Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEPERAWATAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

PERILAKU JUJUR SEORANG PERAWAT MUSLIM MENURUT MUHAMMADIYAH

Makalah ini disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian Semester V

Disusun oleh Kelompok 5 :

1. Indri Siti Azahra


2. Intan Tiara
3. Issy Farisianah
4. Julaeha
5. kelina

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

STIKES AHMAD DAHLAN CIREBON

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjakan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena
berkatrahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perilaku Jujur
Seorang Perawat Muslim Menurut Muhammadiyah”. Penyusunan makalah ini bertujuan
sebagai penunjang mata kuliah Pengembangan Kepribadian yang nantinya dapat
digunakan mahasiswa untuk menambah wawasan dan pengetahuannya.

Penyusun menyadari bahwa dalam proses prnyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penyusunanya. Namun demikian, penyusun telah
berupaya dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat diselesaikan
dengan baik. Oleh karena itu, masukan, saran, kritik, dan usul yang sifatya untuk
perbaikan dari berbagai pihak khususnya Bapak/Ibu sangat diharapkan untuk
penyempurnaan makalah ini.

Dan harapan penyusun semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Cirebon, 11 Oktober 2021

Penyusun

DAFTAR ISI

2
JUDUL HALAMAN

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………… 2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….. 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………. 4


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………… 5
1.3 Tujuan………………………………………………………………………….. 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Jujur………………………………………………………………… 6

2.2 perintah jujur dalam Al-Quran dan Hadist…………………………………….. 6

2.3 Macam Sifat Jujur dalam Islam………………………………………………… 8

2.4 Hikmah Perilaku Jujur………………………………………………………….. 10

2.5 Perilaku Perawat Muhammadiyah……………………………………………… 11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………. 14

3.2 Penutup………………………………………………………………………… 14

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


3
Kejujuran adalah salah satu nilai moral yang harus dijunjung tinggi dalam segala aspek
kehidupan. Kejujuran harus menjadi landasan seseorang dalam berkata maupun berperilaku
disetiap aktivitas kehidupan. Kejujuran adalah wujud ketulusan hati atau kelurusan hati
seseorang dalam bertindak. Dengan demikian kejujuran dapat diartikan sebagai sikap hati
yang tulus atau lurus yang mendasari suatu tindakan. Kelurusan hati ini mengandaikan
adanya keselarasan antara hati dengan sesuatu yang benar atau lurus, seperti kebenaran yang
diyakininya atau kebenaran yang ada dalam aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat
dimana seseorang hidup. Kejujuran dalam arti inilah yang hendaknya diterapkan dalam
kehidupan bersama dimanapun dan kapanpun kita berada (Nursa‟ban. 2012: 105). Franz
Magnis-Suseno (1993), mengatakan bahwa ada dua sikap jujur dalam berhubungan dengan
orang lain yaitu, bersikap terbuka dengan orang lain dan bersikap fair. Sikap terbuka berarti
selalu tampil sebagai diri sendiri, tampil apa adanya tanpa kepalsuan atau ketidakaslian. Kita
selalu menampilkan diri sebagaimana kita sesungguhnya bukan karena keinginan orang lain.
Jadi, dalam pikiran, perkataan, dan berperilaku harus selalu terealisasi sesuai keberadaan kita
yang sebenarnya, bukan karena kita malu atau takut dengan sesuatu. Bersikap fair, artinya
kita bersikap sesuai norma terhadap orang lain. Kita memperlakukan orang lain dengan
standar-standar norma dan kaidah yang berlaku sebagaimana ia diperlakukan oleh orang lain.
Begitu pentingnya kejujuran nampak dengan adanya UU No 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi Pasal 1 Ayat (1) menjelaskan bahwa, pendidikan pada hakekatnya adalah
mengembangkan potensi diri peserta didik dengan dilandasi oleh kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan.
Dengan demikian, pendidikan mempunyai peran yang strategis dalam membangun karakter
warga negara yang baik, terutama mahasiswa sebagai kaum intelektual. Tujuan pendidikan
bukan hanya untuk mengembangkan intelegensi akademik mahasiswa, tapi juga membentuk
mahasiswa yang berkarakter dengan mengutamakan kejujuran sebagai landasan dalam setiap
aktifitas. Kejujuran akademik dalam lingkup perguruan tinggi, lebih pada aktifitas akademik
masyarakat kampus, khususnya mahasiswa yang sesuai dengan hakekat mereka sebagai
kaum intelektual. Namun, yang sekarang menjadi fenomena adalah merebaknya perilaku-
perilaku ketidakjujuran mahasiswa dalam konteks akademik. Dalam lingkup pendidikan,
khususnya pada tingkat perguruan tinggi dewasa ini kejujuran akademik seamakin terkikis.
Misalnya, menyontek dalam ujian, copy paste dalam pembuatan karya ilmiah, sampai pada
tindakan menjualbelikan ijasah dan gelar. Meskipun praktik-praktik demikian bersifat
kasuistik atau dengan kata lain menjadi tindakan dari segelintir orang saja, tanpa harus
menggeneralisir semua masyarakat akademik yang ada pada tingat perguruan tinggi, tetapi
kita harus tetap melihat dan mengakui adanya fenomena tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Jujur?
2. Jelaskan perintah jujur dalam Al-Quran dan Hadist?
3. Jelaskan Macam Sifat Jujur dalam Islam?

4
4. Jelaskan Hikmah Perilaku Jujur?
5. Jelaskan Perilaku Perawat Muhammadiyah?

1.3 Tujuan
1 Untuk mengetahui apa itu Pengertian Jujur
2 Untuk mengetahui perintah jujur dalam Al-Quran dan Hadist
3 Untuk mengetahui Macam Sifat Jujur dalam Islam
4 Untuk mengetahui Hikmah Perilaku Jujur
5 Untuk mengetahui Perilaku Perawat Muhammadiyah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Jujur

Jujur adalah perilaku positif dengan berkata sebenarnya, tidak curang, serta perbuatan dan
perkataan yang tidak berlawanan. Perilaku jujur menyebabkan muslim memperoleh
kepercayaan lingkungan sekitar.

5
Kata jujur menyiratkan sebuah perkataan kebenaran dalam semua situasi dan semua
keadaan. Kejujuran juga bisa memiliki arti memenuhi janji, baik itu janji yang tertulis
maupun tidak tertulis. Tidak hanya memenuhi janji, memberikan pendapat dan nasihat yang
benar juga disebut dengan kejujuran.

Kejujuran juga bisa berarti melakukan sebuah pekerjaan dengan tulus dan sebaik mungkin.
Meskipun melakukan pekerjaan tersebut tidak diawasi oleh orang lain, tetap harus
mengerjakannya dengan jujur. Memberikan hak kepada orang yang berhak mendapatkan
hak tersebut juga bisa disebut dengan perilaku jujur.

Seperti kata pepatah mengatakan, “Kejujuran adalah sesuatu yang mahal’, memang benar
adanya. Berperilaku jujur sangat terasa berat, terlebih lagi untuk diri sendiri. Memang, tidak
semua orang senang dengan kejujuran, kejujuran tidak selamanya membuat orang-orang
bahagia, ada juga kejujuran yang bisa membuat orang sakit hati. Tidak hanya membuat
orang lain sakit hati, kejujuran bahkan bisa membuat kita dibenci oleh orang lain.

Sebetulnya, tidak ada dasarnya atau alasan kita untuk berbohong. orang yang jujur pasti
akan mengakui kesalahan yang diperbuatnya, terlebih jika kita merasa bersalah karena hal
itu merugikan orang lain. Dengan bertindak jujur bisa meringankan masalah dan tidak
menimbulkan masalah yang baru lagi nantinya. Jika manusia sudah terbiasa untuk
berbohong dalam hidupnya, maka tentunya sangat berat untuk berperilaku jujur dan akan
selalu terdorong untuk melakukan kebohongan-kebohongan lainnya.

Kejujuran bukanlah sesuatu yang tidak kita sadari lakukan, namun kita secara sadar dan
memahami bahwa segala tindakan yang kita lakukan memiliki dampak baik maupun buruk.
Begitu pula dengan mengatakan kejujuran maupun kebohongan.

2.2 Perintah Jujur dalam Al-Quran dan Hadist

Perintah jujur telah tercantum alam Al Quran dan hadits. Salah satunya dalam Al Ahzab ayat
70,
۟ ُ‫وا ٱهَّلل َ َوقُول‬
‫وا قَوْ اًل َس ِديدًا‬ ۟ ُ‫ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
۟ ُ‫وا ٱتَّق‬
َ

Arab-Latin: Yā ayyuhallażīna āmanuttaqullāha wa qụlụ qaulan sadīdā

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah
perkataan yang benar."

Hadits pentingnya jujur dinarasikan Abdullah, berikut haditsnya,

َ ‫ َوإِ َّن ْال َك ِذ‬،‫صدِّيقًا‬


‫ب يَ ْه ِدي إِلَى‬ ِ َ‫ق َحتَّى يَ ُكون‬ ُ ‫ َوإِ َّن ال َّر ُج َل لَيَصْ ُد‬،‫ َوإِ َّن ْالبِ َّر يَ ْه ِدي إِلَى ْال َجنَّ ِة‬، ِّ‫ق يَ ْه ِدي إِلَى ْالبِر‬
َ ‫ص ْد‬
ِّ ‫إِ َّن ال‬
َّ ‫هَّللا‬
‫َب ِع ْن َد ِ َكذابًا‬ َ ‫ َحتَّى يُ ْكت‬، ُ‫ َوإِ َّن ال َّر ُج َل لَيَ ْك ِذب‬،‫ار‬ِ َّ‫ُور يَ ْه ِدي إِلَى الن‬ ْ
َ ‫ َوإِ َّن الفُج‬،‫ُور‬ِ ‫الفُج‬ ْ

6
Artinya: "Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada
kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu
berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang
jujur." (HR Bukhari).

Kewajiban untuk berperilaku jujur juga disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh
Ibnu Hibban, yang berbunyi,

‫ َواِيَّا ُك ْم‬,‫ فَاِنَّهُ َم َع البِ َّر َوهُ َما فِى ْال َجنَّ ِة‬,‫ق‬
ِ ‫ َعلَ ْي ُك ْم بِالصِّ ْد‬:‫ قَا َل َرسُوْ ُل هللاِ صلى هللا عليه وسلم‬:‫ قَا َل‬.‫ض‬.‫ْق ر‬ ِّ ‫ع َْن اَبِى بَ ْك ٍر ال‬
ِ ‫ص ِّدي‬
‫ب‬ َ ‫َو ْال َك””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””” ِذ‬
‫فَاِنَّهُ َم َع ْالفُجُوْ ِر َوهُ َمافِى النَّار‬.

“Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: Wajib atasmu berlaku
jujur, karena jujur itu bersama kebaikan, dan keduanya di Surga. Dan jauhkanlah dirimu
dari dusta, Karena dusta itu bersama kedurhakaan, dan keduanya di neraka”.

Di dalam Al-Quran surat Az-Zumar ayat 33-35 dijelaskan bahwa orang-orang yang
bertakwa merupakan orang yang berkata benar atau berkata jujur, ayat tersebut berbunyi,

ٰۤ ُ
َ‫ك هُ ُم ْال ُمتَّقُوْ ن‬ َ ”ِ‫ول ِٕٕى‬ َ ‫ص َّد‬
‫ق بِ ٖ ٓه ا‬ َ ‫ق َو‬ ِّ ‫َوالَّ ِذيْ َج ۤا َء بِال‬
ِ ‫ص ْد‬
ۤ
َ‫لَهُ ْم َّما يَ َش ۤاءُوْ نَ ِع ْن َد َربِّ ِه ْم ۗ ٰذلِكَ َج ٰزؤُا ْال ُمحْ ِسنِ ْي ۚن‬
َ‫لِيُ َكفِّ َر هّٰللا ُ َع ْنهُ ْم اَ ْس َواَ الَّ ِذيْ َع ِملُوْ ا َويَجْ ِزيَهُ ْم اَجْ َرهُ ْم بِاَحْ َس ِن الَّ ِذيْ َكانُوْ ا يَ ْع َملُوْ ن‬

“Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan orang yang membenarkannya,
mereka itulah orang yang bertakwa.” “Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki di
sisi Tuhannya. Demikianlah balasan bagi orang-orang yang berbuat baik,”
“agar Allah menghapus perbuatan mereka yang paling buruk yang pernah mereka lakukan
dan memberi pahala kepada mereka dengan yang lebih baik daripada apa yang mereka
kerjakan.”

2.3 Macam Sifat Jujur dalam Islam

1. Shiddiq Al-Qalbi
Shiddiq Al-Qalbi adalah sifat jujur yang diterapkan oleh manusia dalam niatnya. Dalam
berniat tentunya disertai keikhlasan dalam melakukan perbuatan tersebut. Amal perbuatan
haruslah didasari dengan niat yang baik, niat untuk beribadah hanya kepada Allah SWT
semata.

Jika amal tidak berdasarkan untuk beribadah kepada Allah SWt, maka akan gugur pahala
dari perbuatan-perbuatan yang dilakukan. Hal ini dijelaskan dalam hadits Nabi Muhammad
yang diriwayatkan oleh Hakim, hadits tersebut berbunyi,
7
‫ َوفُالَ ٌن‬، ‫ إِنَّ َما أَ َردْتَ أَ ْن يُقَا َل فُالَ ٌن عَالِ ٌم‬، َ‫ َك َذبْت‬: ‫ قَا َل‬، ‫ك‬ ُ ‫ت ْال ِع ْل َم َوقَ َر ْأ‬
َ ‫ت ْالقُرْ آنَ َو َع ِم ْلتُهُ فِي‬ ُ ‫ تَ َعلَّ ْم‬: ‫ َما َع ِم ْلتَ فِيهَا ؟ قَا َل‬: ‫فَقَا َل‬
ُ ُ
ِ َّ‫ب َعلَى َوجْ ِه ِه َحتَّى أ ْلقِ َي فِي الن‬
‫ار‬ َ ‫ فَأ ِم َر بِ ِه فَ ُس ِح‬، ‫ فَقَ ْد قِي َل‬، ‫ئ‬ ِ َ‫ق‬
ٌ ‫ار‬

“Kemudian ditanyakan (kepadanya): “Apa yang engkau perbuat sewaktu di dunia?” ia


menjawab: “Aku menuntut ilmu dan membaca Alquran serta mengamalkannya di jalan-
Mu.” Lalu dijawab, “Bohong! Kamu melakukannya hanya ingin disebut sebagai orang
yang alim, yang qari.” Kemudian Allah memerintahkan untuk disungkurkan wajahnya dan
dilemparkan ke dalam api neraka.”

2. Shiddiq Al-Hadits
Shiddiq Al-Hadits adalah sifat jujur yang diterapkan oleh manusia pada perkataan yang
diucapkannya. Umat Islam diperintahkan untuk selalu menjaga perkataannya. Perkataan
yang harus diucapkan adalah sebuah kebenaran, bukan kebohongan. Kebohongan akan
menuntun ke dalam kebohongan-kebohongan lainnya. Orang-orang yang beriman
diperintahkan oleh Allah SWT untuk berkata jujur seperti yang tertera di dalam Al-Quran
surat Al-Ahzab ayat 70 yang berbunyi,

‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا هّٰللا َ َوقُوْ لُوْ ا قَوْ اًل َس ِد ْيد ًۙا‬

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkan lah
perkataan yang benar.”

3. Shiddiq Al-Amal
Shiddiq Al-Amal adalah sifat jujur yang dilakukan oleh manusia dalam melakukan segala
perbuatannya. Jujur dalam melakukan suatu perbuatan merupakan derajat yang sangat
tinggi.

Orang yang jujur dalam melakukan amalan atau perbuatannya berarti tidak memiliki riya di
dalam hatinya, ia tidak mengharapkan pujian dari manusia, namun hanya berharap pujian
dari Allah SWT semata. orang yang jujur tidak akan ragu-ragu untuk melakukan kebaikan,
hal ini tertera dalam surat Al-Hujurat ayat 15, yang berbunyi,

ٰۤ ُ ‫هّٰللا‬
ّ ٰ ‫ك هُ ُم ال‬
َ‫ص ِدقُوْ ن‬ َ ”ِ‫ول ِٕٕى‬ ‫اِنَّ َما ْال ُم ْؤ ِمنُوْ نَ الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا بِاهّٰلل ِ َو َرسُوْ لِ ٖه ثُ َّم لَ ْم يَرْ تَابُوْ ا َو َجاهَ ُدوْ ا بِا َ ْم َوالِ ِه ْم َواَ ْنفُ ِس ِه ْم فِ ْي َسبِ ْي ِل ِ ۗ ا‬

“Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman


kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad
dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.”

4. Shiddiq Al-wa’d
Shiddiq Al-wa’d adalah sifat jujur yang diterapkan oleh manusia dalam menepati janjinya
kepada orang lain. Tidak hanya janji kepada orang lain, namun juga janji kepada dirinya
8
sendiri. Misalnya, jika seseorang mendapatkan harta dari segala jerih payahnya, dan berjanji
untuk memberikan sebagian kepada orang yang membutuhkan, maka itu termasuk dalam
jujur untuk menepati janji. Hal ini dituliskan dalam Al-Quran surat Al-Ahzab ayat 23 yang
berbunyi,

ٰ َ‫ص َدقُوْ ا َما عَاهَدُوا هّٰللا َ َعلَ ْي ِه ۚ فَ ِم ْنهُ ْم َّم ْن ق‬


ۙ ‫ضى نَحْ بَهٗۙ َو ِم ْنهُ ْم َّم ْن يَّ ْنت َِظ ُر َۖو َما بَ َّدلُوْ ا تَ ْب ِد ْياًل‬ َ ‫ِمنَ ْال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ ِر َجا ٌل‬

“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah
mereka janjikan kepada Allah. Dan di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka
ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya)”

5. Shiddiq Al-Hall
Shiddiq Al-Hall adalah sifat jujur yang diterapkan oleh manusia pada segala hal yang dia
lakukan. Misalnya, jujur dalam berpendapat, jujur dalam melakukan pekerjaan, jujur jika
diberikan amanat, dan tidak ada sifat iri atau dengki di dalam hatinya. Ketika seseorang
berperilaku jujur baik dalam perkataan dan perbuatannya, maka akan ditunjukkan dalam
jalan kebaikan seperti yang tertera dalam hadits Nabi Muhammad, riwayat Bukhari dan
muslim,

‫ق َحتَّى‬ َ ‫الص” ْد‬


ِّ ‫ق َو يَـت ََحرَّى‬ ُ ‫ص” ُد‬ ْ َ‫ َو َم””ا يَ”زَا ُل الـ َّر ُج ُل ي‬.‫ق يَـ ْه ِدى اِل َى ْالبِ ِّر َو ْالبِرُّ يَـ ْه ِدى اِل َى ْال َجنَّ ِة‬ َ ‫ص ْد‬ ِ ‫َعلَـ ْي ُك ْم بِـالصِّ ْد‬
ِّ ‫ق فَا ِ َّن ال‬
ْ ْ
‫ َو َما يَزَ ا ُل ال َع ْب ُد يَك” ِذبُ َو‬.‫ار‬ َّ
ِ ‫لى الن‬ ُ ْ ُ ْ
َ ِ‫ب يَـ ْه ِدى اِل َى الفجُوْ ِر َو الفجُوْ ُر يَـ ْه ِدى ا‬ ْ
َ ‫ب فَا ِ َّن ال َك ِذ‬ ْ ُ ً
َ ‫ َو اِيـَّاك ْم َو ال َك ِذ‬.‫صدِّيـْقا‬ َ ‫يُ ْكـت‬
ِ ِ‫َب ِع ْن َد هللا‬
َّ ‫َب ِع ْن َد هللاِ َك‬
‫ـذابـًا‬ َ ‫ب َحتَّى يُ ْكـت‬ َ ‫يَـت ََحرَّى ْال َك ِذ‬

“Wajib bagi kalian untuk jujur, karena sesungguhnya jujur itu membawa pada kebaikan
dan kebaikan itu membawa ke surga. Dan seseorang senantiasa jujur dan memilih
kejujuran sehingga dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan takutlah kalian dari
dusta, karena sesungguhnya dusta itu membawa kepada kedurhakaan, dan durhaka itu
membawa ke neraka. Dan seseorang senantiasa berdusta dan memilih berdusta sehingga
dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.”

2.4 Hikmah Perilaku Jujur


1. Kejujuran akan membawa kepada hal-hal yang baik
Orang yang berperilaku jujur tentunya akan dituntun kepada hal-hal yang baik. Misalnya
seperti lebih bahagia, tidur lebih tenang karena tidak ada beban di dalam hatinya, dan lain-
lain. Hal ini tertera dalam surat Muhammad ayat 21 yang berbunyi,
‫ص َدقُوا هّٰللا َ لَ َكانَ خَ ْيرًا لَّهُ ۚ ْم‬ ٌ ۗ ْ‫طَا َعةٌ َّوقَوْ ٌل َّم ْعرُو‬
َ ْ‫ف فَا ِ َذا َع َز َم ااْل َ ْم ۗ ُر فَلَو‬

“Yang lebih baik bagi mereka adalah) taat (kepada Allah) dan bertutur kata yang baik.
Sebab apabila perintah (perang) ditetapkan (mereka tidak menyukainya). Padahal jika
mereka benar-benar (beriman) kepada Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi
mereka.”

9
2. Orang yang jujur akan memperoleh surga dari Allah SWT
Orang yang selalu berperilaku jujur akan memperoleh manfaat baik di dunia maupun di
akhirat. Allah bahkan menjanjikan surga untuknya, seperti yang dituliskan dalam Al-Quran
surat Al-maidah ayat 119 yang berbunyi,

َ‫ض َي هّٰللا ُ َع ْنهُ ْم َو َرضُوْ ا َع ْنهُ ٰۗذلِ””ك‬ ٌ ّ‫ص ْدقُهُ ْم ۗ لَهُ ْم َج ٰن‬
ِ ‫ت تَجْ ِريْ ِم ْن تَحْ تِهَا ااْل َ ْن ٰه ُر ٰخلِ ِد ْينَ فِ ْيهَٓا اَبَدًا َۗر‬ ّ ٰ ‫ال هّٰللا ُ ٰه َذا يَوْ ُم يَ ْنفَ ُع ال‬
ِ َ‫ص ِدقِ ْين‬ َ َ‫ق‬
‫ْالفَوْ ُز ْال َع ِظ ْي ُم‬

“Allah berfirman, “Inilah saat orang yang benar memperoleh manfaat dari kebenarannya.
Mereka memperoleh surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di
dalamnya selama-lamanya. Allah rida kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya.
Itulah kemenangan yang agung.”

3. Memiliki Banyak Teman


Selain mendapat kebaikan di akhirat, orang yang berperilaku jujur cenderung memiliki
banyak teman atau kerabat. Orang yang jujur tentunya akan lebih banyak disukai oleh orang-
orang yang jujur juga.

4. Hidup lebih damai dan bahagia


Selain mendapatkan lebih banyak teman, orang yang berperilaku jujur akan memiliki hidup
yang lebih tenang dan damai karena efek positif yang hadir ketika kamu mengatakan hal
yang jujur dan benar.

5. Lebih percaya diri


Orang yang jujur pada dirinya sendiri maupun orang lain cenderung memiliki kepercayaan
diri yang tinggi. Hal ini karena dia tidak berbohong jika ingin mendapatkan sesuatu. Ia
percaya dengan menjadi orang yang jujur tidak akan membawa hasil yang mengecewakan.

2.5 Akhlak Perawat Muhammadiyah

Perawat merupakan suatu profesi yang sangat mulia karena tugasnya dalam perawatan
dan pertolongan pasien, dan merekalah yang paling dekat kepada pasien dan pengunjung
rumah sakit lainnya. Sebagai seorang perawat muhammadiyah, tidak boleh melepaskan diri
dari tugas dan kewajibannya dalam agama islam.

Adapun tugas dan kewajiban seorang perawat muhammadiyah adalah :


1. Melaksanakan tugas dengan tulus dan ikhlas karena Allah semata.
 Merawat pasien hendaklah diniati untuk pengabdian (ibadah). (QS. Al Bayyinah ayat
5)
10
 Benar-benar dengan niat ikhlas untuk beramal. Karena amal yang diterima Allah
hanyalah amal yang didasarkan pada keikhlasan, (HR. Abu Dawud dan Nasa’idari abi
umamah.)
 Tidak mengharapkan balasan atau pujian. (QS. Ad Dahr ayat 8-9)
 Selalu optimis akan berhasil dalam tugasnya dengan baik,( HR. Al Khatib dari Anas
bin Malik.)
2. Bersifat penyantun
 Orang yang penyantun ialah yang halus perasaannya, ikhlas dapat merasakan
kesukaran orang lain, dan bisa bersikap menyesuaikan diri bila berhadapan dengan
orang yang ditimpa musibah dan cepat memberi pertolongan, karena cepat mengerti
kebutuhan orang lain yang dihadapinya. (QS. Al Baqarah ayat 45)
 Perawat harus yakin bahwa rahmat Allah selalu dekat kepada orang yang berbuat
santun. (QS. Al A’raf ayat 56)
 Tutur katanya lemah lembut kepada siapa saja terutama kepada pasien, rela dan cepat
memaafkan kesalahan orang lain. Karena memberi maaf kepada orang lain itu adalah
lebih utama dari memberi shadfaqah atau harta benda kepadanya,( QS. Al Baqarah
ayat 263.)
 Hanya orang penyantunlah yang disantuni pula oleh Allah yang maha penyantun, (HR.
Tirmidzi dan Abu Dawud.)
3. Ramah tamah berdasarkan ukhuwah dalam pergaulan, kapan dan dimana ia berada,
terutama terhadap pasien dan orang-orang yang dho’if (lemah/miskin), (HR. Bukhori
Muslim dan Turmudzi.)
 Ketahuilah bahwa bermuka manis kepada orang yang sedang menderita sakit adalah
merupakan sebagian dari pada pengobatan. (QS. Al. Imran ayat 159)
 Dan ketahuilah bahwa yang bisa meringankan penderitaan orang sakit, bukanlah harta
benda, akan tetapi wajah yang berseri-seri dan budi pekerti yang baik,( HR. Ibnu Ja’la
disyahkan oleh hakim dari Abi Hurairah)
4. Sabar dan tidak lekas marah.
 Penyabar dan pemaaf adalah salah satu dari budi pekerti yang luhur, yang sangat
penting dipelihara. (QS. Asy Syura ayat 43)
 Walaupun semua pasien membutuhkan pertolongan dan kasih sayang, tetapi tidak
semua pasien menunjukkan perasaan kasih sayang, bahkan tidak kurang adanya pasien
yang justru yang menjengkelkan dan tidak menunjukkan simpati sama sekali. Akan
tetapi melayaninya dengan sabar adalah perbuatan yang terpuji disisi Allah, (HR.
Tirmidzi dari Abu Huraira.)
 Sebaik-baiknya senjata perawat adalah bersabar dan berdoa, (HR. Dailami dari Ibnu
Abbas)
5. Harus tenang dan tidak tergopoh-gopoh  jiwa oarng sangat membutuhkan ketenangan dan
ketentraman, jauh dari pada suara-suara yang keras, gerakan-gerakannya yang hiruk
pikuk dan gaduh. Disamping itu tugas-tugas perawat itu sendiri membutuhkan
ketenangan dan perhatian yang sungguh-sungguh. Oleh sebab itu maka perawat harus
memiliki sifat yang tenang, berhati-hati dan menghindari gerakan-gerakan yang bisa
menimbulkan suara-suara keras dan gaduh, (HR. Thabrani dari Baihaqi dari Abu Musa.)

11
 Orang yang melaksanakan pekerjaan dengan tenang dan hati-hati, Allah akan
memudahkan pekerjaan itu baginya dan akan terhindar daripada berbagai kesukaran
dan kekeliruan, (HR. Bukhari).
6. Cepat, cermat, teliti, dn lincah.
 Pekerjaan perawat cukup ruwet dan sulit. Oleh sebab itu maka perawat hendaknya
senantiasa teliti dan berhati-hati dalam menunaikan tugasnya.
 Apabila menghadapi suatu persoalan yang meragukan atau kurang jelas maka lebih
baik ditanyakan lebih dahulu kepada yang lebih mengerti. Sebab pekerjaan yang
dilakukan dengan ragu-ragu lebih besar kemungkinan akan menimbulkan bahaya.
(HR. Ibnu Sa’ad Atha’).
7. Patuh dan disiplin.
 Perawat harus patuh pada petunjuk atasannya baik lisan maupun tulisan.
 Perawat harus disiplin dalam menunaikan tugasnya agar bisa dilaksanakan dengan
tertib dan teratur.
 Mematuhi dan melaksanakan petunjuk atasan tanpa membantah sekalipun kurang
menyenangkan, selama petunjuk itu tidak menyalahi ajaran islam, norma-norma
kemanusiaan maupun etika perawat.
8. Bersih dan menjaga kebersihan, rapi, abik jasmani maupun rohani.
 rohani atau jiwa perawat hendaknya selalu bersih dan suci dari sifat-sifat dengki,
sentimen, sombong dan lain-lain sifat yang tidak baik. Sebab hanya dengan jiwa yang
bersih dan sucilah akan memancar sifat-sifat yang terpuji, sikap yang baik dan ucapan
yang menyenangkan. (HR. Bukhori).
 Tubuh dan pakaian perawat harus selalu bersih, rapi, sederhana dan tidak berlebih-
lebihan dalam berhias, (HR. Bukhori Muslim dan Abu Dawud).
9. Kuat menyimpan rahasia.
 Penyakit adalah salah satu aib bagi orang yang sakit. Ada beberapa macam penyakit
yang merupakan aib yang sangat dirahasiakan oleh penderitanya. Yang mengetahui
penyakit seseorang ialah dokter dan perawat. Agama islam tidak membenarkan
seseorang membuka aib orang lain. Oleh sebab itu perrawat tidak boleh membuka
rahasia oarng yang dirawatnya kepada orang lain. (QS. Al Mudatsir ayat 4)
 Orang yang suka menyiarkan atau menyebut-nyebut rahasia orang lain. Allah
mengancam dengan siksaan yang sangat pedih, baik di dunia maupun di akhirat kelak,
(HR. Turmudzi dan Sa’ad).
10. Perawat harus bersifat jujur dan bertanggungjawab atas segala tindakanya :
 Berbahagialah yang dapat memelihara amanat dan menepati janjinya, (HR. Abu
Dawud).
 Tugas kewajiban yang dibenarkan kepada perawat adalah amanat yang wajib
ditunaikan (QS. Al Mukminun ayat 8)
 Jujur dan dapat dipercaya, suka berterus terang, selalu menepati janji adalah sikap
terpuji yang dimiliki oleh perawat. (QS. Al Maidah ayat 1)

12
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

13
Jujur adalah perilaku positif dengan berkata sebenarnya, tidak curang, serta perbuatan
dan perkataan yang tidak berlawanan. Perilaku jujur menyebabkan muslim memperoleh
kepercayaan lingkungan sekitar

Kejujuran juga bisa berarti melakukan sebuah pekerjaan dengan tulus dan sebaik mungkin.
Meskipun melakukan pekerjaan tersebut tidak diawasi oleh orang lain, tetap harus
mengerjakannya dengan jujur. Memberikan hak kepada orang yang berhak mendapatkan hak
tersebut juga bisa disebut dengan perilaku jujur

3.2 Saran

Kita selaku seorang perawat muhammadiyah harus bersikap atau harus memenuhi tugas
kewajiban sebagai seorang perawat yang jujur, melaksanakan tugas dengan tulus dan
ikhlas karena Allah semata, bersikap penyantun, ramah tamah berdasarkan ukhuwah
dalam pergaulan, kapan dan dimana ia berada. Selain itu harus bersikap sabar dan tidak
lekas marah, cepat, cermat, teliti dan lincah.

DAFTAR PUSTAKA

14
Ahmad. 2021. Perilaku Jujur dalam Islam: Pengertian, Dalil, Macam Sifat dan Hikmah.
Tersedia [online] https://www.gramedia.com/literasi/perilaku-jujur/ ( 11 Oktober 2021)

Unknow. 2015. Akhlak Perawat Muhammadiyah. Tersedia [online]


http://chaintsr.blogspot.com/2015/11/akhlak-perawat-muhammadiyah.html ( 11 Oktober
2021)
Widiyani, Rosmha. 2021. Pengertian Jujur dalam Islam, Manfaat, dan Ciri-cirinya. Tersedia
[online] https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5697166/pengertian-jujur-dalam-
islam-manfaat-dan-ciri-cirinya ( 11 Oktober 2021)

15

Anda mungkin juga menyukai