Anda di halaman 1dari 20

STRATEGI PELAKSANAAN

HALUSINASI
Kondisi :
DO
1. Klien terlihat bicara atau tertawa sendiri
2. Klien marah-marah tanpa sebab
3. Klien mendekatkan telinga kearah tertentu, dan menutup telinga
DS
1. Klien mengatakan mendengar suara-suara atau kegaduhan,
2. Klien mengatakan mendengar suara yang mengajaknya bercakap-cakap dan
3. Klien mengatakan mendengar suara menyuruh melakukan sesuatau yang berbahaya.

Diagnosis Keperawatan : Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi

Tujuan
1. Klien mampu mengidentifikasi jenis, isi, waktu, frekuensi, situasi yang menimbulkan
halusinasi, perasaan dan respon klien terhadap halusinasi
2. Klien mengetahui cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
3. Klien mampu mempraktekkan cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
4. Klien mampu melatih dan menerapkan cara mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik dalam kegiatan harian

Intervensi Keperawatan
1. Identifikasi halusinasi yang dialami klien : isi, jenis, frekuensi, situasi yang
menimbulkan halusinasi, perasaan dan respon klien terhadap halusinasi
2. Informasikan cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
3. Latih klien cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
4. Masukan latihan mengontrol halusinasi dengan cara menghardik kedalam jadwal
kegiatan harian klien
Strategi Pelaksanaan (Sp) 1 :
Mengajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

A. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
Perawat : “Assalamualaikum/selamat pagi, Boleh saya kenalan dengan mba?”
Klien : “(Mengangguk tetapi mata ke arah lain)”
Perawat : “Baik, kalau boleh saya tahu nama mba siapa? senang dipanggil
siapa?”
Klien : “Tasya ani, panggil saya ani”
Perawat : “Baiklah mba ani, Perkenalkan Nama saya Delia Mandalasari, bisa
dipanggil Delia, saya mahasiswi perawat dari Stikes Ahmad Dahlan
Cirebon, saya sedang praktek di ruangan ini dari jam 07.00-14.00
siang, selama di rumah sakit ini saya yang akan merawat mba Ani”
b. Evaluasi/validasi
Perawat : “Bagaimana perasaan mba pagi/siang hari ini?”
Klien : ”Saya merasa cemas”
Perawat : “Kenapa mba cemas?”
Klien : “Saya merasa ada yang memanggil dan berbisik di telinga saya”
Perawat : “Oh jadi mba merasa ada yang memanggil mba”
Klien : ”(Menganggukan Kepala)”
Perawat : “Mba tahu mba sedang dimana?”
Klien : “Iyah tahu, saya ada di rumah sakit”
Perawat : “Dengan siapa mba kemari?”
Klien : “Keluarga”
Perawat : “Bagaimana dengan tidurnya tadi malam?”
Klien : “(Gelengkan Kepala), takut dan suka mendengar suara yang tidak
jelas”
c. Kontrak
Topik
Perawat : ”Baik mba, bagaimana kalau kita berbincang tentang suara dan
sesuatu yang selama ini mba dengar dan melihat sesuatu tetapi tidak
tampak wujudnya?”
Klien : ”(Mengangguk)”
Tempat
Perawat : ”Mba mau berbincang dimana?”
Klien : “Disini saja”
Perawat : “Baik disini saja ya.”
Waktu
Perawat : ”Mau berapa lama kita berbincang?”
Klien : ”10 menit saja”
Perawat : ”Baik kita berbincang 10 menit ya.”

d. (Membaca Basmallah)
Perawat : “Mba kalau boleh saya tahu agamanya apa?”
Klien : “Islam”
Perawat : “Baik mba sebelem kita melakukan kegiatan ini alangkah baiknya
kita membaca Basmallah”
B. Fase Kerja
Perawat : “Mba mendengar dan melihat sesuatu tapi tidak tampak
Wujudnya. Baik, mba itu merupakan salah satu jenis halusianasi
pendengaran dan juga halusinasi penglihatan ya.”
Perawat : “Apakah mba mendengar suara tanpa ada wujudnya?”
Klien : “ Iyah saya mendengar suara itu tapi suaranya tidak tau
darimana dan wujudnya tidak kelihatan dan saya benar-benar
mendengarnya.”
Perawat : “Apa yang dikatakan suara itu?”
Klien : “Suara itu menyuruh saya membunuh dan mengajak ke jalan raya”
Perawat : “Apakah mba melihat sesuatu atau orang atau bayangan?”
Klien : “Iyah saya melihatnya”
Perawat : “Seperti apa yang kelihatan?”
Klien : “Tinggi besar”
Perawat : “Kapan paling sering Ibu melihat sesuatu atau mendengar suara
tersebut?”
Klien : “Pada saat malam hari waktu mau tidur.”
Perawat : “Berapa kali sehari mba mengalaminya?”
Klien : “Tidak menentu kadang siang atau malam.”
Perawat : “Apakah terus-menerus terlihat dan terdengar, atau hanya sewaktu
waktu saja?”
Klien : “Suaranya tidak menentu, kadang datangnya siang atau malam.”
Perawat : “Pada keadaan apa, apakah pada waktu sendiri?”
Klien : “Iyah pada saat sendirian.”
Perawat : “Apa yang mba rasakan pada saat mendengar suara tersebut?”
Klien : “Saya merasa takut suara itu datang dan menyuruh saya membunuh”
Perawat : “Apa yang mba lakukan agar suara itu tidak terengar lagi?”
Klien : “Kadang saya menutup telinga dan memukulnya supaya tidak
terdengar lagi.”
Perawat : Apakah dengan cara itu suara dan bayangan tersebut hilang?”
Klien : “Tidak-tidak”
Perawat : “Bagaimana kalau kita melakukan cara mengontrol halusiasi untuk
mencegah suara-suara atau bayangan agar tidak muncul?”
Klien : “Iyah mau”
Perawat : “Baik, mba ada empat cara untuk mengontrol halusinasi yaitu :
“Pertama, dengan cara menghardik suara tersebut.”
“Kedua, dengan cara minum obat dengan teratur.”
“Ketiga, cara bercakap-cakap dengan orang lain dan menitip pesan.”
“Keempat, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal.”
“Bagaimana kalau kita belajar satu cara, yaitu dengan Cara
menghardik.”
Klien : “Iyah”
Perawat : “ Baik mba bisa ulangi lagi bagaimana cara untuk mengontrol
halusiansi?”
Klien : “(Mengulang cara mengontrol halusinasi)”
Perawat : “Wah, mba benar. Sekarang saya akan jelaskan cara menghardik.”
“Caranya seperti ini:
1. Saat suara-suara itu muncul, langsung mba tutup telinga dan
katakan “Pergi-pergi Saya tidak mau dengar-Saya tidak mau
dengar, kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai suara itu
tidak terdengar lagi.
2. Saat melihat bayangan itu muncul, langsung mba bilang, pergi
Saya tidak mau lihat, Saya tidak mau lihat. Kamu palsu. Begitu
diulang-ulang sampai bayangan itu tak terlihat lagi. Coba Ibu
peragakan! Nah begitu, bagus! Coba lagi! Ya bagus Ibu sudah
bisa.”
Klien : “ (Menyebutkan ulang caranya)
Perawat : “Wah, bagus sekali!Sekarang saya akan praktekkan caranya.”
(Mempraktekkan)”. Coba sekarang mba ulangi kembali cara
mengontrol halusinasi”
Klien : “(Mempraktekkan)”
Perawat : “Wah, bagus sekali!”
“Coba kita ulangi lagi cara mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik”
Perawat : ”Bagaimana kalau kegiatan ini kita masukkan ke jadwal kegiatan
harian mba, mba mau? Mau berapa kali sehari kita belajar cara
mengontrol halusinasi dengan cara menghardiknya bu?”
”Baik 2 kali sehari pagi jam berapa? jam 07.00 dan Sore jam?
Jam 16.00”
Perawat : ”Ini jadwalnya, mba mau nulis sendiri atau di tuliskan?” oh baik mba
saya tuliskan, tadi mba sudah melakukan cara menghardik jam 07.00,
serta mba tadi melakukannya secara mandiri, dibantu, atau tidak bisa?
Baik mba secara mandiri ya, kita centang kegiatan yang dilakukan
mba tadi secara mandiri kemudian mba tanda tangan disini ya.”
Klien : ”(Mengangguk)”
C. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif
Perawat : “Baik mba sebelumnya, bagaimana perasaan mba setelah kita
berbincang dan latihan tadi? Mba merasa lebih tenang tidak
dengan latihan tadi?”
Klien : ”Iyah merasa lebih tenang”

b. Evaluasi objektif
Perawat : “Setelah kita berbincang tadi sekarang coba mba simpulkan
pembicaraan kita tadi.”
“Coba sebutkan cara mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik suara tersebut “
Klien : Saat suara-suara itu muncul, langsung menutup telinga dan
pejamkan mata lalu bilang “Pergi-pergi Saya tidak mau
dengar, Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu.
Saat melihat bayangan itu muncul, langsung mba bilang
“Pergi Saya tidak mau lihat, Saya tidak mau lihat. Kamu
palsu.
Perawat : “Wah bagus sekali” Baik mba, kita akhiri kegiatan hari ini
dengan membaca (Hamdalah)
Klien : ” Alhamdulillah”

c. Kontrak yang akan datang


Topik
Perawat : “Mba, bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang cara
minum obat dengan teratur dan benar?”
Klien : “Iyah boleh”
Waktu
Perawat : “Kira-kira waktunya kapan ya?”
Klien : “Besok jam 08.00 WIB”
Tempat
Perawat : “Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok dimana?
Klien : “Disini”
Perawat : “Baiklah mba, saya permisi, Assalamualaikum”
Kondisi klien

DO : Klien kadang-kadang tenang


DS : Klien mengatakan sudah mendengar suara-suara yang tidak jelas tapi kadang-kadang

Diagnosa Keperawatan : Halusinasi


Tujuan : Agar klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara minum
Obat yang teratur dan benar.
Intervensi Keperawatan : Ajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara patuh obat
yaitu penggunaan obat secara teratur dan benar (jenis, dosis,
waktu, manfaat, dan efek samping)

Strategi Pelaksanaan (Sp) 2 :


Mengajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara minum obat yang teratur dan benar

Strategi Pelaksanaan
A. Fase Orientasi :
a. Salam terapeutik
Perawat : ”Assalamualaikum, Selamat pagi. Bagaimana kabarnya hari ini?
mba masih ingat dengan saya? Mba sudah mandi belum? Apakah
mba sudah makan?
Klien : ”Waalaikumsalam, baik, iyah saya ingat suster delia kan, sudah sus”

b. Evaluasi validasi
Perawat : ”Mba tampak segar sekali hari ini, bagaimana perasaan mba?
”Kemarin kita sudah berdiskusi tentang halusinasi dan cara
mengontrol halusinasi dengan cara menghardik ya. Apakah mba bisa
menjelaskan kepada saya tentang cara mengontrol halusinasi yang
pertama yaitu dengan cara menghardik?”
Klien : ”Baik, saya bisa jadi pada saat saya mendengar suara seperti itu
lagi saya menutup mata dan pejamkan mata lalu bilang Saya tidak
mau dengar, Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Pada saat
melihat bayangan itu muncul, langsung saya bilang “Pergi Saya tidak
mau lihat, Saya tidak mau lihat. Kamu palsu.
Perawat : ” Wah, Iyah mba bagus sekali”
c. Kontrak
Topik
Perawat : ”Sekarang seperti janji kita, bagaimana kalau kita sekarang
berbincang- bincang tentang cara minum obat yang teratur dan
benar?”
Klien : ”Iyah”
Tempat
Perawat : ”Dimana tempat yang menurut mba cocok untuk kita berbincang-
bincang?
Klien : ”Disini saja”
Waktu
Perawat : ”Mau berapa lama kita berbincang?”
Klien : ”10 menit saja”
Perawat : ”Baik kita berbincang 10 menit ya mba.”

d. (Membaca Basmallah)
Perawat : “Mba kalau boleh saya tahu agamanya apa?”
Klien : “Islam”
Perawat : “Baik mba sebelem kita melakukan kegiatan ini alangkah baiknya
kita membaca Basmallah”
B. Fase Kerja
Perawat : “Baik mba, apakah mba masih mendengar dan melihat yang tidak
tampak wujudnya?”
Klien : “Kadang-kadang”
Perawat : “Baik mba, kemarin kita sudah melakukan cara mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik ya, apakah mba melakukan cara itu? Bisakah
mba mempraktekkannya kepada saya”
Klien : “Bisa, (Mempraktekkan)”
Perawat : “Wah ternyata mba hebat.” Sekarang kita akan melakukan cara
mengontrol halusinasi yang kedua yaitu dengan cara minum obat
yang teratur.”
“Bapak sudah dapat obat dari dokter?”
Klien : “(Menganggukan Kepala)”
Perawat : “Berapa macam obat yang bapak minum?”
Klien : “(Gelengkan kepala)”
Perawat : “Baik, kalau begitu saya akan menjelaskan terlebih dahulu nama,
warna, dosis, waktu, prinsip 6 benar, manfaat, efek samping, serta
akibat tidak minum obat”
“Obatnya ada 3 macam, yaitu :
1. “Pertama namanya Diazepam, warnanya kuning, dosisnya 10 mg,
gunanya agar kita merasa cemas
2. “Kedua namanya Amprazolam warnanya putih dosisnya 0,5 mg,
gunanya untuk mengendalikan suara yang sering mba dengar
sedangkan yang warnanya putih agar mba tidak merasa gelisah”
“Obat ini harus mba minum 2x sehari jam 7 pagi dan jam 7 malam”
“Disaat minum obat, mba juga harus memperhatikan ada 6 prinsip
benar minum obat yaitu benar nama, benar obat, benar dosis, benar
cara, benar waktu, benar dokumentasi.”
”Bila nanti setelah minum obat mulut mba terasa kering mba bisa
minum air putih, dan apabila kepala mba terasa berkunang-kunang
atau pusing mba beristirahat jangan beraktivitas terlebih dahulu ya”
”Jangan penah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi
dengan dokter ya mba, karena dapat terjadi kekambuhan atau mba
sakit lagi”
Perawat : ”Apakah mba bisa ulangi kembali nama, warna, dosis obat yang mba
akan minum dan prinsip benar obatnya?”
Klien : (Mengulangi)”
Perawat : “Bagus sekali! Mba sudah bisa.”
”Bagaimana kalau kegiatan ini kita masukkan ke jadwal kegiatan
harian mba. Mau berapa kali sehari kita melakukan cara minum obat
yang teratur mba?” ”Baik 2 kali sehari pagi jam berapa? jam 08.00
dan Sore jam? Jam 16.00”
Perawat : ”Ini jadwalnya, mba mau nulis sendiri atau di tuliskan?” oh baik mba
saya tuliskan, tadi mba sudah melakukan cara minum obat yang
teratur jam 08.00, serta mba tadi melakukannya secara mandiri,
dibantu, atau tidak bisa? Baik mba secara mandiri ya, kita centang
kegiatan yang dilakukan mba tadi secara mandiri kemudian mba
tanda tangan disini.”
Klien : ”(Mengangguk)”
C. Fase Terminasi
1. Evaluasi
a. Evaluasi subyektif
Perawat : ”Bagaimana perasaan mba setelah berbincang-bincang
mengenai cara minum obat yang teratur dan benar?”
Klien : ”Senang dan paham”

b. Evaluasi obyektif
Perawat : ”Coba mba jelaskan lagi obat apa yang diminum tadi?
Kemudian berapa dosisnya dan warnanya ?
Klien : ” (Mengulang)”
Perawat : ”Wah bagus sekali”
” Baik mba, kita akhiri kegiatan hari ini dengan membaca
(Hamdalah)
Klien : ” Alhamdulillah”

c. Kontrak
Topik
Perawat : ”Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi
tentang cara mengontrol halusinasi dengan cara ke tiga yaitu
dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain dan menitip
pesan.”
Klien : “Iyah”

Waktu
Perawat : “Kira-kira waktunya kapan ya?”
Klien : “Besok jam 09.00 WIB”

Tempat
Perawat : “Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok dimana?
Klien : “Di ruang tamu”
Perawat : “Baiklah mba, saya permisi, Assalamualaikum”
Kondisi klien
DO : Klien merasa lebih tenang
DS : Klien mengatakan mendengar ada suara-suara tapi suara itu tidak jelas

Diagnosa Keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori : halusinasi


Tujuan : Ajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-
cakap dan menitip pesan dengan orang lain.
Intervensi Keperawatan : Diskusikan dengan klien cara mengontrol halusinasi
dengan bercakap-cakap dengan orang lain.

Strategi Pelaksanaan (Sp) 3 :


A. Fase Orientasi :
a. Salam terapeutik
Perawat : ”Assalamualaikum, Selamat pagi. Bagaimana kabarnya hari ini?
Mba masih ingat dengan saya? Mba sudah mandi belum? Apakah
mba sudah makan?
Klien : ”Waalaikumsalam, baik, iyah saya ingat suster delia kan, sudah sus”

b. Evaluasi validasi
Perawat : ”Bagaimana perasaan mba? Kemarin kita sudah berdiskusi tentang
cara menghardik, cara minum obat yang teratur dan benar. Apakah
mba bisa mempraktekkannya?
Klien : (Menyebutkan dan mempraktekkan)
Perawat : ” Wah, Iyah mba bagus sekali”
c. Kontrak :
Topik
Perawat : ”Sesuai dengan kontrak kita kemarin, kita akan berbincang-bincang
mengenai cara mengontrol halusinasi dengan cara yang ketiga yaitu
bercakap-cakap dengan orang lain dan menitip pesan, apakah mba
mau?”
Klien : ”Iyah mau”

Tempat
Perawat : ”Dimana tempat yang menurut mba cocok untuk kita berbincang-
bincang?
Klien : ”Di ruang tamu saja”
Waktu
Perawat : ”Mau berapa lama kita berbincang?”
Klien : ”10 menit saja”
Perawat : ”Baik kita berbincang 10 menit ya.”

d. (Membaca Basmallah)
Perawat : “Mba kalau boleh saya tahu agamanya apa?”
Klien : “Islam”
Perawat : “Baik mba sebelem kita melakukan kegiatan ini alangkah baiknya
kita membaca Basmallah”
B. Fase kerja
Perawat : “Baik mba, apakah mba masih mendengar dan melihat yang tidak
tampak wujudnya?”
Klien : “Kadang-kadang”
Perawat : “Baik, kemarin kita sudah melakukan cara mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik dan cara minum obat yang teratur dan benar,
apakah mba melakukan cara itu? Bisakah mba mempraktekkannya
kepada saya”
Klien : “Bisa, (Mempraktekkan)”
Perawat : “Wah ternyata mba hebat.” Sekarang kita akan melakukan cara
mengontrol halusinasi yang ketiga yaitu dengan cara bercakap-cakap
dan menitip pesan kepada orang lain.”
Perawat : ”Cara yang ketiga adalah bercakap-cakap dan menitip pesan.”
Caranya pada saat mba mulai melihat atau mendengar suara itu
kembali mba langsung ke perawat atau ke teman mba dan katakan
pada perawat bahwa mba mendengar suaranya kembali. Nanti
perawat akan mengajak mba mengobrol sehingga suara itu hilang
dengan sendirinya. Untuk berpesan kepada orang lain mba bilang ke
orang tersebut untuk mengingatkan saya pada saat saya melihat
sesuatu yang tidak tampak wujudnya untuk segera melakukan cara
mengontrol halusinasi itu. ”Apakah mba paham?” apakah bisa
mempraktekkannya?
Klien : ” Iyah paham, (Mempraktekan)”
Perawat : ” Wah bagus, mba sudah bisa melakukannya”
Perawat : ”Bagaimana kalau kegiatan ini kita masukkan ke jadwal kegiatan
harian mba, mba mau? Mau berapa kali sehari kita melakukan cara
bercakap-cakap dan menitip pesan ke orang lain?” ”Baik 2 kali sehari
pagi jam berapa? jam 08.00 dan Sore jam? Jam 16.00”
Perawat : ”Ini jadwalnya, mba mau nulis sendiri atau di tuliskan?” oh baik mba
saya tuliskan, tadi mba sudah melakukan cara bercakap-cakap dan
menitip pesan kepada orang lain jam 08.00, serta mba tadi
melakukannya secara mandiri, dibantu, atau tidak bisa? Baik mba
secara mandiri ya, kita centang kegiatan yang dilakukan mba tadi
secara mandiri kemudian mba tanda tangan disini.”
Klien : ”(Mengangguk)”
C. Fase terminasi
1. Evaluasi
a. Evaluasi subyektif
Perawat : ”Tidak terasa kita sudah berbincang-bincang. Bagaimana
perasaan mba setelah berbincang-bincang mengenai cara
mengontrol halusinasi yang ke tiga yaitu cara bercakap-cakap
dan menitip pesan ke orang lain?”
Klien : ”Senang dan paham”

b. Evaluasi obyektif
Perawat : ”Coba mba jelaskan lagi apa yang dilakukan pada saat kita
mendengar atau melihat itu lagi?
Klien : ” (Mengulang)”
Perawat : ”Wah bagus sekali”
” Baik mba, kita akhiri kegiatan hari ini dengan membaca
(Hamdalah)
Klien : ” Alhamdulillah”

d. Kontrak
Topik
Perawat : ”Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi
tentang cara mengontrol halusinasi dengan cara ke empat
yaitu dengan cara melakukan kegiatan yang bermanfaat.”
Klien : “Iyah”
Waktu
Perawat : “Kira-kira waktunya kapan ya?”
Klien : “Besok jam 09.00 WIB”
Tempat
Perawat : “Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok dimana?
Klien : “Di sisni”
Perawat : “Baiklah, saya permisi, Assalamualaikum”
Kondisi klien
DO : Klien lebih tenang
DS : Klien mengatakan mendengar ada suara-suara tapi suara itu tidak jelas

Diagnosa Keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori : halusinasi


Tujuan : Ajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara melakukan
kegiatan yang bermanfaat.”
Intervensi Keperawatan : Diskusikan dengan klien cara mengontrol halusinasi
dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat.

Strategi Pelaksanaan (Sp) 4 :


1. Fase Orientasi :
a. Salam terapeutik
Perawat : ”Assalamualaikum, Selamat pagi. Bagaimana kabarnya hari ini?
Mba masih ingat dengan saya? Mba sudah mandi belum? Apakah
mba sudah makan?
Klien : ”Waalaikumsalam, baik, iyah saya ingat suster delia kan, sudah sus”

b. Evaluasi validasi
Perawat : ”Bagaimana perasaan mba? Kemarin kita sudah berdiskusi tentang
cara menghardik, cara minum obat yang teratur dan benar, cara
bercapak dan menitip pesan. Apakah mba bisa mempraktekkannya?
Klien : (Menyebutkan dan mempraktekkan)
Perawat : ” Wah, Iyah mba bagus sekali”
c. Kontrak :
Topik
Perawat : ”Sesuai dengan kontrak kita kemarin, kita akan berbincang-bincang
mengenai cara mengontrol halusinasi dengan cara yang keempat yaitu
dengan cara melakukan kegiatan yang bermanfaat ya mba?”
Klien : ”Iyah”

Tempat
Perawat : ”Dimana tempat yang menurut mba cocok untuk kita berbincang-
bincang?
Klien : ”Di sini saja”
Waktu
Perawat : ”Mau berapa lama kita berbincang?”
Klien : ”10 menit saja”
Perawat : ”Baik kita berbincang 10 menit ya.”

d. (Membaca Basmallah)
Perawat : “Kalau boleh saya tahu agama mba apa?”
Klien : “Islam”
Perawat : “Baik, sebelum kita melakukan kegiatan ini alangkah baiknya kita
membaca Basmallah”
D. Fase kerja
Perawat : “Baik mba, apakah mba masih mendengar dan melihat yang tidak
tampak wujudnya?”
Klien : “Kadang-kadang”
Perawat : “Baik, kemarin kita sudah melakukan cara mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik dan cara minum obat yang teratur dan benar,
dan cara bercakap-cakap. Apakah mba melakukan cara itu? Bisakah
mba mempraktekkannya kepada saya”
Klien : “Bisa, (Mempraktekkan)”
Perawat : “Wah ternyata mba hebat.” Sekarang kita akan melakukan cara
mengontrol halusinasi yang keempat yaitu dengan cara melakukan
kegiatan yang bermanfaat.”
Perawat : ”Cara yang keempat ini adalah melakukan kegiatan yang bermanfaat.
Misalkan mba mulai mendengar suara-suara, segera menyibukkan
diri dengan kegiatan seperti berwudhu, menyapa, mengepel,
menyapu atau menyibukkan dengan kegiatan lain ya?”
Klien : ” Iyah”
Perawat : ” Sekarang mba ingin melakukan kegiatan apa yang menurut mba
kegiatan itu merasa senang?”
Klien : ”Berwudhu”
Perawat : Baik, sekarang kita akan melakukan kegiatannya yaitu
berwudhu.” Saya jelaskan terlebih dahulu ya mba cara
berwudhu.” Apakah mba bisa dipahami? Coba mba ulangi
kembali apa yang saya sudah jelaskan?”
Klien : ”Mengulangi”
Perawat : ”Bagus sekali, sekarang saya akan praktekkan cara bewudhu”
”Coba mba praktekkan juga”
Klien : ”(Mempraktekkan)”
Perawat : Wah pintar sekali mba”
Perawat : ”Bagaimana kalau kegiatan ini kita masukkan ke jadwal kegiatan
harian mba, mba mau? Mau berapa kali sehari kita melakukan
kegiatan yang bermanfaat ini?” ”Baik 3 kali sehari pagi jam berapa?
jam 05.00, siang jam ? jam 12.00 dan Sore jam? Jam 16.00”
Perawat : ”Ini jadwalnya, mba mau nulis sendiri atau di tuliskan?” oh baik mba
saya tuliskan, tadi mba sudah melakukan cara melakukan kegiatan
yang bermanfaat jam 08.00, serta mba tadi melakukannya secara
mandiri, dibantu, atau tidak bisa? Baik mba secara mandiri ya, kita
centang kegiatan yang dilakukan mba tadi secara mandiri kemudian
mba tanda tangan disini.”
Klien : ”(Mengangguk)”
E. Fase terminasi
2. Evaluasi
c. Evaluasi subyektif
Perawat : ”Tidak terasa kita sudah berbincang-bincang. Bagaimana
perasaan mba setelah berbincang-bincang mengenai cara
mengontrol halusinasi yang ke empat yaitu melakukan
kegiatan yang bermanfaat?”
Klien : ”Senang sekali”

d. Evaluasi obyektif
Perawat : ”Coba mba jelaskan lagi apa yang dilakukan pada saat kita
mendengar atau melihat itu lagi?
Klien : ” (Mengulang)”
Perawat : ”Wah bagus sekali”
” Baik mba, kita akhiri kegiatan hari ini dengan membaca
(Hamdalah)
Klien : ” Alhamdulillah”
Perawat : “Baiklah, saya permisi, Assalamualaikum”

Anda mungkin juga menyukai