Anda di halaman 1dari 14

PBL SKENARIO 1 BLOK KEDKOM

KESEHATAN IBU, ANAK DAN REMAJA


Kata-kata sulit :
1. Angka Kematian Ibu (AKI) : banyaknya kematian ibu sejak masa kehamilan hingga masa 42 hari
postnatal
2. Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) :
3. Audit Kematian Maternal Perinatal (AMP) : jumlah kematian bayi (7-18 minggu) postnatal

SASARAN BELAJAR :
1. Perilaku Berisiko Dan Perilaku Kesehatan Pada Masa Pubertas
A. Definisi Kesehatan reproduksi
Menurut ICPD Kairo (1994), kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan
sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang
berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya.
Menurut WHO, kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan
hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem
reproduksi, fungsi serta prosesnya.
Pengertian kesehatan reproduksi ini mencakup hal-hal sebagai berikut :
Hak seseorang untuk memperoleh kehidupan seksual yang aman dan memuaskan serta
mempunyai kapasitas untuk bereproduksi.
Kebebasan untuk memutuskan kapan atau seberapa banyak melakukannya.
Hak pria dan wanita untuk memperoleh informasi dan aksesibilitas yang aman, efektif dan
terjangkau baik secara ekonomi maupun kultural.
Hak memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai sehingga perempuan berkesempatan
untuk menjalani kehamilan dengan aman.
B. Berbagai Risiko Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan reproduksi remaja dipengaruhi oleh kehamilan, aborsi, penyakit menular seksual
(PMS) termasuk HIV, kekerasan seksual dan oleh sistem yang membatasi akses terhadap informasi
dan pelayanan klinis. Kesehatan reproduksi juga dipengaruhi gizi, kondisi psikologis, ekonomi dan
ketidak-setaraan gender yang menyulitkan remaja putri untuk menghindari hubungan seks yang
dipaksakan atau seks komersial. Berikut ini dikemukakan risiko utama yang mempengaruhi kesehatan
reproduksi remaja :
Kehamilan dan persalinan pada remaja
Akan meningkatkan mortalitas maternal sebanyak 2-5 kali akibat persalinan lama, persalinan macet,
perdarahan, tekanan darah tinggi atau anemia, dsb.
Aborsi yang tidak aman
Kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja seringkali berakhir dengan aborsi. Aborsi yang
disengaja berisiko lebih besar pada remaja dibanding wanita yang lebih tua karena remaja sering tidak
menyadari bahwa mereka sedang hamil, atau sering menunggu lama sebelum mencari bantuan karena

PBL SKENARIO 1 BLOK KEDKOM


tidak dapat mengakses pelayanan kesehatan. 72% kematian ibu terjadi pada wanita < 19 tahun yang
disebabkan oleh komplikasi aborsi yang tidak aman.
Penyakit Menular Seksual (PMS), termasuk HIV
Infeksi PMS dapat menyebabkan masalah kesehatan yang seumur hidup seperti kemandulan, dan rasa
sakit kronis. Sebanyak 40% kasus HIV terjadi pada usia 15-24 tahun dimana 7.000 dari 16.000 kasus
baru terjadi tiap hari dan rasio remaja putri lebih besar dibanding putra yaitu 2:1 disebabkan belum
matangnya sistem reproduksi mereka. Remaja cenderung lebih berisiko tertular PMS termasuk HIV
karena berbagai sebab diantaranya faktor sosial-budaya, belum siap dengan alat kontrasepsi, dan
Female Genital Mutilation (FGM) atau pemotongan kelamin wanita.
FGM adalah tindakan memotong sebagian atau seluruh alat kelamin luar wanita ataupun tindak
perlukaan lainnya terhadap alat kelamin wanita. FGM berdampak sangat parah dan berat bagi
kesehatan reproduksi remaja putri, umumnya praktik ini dilakukan di negara-negara Afrika. Sekitar 2
juta remaja putri menjadi korban FGM setiap tahunnya.
Dampak yang ditimbulkan FGM adalah trauma psikologis yang dialami saat pemotongan, infeksi
radang panggul berulang, rasa sakit kronis setiap kali berhubungan seks, persalinan lama/macet,
perdarahan hebat dan syok yang berujung pada kematian dalam beberapa jam hingga hari. FGM
merupakan pelanggaran hak asasi manusia.
Faktor sosial-budaya
Penganiayaan seksual dan pemaksaan seks meningkatkan risiko kesehatan pada remaja, demikian
pula kultural yang terkait gender dan hubungan seksual seperti contoh :
- Praktik perkawinan yang diatur orang tua pada gadis < 14 tahun masih sangat umum di
berbagai negara termasuk India dan Indonesia.
- Banyak pria dewasa mencari gadis usia 9-12 tahun sebagai pasangan seks karena ingin
melindungi diri dari penularan PMS/HIV.
- Di beberapa budaya, pria muda diharapkan memperoleh pengalaman seksual pertama kalinya
dengan seorang PSK.
- Remaja seringkali dipaksa berhubungan seksual, terutama remaja putri.
- Di Sub-Sahara Afrika, remaja putri melakukan hubungan seks pertama kali dengan om
senang yang memberikan mereka pakaian, biaya sekolah dan buku-buku sebagai imbalan
atas jasa seks yang mereka berikan.
- Di negara berkembang, jutaan anak jalanan melakukan seks demi bertahan hidup (survival
sex) dimana mereka menukar seks untuk memperoleh makanan, pakaian, uang, jaminan
keamanan maupun obat-obat terlarang.
- Di Thailand, Orang tua sengaja menjual putrinya untuk dijadikan PSK demi menghidupi
anggota keluarganya yang lain.
C. Faktor Yang Berdampak Buruk Bagi Kesehatan Repoduksi
Faktor demografi dan sosial-ekonomi (terutama kemiskinan, rendahnya tingkat pendidikan,
ketidaktahuan tentang perkembangan seksual dan proses reproduksi dan lokasi tempat tinggal
yang terpencil).
Faktor budaya dan lingkungan (misalnya, pengaruh media massa, gaya hidup yang populer,
praktek tradisional yang berdampak buruk pada kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak
anak banyak rejeki, tuntutan untuk hubungan seksual dini dan kawin muda, informasi tentang
fungsi reproduksi yang membingungkan remaja karena saling berlawanan satu dengan yang
lain, dsb).
2

PBL SKENARIO 1 BLOK KEDKOM

Faktor psikologis (dampak ketidakharmonisan rumah tangga pada remaja, depresi akibat
ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita pada pria yang membeli
kebebasannya secara materi, dsb).
Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca PMS, dsb).

2. Kehamilan Pada Remaja Dan Kehamilan Yang Tidak Diinginkan


A. Kehamilan pada remaja
Diberbagai belahan dunia, wanita menikah dan melahirkan di masa remaja mereka.
Kehamilan dan persalinan membawa risiko morbiditas dan mortalitas yang lebih besar pada remaja
dibandingkan pada wanita > 20 tahun terutama di wilayah yang pelayanan medis sangat langka atau
tidak tersedia. Remaja putri < 18 tahun berisiko kematian 2-5 kali lebih besar dibanding wanita usia
18-25 tahun disebabkan persalinan lama/macet, perdarahan maupun faktor lainnya. Kegawat
daruratan medis sering dialami remaja selama kehamilan seperti hamil dengan hipertensi atau hamil
dengan anemia, terutama didaerah yang endemis kekurangan gizi.
Penelitian juga memperlihatkan bahwa kehamilan usia muda (< 20 tahun) seringkali berkaitan
dengan munculnya kanker rahim. Hal ini berkaitan erat dengan belum sempurnanya perkembangan
dinding uterus.
B. Definisi Kehamilan Tidak Diinginkan
KTD merupakan kondisi dimana kehamilan terjadi bukan atas kemauan salah satu atau kedua
pihak baik karena memang tidak ingin hamil (unwanted pregnancy) atau karena ingin hamil tapi
waktunya yang tidak tepat/lebih cepat dari yang diperkirakan (mistimed pregnancy). KTD dapat
terjadi pada pasangan yang sudah menikah atau belum menikah, disengaja maupun tidak disengaja.
KTD dapat meningkatkan risiko kematian Ibu karena dikaitkan dengan perilaku ibu selama
kehamilan seperti menunda mengunjungi pelayanan perinatal selama hamil sehingga mempengaruhi
kesehatan bayi.
C. Penyebab KTD
Kegagalan ber-KB
Kehamilan akibat perkosaan
Kehamilan akibat hubungan seksual diluar nikah
Hamil akibat incest (hubungan seksual sedarah)
Himpitan ekonomi dan biaya pendidikan
Kondisi kesehatan ibu yang tidak memungkinkan untuk hamil
Janin dideteksi menderita cacat majemuk berat, atau jenis kelamin tidak sesuai kemauan
Sedang berkarir atau menyelesaikan pendidikan
Kehamilan terjadi pada waktu yang belum diharapkan
D. Dampak Yang Ditimbulkan KTD
Aborsi (pengguguran kandungan) merupakan solusi bagi sebagian besar perempuan dengan
KTD, terutama aborsi yang tidak aman
Apabila KTD tetap dilanjutkan hingga bayi lahir maka anak tersebut adalah anak yang tidak
diinginkan (unwanted child) sehingga kelak anak ini tidak mendapat kasih sayang dan
pengasuhan dari orang tuanya akibatnya anak tersebut tumbuh tanpa mengenal kasih sayang
atau bahkan gangguan kejiwaan.
3

PBL SKENARIO 1 BLOK KEDKOM

3. Penatalaksanaan Risiko Tinggi Kehamilan


A. Definisi
Kehamilan berisiko adalah keadaan buruk pada kehamilan yang dapat mempengaruhi keadaan ibu
maupun janin apabila dilakukan tata laksana secara umum seperti yang dilakukan pada kasus normal
Kehamilan risiko tinggi adalah kondisi dimana seorang wanita hamil di perkirakan akan mengalami
gangguan yang berat pada kehamilannya yang akan berdampak pada wanita hamil tersebut, ataupun
bayi yang sedang di kandungnya. Ibu hamil yang berisiko tinggi memiliki satu atau lebih dari
beberapa faktor-faktor risiko tinggi, salah satunya adalah anemia pada ibu hamil. Faktor risiko ini
dianggap akan menimbulkan komplikasi dan mengancam keselamatan ibu dan janin baik pada saat
hamil maupun persalinan nanti.
B. Faktor risiko tinggi pada ibu hamil : Puji Rochyati
Anemia Kehamilan
Disebut anemia kehamilan bila ibu hamil dengan kadar Hemoglobin < 11 gr% pada trimester 1 dan 3
dan < 10,5 gr% pada trimester 2.
Gejala dan tanda: Pusing, rasa lemah, kulit pucat, mudah pingsan, namun tensi masih dalam batas
normal. Secara klinis dapat dilihat tubuh ibu yang malnutrisi dan pucat.
Dampak : infeksi intra-postpartum, partus prematurus, abortus, inersia uteri, atonia uteri, syok,
kematian janin, cacat bawaan, gagal jantung ibu.
Penanganan : Mengkonsumsi makanan bergizi dengan pemberian kalori 300 kal/hari dan diberi
suplemen zat besi sebanyak 60 mg/hari, dan suplemen besi kiranya cukup mencegah anemia
Malaria
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman (plasmodium) yang ditularkan melalui
gigitan nyamuk.
Gejala dan tanda: Demam, anemia, hipoglikemia, edema paru akut dan malaria berat lainnya.
Dampak : Anemia, keguguran.
Penanganan : Dengan pemberian obat antimalaria yang aman untuk kehamilan seperti klorokuin
dengan dosis 300 mg/minggu.
TB paru
Tuberkulosis (TB paru) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis. Sebagian besar kuman tuberkulosis menyerang paru, sehingga dapat menyebabkan
perubahan pada sistem pernafasan.
Gejala dan tanda : Batuk menahun, batuk darah, keringat malam dan kurus kering.
Dampak : Asfiksia janin
Penanganan : Ibu hamil dengan proses aktif apalagi dengan batuk darah jangan dicampurkan dengan
ibu hamil lainnya pada pemeriksaan antenatal, mereka sebaiknya dirawat di rumah sakit dalam kamar
isolasi. Tujuannya untuk mencegah penularan, untuk menjamin istirahat dan makanan yang cukup,
serta pengobatan yang intensif dan teratur.

Penyakit jantung

PBL SKENARIO 1 BLOK KEDKOM


Gejala dan tanda : Cepat lelah, jantung berdebar-debar, nyeri dada, pingsan, batuk malam hari, sesak
napas saat berbaring, sesak napas kadang disertai sianosis (kebiruan), pembesaran jantung, bising
jantung, irama jantung tidak teratur (aritmia), edema tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda,
dan pembesaran rahim tidak sesuai.
Dampak : Abortus, Partus prematurus, IUGR (Intrauterinr Growth Retardation), gawat janin dan
kamatian ibu dan/bayi
Penanganan : bergantung pada derajat beratnya penyakit jantung (ringan, sedang, berat)
- Ringan : hindari kelelahan, jaga kenaikan berat badan agar beban kerja jantung bisa
berkurang, mengenali CHF membatasi obat-obatan, cegah bakterial endokarditis, persalinan
bisa pervaginam dengan observasi ketat.
- Sedang dan berat : pertimbangkan terminasi kehamilan, persalinan pervaginam utamakan
dengan analgesia epidural, bila disertai komplikasi utamakan caesaria
Diabetes mellitus
Diabetes merupakan suatu penyakit dimana tubuh tidak menghasilkan insulin dalam jumlah cukup,
atau sebaliknya, tubuh kurang mampu menggunakan insulin secara maksimal. Insulin adalah hormon
yang dihasilkan oleh pankreas, yang berfungsi mensuplai glukosa dari darah masuk ke sel-sel tubuh
untuk dipergunakan sebagai bahan bakar tubuh.
Gejala dan tanda: banyak kencing, banyak minum, sering makan banyak, bila luka sukar menutup,
gusi sering berdarah, glukosa darah sewaktu 200 atau GD puasa 126
Dampak : Cacat bawaan, berat badan berlebihan, IUFD, gawat napas, hipoglikemia janin (kadar gula
darah kurang dari normal), dan ikterik (kuning).
Penanganan: Menjaga agar kadar glukosa darah tetap normal, ibu hamil harus memperhatikan
makanan, berolahraga secara teratur, serta menjalani pengobatan sesuai kondisi penyakit pada
penderita penyakit ini, diutamakan ACE Inhibitor.
Penyakit Menular Seksual pada kehamilan
Infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit atau jamur, yang penularannya terutama melalui
hubungan seksual dengan pasangan yang menderita penyakit tersebut.
Gejala dan tanda : bergantung dari masing-masing infeksi, umumnya dari vagina keluar cairan baik
bening, seperti susu, atau merah dengan bau atau tanpa bau.
Dampak :
Penanganan :
Riwayat obstetrik buruk, meliputi :
1. Persalinan dengan tindakan :
- Induksi persalinan yaitu tindakan untuk merangsang timbulnya kontraksi rahim agar
terjadi persalinan. Indikasi : komplikasi pada ibu / janin, misalnya ibu hamil dengan
KPD, pre-eklamsia, serotinus
- Sectio Caesaria yaitu tindakan melahirkan bayi melalui abdomen dengan cara
mengiris dinding perut dan membuka dinding uterus. Indikasi : komplikasi pada
kehamilan seperti plasenta previa totalis, panggul sempit, letak lintang, sudah pernah
SC dua kali, dsb.
2. Riwayat abortus yaitu berakhirnya suatu kehamilan pada usia < 20 minggu (berat janin < 500
gr) atau melahirkan janin yang belum mampu hidup diluar kandungan.
Gejala dan tanda : Perdarahan bercak hingga derajat sedang dan perdarahan hebat pada
kehamilan muda.

PBL SKENARIO 1 BLOK KEDKOM


Penanganan : Lakukan penilaian awal untuk segera menentukan kondisi pasien (masih stabil,
komplikasi berat atau gawat darurat). Pada kondisi gawat darurat, segera upayakan stabilisasi
pasien sebelum melakukan tindakan lanjutan (evaluasi medik atau merujuk)
Pre-Eklamsia
Pre-eklamsi adalah suatu kondisi timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat
kehamilan > 20 minggu atau segera setelah lahir.
Gejala dan tanda : Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari tangan
dan muka, sakit kepala hebat, tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg, proteinuria sebanyak 0,3 g/l
dalam air kencing 24 jam.
Dampak :
Penanganan : Istirahat (tirah baring), diet rendah garam, diet tinggi protein, suplemen kalsium,
magnesium, obat antihipertensi dan dirawat di rumah sakit bila ada kecendrungan menjadi eklamsia.
Eklamsia
Eklamsia merupakan kelanjutan dari pre-eklamsia berat yaitu pre-eklamsia ditambah dengan kejang
atau koma yang dapat berlangsung mendadak.
Gejala dan tanda : Eklamsia ditandai oleh gejala-gejala pre eklamsia berat dan kejang atau koma.
Dampak :
Penanganan : Isolasi ketat di rumah sakit. Hindari kejang yang dapat menimbulkan penyulit yang
lebih berat.
Hamil kembar (gemelli)
Kehamilan ganda adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kejadian kehamilan ganda
dipengaruhi oleh faktor keturunan, umur dan paritas.
Gejala dan tanda : Perut lebih buncit dari semestinya sesuai dengan usia kehamilan, gerakan janin
dirasakan lebih banyak, uterus terasa lebih cepat membesar, pada palpasi bagian kecil teraba lebih
banyak, teraba ada 3 bagian besar janin, teraba ada 2 ballotmen, terdengar 2 denyut jantung janin.
Dampak : Persalinan lama/macet, Berat Bayi Lahir Rendah < 1500 gr, abortus, partus prematurus,
hipertensi kehamilan, TTTS (sindrom transfusi fetal), acardiac, kembar siam, gangguan letak dan
presentasi janin, solusio plasenta, plasenta previa, anemia kehamilan, ketuban pecah dini.
Penanganan : Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan mencegah
komplikasi yang timbul, periksa darah lengkap, Hb dan golongan darah.
Kehamilan dengan kelainan letak, meliputi :
1. Letak lintang
Janin terletak tegak lurus dengan sumbu memanjang tubuh ibu. Penyebab : Kelemahan dinding
perut/uterus karena multiparitas, kesempitan panggul, plasenta previa, prematuritas, gemeli dan lainlain.
Dampak :
Penanganan :
2. Letak sungsang
Janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong di bagian bawah kavum uteri.
Penyebab : Prematuritas, gemelli, multiparitas, plasenta previa dan lain- lain.
Dampak :
Penanganan :

PBL SKENARIO 1 BLOK KEDKOM


Perdarahan dalam kehamilan, meliputi :
1. Plasenta previa
Plasenta previa adalah kondisi dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu pada
segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir.
Gejala dan tanda : Perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau pada kehamilan lanjut, sifat
perdarahannya tanpa sebab, tanpa nyeri, dan berulang, kadang-kadang perdarahan terjadi pada pagi
hari sewaktu bangun tidur.
Dampak :
Penanganan : tiap perdarahan trimester ketiga yang lebih dari show (perdarahan inisial), harus dikirim
ke rumah sakit tanpa dilakukan manipulasi apapun, baik rektal maupun vaginal. Bila pada penilaian
baik, perdarahan sedikit, janin masih hidup, belum inpartu, kehamilan belum cukup 37 minggu, atau
berat badan janin < 2.500 gr, maka kehamilan dipertahankan, cukupkan istirahat dan pemberian obatobatan dan observasi dengan ketat.
2. Solusio plasenta
Solusio plasenta adalah kondisi dimana plasenta letaknya normal namun terlepas dari perlekatannya
sebelum janin lahir.
Gejala dan tanda : Perdarahan dengan nyeri hebat, perut terasa tegang, gerak janin berkurang, palpasi
bagian janin sulit diraba, auskultasi jantung janin terjadi asfiksia ringan dan sedang, dapat terjadi
gangguan pembekuan darah.
Dampak :
Penanganan : Derajat ringan yaitu perdarahan sudah berhenti dan kondisi ibu baik maka bisa
dilakukan perawatan inap dan pada derajat sedang dan berat penanganannya dilakukan di rumah sakit.
C. Dampak Kehamilan Dengan Risiko Tinggi :
Partus Prematurus
Partus lama/macet
Bayi dengan Berat Badan Lahir Perdarahan ante-partum
Rendah
post-partum
Keracunan dalam kehamilan
Kejang

dan

Keguguran (abortus)
IUFD (Intra Uterine
Disease)
Kematian maternal

Fetal

D. Pencegahan Kehamilan Dengan Risiko :


Penanganan yang adekuat difasilitas kesehatan.
Menemukan gejala sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan, yaitu
dengan cara sering memeriksakan kehamilan secara teratur dan sedini mungkin, minimal 4x
kunjungan selama masa kehamilan yaitu:
- 1 kali kunjungan pada trimester pertama (bulan 1-3)
- 1 kali kunjungan pada trimester kedua (antara bulan 4-6)
- 2 kali kunjungan pada trimester ketiga (bulan 7-9)
Imunisasi TT yaitu imunisasi anti tetanus sebanyak 2 kali selama kehamilan dengan jarak satu
bulan, untuk mencegah penyakit tetanus pada bayi baru lahir.
Bila ditemukan risiko tinggi, pemeriksaan kehamilan harus lebih sering dan intensif
Makan makanan yang bergizi dan seimbang karena dapat meningkatkan kesehatan ibu dan
menghindari penyakit- penyakit yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi.
Menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan komplikasi pada ibu hamil, seperti :
- Berdekatan dengan penderita penyakit menular
- Merokok atau menghirup asap rokok
- Makanan dan minuman beralkohol
- Melakukan pekerjaan berat
7

PBL SKENARIO 1 BLOK KEDKOM

- Penggunaan obat-obatan tanpa petunjuk dokter/bidan


- Pemijatan/urut perut selama hamil
- Memantang makanan yang penting untuk kehamilan
Mengenali tanda-tanda kehamilan dengan risiko tinggi dan mewaspadai penyakit apa saja
pada ibu hamil.
Segera periksa bila ditemukan tanda-tanda kehamilan dengan risiko tinggi. Pemeriksaan
kehamilan dapat dilakukan di Polindes/bidan. desa, Puskesmas/Puskesmas pembantu, rumah
bersalin, rumah sakit pemerintah atau swasta.

4. Memahami dan Menjelaskan Tentang Angka Kematian Ibu (AKI) , Angka Kematian Bayi
(AKB), Audit Maternal Perinatal (AMP)
A. Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara
ASEAN lainnya. Pada tahun 1994 (SDKI) AKI di Indonesia adalah 390 per 100.000 kelahiran hidup.
Penurunan AKI tersebut sangat lambat, yaitu menjadi 334 per 100.000 pada tahun 1997 (SDKI) dan
307 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2002-2003), 262 (2005), 255 (2006) dan 248 (2007),
sementara pada tahun 2010 ditargetkan menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup.
Besarnya AKI menggambarkan masih rendahnya tingkat kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat,
status gizi dan status kesehatan ibu, cakupan dan kualitas pelayanan untuk ibu hamil, ibu melahirkan,
dan ibu nifas, serta kondisi kesehatan lingkungan.
Penyebab Kematian Maternal :
1. Penyebab langsung
Penyebab langsung kematian ibu pada umumnya terjadi saat persalinan dan 90% disebabkan
komplikasi. Menurut SKRT 2001 penyebab langsung kematian ibu adalah : perdarahan (28%),
eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi puerperium (11%), abortus (5%), trauma obstetrik (5%),
emboli obstetrik (5%), partus lama/macet (5%) serta lainnya (11%).
2. Penyebab tidak langsung
Penyebab tidak langsung kematian maternal adalah rendahnya status gizi dan status kesehatan serta
adanya faktor risiko kehamilan pada ibu. Menurut SKRT 2001 penyebab tidak langsung kematian
maternal adalah : kurang energi kronis (34%), anemia gizi besi (40%). SDKI 2002-2003 menunjukkan
bahwa 22,4% ibu masih dalam keadaan "4 terlalu" yaitu kehamilan terlalu muda dengan usia < 18
tahun (4.1%), kehamilan terlalu tua dengan usia > 34 tahun (3.8%), persalinan terlalu sering dengan
interval waktu < 2 tahun (5.2%) dan kehamilan terlalu banyak dengan paritas > 3 (9.3%).
Kematian maternal lebih banyak terjadi pada ibu dengan karakteristik : rendanya tingkat pendidikan
(di bawah SMP), rendahnya kemampuan membiayai pelayanan persalinan, terlambat memeriksakan
kehamilannya, serta melakukan persalinan di rumah. Keadaan ini menyebabkan kondisi sbb :
a) Terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan untuk mencari pertolongan segera.
b) Terlambat mencapai fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu memberi pertolongan persalinan.
c) Terlambat memperoleh pertolongan yang memadai di fasilitas pelayanan kesehatan.
B. Angka Kematian Bayi (AKB)
8

PBL SKENARIO 1 BLOK KEDKOM


Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup (SDKI, 2002-2003)
masih di atas negara-negara seperti Malaysia (10), Thailand (20), Vietnam(18), Brunei (8) dan
Singapura (3). Walaupun demikian AKB tersebut sudah menurun sebesar 41% selama 15 tahun ini
yaitu dari 59 per 1000 kelahiran hidup pada tahun1989-1992, menjadi 35 per 1000 kelahiran hidup
pada tahun 1998-2002 (SDKI). Sekitar 60% kematian bayi tersebut terjadi pada usia 28 hari 11
bulan.
Penyebab Kematian Bayi : SKRT 2001
Penyebab kematian perinatal/neonatal di Indonesia pada umumnya yaitu : BBLR (29%),
asfiksia (27%), tetanus (10%), masalah pemberian minum (10%), infeksi (5%), Ggg.
hematologis (6%), dan lain-lain (13%).
Penyebab kematian bayi terbanyak di Indonesia adalah karena gangguan perinatal (36%),
Ggg. saluran nafas (28%), diare (9%), Ggg. saluran cerna (4%), penyakit syaraf (3%), tetanus
(3%) dan Ggg. lainnya (17%).
Penyebab kematian balita adalah: Ggg. saluran nafas (23%), diare (13%), penyakit syaraf
(12%), tifus (11%), Ggg. saluran cerna (6%) serta Ggg. lainnnya (35%).
C. Audit Maternal Perinatal (AMP)
Audit maternal perinatal adalah suatu kegiatan untuk menelusuri sebab kesakitan dan kematian
maternal perinatal dengan maksud mencegah kesakitan dan kematian di masa yang akan datang.
Kegiatan ini memungkinkan tenaga kesehatan dapat menentukan hubungan antara faktor penyebab
dengan kejadian kesakitan dan kematian maternal perinatal, sehingga dapat menetapkan langkahlangkah intervensi.
Latar Belakang Dilaksanakannya AMP
Sebagian besar kematian maternal sebenarnya dapat dicegah melalui pelayanan antenatal yang
mampu mendeteksi dan menangani kasus risiko tinggi secara memadai, pertolongan persalinan yang
bersih dan aman, serta pelayanan rujukan kebidanan/perinatal yang terjangkau pada saat diperlukan.
Salah satu cara mencegah kematian maternal dan perinatal adalah meningkatkan mutu dan menjaga
kesinambungan pelayanan kesehatan ibu dan bayi pada tingkat pelayanan dasar dan pelayanan
rujukan primer. Untuk itulah diperlukan konsep Audit Maternal Perinatal yang tepat.
Fungsi Dilaksanakannya AMP :
Mengidentifikasi faktor medis, non-medis dan faktor non-pelayanan kesehatan yang
berpengaruh pada kejadian kesakitan dan kematian maternal perinatal.
Melalui AMP diharapkan pihak pemberi pelayanan kesehatan dasar (puskesmas) maupun
rujukan (RSU kab/kota) dapat menetapkan prioritas untuk mengatasi faktor yang berpengaruh
terhadap kejadian kematian maternal perinatal
Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan Ibu dan bayi baru lahir
Menerapkan pembahasan analitik mengenai kasus kebidanan dan perinatal secara teratur dan
berkesinambungan
Menentukan intervensi dan pembinaan untuk masing-masing pihak yang diperlukan dalam
hal mengatasi masalah yang ditemukan dalam pembahasan kasus.
Mengembangkan mekanisme koordinasi antara dinas kesehatan kabupaten/kota, RS
pemerintah/swasta, rumah bersalin dan bidan praktek dalam perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi terhadap intervensi yang disepakati.

PBL SKENARIO 1 BLOK KEDKOM

AMP dapat memberikan gambaran mengenai kemungkinan penyebab kematian dengan cara
melakukan otopsi verbal yaitu mewawancarai keluarga atau orang lain yg mengetahui
gejala/riwayat penyakit/tindakan yang diterima penderita sebelum meninggal.

Tujuan dilaksanakannya AMP :


Menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) melalui upaya
penerapan tata kelola klinik yang baik (clinical governance).
Menggali permasalahan yang terkait dengan kejadian kesakitan (morbiditas) maupun
kematian (mortalitas) yang disebabkan masalah pasien/keluarga, petugas kesehatan,
manajemen pelayanan, maupun kebijakan pelayanan sehingga masalah yang terbukti berperan
dalam menimbulkan kematian dapat dicegah atau tidak terulang lagi.
Pihak yang Terlibat dalam pelaksanaan AMP :
Dokter spesialis obsgyn, dokter spesialis anak, bidan/perawat -sebagai tim dalam
membahas/mengkaji kasus kematian/kesakitan.
Dinas Kesehatan Kab/kota -sebagai penanggung jawab dan koordinator kegiatan AMP.
Hasil audit kematian atau kesakitan ibu dan perinatal/neonatal ini dipakai sebagai pembelajaran bagi
semua pihak. Melalui kegiatan ini diharapkan para pengambil kebijakan, pengelola program KIA,
pemberi pelayanan di tingkat pelayanan dasar (puskesmas dan jajarannya) dan di tingkat pelayanan
rujukan (RS Kabupaten/Kota) maupun masyarakat dapat mengambil pembelajaran/hikmahnya,
Waktu Pelaksanaan AMP :
Setiap kab/kota diharapkan dapat melaksanakan AMP secara rutin minimal 4 kali/tahun untuk
menjaga mutu pelayanan KIA.

5. Hukum Hamil Di Luar Nikah Menurut Syariat Islam


Hukum Islam yang berkaitan dengan hamil diluar nikah adalah hukum menikahi wanita yang hamil di
luar nikah, baik si calon suami adalah orang yang menghamilinya atau bukan.
Calon suami adalah pria yang menghamilinya
Sebagian besar ulama sepakat memboleh menikahinya dan menggaulinya setelah pernikahan sah
karena tidak akan merancukan nasab si anak. Pernikahan dapat dilangsungkan tanpa menunggu
kelahiran anaknya lebih dulu dan tidak perlu perkawinan ulang setelah anak tersebut lahir.
Dalilnya bersumber dari Sabda Nabi SAW,awalnya perbuatan kotor dan akhirnya menikah. Sesuatu
yang haram tidak bisa mengharamkan yang halal. (HR Thabrany dan Daruquthuny).

Calon suami bukan pria yang menghamilinya, ulama berbeda pendapat :


- Haram menikahi wanita yang sedang mengandung anak orang lain karena akan
merancukan nasab si anak, kecuali setelah wanita itu melahirkan dan telah habis masa
'iddahnya.
- Boleh menikahinya, namun tidak boleh digauli sampai dia melahirkan.
Dalilnya bersumber dari Sabda Nabi SAW, "Tidak halal bagi seorang muslim yang beriman kepada
Allah dan hari akhir untuk menyiramkan airnya pada ladang orang lain." (HR Abu Daud dan Tirmizy)

6. Hukum Aborsi Menurut Syariat Islam


10

PBL SKENARIO 1 BLOK KEDKOM


A. Definisi Aborsi
Aborsi berasal dari bahasa Inggris Abortion yang berarti pengguguran kandungan, abortus, keluron.
Aborsi dikenal dalam bahasa Arab sebagai Ajhadla yang berarti perempuan yang melahirkan
janinnya secara paksa dalam keadaan belum sempurna penciptaannya, selain itu disebut juga Ijhadl
(menggugurkan), Isqath (menjatuhkan) atau lengkapnya Isqath al-Hamli (tindakan pengguguran janin
dari rahim), Ilqa (melempar), Tharh (membuang), Inzal (menurunkan) dan Imlash (melahirkan dalam
keadaan mati).
Definis aborsi menurut Kedokteran :
Lahirnya embrio (fetus) sebelum dia mampu hidup di luar kandungan (< 28 minggu atau < 6 bulan),
dengan berat badan < 500 gram atau panjang < 25 cm.
Definisi aborsi menurut para Fukaha :
Aborsi adalah terpisahnya janin dari rahim (gugur), lenyapnya nyawa janin, atau rusaknya hasil
konsepsi (sel zigot hasil peleburan sperma dan ovum) sebelum sempurna masa kehamilannya, baik
yang sudah berbentuk sempurna/belum.
B. Klasifikasi Aborsi
1. Abortus Spontan
Abortus yang terjadi secara tidak disengaja dan tanpa perlakuan dari luar, semata-mata murni karena
proses biologis dari dalam rahim ibu. Contoh : Abortus akibat stres berat, abortus akibat reaksi
imunologis ibu, abortus akibat kelainan pada janin atau kelainan pada rahim ibu.
2. Abortus Provocatus
Abortus yang terjadi secara sengaja atau diprovokasi atau ada perlakuan dari luar. Terbagi lagi
menjadi :
Abortus Provocatus Medicinalis
Abortus yang sengaja dilakukan tenaga medis oleh karena adanya alasan-alasan medis. Contoh :
Kondisi ibu yang lemah sehingga tidak memungkinkan untuk hamil atau janin terdeteksi menderita
penyakit genetik berat.
Abortus Provocatus Criminalis
Abortus yang sengaja dilakukan bukan karena alasan-alasan medis
C. 10 Alasan Melakukan Aborsi
Prof Jurnalis Uddin mencatat setidaknya ada 10 alasan orang melakukan aborsi, yaitu :
1. Hamil akibat kegagalan ber-KB
2. Si Ibu sakit fisik atau sakit jiwa berat yang bila kehamilan dilanjutkan akan mengancam
nyawa
3. Usia ibu yang terlalu tua atau terlalu muda sehingga berisiko tinggi dalam persalinan.
4. Kehamilan dapat meningkatkan risiko pada ibu saat persalinan, baik yang ringan hingga
kematian ibu. Seperti kehamilan dengan komplikasi, kehamilan usia tua atau terlalu muda,
dsb.
5. Hamil akibat perkosaan.
6. Hamil akibat incest (hubungan seks sedarah) yaitu kehamilan yang dilakukan ayah dengan
anak, kakek dengan cucu, kakak dengan adik atau paman dengan keponakan, dsb.
7. Hamil diluar nikah
8. Si Ibu belum ingin hamil dikarenakan sedang berkarir atau sedang menyelesaikan pendidikan
11

PBL SKENARIO 1 BLOK KEDKOM


9. Janin yang dikandung terdeteksi menderita cacat genetik
10. Aborsi akibat himpitan ekonomi yang berat
D. Hukum Aborsi
Abortus spontan tidak dijadikan permasalahan oleh para ulama karena hal tersebut terjadi dengan
sendirinya tanpa ada unsur kesengajaan, lain halnya dengan abortus provocatus. Hukum mengenai
aborsi terbagi menjadi 2 :
1. Hukum Aborsi Menurut Ulama Klasik
Ulama klasik membagi hukum aborsi menjadi sebelum fase peniupan ruh (< 120 hari atau < 4 bulan)
dan setelah fase peniupan ruh (> 120 hari atau > 4 bulan)
Mazhab Syafii : Sebagian membolehkan dengan alasan sebelum fase tersebut janin belum
berbentuk manusia, namun sebagian lain mengharamkan karena proses penciptaan manusia
sebenarnya sudah terjadi pada saat konsepsi (bersatunya sperma dan ovum).
Mazhab Hanafi : Makruh bila < 120 hari terutama bila tidak disertai alasan yang jelas,
alasannya karena aborsi harus berkaitan dengan kemaslahatan Ibu maupun janinnya.
Mazhab Maliki: Haram melakukan aborsi karena dianggap merampas hak hidup manusia.
Mazhab Hanbali : Boleh aborsi bila < 40 hari (fase nutfah), namun haram bila > 40 hari
Dari keempat mazhab dapat disimpulkan bahwa hukum mengaborsikan janin sebelum fase peniupan
ruh (< 120 hari) adalah :
Boleh, alasannya karena janin belum bernyawa dan setiap yang tidak bernyawa tidak akan
dihisab dan tidak dibangkitkan pada hari kiamat.
Makruh, alasannya janin sedang mengalami pertumbuhan
Haram, alasannya aborsi merupakan tindakan merampas hak manusia untuk hidup
Hukum aborsi setelah 120 hari atau setelah fase peniupan ruh, ulama sepakat mengharamkan
karena dianggap pembunuhan terhadap makhluk bernyawa dan pelakunya dikenai sanksi pidana.
Namun jika kondisi darurat maka diperbolehkan, misalnya bila adanya janin akan mengancam
nyawa Ibu, maka sesuai kaidah Islam bila dihadapkan pada dua kerugian maka pilih kerugian yang
paling ringan untuk menghindari kerugian yang lebih berat sehingga diperbolehkan menggugurkan
janin demi menyelamatkan nyawa ibu.
2. Hukum Aborsi Menurut Ulama Kontemporer
Ulama kontemporer sepakat bahwa awal kehidupan manusia adalah pada saat Nidasi (tertanamnya sel
embrio pada dinding rahim) sehingga dapat disimpulkan :
Aborsi sebelum nidasi hukumnya boleh, karena sebelum nidasi janin hanya berupa benih
yang tidak berbentuk dan tidak pula bernyawa.
Aborsi setelah nidasi dan usia < 40 hari, ulama berbeda-beda pendapat :
- Boleh : bila memberi kebaikan secara syari atau mencegah kerusakan yang akan terjadi.
- Haram : bila aborsi dilakukan karena khawatir masalah pendidikan janin kelak atau
himpitan ekonomi atau sudah banyak anak.
Aborsi pada fase alaqah dan mudghah diharamkan kecuali dalam kondisi darurat yang
mengancam nyawa ibu.
Aborsi setelah fase peniupan ruh hukumnya haram, alasannya dianggap sebagai tindakan
pembunuhan manusia yang sudah bernyawa dan sudah sempurna wujudnya, kecuali dalam
kondisi darurat dimana secara medis nyawa ibu terancam maka diperbolehkan.
12

PBL SKENARIO 1 BLOK KEDKOM

E. Hukum Aborsi Dengan Berbagai Alasannya Dalam Perspektif Islam


Aborsi karena darurat
Aborsi karena alasan darurat yang mengancam nyawa ibu diperbolehkan, sesuai kaidah islam bila
ada dua kerugian maka pilihlah kerugian yang paling ringan dan hindari kerugian yang berat.
Aborsi karena zina
Ulama sepakat mengharamkan, sesuai kaidah Sadd al-Dzariah yaitu menutup jalan menuju pada
hal yang terlarang/kemungkaran karena mengandung mafsadah (kerusakan atau kerugian)
Aborsi akibat perkosaan
Dalam hal ini hukumnya berbeda-beda :
- Diperbolehkan, bila kehamilan tersebut membuat si Ibu stress berat yang mengarah pada
gangguan jiwa, maka sesuai kaidah Islam bila ada dua kerugian maka pilihlah kerugian yang
paling ringan dan hindari kerugian yang berat
- Diharamkan, dengan dalil QS. Al-Israa ayat 15 bahwa seseorang tidak akan memikul dosa
orang lain yang berarti hadirnya janin dalam rahim Ibu bukan kesalahan janin sehingga
tindakan menggugurkannya untuk menutupi aib si Ibu termasuk pembunuhan dan berdosa.
Aborsi karena kecacatan
Aborsi karenadiduga kuat bayi yang akan lahir cacat atau membawa penyakit genetik yang belum ada
obatnya maka ulama berbeda pendapat :
- Haram bila sudah ditiupkan ruh, karena alasan-alasan diatas tidak termasuk kondisi darurat
atau hajat, dan dalam Islam janin yang cacat tetap dipandang mulia, sehingga tindakan
tersebut sama dengan pembunuhan.
- Boleh bila belum ditiupkan ruh alasannya janin belum dikategorikan manusia, dan janin
membawa penyakit yang tidak ada obatnya atau bila lahir dia akan menyalahi kehidupannya.
F. Sanksi Hukuman Bagi Pelaku Aborsi
Sanksi hukuman terhadap pelaku aborsi terbagi menjadi 3, yakni :
1. Ghurrah
Ghurrah adalah membebaskan budak (muslim) atau yang setara dengan itu sebagai kompensasi
karena telah membinasakan janin melalui tindakan penyerangan. Nilai Ghurrah adalah 1/20 atau 5%
dari nilai sanksi Diyat Kamilah (kompensasi sempurna). Nilai tersebut setara dengan membayar 500
dirham atau 5 ekor unta atau 100 ekor domba atau membebaskan 1 budak muslim lakilaki/perempuan. Sanksi tersebut dikenakan dengan ketentuan sebagai berikut :
- Dengan sengaja atau tidak sengaja melakukan tindakan pengguguran janin, dimana janin yang
dilahirkan sudah dalam kondisi mati atau belum ditiupkan ruh (< 4 bulan).
- Pelaku wajib membayar Ghurrah pada ahli waris janin yaitu orang tua nya atau keluarga.
- Bila pelaku aborsi adalah ibu janin sendiri maka pembayaran Ghurrah tetap diserahkan pada
ahli waris janin, namun si ibu sendiri tidak mendapatkan apa-apa karena dengan tindakannya
membunuh janin tersebut sudah menghilangkan hak warisnya.
2. Diyat Kamillah
Diyat kamilah artinya kompensasi sempurna. Nilainya adalah 20x lipat dari nilai Ghurrah yaitu setara
dengan membayar 100 ekor unta atau 1000 dinar atau 12000 dirham. Sanksi ini dikenakan dengan
ketentuan :
- Dengan sengaja atau tidak sengaja melakukan tindakan pengguguran janin, dimana janin yang
dilahirkan dalam kondisi hidup lalu tak lama kemudian janin mati, dalam hal ini berarti janin
sudah ditiupkan ruh (> 4 bulan)
13

PBL SKENARIO 1 BLOK KEDKOM


-

Bagi pelaku yang dikenakan sanksi ini akan dikenakan juga sanksi Kaffarah sebagai bentuk
taubat dan menyesali perbuatan pembunuhan mahkluk bernyawa
Ketentuan lainnya sama seperti Ghurrah

3. Kaffarah
Kaffarah artinya taubat atau penebusan dosa. Nilainya adalah berupa membebaskan seorang budak
muslim pria atau wanita atau setara dengan berpuasa dua bulan berturut-turut. Sanksi ini dikenakan
bagi pelaku yang menyesali tindakan penggugurannya tersebut atau sebagai bentuk bertaubat dan
biasanya dibayarkan bersama dengan Diyyat Kamilah.
Sanksi hukuman bagi dokter atau orang-orang yang terlibat dalam tindakan aborsi adalah sbb :
- Bila janin < 4 bulan dan tindakan aborsi dilakukan tanpa indikasi medis maka diwajibkan
membayar Ghurrah.
- Bila janin > 4 bulan dan tindakan aborsi dilakukan tanpa indikasi medis maka diwajibkan
membayar setengah dari Diyat kamillah dan membayar Kaffarah dengan berpuasa dua bulan
berturut-turut.

REFERENSI
1. Efendi F, Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Hal:228-29.
2. Hanim D, Santosa, Affandi. (2013). Modul Field Lab: Komunikasi, informasi, edukasi (KIE)
Kesehatan Reproduksi. Jakarta : FK Universitas Sebelas Maret. Hal:14-25.
3. Zuhroni. (2010). Pandangan Islam Terhadap Masalah Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta :
Universitas YARSI
4. Kilbourne-Brook M, McKay P, Swan D. Kesehatan Reproduksi Remaja : Membangun
Perubahan yang Bermakna. OUTLOOK 2000; 16:2-3.
5. Az-Zabalawi SM. (2007). Pendidikan Remaja Antara Islam dan Ilmu Jiwa. Jakarta : Gema
Insani. Hal:489-91.
6. Santrock JW. (2003). Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta : Erlangga. Hal:372-73.
7. Prawirohardjo S. (2008). Ilmu Kebidanan. Ed.Keempat. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
8. Saifuddin AB. (2002). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sumber Internet :
1. http://health.okezone.com/read/2013/02/04/483/756443/hamil-di-luar-nikah-ini-risiko-yanganda-tanggung
2. http://www.kesehatananak.depkes.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=59:a..

14

Anda mungkin juga menyukai