Anda di halaman 1dari 6

STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN

HALUSINASI PENGELIHATAN (MENGHARDIK)


KASUS :
Tn.T (30 tahun) adalah buruh serabutan. Pasien telah menikah selama 7
tahun dan belum dikaruniahi seorang anak. Awalnya pernikahan mereka
bahagia, namun setelah 7 tahun belum mempunyai anak, istri beserta ibu
mertuanya mulai menampakkan rasa tidak sukanya dan selalu menyalahkannya
atas ketidak hadiran seorang anak dalam perkawinan mereka. Masyarakat di
sekitar rumahnya juga mulai membicarakan dirinya sebagai laki-laki mandul.
Pasien merasa malu dan dirinya tidak berguna karena tidak bisa memberikan
anak untuk suaminya. Pasien terlihat sedih, bengong dan mengatakan
mendengar suara yang tidak jelas mengajaknya bicara dan menyuruhnya
sembahyang. Pasien cenderung menarik diri dari lingkungan pergaulan. Pasien
suka melamun, berdiam diri, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain serta
pasien tampak lesu.

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Bengong, ekspresi wajah tampak sedih
Klien mengatakan mendengar suara yang tidak jelas yang mengajaknya
bicara dan menyuruhnya sembahyang.
2. Diagnosa keperawatan : Resiko kekerasan yang diarahkan pada diri sendiri
dan orang lain berhubungan dengan halusinasi pendengaran.
3. Tujuan
Klien dapat mengontrol halusinasinya
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan tehnik komunikasi terapeutik
b. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya
c. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
a. Dorong klien untuk memilih cara yang digunakan untuk menghadapi
halusinasinya
b. Dorong klien melakukan tindakan sesuai cara yang dipilih
B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Orientasi
1) Salam Terapeutik
Pasien : ”Selamat pagi bapak”
Klien : ”Iya sus”
Pasien : ”Boleh saya duduk disini bapak?”
Klien : ”Iya sus”
Pasien : ”Perkenalkan nama saya Dewi Suandari. Bapak bisa
panggil saya Dewi. Nama bapak siapa?”
Klien : ”Toni Hartono”
Pasien : ”Baik dengan bapak Toni, bapak senang dipanggil siapa?”
Klien : ”Toni saja”
Pasien : ”Boleh saya tahu umur bapak sekarang?”
Klien : ”Umur saya 34 tahun”
Pasie : ”Asalnya bapak dari mana?”
Klien : ”Asal saya dari Denpasar”
Pasien : ”Baiklah bapak, saya perawat yang bertugas di ruangan ini
dari pukul 07.00 sampai pukul 14.00 siang nanti, saya
perawat yang akan merawat bapak”
Klien : ”Hm”
Pasien : ”Sebelumnya apa bapak bersedia?”
Klien : ”Iya sus”
Pasien : ”Sebelum saya mengajarkan cara mengontrol halusinasi
bapak, ada yang ingin ditanyakan?”
Klien : ”Tidak sus”
2) Evaluasi dan Validasi
Pasien : ”Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa keluhan bapak
saat ini ?”
Klien : ”Biasa saja”
Pasien : ”Disini saya berperan merawat bapak untuk memberikan
solusi agar masalah yang dialami bisa terselesaikan. Agar
beban masalah yang dialami bapak bisa teratasi”
Klien : ”Kamu siapa? Berani-beraninya ikut campur masalah
saya”
Pasien : ”Bukan seperti itu maksud saya bapak, saya ingin
membantu bapak dalam meringankan beban masalah yang
bapak alami seperti melihat bayangan aneh”
Klien : ”Bukan urusan kamu”
Pasien : ”Apakah bapak tidak ingin keluar dari tempat ini dan
dapat melakukan aktivitas seperti biasa?”
Klien : ”Iya saya ingin”
Pasien : ”Oleh sebab itu, semua tindakan yang saya lakukan
menjadi tanggung jawab saya. Dan saya harap bapak dapat
melakukan aktivias seperti biasanya, minimal bapak tidak
melihat bayangan yang aneh lagi”
Klien : ”Iya sus”
3) Kontrak
Pasien : ”Baiklah bapak, bagaimana kalau kita bercakap-cakap
tentang bayangan yang selama ini bapak lihat tetapi tak
tampak wujudnya?”
Klien : ”Hm, iya”
Pasien : ”Bagaimana kalau 10 menit untuk berbincang-bincang
masalah ini? Bapak ingin ngobrol dimana?”
Klien : ”Iya, disini aja”
2. Kerja
Pasien : ”Apakah bapak melihat bayangan tanpa ada wujudnya?”
Klien : ”Iya sus, bayangan hitam seperti monster”
Pasien : ”Apakah terus-menerus melihat atau sewaktu-waktu?
Kapan yang paling sering bapak lihat bayangan itu?
Klien : ”Iya sus, saya sering melihatnya saat saya sendirian”
Pasien : ”Berapa kali sehari bapak melihat bayangan tersebut?
Klien : ”Lebih dari tiga kali dalam sehari sus”
Pasien : ”Apa yang bapak rasakan pada saat melihat bayangan
itu?”
Klien : ”Saya takut sus”
Pasien : ”Apa yang bapak lakukan saat melihat bayangan itu?
Klien : ”Melemparkan barang yang ada di dekat saya”
Pasien : ”Apakah dengan cara itu bayangan itu hilang?”
Klien : ”Tidak sus”
Pasien : ”Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah
bayangan itu muncul?”
Klien : ”Iya sus”
Pasien : ” Bapak, ada empat cara untuk mencegah bayangan itu
muncul. Pertama, dengan menghardik atau membentak
suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain. Ketiga, dengan cara itu bapak bisa
menyibukkkan diri dengan berbagai kegiatan yang
bermanfaat jangan biarkan waktu luang untuk bengong atau
melamun saja. Dan keempat minum obat secara teratur,
obat itu sangat penting diminum secara teratur”
Klien : ”Lalu apa yang saya lakukan dulu?”
Pasien : ”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan
menghardik membentak”
Klien : ”Baik sus”
Pasien : ”Caranya sebagai berikut: saat bayangan itu muncul,
langsung bapak bilang, pergi saya tidak mau dengar, …
Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Sambil menutup
mata dengan telapak tangan menutup telinga bapak. Begitu
diulang-ulang sampai bayangan itu tak terlihat lagi. Coba
bapak peragakan!”
Klien : ”Baik saya mulai”
Pasien : ”Nah begitu, … bagus! Coba lagi!”
(Klien melakukan yang dinstruksikan oleh perawat)
Pasien : ”Ya bagus bapak sudah bisa, bapak bisa lakukan tindakan
ini saat bayangan itu muncul”
Klien : ”Baik sus, terimakasih sus”
Pasien : ”Iya bapak sama-sama”
3. Terminasi
1) Evaluasi Respon Pasien
Pasien : ”Bagaimana perasaan bapak setelah peragaan latihan
tadi?”
Klien : ”Sudah lumayan sus”
Pasien : ”Kalau bayangan itu muncul lagi, silakan coba cara
tersebut!”
Klien : ”Baik sus”
Pasien : “Dari 4 cara untuk mengendalikan halusinasi, cara
yang mana bapak pilih?”
Klien : “Mungkin cara yang pertama sus”
2) Rencana Tindak Lanjut
Pasien : ”Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya?”
Klien : ”Iya sus, dijadwalkan saja”
3) Kontak Yang Akan Datang
Pasien : ”Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan
latihan mengendalikan bayangan dengan cara yang
kedua? Jam berapa pak?”
Klien : ”Iya sus, terserah saja”
Pasien : ”Bagaimana kalau dua jam lagi? Berapa lama kita
akan berlatih? Dimana tempatnya?”
Klien : ”Iya boleh sus, disini aja sus tempatnya ”
Pasien : ”Baik pak, nanti saya kemari pukul 10.00 kita akan
berlahih selama 10 menit dan di tempanya disini saja”
Klien : ”Iya sus”
Pasien : ”Baiklah, selamat pagi pak”
Klien : ”Terimakasih suster”
Pasien : ”Iya bapak sama-sama”

Anda mungkin juga menyukai