Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah konsep dasar
keperawatan dengan tema persepsi mahasiswa terhadap klien dalam keperawatan.

Saya juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu saya dalam pembuatan makalah ini. Dalam menyelesaikan
makalah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung. Untuk itu, saya mengucapkan terimakasih kepada dosen - dosen
pembimbing mata kuliah komunikasi keperawatan, semoga makalah ini dapat diambil
manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca. Maaf bila masih banyak
kesalahan dalam penulisan makalah ini. Terima kasih.

Garut, April 2018

Penyusun

i
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
BAB I..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
2.1 Pengertian..........................................................................................................................3
2.2 Ciri-Ciri Profesi.................................................................................................................3
2.3 Syarat-Syarat profesi.........................................................................................................4
2.4 Karakteristik Profesi..........................................................................................................4
2.5 Hubungan Intraprofesi.......................................................................................................4
2.6 Contoh...............................................................................................................................7
BAB III.......................................................................................................................................8
PENUTUP..................................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................8
3.2 Solusi.................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................9
LAMPIRAN NASKAH ROLEPLAY

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan


setiap orang hidup produktif secara sosial, dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah
upaya penaggulangan, dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan,
pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan, dan persalinan. Pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit merupakan bentuk pelayanan yang diberikan kepada klien oleh suatu tim multi
disiplin. Tim pelayanan kesehatan merupakan sekelompok profesional yang mempunyai
aturan yang jelas, tujuan umum dan keahlian berbeda. Tim akan berjalan dengan baik bila
setiap anggota tim memberikan kontribusi yang baik (Faizin & Winarsih, 2008). Dalam
konteks kerja dan organisasi sebuah institusi kesehatan dijalankan oleh tim multiprofesional
dimana menangani berbagai macam prosedur pelayanan pasien. Dalam hal ini, tim terdiri dari
berbagai macam profesi dimana bertanggung jawab atas tugas dan kewajiban yang berbeda
pula. Etika kerja yang kolaboratif dapat menciptakan suasana damai di tempat kerja. Aspek
budaya integritas terfokus pada cara pengembangan kepribadian dalam integritas dan etika
untuk menciptakan keutuhan kualitas diri dengan karakter moral yang konsisten terhadap
kejujuran dan etika, termasuk kemampuan untuk membentengi diri dari segala macam godaan
yang berpotensi mendorong diri pada tingkah laku tidak terpuji.

Kepribadian yang selalu patuh diperlukan untuk menjalankan peraturan, kebijakan,


standar, sistem, dan etika organisasi secara profesional (Djajendra, 2012). Kolaborasi yang
efektif mencakup penerapan strategi dimana setiap profesi yang berbeda budayanya berkerja
sama dalam satu tim untuk mencapai tujuan yang sama. Dalam konteks kesehatan, setiap
profesi kesehatan harus terjalin dalam arahan yang sama untuk mencapai visi yang sama pula.
Setiap profesi harus mengerti peran dan tugas kerja masing-masing. Seorang pemimpin
(leader) juga sangat dibutuhkan agar sebuah tim tidak kehilangan fokus untuk mencapai
tujuannya (Dalri, 2010). Tenaga profesional yang berada dalam tim pelayanan kesehatan
sangat sedikit pengetahuannya tentang praktek, keahlian, tanggung jawab, ketrampilan, nilai
dan perspektif profesionalime dari disiplin ilmu yang lain. Hal ini merupakan suatu
penghambat utama dalam praktek kolaborasi (Alpert et al.,1992). Kolaborasi tidak dapat
didefinisikan atau dijelaskan dengan mudah. Kolaborasi adalah proses dimana dokter dan

1
perawat merencanakan dan praktek bersama sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan
dalam batasan-batasan lingkup praktek mereka dengan berbagi nilai-nilai dan saling
mengakui dan menghargai terhadap setiap orang yang berkontribusi untuk merawat individu,
keluarga dan masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana komunikasi intraprofesi?
1.2.2 Apa yang dimaksud profesi?
1.2.3 Bagaimana komunikasi antraprofesi?
1.2.4 Bagaimana implementasi dalam contoh kasus?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui komunikasi intraprofesi dalam bidang kesehatan.
1.3.2 Mengetahui lebih dalam mengenai profesi kesehatan.
1.3.3 Mengetahui hubungan setiap profesi kesehatan.
1.3.4 Mengetahui contoh kasus dikehidupan nyata.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian

Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan


masyarakat sehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan, atau memulihkan kesehatan
yang optimal dan kualitas hidup dari lahir sampai mati. Saat ini profesi perawat telah
mendapatkan perlindungan hukum melalui disahkannya undang undang keperawatan nomor
38 tahun 2014. Dengan adanya undang undang ini diharapakan perawat dapat bekerja sesuai
peran profesinya secara lebih profesional, bertanggungjawab dan lebih optimal.

Profesi adalah suatu pekerjaan yang memerlukan pelatihan maupun penguasaan


terhadap ilmu pengetahuan tertentu atau profesi juga sering di artikan sebagai pekerjaan yang
memerlukan pelatihan dan keahlian khusus. Umumnya setiap profesi memiliki asosiasi,
memiliki kode etik, memiliki sertifikasi, dan memiliki lisensi khusus untuk bidang profesi
tertentu.

2.2 Ciri-Ciri Profesi


Beberapa ciri profesi secara umum, diantaranya sebagai berikut ini:

 Memiliki pengetahuan khusus tentang suatu bidang pekerjaan, seperti adanya keahlian
dan keterampilan yang didapatkan dari pelatihan maupun dari pendidikan khusus seta
pengalaman yang cukup lama.
 Memiliki aturan dan juga standar moral yang tinggi, umumnya bagi orang yang
memiliki profesi setiap kegiatan yang dilakukannya berdasarkan pada kode etik
bidang profesinya.
 Mementingkan kepentingan masyarakat, setiap melaksanakan profesi harus selalu
mementingkan kepentingan masyarakat terlebih dahulu daripada kepentingan
pribadinya.
 Memiliki izin khusus dalam menjalankan kegiatan profesinya, artinya setia profesi
tentunya selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana setiap kegiatan
yang dilaksanakan seorang yang memiliki profesi harus memiliki izin khusus jadi
tidak sembarangan dalam menjalankan kegiatannya.

3
 Orang yang memiliki profesi biasanya selalu menjadi anggota organisasi profesi yang
menjadi bidangnya.

2.3 Syarat-Syarat profesi


Beberapa syarat-syarat suatu profesi secara umum, diantaranya sebagai berikut ini:

 Mempelajari suatu bidang ilmu khusus.


 Melibatkan kegiatan-kegiatan intelektual.
 Membutuhkan persiapan secara profesional, jadi bukan hanya sekedar latihan saja.
 Membutuhkan latihan dalam suatu bidang secara berkelanjutan.
 Mementingkan pelayanan kepada masyarakat daripada kepentingan pribadi.
 Memiliki organisasi profesi sesuai bidang yang profesional yang kuat.
 Menjanjikan karir dan keanggotaan yang permanen.

2.4 Karakteristik Profesi


Beberapa karakteristik profesi secara umum, diantaranya sebagai berikut ini:

 Keahlian berdasarkan pengetahuan teoritis, jadi profesi memiliki pengetahuan yang


teoritis dan juga memiliki keahlian berdasarkan pengetahuan tersebut, serta
pengetahuan tersebut dapat di praktekan.
 Profesi memiliki badan asosiasi profesional.
 Profesi membutuhkan pendidikan yang cukup lama, dan memiliki jenjang pendidikan
tinggi.
 Dalam profesi biasanya terdapat uji kompetensi, bertujuan untuk menguji dan sebagai
suatu persyaratan supaya bisa lulus.
 Profesi mendapatkan pelatihan secara profesional untuk mendapatkan pengalaman
sebelum menjadi anggota organisasi.
 Profesi memiliki lisensi, salah satu tujuannya supaya dalam melakukan kegiatan
profesi dapat di percaya.
 Profesi memiliki kode etik.

2.5 Hubungan Intraprofesi


1. Komunikasi antara Perawat dengan Dokter
Hubungan perawat-dokter adalah satu bentuk hubungan interaksi yang telah cukup lama

4
dikenal ketika memberikan bantuan kepada pasien. Perawat bekerja sama dangan dokter
dalam berbagai bentuk. Perawat mungkin bekerja di lingkungan di mana kebanyakan
asuhan keperawatan bergantung pada instruksi medis. Perawat diruang perawatan intensif
dapat mengikuti standar prosedur yang telah ditetapkan yang mengizinkan perawat
bertindak lebih mandiri. Perawat dapat bekerja dalam bentuk kolaborasi dengan dokter.
Contoh. Ketika perawat menyiapkan pasien yang baru saja didiagnosa diabetes pulang
kerumah, perawat dan dokter bersama-sama mengajarkan klien dan keluarga begaimana
perawatan diabetes di rumah. Selain itu komunikasi antara perawat dengan dokter dapat
terbentuk saat visit dokter terhadap pasien, disitu peran perawat adalah memberikan data
pasien meliputi TTV, anamnesa, serta keluhan-keluhan dari pasien,dan data penunjang
seperti hasil laboraturium sehingga dokter dapat mendiagnosa secara pasti mengenai
penyakit pasien. Pada saat perawat berkomunikasi dengan dokter pastilah menggunakan
istilah-istilah medis, disinilah perawat dituntut untuk belajar istilah-istilah medis sehingga
tidak terjadi kebingungan saat berkomunikasi dan komunikasi dapat berjalan dengan baik
serta mencapai tujuan yang diinginkan. Komuniaksi antara perawat dengan dokter dapat
berjalan dengan baik apabila dari kedua pihak dapat saling berkolaborasi dan bukan
hanya menjalankan tugas secara individu, perawat dan dokter sendiri adalah kesatuan
tenaga medis yang tidak bisa dipisahkan. Dokter membutuhkan bantuan perawat dalam
memberikan data-data asuhan keperawatan, dan perawat sendiri membutuhkan bantuan
dokter untuk mendiagnosa secara pasti penyakit pasien serta memberikan penanganan
lebih lanjut kepada pasien. Semua itu dapat terwujud dwngan baik berawal dari
komunikasi yang baik pula antara perawat dengan dokter.

2.Komunikasi antara Perawat dengan Perawat


Dalam memberikan pelayanan keperawatan pada klien komunikasi antar tenaga
kesehatan terutama sesama perawat sangatlah penting. Kesinambungan informasi tentang
klien dan rencana tindakan yang telah, sedang dan akan dilakukan perawat dapat
tersampaikan apabila hubungan atau komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.
Hubungan perawat dengan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan dapat
diklasifikasikan menjadi hubungan profesional, hubungan struktural dan hubungan
intrapersonal. Hubungan profesional antara perawat dengan perawat merupakan
hubungan yang terjadi karena adanya hubungan kerja dan tanggung jawab yang sama
dalam memberikan pelayanan keperawatan. Hubungan sturktural merupakan hubungan
yang terjadi berdasarkan jabatan atau struktur masing- masing perawat dalam
5
menjalankan tugas berdasarkan wewenang dan tanggungjawabnya dalam memberikan
pelayanan keperawatan. Laporan perawat pelaksana tentang kondisi klien kepada perawat
primer, laporan perawat primer atau ketua tim kepada kepala ruang tentang
perkembangan kondisi klien, dan supervisi yang dilakukan kepala ruang kepada perawat
pelaksana merupakan contoh hubungan struktural. Hubungan interpersonal perawat
dengan perawat merupakan hubungan yang lazim dan terjadi secara alamiah. Umumnya,
isi komunikasi dalam hubungan ini adalah hal- hal yang tidak terkait dengan pekerjaan
dan tidak membawa pengaruh dalam pelaksanaan tugas dan wewenangnya. Dalam
membina hubungan antar sesama perawat yang ada, baik dengan lulusan SPK maupun
D3 Keperawatan (perjenjangan) diperlukan:
 Adanya sikap saling menghargai dan saling toleransi. Sebagai anggota profesi
keperawatan, perawat harus dapat bekerja sama dengan teman sesama perawat demi
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan terhadap pasien / klien.
 Perawat dalam menjalankantugasnya harus dapat membina hubungan baik dengan
sesama perawat yang ada di lingkungan kerjanya. Sebagai seorang perawat, tunjukkan
selalu sikap memupuk rasa persaudaraan dengan silih asuh, silih asih, dan silih asah.
 Perawat dapat menopang hubungan kerja sama dengan teman kerja, baik tenaga
keperawatan maupun tenaga profesi lain di keperawatan.
3. Hubungan perawat dengan ahli terapis

Saat komunikasi terjadi maka ahli farmasi memberikan informasi tentang obat-obatan
mana yang sesuai dan dapat dicampur atau yang dapat diberikan secara bersamaan.
Kesalahan pemberian dosis obat dapat dihindari bila baik perawat dan apoteker sama-
sama mengetahui dosis yang diberikan. Perawat dapat melakukan pengecekkan ulang
dengan tim medis bila terdapat keraguan dengan kesesuaian dosis obat. Selain itu, ahli
farmasi dapat menyampaikan pada perawat tentang obat yang dijual bebas yang bila
dicampur dengan obat-obatan yang diresepkan dapat berinteraksi merugikan, sehingga
informasinini dapat dimasukkan dalam rencana persiapan pulang. Seorang ahli farmasi
adalah seorang profesional yang mendapat izin untuk merumuskan dan mendistribusikan
obat-obatan. Ahli farmasi dapat bekerja hanya di ruang farmasi atau mungkin juga
terlibat dalam konferensi perawatan klien atau dalam pengembangan sistem pemberian
obat.

4. Hubungan komunikasi perawat dengan ahli gizi

6
Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh
terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Pelayanan gizi di RS merupakan hak
setiap orang dan memerlukan pedoman agar tercapai pelayanan yang bermutu.Agar
pemenuhan gizi pasien dapat sesuai dengan yang diharapkan maka perawat harus
mengkonsultasikan kepada ahli gizi tentang – obatan yang digunakan pasien, jika perawat
tidak mengkonunikasikannya maka dapat terjadi pemilihan makanan oleh ahli gizi yang
bisa saja menghambat absorbsi dari obat tersebut. Jadi diperlukanlah komunikasi dua
arah yang baik antara.

2.6 Contoh
A adalah seorang perawat profesional lulusan Poltekkes jurusan keperawatan, baru
saja bertugas di salah satu RS Kabupaten. Di RStersebut, tenaga keperawatan sangat terbatas
dan pada umumnya tenaga yang ada adalah lulusan sekolah perawat kesehatan (SPK).
Sedangkan lulusan jurusan keperawatan Poltekkes hanya 2 orang. Kepala bidang
Keperawatan RS dijabat oleh lulusan SPK yang sudah 20 tahun bertugas disana.kedatangan A
cukup membuat para Perawat kurang senang karena A sering dipanggil oleh direktur RS
untuk berdiskusi tentang cara meningkatkan mutu asuhan keperawatan di RS tersebut.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam profesi kesehatan kita dibutuhkan komunikasi didalamnya agar terjalin
kolaborasi yang baik diantara yang lain. Seperti dokter dengan perawat, perawat dengan
perawat, perawat dengan ahli terapis, dan perawat dengan ahli gizi. Perlunya komunikasi saat
berkolaborasi adalah agar tidak ada miss komunikasi dan miss understanding. Komunikasi
yang baik juga dapat menjalin hubungan yang baik juga diantara yang lainnya. Komunikasi
tidak hanya harus dijalin dalam intraprofesi kesehatan saja tapi dengan yang lainnya.

3.2 Solusi
Dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagai anggota profesi keperawatan, perawat harus
dapat bekerjasama dengan teman sesama perawat dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan terhadap klien. Dalam menjelaskan tugasnya, perawat harus dapat
membina hubungan baik dengan sesama Perawat yang ada di lingkungan tempat kerjanya.
Dalam membina hubungan tersebut, sesame perawat harus mempunyai tenggang rasa yang
tinggi agar tidak terjadi sikap saling curiga dan benci.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Perawat

http://www.pengertianku.net/2017/07/pengertian-profesi-dan-contohnya.html, Sora N post


date 4 Juli 2017 Secara Umum Pengertian Profesi Dan Contohnya

https://www.slideshare.net/agustinagustus/hubungan-kerja-perawat-dengan-teman-sejawat

https://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai