Anda di halaman 1dari 16

TEORI GEMELI

2.1 Definisi.
Kehamilan patologis
Kehamilan patologi merupakan kehamilan yang bermasalah dan disertai
dengan penyulit-penyulit, diantaranya hamil dengan anemia, hiperemesis
gravidarum, preeklamsia, hamil kembar, dll.

Kehamilan Gemeli merupakan kehamilan dengan dua atau lebih janin yang
dikandung. Kehamilan kembar ini dapat memberikan resiko tinggi terhadap bayi
maupun ibunya. Kehamilan kembar dalam pertumbuhan janinnya lebih sering
mengalami gangguan dibandingkan janin tunggal , contoh nya seperti kejadian
preeklamsi akibat adanya beban penambahan sirkulasi darah ke janin.

1 dari 10 bayi kehamilan gemelli kebanyakan dilahirkan di usia kehamilan


kurang dari 37 minggu. Frekuensi yang lebih tinggi pada kehamilan gemelli
meningkatkan risiko yang akan dialami bayi yang dapat bertahan hidup. Bayi yang
bertahan hidup dapat mengalami pertumbuhan yang tidak sempurna, dan adanya
kelainan pembentukan jaringan tubuh. Persalinan preterm juga dapat mengakibatkan
bayi yang dilahirkan cenderung mengalami ketidakmatangan sistem organ yang
menyebabkan bayi sangat rentan terhadap komplikasi akibat gangguan pernapasan,
gangguan pencernaan pengaturan suhu yang buruk dan risiko terjadinya infeksi tinggi.

Komplikasi kehamilan adalah merupakan kejadian patologis penyertaan yang


terjadi saat kehamilan. Komplikasi dan penyulit kehamilan adalah kejadian yang
sering timbul pada kehamilan trimester I , II & III.

Konsep Dasar Pendekatan Risiko

penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) membutuhkan upaya inovatif,


proaktif, dan antisipatif melalui pendekatan risiko. Pendekatan Risiko adalah strategi
operasional untuk pencegahan proaktif dalam pelayanan kebidanan melalui upaya

1
dini pengendalian /pencegahan proaktif terhadap komplikasi persalinan, yang
merupakan strategi, metode, dan alat.
a. Strategi, mengatur dan menegakkan prioritas, berawal dari pengenalan dini
masalah kesehatan dan sosial, diikuti dengan mengukur kebutuhan ibu untuk
perawatan kehamilan, tempat dan penolong persalinan aman sesuai dengan
kondisi ibu hamil dan janin.
b. Metode, untuk menilai kebutuhan sumber daya dalam keluarga, masyarakat
dan fasilitas kesehatan yaitu pemanfaatan biaya dan transportasi yang
efisien/efektif.
c. Alat, menentukan pemanfaatan fasilitas kesehatan secara efisien dan efektif
biaya.

Tujuan Pendekatan Risiko pada Ibu Hamil

Adapun tujuan pendekatan risiko pada Ibu Hamil meliputi beberapa hal di
bawah ini.

a. Meningkatkan mutu pelayanan dimulai pengenalan dini faktor risiko pada


semua ibu hamil.
b. Memberikan perhatian lebih khusus dan lebih intensif kepada ibu risiko
tinggi yang mempunyai kemungkinan lebih besar terjadi komplikasi
persalinan dengan risiko lebih besar pula untuk terjadi kematian, kesakitan,
kecacatan, ketidakpuasan, ketidaknyamanan (5K) pada ibu/bayi baru lahir.
c. Mengembangkan perilaku pencegahan proaktif antisipatif dengan dasar
Paradigma Sehat.Pemberdayaan ibu hamil, suami, dan keluarga diperlukan
agar ada kesiapan mental, biaya dan transportasi.
d. Melakukan peningkatan rujukan terencana melalui upaya
pengendalian/pencegahan proaktif terhadap terjadinya rujukan yang estafet
dan rujukan terlambat.Pendekatan risiko untuk ibu hamil didukung oleh
Pelayanan Kesehatan Dasar (Primary Health Care) dengan 5 prinsip
dasarnya yang sangat relevan dengan semangat gotong royong di
masyarakat pedesaan, diperkuat oleh dukungan gerakan sayang ibu (GSI)
dengan koordinasi oleh Kepala Desa dalam DESA SIAGA.Komunikasi,
informasi, dan edukasi (KIE) sangat esensial, diberikan berulang pada ibu
hamil, suami, dan keluarga . Penurunan kematian ibu / bayi baru lahir

2
melalui upaya pengendalian komplikasi dalam persalinan membutuhkan,
dilanjutkan pencegahan proaktif melalui penanganan adekuat di pusat
rujukan di Puskesmas PONED (Pelayanan Obstetri Neonatus Esensial
Dasar) atau RS PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif).

Faktor Risiko pada Ibu Hamil

Faktor Risiko (FR) pada seorang ibu hamil sebagai masalah kesehatan meliputi:
a. Suatu keadaan atau ciri tertentu pada seseorang atau suatu kelompok ibu
hamil yang dapat menyebabkan risiko/bahaya kemungkinan terjadinya
komplikasi persalinan.
b. Yang merupakan suatu mata rantai dalam proses yang dapat
merugikan,sehingga mengakibatkan kematian/ kesakitan /kecacatan/
ketidaknyamanan/ketidakpuasan pada ibu/janin.
Dampak kecacatan dapat terjadi pada ruptura uteri, dilakukan
histerektomi selanjutnya ibu cacat/tidak mempunyai rahim lagi dengan fungsi
reproduksinya berakhir. Pada partus kasep terjadi fistula vesiko – vaginal
atau fistula rekto vaginal dengan akibat beser kemih atau beser kotoran dapat
menyebabkan terjadinya ‘ascending infection‘ pada ginjal. Ada kemungkinan
dampak sosial terjadi perceraian dengan suami. Pada fistula masih dapat
dilakukan operasi plastik dengan akibat cacat pada dinding vagina.

Berdasarkan kapan ditemukan, cara pengenalan dan sifat risikonya, faktor


risiko dikelompokkan dalam 3 kelompok yaitu FR I, II dan III dengan
berturut-turut ada 10, 8, dan 2.
a. Kelompok Faktor Risiko I Ada-Potensi-Gawat-Obstetrik/APGO dengan
7 Terlalu dan 3 Pernah. Tujuh Terlalu adalah primi muda, primi tua
sekunder, umur ≥ 35 tahun, grande multi, anak terkecil umur ≤2 tahun,
tinggi badan rendah ≤145 cm dan 3 Pernah adalah riwayat obstetri
jelek, persalinan lalu mengalami perdarahan pasca persalinan dengan
tenaga kesehatan dan PKK, dukun, melalui tanya jawab dan periksa
pandang.
b. Ibu Risiko Tinggi dengan kelompok FR I ini selama hamil sehat,
membutuhkan KIE pada tiap kontak berulang kali mengenai

3
kemungkinan terjadinya komplikasi persalinan. Contoh kasus ibu tinggi
badan ≤145 cm, ada dugaan disproporsi kepala panggul, terjadi
persalinan sulit atau partus macet.
c. Kelompok FR II Ada-Gawat-Obstetrik/AGO: penyakit ibu, pre eklamsi
ringan, hamil kembar, hidramnion, hamil serotinus, IUFD, letak
sungsang, dan letak lintang. Ibu AGO dengan FR yang kebanyakan
timbul pada umur kehamilan lebih lanjut, risiko terjadi komplikasi
persalinan lebih besar, membutuhkan KIE berulang kali agar peduli
sepakat melakukan rujukan terencana ke pusat rujukan.
d. Kelompok FR III Ada-Gawat-Darurat-Obstetrik/AGDO: perdarahan
antepartum dan pre eklamsi berat/ekalamsia. Ibu AGDO dalam kondisi
yang berlangsung dapat mengancam nyawa ibu/janin, harus segera
dirujuk tepat waktu (RTW) ke RS dalam upaya menyelamatkan
ibu/bayi baru lahir.

2.2 Tanda dan Gejala Kehamilan Gemeli


a. Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas
toleransinya dan seringkali terjadi partus prematurus. Usia kehamilan makin pendek
dan makin banyaknya janin pada kehamilan kembar.

b. Mual dan muntah berat karena HCG meningkat

c. Palpasi abdomen mendapatkan 3 atau lebih bagian tubuh yang besar

d. Auskultasi lebih dari satu denyut jantung yang terdengar jelas dan berbeda
(nonmaternal) lebih dari 10 denyut/menit. Kecurigaan meningkat jika keluarga
memiliki riwayat kehamilan kembar

e. Penggunaan stimulator ovulasi

f. Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah sehingga
dapat menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain.

g. Frekuensi hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar pada kehamilan kembar
daripada kehamilan tunggal.

h. Frekuensi pre-eklamsia dan eklamsia juga dilaporkan lebih sering pada kehamilan
kembar.

4
i. Solusio plasenta dapat terjadi kemudian seperti sesak nafas, sering kencing, edema dan
varises pada tungkai bawah dan vulva.

2.3 Faktor Penyebab Terjadinya Kehamilan Gemeli ̸ Faktor Predisposisi .


1. Faktor ras/bangsa

2. Faktor keturunan atau herediter

3. Faktor umur atau paritas

Usia ibu > 30 tahun, Faktor tersebut berpengaruh terutama pada kehamilan
gemeli.

4. Faktor obat-obatan induksi ovulasi, Fertilisasi in vitro, profertil, Konsumsi obat


untuk kesuburan dan hormon gonatropin dapat menyebabkan kehamilan dizigotik.

2.4 Patofisiologi Kehamilan Gemeli


a. Gemeli dizigotik yaitu hamil kembar 2 telur ,heterolog, biovuler dan fraternal.

b. Gemeli monozigotik yaitu kembar 1 telur, homolog, uniovuler, identik.

c. Conjoined twins yaitu kembar Siam dimana terjadi pelekatan.

d. Superfly dasi yaitu pembuahan pada 2 telur yang dikeluarkan pada ovulasi yang sama
pada 2 kali koitus yang dilakukan jarak waktu yang pendek.

Pertumbuhan janin kembar

a. Berat badan satu janin kelahiran kembar rata-rata lebih ringan dari janin tunggal yaitu
dibawah 2500gr.

b. Berat badan janin kembar biasanya berselisih antara 50-100 gr.

Jenis Letak pada presentasi janin kembar

a. Kedua janin dalam letak membujur, presentasi kepala

b. Letak membujur, presentasi kepala bokong.

c. Keduanya presentasi bokong.

d. Letak lintang dan presentasi kepala.

e. Letak lintang dan presentasi bokong.

5
f. Dua-duanya letak lintang.

g. Letak dan presentasi "69" berbahaya karena terjadi inetrlocking.

2.5 Diagnosa Kehamilan Gemelli


Untuk mendiagnosa adanya suatu kehamilan kembar menurut Mochtar (2012:263) dapat
dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan sebagai berikut:

A. Anamnesa

a. Perut lebih buncit dari semestinya tua kehamilan

b. Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu hamil

c. Uterus terasa lebih cepat membesar

d. Pernah hamil kembar atau ada sejarah keturunan.

B. Inspeksi dan palpasi

a. Pada pemeriksaan pertama dan ulang ada kesan uterus lebih besar dan cepat tumbuhnya
dari biasa.

b. Teraba gerakan-gerakan janin lebih banyak

c. Kepala janin relatif lebih kecil dibandingkan dengan ukuran uterus

d. Teraba 3 bagian besar janin

e. Teraba 2 balotemen atau lebih

C. Auskultasi

a. Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang agak berjauhan dengan perbedaan
kecepatan sedikitnya 10 denyut per menit atau sama-sama dihitung dan berselisih 10.

d. Rontgen foto abdomen, tampak gambaran 2 janin.

c. Ultrasonografi

Tampak 2 janin, 2 jantung yang berdenyut

2.6 komplikasi kehamilan gemeli.


Status gizi pada ibu hamil sangat perlu diperhatikan, janin ditentukan antara lain oleh
status gizi ibu pada Waktu kehamilan dan melahirkan serta keadaan ini dipengaruhi pula

6
oleh status gizi ibu pada waktu konsepsi .Kekurangan zat gizi yang diperlukan saat
pertumbuhan dapat mengakibatkan komplikasi kehamilan, seperti : anemia, hipertensi,
preeclampsia berat, eklampsia, infeksi selama kehamilan (infeksi kandung kemih dan
ginjal).

pengaruh terhadap ibu dan janin

A) terhadap ibu

1. Kebutuhan zat bertambah mengakibatkan anemia.

2. Hidramnion

3. Pre-eklampsia dan eklamsi

4. Sesak nafas ,sering miksi, edema , dan varises pada tungkai dan vulva.

5. Inersia uterus, pendarahan , dan solutio plasenta

B) Terhadap janin

1. Partus prematur

2. Kelainan letak

3. Kematian janin

2.7 Upaya Penanganan


1. penanganan dalam kehamilan gemeli

a. ANC 1× seminggu pada kehamilan 36 Minggu lebih.

b. Setelah kehamilan 30 Minggu koitus dan perjalanan jauh dihindari karena dapat
mengakibatkan partus prematur.

c. Periksa darah lengkap, Hb , golongan darah.

d. Dianjurkan untuk lebih banyak istirahat berbaring ,hal itu menyebabkan aliran ke
plasenta meningkat sehingga pertumbuhan Janin lebih baik.
e. Dianjurkan makan makanan yang banyak mengandung protein dan dilaksanakan
lebih sering dalam jumlah lebih sedikit.

2. penanganan dalam persalinan

7
a. Bila anak pertama letak membujur lakukan episiotomi mediolateralis.
b. Setelah itu lakukan pemeriksaan dalam dan pengukuran tekanan darah, tentukan
keadaan anak kedua.
c. Biasanya dalam 10-15 menit his akan kuat kembali,bila anak kedua letak membujur
lakukan pecah ketuban.
d. Pasang infus profil artis untuk mencegah terjadinya pendarahan.
e. Indikasi SC pada :
1. Janin pertama letak lintang
2. Bila terjadi prolapus tali pusat
3. Terjadi plasenta Previa
4. Terjadi interlock ingin.
f. Kala IV diawasi kemungkinan terjadinya pendarahan,berikan suntikan sintometrin
yaitu satuan Sintia on dan 0,2 mg methergin intra Vena.

2.8 Deteksi Dini Risiko Kehamilan.

Deteksi Dini adalah tindakan untuk mengetahui seawal mungkin adanya komplikasi,
kelainan dan penyakit baik saat hamil,bersalin maupun nifas. Deteksi dini adalah suatu
mekanisme yang berupa pemberian informasi secara tepat waktu dan efektif, melalui
institusi yang dipilih, agar masyarakat/individu di daerah rawan mampu mengambil tindakan
menghindari atau mengurangi resiko dan mampu bersiap-siap untuk merespon secra efektif
(Imron, Asih dan Indrasari, 2016. Hal:2).

Manfaat deteksi dini dapat mencegah komplikasi lebih lanjut atau meminimalkan risiko
terjadinya komplikasi pada kehamilan, bersalin hingga nifas. Kehamilan resiko tinggi
merupakan keadaan yang dapat mempengaruhi keadaan optimalisasi ibu maupun janin pada
kehamilan yang dihadapi.

Kehamilan resiko tinggi adalah beberapa situasi dan kondisi serta dalam keadaan umum
seorang selama masa kehamilan, bersalin, nifas akan memberikan ancaman pada kesehatan
jiwa ibu maupun janin yang dikandungnya. Dapat juga dikatakan bahwa deteksi dini
merupakan upaya memberitahukan kepada seorang klien yang berpotensi dilanda suatu
masalah untuk menyiagakan mereka dalam menghadapi kondisi dan situasi suatu masalah
Kunjungan Pemeriksaan Antenatal .

8
Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik untuk
optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantau rutin
selama kehamilan (Prawirohardjo, 2014 h; 278).

Kunjungan pemeriksaan antenatal menurut Kemenkes RI (2013. h; 23) sebagai berikut :

a. Trimester I

Jumlah minimal satu kali dengan waktu yang dianjurkan adalah pada saat umur
kehamilan sebelum minggu ke 16.

b. Trimester II

Jumlah kunjungan minimal satu kali dengan waktu kunjungan yang dianjurkan
adalah pada saat umur kehamilan 24 – 28 minggu.

c. Trimester III

Jumlah kunjungan minimal dua kali dengan waktu kunjungan yang dianjurkan
adalah pada saat umur kehamilan 30 – 32 minggu dan pada saat umur kehamilan 36
– 38 minggu.

Tujuan pemeriksaan ANC terpadu adalah untuk memenuhi hak setiap ibu hamil
memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas, sehinggamampu menjalani
kehamilan dengan sehat, bersalinan dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.
(Sari dkk, 2015). Standar asuhan kebidanan ANC menurut kemenkes (2014, h;87)
minimal kehamilan termasuk dalam 10T yaitu sebagai berikut :

1. Ukur berat badan dan tinggi badan.

Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan


untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Penambahan bera
badan yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1
kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.
Pengukuran tinggi badan pada pertama kali kunjungan dilakukan untuk
menapis adanya faktor risiko pada ibu hamil. Tinggi badan ibu hamil kurang
dari 145 cm meningkatkan risiko untuk terjadinya CPD (Cephalo Pelvic
Disproportion)

2. Ukur tekanan darah.

9
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenataldilakukan
untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah ≥140/90 mmHg) pada
kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau
tungkai bawah; dan atau proteinuria)

3. Ukur lingkar lengan atas (LILA).

Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga


kesehatan di trimester I untuk skrining ibu hamil berisiko KEK. Kurang
energi kronis disini maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi
dan telah berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) dimana LiLA kurang dari
23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir
rendah (BBLR).

4. Pengukuran tinggi fundus uteri.

Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan


untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur
kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan,
kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran
menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu

5. Penentuan presentasi janin dan DJJ

Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan


selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan
untuk mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III bagian bawah janin
bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan
letak, panggul sempit atau ada masalah lain. Penilaian DJJ dilakukan pada
akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat
kurang dari 120 kali/menit atau DJJ cepat lebih dari 160 kali/menit
menunjukkan adanya gawat janin.

6. Pemberian imunisasi TT.

Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus


mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining
status imunisasi T-nya. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, disesuai

10
dengan status imunisasi TT ibu saat ini. Ibu hamil Minimal memiliki status
imunisasi T2 agar mendapatkan perlindungan terhadap infeksi tetanus. Ibu
hamil dengan status imunisasi T5 (TTLong Life) tidak perlu diberikan
imunisasi TT lagi.

7. Pemberian tablet fe minimal 90 tablet.

Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet
tambah darah (tablet zat besi)dan Asam Folat minimal 90 tablet selama
kehamilan yang diberikan sejak kontak pertama.

8. Pelayanan tes laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil adalah


pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus. Pemeriksaan laboratorium rutin
adalah pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan pada setiap ibu hamil
yaitu golongan darah, hemoglobin darah, dan pemeriksaan spesifik daerah
endemis/epidemi (malaria, HIV, dll). Sementara pemeriksaan laboratorium
khusus adalah pemeriksaan laboratorium lain yang dilakukan atas indikasi
pada ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal.

9. Temu wicara/konseling.

Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan


laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani
sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang
tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.

10. Tata laksana atau mendapatkan pengobatan.

Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan antenatal

2.9 Kewenangan Bidan Dalam Penatalaksanaan Kehamilan Gemeli.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN


2017 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN

Kewenangan Bidan

Pasal 18

11
Dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan, Bidan memiliki ,kewenangan untuk
memberikan:

a. pelayanan kesehatan ibu;


b. pelayanan kesehatan anak; dan

c. pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.

Pasal 19
(1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf a diberikan pada
masa sebelum hamil, masa hamil, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui, dan masa
antara dua kehamilan.

(2) Pelayanan kesehatan ibu dimaksud pada ayat (1) meliputi pelayanan:

a. konseling pada masa sebelum hamil;


b. antenatal pada kehamilan normal;
c. persalinan normal;

d. ibu nifas normal;


e. ibu menyusui; dan
f. konseling pada masa antara dua kehamilan.
(3) Dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud

pada ayat (2), Bidan berwenang melakukan:

a. episiotomi;
b. pertolongan persalinan normal;

. penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II;


d. penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan;
e. pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil;

f. pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas;


g. fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air susu ibu eksklusif;

Penatalaksanaan Yang Diberikan Bidan Untuk Ibu Dengan Kehamilan Ganda :

a. Bekerjasama dengan seorang dokter konsultan yang dapat segera dihubungi

b. Konseling pada pasangan untuk :

12
1. Pengamatan terhadap perubahan dan rencana persalinan
2. Pemeriksaan kehamilan lebih sering
3. Mengikuti surveilens untuk mendeteksi komplikasi minim USG sebulan sekali
4. Perubahan dan tanggung jawab pekerjaan dirumah
5. Pola istirahat yang teratur

c. Pemantauan penambahan berat badan untuk mengetahui asupan nutrisi

d. Setelah kehamilan 24 sampai dengan usia 36 minggu, disarankan kunjungan minimal 2

minggu sekali dan selanjutnya 1 minggu sekali atau lebih sering

e. Penapisan glukosa dilakukan mulai usia kandungan 24-26 minggu

f. Pengamatan ketat akan adanya tanda-tanda persalinan preterm

PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
Inspeksi
Bentuk perut : lebih besar dari usia kehamilan
Sikatrik bekas operasi : Tidak ada
Striae : ada
Hyperpigmentasi : Tidak ada
Palpasi
TFU : 30 cm
Leopold I : 3 jari dibawah px,teraba 1 bagian lunak tidak melenting diperkirakan
bokong.
Leopold II : teraba 2 bagian seperti ada tahanan diperkirakan punggung janin
puka puki.
Leopold III : teraba 1 bagian keras melenting tidak bisa digerakkan diperkirakan
kepala janin dan sebagian kecil sudah masuk pap.
Leopold IV : teraba sebagian kecil presentasi janin sudah masuk pap.
Perlimaan : 4/5
TBJ : janin 1 : (30 - 12) × 155 = 2,790 gram
Janin 2 : (30- 13) × 155 = 2,635 gram
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

13
Darah :Hb : 12,0 gr%
Urine : Protein : Negatif

Glukosa : Negatif.

Golongan darah. :O

HBsAg. : Negatif.

Usg. : Jenis kelamin = perempuan dan laki laki

Tbj : janin 1 = 2,635 gram

Janin 2 = 2,790 gram

DJJ : janin 1 = 135 x/menit

Janin 2 = 140 ×/ menit

ASSESMENT (A)

Diagnosa : Ny .D G1p0A0 usia kehamilan 36 Minggu, Janin hidup ganda ,intrauteri , puka
puki ,kepala janin sebagian kecil sudah masuk pap,dalam keadaan baik.

Masalah potensial : anemia, hipertensi, preeclampsia berat, eklampsia, infeksi selama


kehamilan

Antisipasi masalah potensial: KIE, edukasi Kehamilan kembar , persiapan rujukan

dan kolaborasi dengan dr. SpoG

PLANNING (P)

1. Memberitahu ibu bahwa ibu hamil anak pertama dengan usia kehamilan ibu saat ini
36 minggu dan mengandung anak kembar, hasil pemeriksaan tekanan darah 110/80
mmHg, respirasi 19 x/menit, nadi 84x/ menit, suhu 36,6 derajat celcius, Djj : janin 1 =
135 x/menit & Janin 2 = 140 ×/ menit, Hb 12,0 gr%, protein negative dan glukosa
negative, Jenis kelamin terlihat perempuan dan laki laki dengan Tbj janin 1 = 2,635
gram & Janin 2 = 2,790 gram

- Ibu mengerti penjelasan bidan

14
2. Menjelaskan bahwa keluhan yang dirasakannya yaitu terasa sesak nafas dan sering
kencing merupakan hal yang wajar karena ibu mengandung bayi kembar sehingga
membuat ibu sulit untuk bernafas dan sering kencing, itu adalah gejala kehamilan
kembar .

-Ibu mengerti penjelasan bidan

3. Menjelaskan kepada ibu bahwa pertolongan persalinan tidak bisa dilakukan di BPM
ataupun di puskesmas, ibu akan dijelaskan prosedur persalinan di rumah sakit.

- Ibu mengerti penjelasan bidan

4. Menganjurkan ibu agar menjaga pola makan serta asupan nutrisi yang
dikonsumsinya. Ibu dianjurkan untuk diet cukup protein, rendah karbohidrat dan
lemak. Dan ibu dianjurkan untuk mengurangi makanan yang mengandung garam dan
berminyak serta minum air mineral yang cukup minimal 10 gelas perhari.

- Ibu mengerti dan akan melaksanakannya

5. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, siang hari kurang lebih 2 jam dan
pada malam hari kurang lebih 8 jam agar kondisi dan stamina ibu tetap terjaga.

- Ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran bidan

6. Menganjurkan ibu untuk berbaring kekiri jika hendak tidur dan menambah bantal
untuk membuat posisi kepala lebih tinggi dari badan agar tidak menekan paru-paru

- Ibu mengerti dan akan melaksanakannya

7. Mengingatkan kembali ibu untuk tetap meminum tablet Fe setiap sebelum tidur
dimalam hari dengan air putih

- Ibu mengerti dan akan melaksanakannya

8. Memberitahu ibu tanda bahaya kehamilan yaitu perdarahan pervaginam, sakit


kepala yang hebat, pandangan kabur, bengkak pada wajah, tangan dan kaki, nyeri
perut hebat. Apabila ibu mengalami tanda-tanda tersebut, segera datang ke fasilitas
kesehatan terdekat

- Ibu mengerti dan akan waspada

15
9. Menganjurkan ibu untuk mempersiapkan P4K (Program Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi), yaitu berisi:

a. Nama ibu
b. Taksiran persalinan
c. Penolong persalinan
d. Tempat persalinan
e. Pendamping persalinan
f. Transportasi
g. Calon pendonor darah

- Ibu mengerti dan akan mengikuti ajuran bidan

10. Mengevaluasi apakah ibu sudah mengerti tentang apa saja yang telah dijelaskan

- Ibu mengerti dan dapat menyebutkan kembali apa yang telah dijelaskan

11. Membuat surat pengantar rujukan dan melakukan kolaborasi dengan dokter Spog
untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut sebagai antisipasi masalah potensial

- Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran bidan

12. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu kemudian yaitu
tanggal 7 Mei 2020 di BPM bidan ida pukul 09.00 WIB atau bila ada keluhan untuk
memantau keadaan ibu dan janin

- Ibu mengerti dan akan melaksanakannya

16

Anda mungkin juga menyukai