinus, IUFD, letak
sungsang, dan letak lintang. Ibu AGO dengan FR yang kebanyakan
timbul pada umur kehamilan lebih lanjut, risiko terjadi komplikasi
persalinan lebih besar, membutuhkan KIE berulang kali agar peduli
sepakat melakukan rujukan terencana ke pusat rujukan.
d. Kelompok FR III Ada-Gawat-Darurat-Obstetrik/AGDO: perdarahan
antepartum dan pre eklamsi berat/ekalamsia. Ibu AGDO dalam kondisi
yang berlangsung dapat mengancam nyawa ibu/janin, harus segera
dirujuk tepat waktu (RTW) ke RS dalam upaya menyelamatkan
ibu/bayi baru lahir.
d. Auskultasi lebih dari satu denyut jantung yang terdengar jelas dan berbeda
(nonmaternal) lebih dari 10 denyut/menit. Kecurigaan meningkat jika keluarga
memiliki riwayat kehamilan kembar
f. Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah sehingga
dapat menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain.
g. Frekuensi hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar pada kehamilan kembar
daripada kehamilan tunggal.
h. Frekuensi pre-eklamsia dan eklamsia juga dilaporkan lebih sering pada kehamilan
kembar.
4
i. Solusio plasenta dapat terjadi kemudian seperti sesak nafas, sering kencing, edema dan
varises pada tungkai bawah dan vulva.
Usia ibu > 30 tahun, Faktor tersebut berpengaruh terutama pada kehamilan
gemeli.
d. Superfly dasi yaitu pembuahan pada 2 telur yang dikeluarkan pada ovulasi yang sama
pada 2 kali koitus yang dilakukan jarak waktu yang pendek.
a. Berat badan satu janin kelahiran kembar rata-rata lebih ringan dari janin tunggal yaitu
dibawah 2500gr.
5
f. Dua-duanya letak lintang.
A. Anamnesa
a. Pada pemeriksaan pertama dan ulang ada kesan uterus lebih besar dan cepat tumbuhnya
dari biasa.
C. Auskultasi
a. Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang agak berjauhan dengan perbedaan
kecepatan sedikitnya 10 denyut per menit atau sama-sama dihitung dan berselisih 10.
c. Ultrasonografi
6
oleh status gizi ibu pada waktu konsepsi .Kekurangan zat gizi yang diperlukan saat
pertumbuhan dapat mengakibatkan komplikasi kehamilan, seperti : anemia, hipertensi,
preeclampsia berat, eklampsia, infeksi selama kehamilan (infeksi kandung kemih dan
ginjal).
A) terhadap ibu
2. Hidramnion
4. Sesak nafas ,sering miksi, edema , dan varises pada tungkai dan vulva.
B) Terhadap janin
1. Partus prematur
2. Kelainan letak
3. Kematian janin
b. Setelah kehamilan 30 Minggu koitus dan perjalanan jauh dihindari karena dapat
mengakibatkan partus prematur.
d. Dianjurkan untuk lebih banyak istirahat berbaring ,hal itu menyebabkan aliran ke
plasenta meningkat sehingga pertumbuhan Janin lebih baik.
e. Dianjurkan makan makanan yang banyak mengandung protein dan dilaksanakan
lebih sering dalam jumlah lebih sedikit.
7
a. Bila anak pertama letak membujur lakukan episiotomi mediolateralis.
b. Setelah itu lakukan pemeriksaan dalam dan pengukuran tekanan darah, tentukan
keadaan anak kedua.
c. Biasanya dalam 10-15 menit his akan kuat kembali,bila anak kedua letak membujur
lakukan pecah ketuban.
d. Pasang infus profil artis untuk mencegah terjadinya pendarahan.
e. Indikasi SC pada :
1. Janin pertama letak lintang
2. Bila terjadi prolapus tali pusat
3. Terjadi plasenta Previa
4. Terjadi interlock ingin.
f. Kala IV diawasi kemungkinan terjadinya pendarahan,berikan suntikan sintometrin
yaitu satuan Sintia on dan 0,2 mg methergin intra Vena.
Deteksi Dini adalah tindakan untuk mengetahui seawal mungkin adanya komplikasi,
kelainan dan penyakit baik saat hamil,bersalin maupun nifas. Deteksi dini adalah suatu
mekanisme yang berupa pemberian informasi secara tepat waktu dan efektif, melalui
institusi yang dipilih, agar masyarakat/individu di daerah rawan mampu mengambil tindakan
menghindari atau mengurangi resiko dan mampu bersiap-siap untuk merespon secra efektif
(Imron, Asih dan Indrasari, 2016. Hal:2).
Manfaat deteksi dini dapat mencegah komplikasi lebih lanjut atau meminimalkan risiko
terjadinya komplikasi pada kehamilan, bersalin hingga nifas. Kehamilan resiko tinggi
merupakan keadaan yang dapat mempengaruhi keadaan optimalisasi ibu maupun janin pada
kehamilan yang dihadapi.
Kehamilan resiko tinggi adalah beberapa situasi dan kondisi serta dalam keadaan umum
seorang selama masa kehamilan, bersalin, nifas akan memberikan ancaman pada kesehatan
jiwa ibu maupun janin yang dikandungnya. Dapat juga dikatakan bahwa deteksi dini
merupakan upaya memberitahukan kepada seorang klien yang berpotensi dilanda suatu
masalah untuk menyiagakan mereka dalam menghadapi kondisi dan situasi suatu masalah
Kunjungan Pemeriksaan Antenatal .
8
Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik untuk
optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantau rutin
selama kehamilan (Prawirohardjo, 2014 h; 278).
a. Trimester I
Jumlah minimal satu kali dengan waktu yang dianjurkan adalah pada saat umur
kehamilan sebelum minggu ke 16.
b. Trimester II
Jumlah kunjungan minimal satu kali dengan waktu kunjungan yang dianjurkan
adalah pada saat umur kehamilan 24 – 28 minggu.
c. Trimester III
Jumlah kunjungan minimal dua kali dengan waktu kunjungan yang dianjurkan
adalah pada saat umur kehamilan 30 – 32 minggu dan pada saat umur kehamilan 36
– 38 minggu.
Tujuan pemeriksaan ANC terpadu adalah untuk memenuhi hak setiap ibu hamil
memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas, sehinggamampu menjalani
kehamilan dengan sehat, bersalinan dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.
(Sari dkk, 2015). Standar asuhan kebidanan ANC menurut kemenkes (2014, h;87)
minimal kehamilan termasuk dalam 10T yaitu sebagai berikut :
9
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenataldilakukan
untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah ≥140/90 mmHg) pada
kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau
tungkai bawah; dan atau proteinuria)
10
dengan status imunisasi TT ibu saat ini. Ibu hamil Minimal memiliki status
imunisasi T2 agar mendapatkan perlindungan terhadap infeksi tetanus. Ibu
hamil dengan status imunisasi T5 (TTLong Life) tidak perlu diberikan
imunisasi TT lagi.
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet
tambah darah (tablet zat besi)dan Asam Folat minimal 90 tablet selama
kehamilan yang diberikan sejak kontak pertama.
9. Temu wicara/konseling.
Kewenangan Bidan
Pasal 18
11
Dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan, Bidan memiliki ,kewenangan untuk
memberikan:
Pasal 19
(1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf a diberikan pada
masa sebelum hamil, masa hamil, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui, dan masa
antara dua kehamilan.
(2) Pelayanan kesehatan ibu dimaksud pada ayat (1) meliputi pelayanan:
a. episiotomi;
b. pertolongan persalinan normal;
12
1. Pengamatan terhadap perubahan dan rencana persalinan
2. Pemeriksaan kehamilan lebih sering
3. Mengikuti surveilens untuk mendeteksi komplikasi minim USG sebulan sekali
4. Perubahan dan tanggung jawab pekerjaan dirumah
5. Pola istirahat yang teratur
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
Inspeksi
Bentuk perut : lebih besar dari usia kehamilan
Sikatrik bekas operasi : Tidak ada
Striae : ada
Hyperpigmentasi : Tidak ada
Palpasi
TFU : 30 cm
Leopold I : 3 jari dibawah px,teraba 1 bagian lunak tidak melenting diperkirakan
bokong.
Leopold II : teraba 2 bagian seperti ada tahanan diperkirakan punggung janin
puka puki.
Leopold III : teraba 1 bagian keras melenting tidak bisa digerakkan diperkirakan
kepala janin dan sebagian kecil sudah masuk pap.
Leopold IV : teraba sebagian kecil presentasi janin sudah masuk pap.
Perlimaan : 4/5
TBJ : janin 1 : (30 - 12) × 155 = 2,790 gram
Janin 2 : (30- 13) × 155 = 2,635 gram
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
13
Darah :Hb : 12,0 gr%
Urine : Protein : Negatif
Glukosa : Negatif.
Golongan darah. :O
HBsAg. : Negatif.
ASSESMENT (A)
Diagnosa : Ny .D G1p0A0 usia kehamilan 36 Minggu, Janin hidup ganda ,intrauteri , puka
puki ,kepala janin sebagian kecil sudah masuk pap,dalam keadaan baik.
PLANNING (P)
1. Memberitahu ibu bahwa ibu hamil anak pertama dengan usia kehamilan ibu saat ini
36 minggu dan mengandung anak kembar, hasil pemeriksaan tekanan darah 110/80
mmHg, respirasi 19 x/menit, nadi 84x/ menit, suhu 36,6 derajat celcius, Djj : janin 1 =
135 x/menit & Janin 2 = 140 ×/ menit, Hb 12,0 gr%, protein negative dan glukosa
negative, Jenis kelamin terlihat perempuan dan laki laki dengan Tbj janin 1 = 2,635
gram & Janin 2 = 2,790 gram
14
2. Menjelaskan bahwa keluhan yang dirasakannya yaitu terasa sesak nafas dan sering
kencing merupakan hal yang wajar karena ibu mengandung bayi kembar sehingga
membuat ibu sulit untuk bernafas dan sering kencing, itu adalah gejala kehamilan
kembar .
3. Menjelaskan kepada ibu bahwa pertolongan persalinan tidak bisa dilakukan di BPM
ataupun di puskesmas, ibu akan dijelaskan prosedur persalinan di rumah sakit.
4. Menganjurkan ibu agar menjaga pola makan serta asupan nutrisi yang
dikonsumsinya. Ibu dianjurkan untuk diet cukup protein, rendah karbohidrat dan
lemak. Dan ibu dianjurkan untuk mengurangi makanan yang mengandung garam dan
berminyak serta minum air mineral yang cukup minimal 10 gelas perhari.
5. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, siang hari kurang lebih 2 jam dan
pada malam hari kurang lebih 8 jam agar kondisi dan stamina ibu tetap terjaga.
6. Menganjurkan ibu untuk berbaring kekiri jika hendak tidur dan menambah bantal
untuk membuat posisi kepala lebih tinggi dari badan agar tidak menekan paru-paru
7. Mengingatkan kembali ibu untuk tetap meminum tablet Fe setiap sebelum tidur
dimalam hari dengan air putih
15
9. Menganjurkan ibu untuk mempersiapkan P4K (Program Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi), yaitu berisi:
a. Nama ibu
b. Taksiran persalinan
c. Penolong persalinan
d. Tempat persalinan
e. Pendamping persalinan
f. Transportasi
g. Calon pendonor darah
10. Mengevaluasi apakah ibu sudah mengerti tentang apa saja yang telah dijelaskan
- Ibu mengerti dan dapat menyebutkan kembali apa yang telah dijelaskan
11. Membuat surat pengantar rujukan dan melakukan kolaborasi dengan dokter Spog
untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut sebagai antisipasi masalah potensial
12. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu kemudian yaitu
tanggal 7 Mei 2020 di BPM bidan ida pukul 09.00 WIB atau bila ada keluhan untuk
memantau keadaan ibu dan janin
16