Anda di halaman 1dari 20

SISTEM PELAYANAN KESEHATAN PRIMER

“Pendekatan Revitalisasi Pelayanan Kesehatan Dasar”

OLEH:

D - III KEPERAWATAN TINGKAT: 2.1

KELOMPOK 10:

1. NI WAYAN RIA SRI DARMAYANI (P07120019028)


2. NI KADEK ANGGY DARMAYANTI (P07120019029)
3. NI LUH PUTU OPEN (P07120019030)

POLTEKKES KEMENKES DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
kami yang berjudul “Pendekatan Revitalisasi Pelayanan Kesehatan Dasar”.
Pada makalah ini kami mengambil dari berbagai sumber dan referensi dan
pengarahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan materi yang ada pada


makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak yang membaca.

Denpasar, 10 Januari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………...……………………….… i

DAFTAR ISI……………………………………………...……………………... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………...…………………..1
B. Rumusan Masalah………………………………………...……………….2
C. Tujuan……………………………………………………...……………...2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 …………………………….………..
2.2 …………………………………….………….…...……
2.3 ………………………………………………………...
2.4 ……………………………………………….……….
2.5 ………………………………..
2.6 ……………………………….……….

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………...………….
3.2 Saran……………………………………………………...…..……….…

DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah industri besar yang


melibatkan berbagai aspek upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan kemudian
menjadi hak yang paling mendasar bagi semua orang dan memberikan
pelayanan kesehatan yang memadai akan membutuhkan upaya perbaikan
menyeluruh sistem yang ada. Pelayanan kesehatan yang memadai ditentukan
sebagian besar oleh gambaran pelayanan keperawatan yang terdapat
didalamnya.

Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya


orang lain. Sedangkan manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan
pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan
asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan
masyarakat.

Secara ringkas fungsi manajemen adalah Perencanaan (planning),


Pengorganisasian (organizing), Penggerak (actuating), Pengendalian /
pengawasan (controling), dan Penilaian (evaluasi).

Sedangkan Proses manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan


sistem terbuka dimana masing – masing komponen saling berhubungan dan
berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Karena merupakan suatu sistem
maka akan terdiri dari lima elemen yaitu input, proses, output, kontrol dan
mekanisme umpan balik.

1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian dari revitalisasi pelayanan kesehatan dasar?
1.2.2 Bagaimana pendekatan dari revitalisasi pelayanan kesehatan dasar?
1.2.3 Bagaimana revitalisasi pelayanan kesehatan dasar di puskesmas?
1.2.4 Bagaimana revitalisasi pelayanan kesehatan dasar di posyandu?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari revitalisasi pelayanan kesehatan dasar.
1.3.2 Untuk mengetahui pendekatan dari revitalisasi pelayanan kesehatan dasar.
1.3.3 Untuk mengetahui revitalisasi pelayanan kesehatan dasar di puskesmas.
1.3.4 Untuk mengetahui revitalisasi pelayanan kesehatan dasar di posyandu.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Revitalisasi Pelayanan Kesehatan Dasar

Revitalisasi artinya suatu proses atau cara dan perbuatan untuk


menghidupi kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya sehingga
revitalisasi berarti menjadikan sesuatu atau perbuatan untuk menjadi vital,
sedangkan kata vital mempunyai arti sangat penting atau sangat diperlukan
sekali untuk kehidupan dan sebagainya.

Pelayanan kesehatan dasar didefinisikan sebagai seperangkat layanan


tingkat pertama yang dapat diakses secara universal yang mempromosikan
kesehatan, pencegahan penyakit, dan memberikan layanan diagnostik, kuratif,
rehabilitatif, suportif, dan paliatif (Canadian Health Services Research
Foundation (CHSRF), 2003).

Pelayanan kesehatan dasar adalah pelayanan kesehatan yang dapat


diberikan kepada seluruh masyarakat yang mencangkup promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitative yang bisa didapatkan pada lini depan dari pelayanan
kesehatan yaitu Puskesmas.

Dari beberapa defenisi di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa


Revitalisasi Pelayanan Kesehatan Dasar yaitu suatu proses, cara dan perbuatan
untuk menghidupkan atau memaksimalkan kembali pelayanan kesehatan yang
mencakup promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif pada lini terdepan dari
pelayanan kesehatan yaitu pada Puskesmas.

2.2 Pendekatan Revitalisasi Pelayanan Kesehatan Dasar

Revitalisasi pelayanan kesehatan dapat dilakukan dengan berbagai inovasi.


Strategi inovasi yang dapat dilakukan adalah melakukan kolaborasi antar
lintas program dan lintas sektoral. Menetapkan tujuan yang realistik

3
merupakan titik awal pelaksanaan inovasi. Dari berbagai sektor ini akan
melahirkan banyak inspirasi masyarakat yang harus dikembangkan.
Pengembangan juga dapat diperluas pada aspek pendidikan, mata pencaharian,
dan keamanan sehingga mereka dengan tegas menangani masalah kesehatan.
Bidang pelayanan kesehatan masyarakat merupakan bidang pelayanan yang
kerap menggunakan pendekatan pemberdayaan dalam berbagai programnya.
Penggunaan pendekatan ini dinilai tepat bilamana pemberdayaan sebagai
landasan program menunjukkan ketiga aspek pada diri pihak yang
diberdayakan (klien) yaitu keterlibatan klien dalam membangun akal, pikiran
dan ikhtiarnya sehingga klien dapat mengambil keputusan dan bertindak untuk
dirinya. Dalam banyak masalah kesehatan khususnya yang disebabkan oleh
perilaku atau gaya hidup pendekatana pemberdayaan dinilai sangat tepat
karena pemberdayaan mampu meningkatkan efikasi diri dalam mengubah
perilaku yang menetap dan mandiri (Funnell&Anderson, 2005 di dalam Jurnal
Suardana, I Ketut (2013)).

RPKD bertujuan meningkatkan mutu dan memperluas cakupan


pelayanan kesehatan dasar di suatu wilayah. Strategi ini sinkron dengan upaya
memudahkan masyarakat mengakses berbagai jenis pelayanan kesehatan dasar
yang tersedia dan pengembangan ketiga fungsi Puskesmas, yaitu:
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya. 
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
kemampuan untuk hidup sehat. 
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
masyarakat di wilayah kerjanya. 
Pendekatan revitalisasi pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care)
yang meliputi:

1. Cakupan pelayanan kesehatan yang adil dan merata.


2. Pemberian pelayanan kesehatan yang berpihak kepada rakyat.
3. Kebijakan pembangunan kesehatan

4
4. Kepemimpinan

2.3 Revitalisasi Puskesmas


2.3.1 Pengertian Revitalisasi Puskesmas

Revitalisasi Puskesmas ialah mengembalikan fungsi puskesmas sebagai


pelaksana upaya preventif dan promotif, serta meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan kuratif dan rehabilitative dengan cara pemerataan jumlah tenaga
medis di semua Puskesmas yang ada. Revitalisasi puskesmas adalah
mengembalikan Puskesmas kepada konsep Puskesmas, ketenagaan
Puskesmas dan pemenuhan sarana dan peralatan di Puskesmas sesuai nila-
nilai dasar Kepmenkes 128/2004.

Revitalisasi Puskesmas bertujuan untuk menumbuhkan kembali pola


kegiatan operasional Puskesmas, yang sekarang ini hanya menitik beratkan
pada upaya pengobatan dan penyembuhan saja. Pasalnya, karena lebih
mengutamakan upaya kuratif dan rehabilitatif itu, peran dan fungsi
Puskesmas yang sesungguhnya, yakni melakukan upaya preventif dan
promotif serta pengembangan partisipasi masyarakat dalam upaya kesehatan,
menjadi terabaikan.

Tujuan pokok revitalisasi adalah mewujudkan perlindungan,


pemeliharaan, dan peningkatan kesehatan yang berada dalam wilayah kerja
yang menjadi tanggung jawab sebuah Puskesmas, yang biasanya mencakup
satu kecamatan, agar rakyat tetap sehat dan produktif serta menjadi rakyat
“yang tidak mudah sakit dan tidak mudah mati”.

Revitalisasi Puskesmas adalah bagian dari upaya pemerintah dan


masyarakat untuk memenuhi hak asasi tersebut secara lebih terarah, dengan
mengutamakan upaya preventif dan promotif, yaitu upaya perlindungan,
pemeliharaan, dan perbaikan kesehatan rakyat. Ini terutama ditujukan untuk

5
rakyat miskin dan dekat-miskin serta yang hidup di daerah-daerah terpencil,
daerah perbatasan, dan daerah tertinggal.

2.3.2 Masalah Yang Muncul di Tingkat Pelayanan Kesehatan Primer


(Puskesmas)

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan ujung tombak


pelayanan kesehatan bagi masyarakat karena cukup efektif membantu
masyarakat dalam memberikan pertolongan pertama dengan standar
pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang dikenal murah seharusnya
menjadikan Puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan utama bagi
masyarakat, namun pada kenyataannya banyak masyarakat yang lebih
memilih pelayanan kesehatan pada dokter praktek swasta atau petugas
kesehatan praktek lainnya. Kondisi ini didasari oleh persepsi awal yang
negatif dari masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas, misalnya anggapan
bahwa mutu pelayanan yang terkesan seadanya, artinya Puskesmas tidak
cukup memadai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik
dilihat dari sarana dan prasarananya maupun dari tenaga medis atau anggaran
yang digunakan untuk menunjang kegiatannya sehari-hari.

Sehingga banyak sekali pelayanan yang diberikan kepada masyarakat itu


tidak sesuai dengan Standar Operating Procedure (SOP) yang telah
ditetapkan. sikap tidak disiplin petugas medis pada unit pelayanan puskesmas
juga menjadi sebuah masalah. Masyarakat selalu diperlakukan kurang baik
oleh para petugas medis yang dinilai cenderung arogan, berdalih terbatasnya
persediaan obat-obatan pada puskesmas telah menyebabkan banyak diantara
pasien terpaksa membeli obat pada apotek. Tidak hanya hal-hal yang telah
diungkapkan di atas, lebih dari itu, masih ada permasalahan yang muncul di
lingkup puskesmas, misalnya: Jam kerja Puskesmas yang sangat singkatnya
sampai jam 12.00 WIB dan tambahan waktu lembur sampai jam 14.00 WIB,
kemampuan keuangan daerah yang terbatas, puskesmas yang kurang
memiliki otoritas untuk memanfaatkan peluang yang ada, puskesmas belum

6
terbiasa mengelola kegiatannya secara mandiri, serta kurangnya
kesejahteraan karyawan yang berpengaruh terhadap motivasi dalam
melaksanakan tugas di puskesmas.

2.3.3 Faktor Penyebab Terjadinya Masalah di Puskesmas


1) Pelaksanaan manajemen yaitu merupakan hal penting yang menentukan
dalam mencapai tujuan yang efisien dan efektif dari tujuan Puskesmas.
Dapat dikatakan juga bahwa kurangnya pengetahuan para Kepala
Puskesmas dan rendahnya disiplin/etos kerja staff, menjadikan unsur
manajemen ini tidak berjalan. Tentu hal ini menghambat kinerja.
2) Sarana dan prasarana di puskesmas di Indonesia terkesan tidak
diperhatikan oleh pemerintah dengan alasan wilayah geografis yang sulit
untuk dijangkau, sehingga sarana dan prasarana yang ada di dalam
Puskesmas sangat terbatas, baik berupa alat medis maupun obat-obatan.
Hal ini terjadi akibat dari sumber keuangan yang dimiliki Puskesmas
terbatas sehingga mutu pelayanan puskesmas pun menjadi rendah karena
tidak sesuai dengan standart kesehatan.
3) Tenaga medis: Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan
ketidakmampuannya melaksanakan program dari Dinas Kesehatan.

2.3.4 Strategi Pengembangan Puskesmas


Strategi pengembangan Puskesmas yang dilaksanakan, dimaksudkan
untuk memberikan wadah bagi Puskesmas untuk mengembangkan diri sesuai
potensi masing-masing, yang tujuannya adalah peningkatan mutu layanan
secara komprehensif (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) dengan
tetap berpegang pada prinsip-prinsip strategi pengembangan Puskesmas.
1). Mengembangakan dan Mengelola Upaya Pemberdayaan
Masyarakat Untuk Kesehatan
Dalam Keputusan menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat, disebutkan bahwa fungsi Puskesmas adalah

7
sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan,
pemberdayaan masyarakat dan pemberian layanan kesehatan strata
pertama (primer). Puskesmas memiliki tanggungjawab agar
perorangan, terutama pemuka masyarakat, keluarga dan
masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan
dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hdup
sehat dengan memperhatikan situasi dan kondisi, khususnya sosial
budaya masyarakat setempat.

2). Mengembangkan dan Mengelola Layanan Rawat Jalan dan


Rawat Inap Untuk Penyakit/Kondisi Kesehatan Kronik dan
Akut
Adanya perubahan yang pesat terhadap teknologi
membawa dampak besar tehadap perilaku sosial budaya
masyarakat, yang imbasnya adalah perubahan pola penyakit di
masyarakat. Bila pada awalnya UKP Puskesmas dirancang untuk
menangani masalah kesehatan atau penyakit akut di masyarakat,
saat ini harus mulai memberikan porsi yang lebih besar untuk
masalah kesehatan atau penyakit kronik karena epidemiologi
penyakit sekarang mulai bergeser, dimana kasus penyakit kronik
mulai meluas dan penyakit akut belum hilang. Hal ini menjadi
beban ganda untuk penanggulangan penyakit di masyarakat.

3). Mengembangakan dan Mengelola Puskesmas Sebagai Pusat


Pelaksana Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP) Strata Pertama (Primer)
Strategi pengembangan Puskesmas yang dilaksanakan,
dimaksudkan untuk memberikan wadah bagi Puskesmas untuk
mengembangkan diri sesuai potensi masing-masing, yang
tujuannya adalah peningkatan mutu layanan secara komprehensif

8
(promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) dengan tetap
berpegang pada prinsip-prinsip strategi pengembangan Puskesmas.

2.4 Revitalisasi Posyandu


2.4.1 Pengertian Revitalisasi Posyandu

Revitalisasi posyandu adalah serangkaian tindakan perencanaan dan


penataan ulang program posyandu yang disesuaikan kembali dengan target
pembangunan nasional. Kesepakatan melakukan revitalisasi posyandu sebagai
tanggap darurat atas krisis ekonomi dan penurunan status gizi dan merupakan
tindakan dalam membangun sumber daya manusia. Untuk melaksanakan
revitalisasi posyandu perlu dihimpun seluruh kegiatan masyarakat agar
berperan aktif sesuai dengan kemampuannya baik sebagai pelaksana maupun
sebagai pembina (Latifa Ulfa, Suci, 2018).

Dengan terjadinya krisis yang berkepanjangan, berdampak pula terhadap


menurunnya kegiatan posyandu, untuk itu diperlukan upaya revitalisasi
posyandu. Program revitalisasi posyandu mempunyai tujuan agar terjadi
peningkatan fungsi dan kinerja posyandu, dengan kegiatan utama adalah;
1) Pelatihan, untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas kader.
2) Pelayanan, mencakup pelayanan lima program prioritas yang
merupakan paket minimal dengan sasaran khusus balita dan ibu hamil
serta menyusui.
3) Penggerakan masyarakat. Upaya tersebut telah diawali melalui
berbagai kegiatan seperti sosialisasi, pelatihan dan lokakarya
revitalisasi posyandu sepanjang tahun 1999-2000 (Ridwan dkk,
2007).
Pedoman revitalisasi posyandu ditujukan bagi pemangku kepentingan
(Stakeholder) dalam upaya penyelenggaraan revitalisasi posyandu yang
meliputi masyarakat, petugas, kader, Pembina posyandu, pengelola posyandu,
tokok masyarakat, tokoh adat, seluruh lintas sektor pemerintah, dan pihak

9
terkait mencakup swasta, dunia usaha, lembaga swadaya masyarakat (LSM),
dan organisasi non pemerintah. Pedoman ini dapat memberikan petunjuk
tentang penyelenggaraan revitalisasi posyandu.

2.4.2 Tujuan Revitalisasi Posyandu


Tujuan umumnya yaitu meningkatkannya fungsi dan kinerja Posyandu
agar dapat memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anak sejak dalam
kandungan, dan agar status gizi maupun derajat kesehatan ibu dan anak dapat
dipertahankan dan atau ditingkatkan. Sedangkan tujuan khususnya:
1) Meningkatkan kualitas kemampuan dan ketrampilan kader
Posyandu.
2) Meningkatkan pengelolaan dalam pelayanan Posyandu.
3) Meningkatkan pemenuhan kelengkapan sarana, alat, dan obat di
Posyandu.
4) Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat untuk
kesinambungan kegiatan Posyandu.
5) Meningkatkan fungsi pendampingan dan kualitas pembinaan
Posyandu.

2.4.3 Sasaran dan Prinsip Revitalisasi Posyandu

Posyandu yang tidak berfungsi, posyandu yang tidak memiliki bangunan,


posyandu yang terbatas cakupan, jenis, waktu dan tenaga pelayananya,
posyandu yang tidak dilengkapi alat-alat bantu pelayanan kesehatan dasar dan
pelayanan lainnya yang dibutuhkan masyarakat desa, posyandu yang tidak
mendapat partisipasi atau peran serta masyarakat (Nilawati, 2008). Sasaran
kegiatan Revitalisasi Posyandu ini pada dasarnya meliputi seluruh Posyandu
dengan prioritas utama pada Posyandu Pratama dan Madya sesuai dengan
kebutuhan (Depdagri RI, 2001).

Prinsip pelaksanaan revitalisasi, bahwa hakekat dilaksanakannya


Revitalisasi Posyandu adalah sebagai upaya pemenuhan kebutuhan kesehatan

10
dasar dan peningkatan status gizi masyarakat, yang secara umum terpuruk
sebagai akibat langsung maupun tidak langsung adanya krisis multi dimensi di
Indonesia. Oleh karena itu untuk meningkatkan kemampuan setiap keluarga
dalam memaksimalkan potensi pengembangan kualitas sumber daya manusia,
diperlukan upaya Revitalisasi Posyandu sebagai unit pelayanan kesehatan dasar
masyarakat yang langsung dapat dimanfaatkan untuk melayani pemenuhan
kebutuhan dasar pengembangan kualitas manusia dini, sekaligus merupakan
salah satu komponen perwujudan kesejahteraan keluarga. Untuk melaksanakan
Revitalisasi Posyandu perlu dihimpun seluruh kegiatan masyarakat agar
berperan serta secara aktif sesuai dengan kemampuannya, baik sebagai
pelaksana maupun sebagai pembina dilingkungannya masing-masing, sehingga
cakupan sasaran kelompok masyarakat yang membutuhkan pelayanan
Posyandu pada hari buka dan kunjungan rumah dapat mencapai hasil yang
setinggi-tingginya. Dengan prinsip pelaksanaan revitalisasi adalah: (Depdagri
RI, 2001).

1) Partisipasi; Revitalisasi posyandu melibatkan peran serta seluruh


komponen dalam masyarakat, pemerintah dan organisasi non
pemerintah, LSM, swasta dan dunia usaha.

2) Efesiensi (Hemat); Revitalisasi posyandu diusahakan dengan


menggunakan dana dan daya yang tersedia dari masyarakat secara
terorganisir dan ekonomis.

3) Efektif (Berdaya guna dan berhasil guna); Revitalisasi posyandu


diupayakan untuk dapat mencapai tujuan dan memberikan manfaat
kepada seluruh komponen masyarakat.

4) Transparan (Terang untuk dilihat); Revitalisasi posyandu merupakan


proses yang bisa diketahui oleh semua pihak.

11
5) Terbuka (Bisa dimasuki); Revitalisasi posyandu memberikan
kesempatan kepada semua pihak untuk berperan sepanjang memenuhi
ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan.

6) Adil; Revitalisasi posyandu memberikan perlakuan yang sama kepada


semua pihak yang mengambil bagian atau berperan.

7) Dapat dipertanggungjawabkan; Dalam pelaksanaan kegiatan revitalisasi


posyandu dana yang digunakan dapat dipertanggungjawabkan kepada
seluruh komponen masyarakat dengan memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya (Nilawati, 2008).
2.4.4 Masalah Yang Muncul dalam Pelayanan Posyandu

1) Kegiatan Posyandu

Posyandu di wilayah kerja pada umunya tidak melakukan semua


kegiatan utama posyandu yang telah ditetapkan seperti kegiatan
imunisasi dan KB. Kegiatan posyandu terfokus pada penimbangan bayi
dan balita yaitu pada pengisian KMS.

2) Pola Pelayanan

Posyandu tidak dilaksanakan secara periodik dan di wilayah kerja


tidak memperhatikan sistem lima meja dengan baik hanya memakai satu
meja meskipun jumlah kader ada lima orang untuk memberikan
pelayanan. Adapun sistem lima meja tersebut yaitu:

 Meja I : Pendaftaran.

 Meja II : Penimbangan.

 Meja III : Pengisian KMS.

 Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS.

12
 Meja V : Imunisasi

3) Petugas dan Kader

Petugas kesehatan memiliki tugas dan tanggung jawab di Puskesmas


yang kadang tidak dapat ditinggalkan, sehingga petugas kesehatan
datang terlambat ataupun tidak hadir pada kegiatan Posyandu. Jumlah
kader yang datang pada saat pelaksanaan Posyandu kadang kurang lima
orang.

4) Jumlah Balita

Pembagian jumlah posyandu masih belum proporsional dengan


jumlah balita, ada posyandu yang dengan wilayah kerja memiliki jumlah
balita sedikit dan ada yang banyak.

Ibu tidak membawa balita ke posyandu secara rutin. Banyak alas an ibu
tidak membawa balita kembali ke posyandu seperti dikarenakan Ibu telah
melakukan penimbangan di tempat lain dan Ibu terlalu sibuk.

2.4.5 Pemecahan Masalah

1) Keaktifan kader dan petugas puskesmas, ada pengawasan dari dinas


setempat, dan adanya kerjasama antar masyarakat dan puskesmas.

2) Pembagian tugas yang jelas pada tiap-tiap kader, melakukan pelatihan


pada kader, tempat pelayanan posyandu yang nyaman bagi ibu dan balita,
dan kursi serta meja cukup jumlahnya.

3) Jadwal posyandu sebaiknya siang-sore hari sehingga tidak mengganggu


petugas-petugas kesehatan di puskesmas, adanya pengawasan berupa

13
absen hadir petugas kesehatan dan penyegaran kader untuk meningkatkan
kinerja posyandu.

4) Pembagian wilayah kerja pada kegiatan posyandu yang seimbang jumlah


bayi dan balitanya sehingga jumlah bayi dan balita pada tiap posyandu
tidak terlalu mencolok serta edukasi lagi kepada ibu tentang pentingnya
imunisasi dan datang ke posyandu untuk memantau tumbuh kembang
anak.

2.4.6 Strategi Revitalisasi Posyandu :


Strategi yang perlu ditempuh dalam rangka mencapai tujuan Revitalisasi
Posyandu, adalah:
1) Meningkatkan kemampuan pengetahuan dan ketrampilan teknis, serta
dedikasi kader di Posyandu.
2) Memperluas system Posyandu dengan meningkatkan kualitas dan
kuantitas pelayanan di hari buka dan kunjungan rumah.
3) Menciptakan iklim kondusif untuk pelayanan dengan pemenuhan
sarana dan prasarana kerja Posyandu.
4) Meningkatkan peran serta masyarakat dan kemitraan dalam
penyelenggaran dan pembiayaan kegiatan Posyandu.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Revitalisasi Pelayanan Kesehatan Dasar yaitu suatu proses, cara dan
perbuatan untuk menghidupkan atau memaksimalkan kembali pelayanan
kesehatan yang mencakup promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
pada lini terdepan dari  pelayanan kesehatan yaitu pada Puskesmas.

Pendekatan revitalisasi pelayanan kesehatan dasar (Primary Health


Care) meliputi:

a. Cakupan pelayanan kesehatan yang adil dan merata.

14
b. Pemberian pelayanan kesehatan yang berpihak kepada rakyat.
c. Kebijakan pembangunan kesehatan.
d. Kepemimpinan.

Revitalisasi Puskesmas ialah mengembalikan fungsi puskesmas


sebagai pelaksana upaya preventif dan promotif, serta meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan kuratif dan rehabilitative dengan cara pemerataan
jumlah tenaga medis di semua Puskesmas yang ada. Tujuan pokok
revitalisasi adalah mewujudkan perlindungan, pemeliharaan, dan
peningkatan kesehatan yang berada dalam wilayah kerja yang menjadi
tanggung jawab sebuah Puskesmas. Strategi Pengembangan Puskesmas
antara lain:

a. Mengembangakan dan Mengelola Upaya Pemberdayaan


Masyarakat Untuk Kesehatan.
b. Mengembangkan dan Mengelola Layanan Rawat Jalan dan Rawat
Inap Untuk Penyakit/Kondisi Kesehatan Kronik dan Akut.
c. Mengembangakan dan Mengelola Puskesmas Sebagai Pusat
Pelaksana Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP) Strata Pertama (Primer).
Revitalisasi posyandu adalah serangkaian tindakan perencanaan dan
penataan ulang program posyandu yang disesuaikan kembali dengan target
pembangunan nasional. Tujuan umumnya yaitu meningkatkannya fungsi
dan kinerja Posyandu agar dapat memenuhi kebutuhan tumbuh kembang
anak sejak dalam kandungan,dan agar status gizi maupun derajat
kesehatan ibu dan anak dapat dipertahankan dan atau ditingkatkan.
Strategi Revitalisasi Posyandu yaitu :
a. Meningkatkan kemampuan pengetahuan dan ketrampilan teknis,
serta dedikasi kader di Posyandu.
b. Memperluas system Posyandu dengan meningkatkan kualitas dan
kuantitas pelayanan di hari buka dan kunjungan rumah.

15
c. Menciptakan iklim kondusif untuk pelayanan dengan pemenuhan
sarana dan prasarana kerja Posyandu.
d. Meningkatkan peran serta masyarakat dan kemitraan dalam
penyelenggaran dan pembiayaan kegiatan Posyandu.

.
3.2 Saran
Makalah ini hanyalah bersifat pendahuluan. Untuk itu, perlu
dilakukan penyempurnaan oleh semua pihak yang berkecimpung dalam
bidang akademik. Demikian pula penyempurnaan dari segala aspek perlu
dilakukan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah kami ini
dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dalam proses pembelajaran
mata kuliah Sistem Pelayanan Kesehatan Primer.

16
DAFTAR PUSTAKA

Alexander, Lucas Slamet Ryadi. 2016. Ilmu Kesehatan Masyarakat.


Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Bahjuri Ali, Pamungkas dkk. 2018. Penguatan Pelayanan Kesehatan Dasar di


Puskesmas. Tersedia pada:
https://www.bappenas.go.id/files/1715/3974/8326/Buku_Penguatan_Pela
yanan_Kesehatan_Dasar_di_Puskesmas_Direktorat_Kesehatan_dan_Gizi
_Masyarakat_Bappenas.pdf. Diakses pada tanggal 10 Januari 2021.

Latifa Ulfa, Suci. 2018. Strategi Revitalisasi Posyandu Dalam Pengembangan


Fungsi Dan Kinerja Posyandu Di Uptd Puskesmas Sandar Angin
Kelurahan Reba Tinggi Kecamatan Dempo Utara Kota Pagaralam.
Tersedia pada: http://digilib.unila.ac.id/37288/20/SKRIPSI%20TANPA
%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf. Diakses pada tanggal 10 Januari
2021.

Nasrul, Effendy. 2012. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.


Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Suardana, I Ketut. 2013. Revitalisasi Pelayanan Kesehatan Dasar “Aktifkan


Perkesmas”. Tersedia pada: http://poltekkes-
denpasar.ac.id/files/JSH/V10N1/I%20Ketut%20Suardana1%20JSH
%20V10N1.pdf. Diakses pada tanggal 10 Januari 2021.

Sari, Puspita dkk. 2017. Evaluasi Pelaksanaan Revitalisasi Posyandu Dan


Pelatihan Kader Sebagai Bentuk Pengabdian Masyarakat. Tersedia
pada: http://jurnal.unpad.ac.id/pkm/article/view/16552/9506. Diakses
pada tanggal 10 Januari 2021.

Wahit, Iqbal dkk. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori.
Jakarta Selatan: Penerbit Salemba Medika.

17

Anda mungkin juga menyukai