Makalah ini disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian Semester V
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjakan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena
berkatrahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perilaku Jujur
Seorang Perawat Muslim Menurut Muhammadiyah”. Penyusunan makalah ini bertujuan
sebagai penunjang mata kuliah Pengembangan Kepribadian yang nantinya dapat
digunakan mahasiswa untuk menambah wawasan dan pengetahuannya.
Penyusun menyadari bahwa dalam proses prnyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penyusunanya. Namun demikian, penyusun telah
berupaya dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat diselesaikan
dengan baik. Oleh karena itu, masukan, saran, kritik, dan usul yang sifatya untuk
perbaikan dari berbagai pihak khususnya Bapak/Ibu sangat diharapkan untuk
penyempurnaan makalah ini.
Dan harapan penyusun semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
2
JUDUL HALAMAN
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………… 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….. 3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………. 14
3.2 Penutup………………………………………………………………………… 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
4
4. Jelaskan Hikmah Perilaku Jujur?
5. Jelaskan Perilaku Perawat Muhammadiyah?
1.3 Tujuan
1 Untuk mengetahui apa itu Pengertian Jujur
2 Untuk mengetahui perintah jujur dalam Al-Quran dan Hadist
3 Untuk mengetahui Macam Sifat Jujur dalam Islam
4 Untuk mengetahui Hikmah Perilaku Jujur
5 Untuk mengetahui Perilaku Perawat Muhammadiyah
BAB II
PEMBAHASAN
Jujur adalah perilaku positif dengan berkata sebenarnya, tidak curang, serta perbuatan dan
perkataan yang tidak berlawanan. Perilaku jujur menyebabkan muslim memperoleh
kepercayaan lingkungan sekitar.
5
Kata jujur menyiratkan sebuah perkataan kebenaran dalam semua situasi dan semua
keadaan. Kejujuran juga bisa memiliki arti memenuhi janji, baik itu janji yang tertulis
maupun tidak tertulis. Tidak hanya memenuhi janji, memberikan pendapat dan nasihat yang
benar juga disebut dengan kejujuran.
Kejujuran juga bisa berarti melakukan sebuah pekerjaan dengan tulus dan sebaik mungkin.
Meskipun melakukan pekerjaan tersebut tidak diawasi oleh orang lain, tetap harus
mengerjakannya dengan jujur. Memberikan hak kepada orang yang berhak mendapatkan
hak tersebut juga bisa disebut dengan perilaku jujur.
Seperti kata pepatah mengatakan, “Kejujuran adalah sesuatu yang mahal’, memang benar
adanya. Berperilaku jujur sangat terasa berat, terlebih lagi untuk diri sendiri. Memang, tidak
semua orang senang dengan kejujuran, kejujuran tidak selamanya membuat orang-orang
bahagia, ada juga kejujuran yang bisa membuat orang sakit hati. Tidak hanya membuat
orang lain sakit hati, kejujuran bahkan bisa membuat kita dibenci oleh orang lain.
Sebetulnya, tidak ada dasarnya atau alasan kita untuk berbohong. orang yang jujur pasti
akan mengakui kesalahan yang diperbuatnya, terlebih jika kita merasa bersalah karena hal
itu merugikan orang lain. Dengan bertindak jujur bisa meringankan masalah dan tidak
menimbulkan masalah yang baru lagi nantinya. Jika manusia sudah terbiasa untuk
berbohong dalam hidupnya, maka tentunya sangat berat untuk berperilaku jujur dan akan
selalu terdorong untuk melakukan kebohongan-kebohongan lainnya.
Kejujuran bukanlah sesuatu yang tidak kita sadari lakukan, namun kita secara sadar dan
memahami bahwa segala tindakan yang kita lakukan memiliki dampak baik maupun buruk.
Begitu pula dengan mengatakan kejujuran maupun kebohongan.
Perintah jujur telah tercantum alam Al Quran dan hadits. Salah satunya dalam Al Ahzab ayat
70,
۟ ُوا ٱهَّلل َ َوقُول
وا قَوْ اًل َس ِديدًا ۟ ُٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن
۟ ُوا ٱتَّق
َ
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah
perkataan yang benar."
6
Artinya: "Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada
kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu
berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang
jujur." (HR Bukhari).
Kewajiban untuk berperilaku jujur juga disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh
Ibnu Hibban, yang berbunyi,
َواِيَّا ُك ْم, فَاِنَّهُ َم َع البِ َّر َوهُ َما فِى ْال َجنَّ ِة,ق
ِ َعلَ ْي ُك ْم بِالصِّ ْد: قَا َل َرسُوْ ُل هللاِ صلى هللا عليه وسلم: قَا َل.ض.ْق ر ِّ ع َْن اَبِى بَ ْك ٍر ال
ِ ص ِّدي
ب َ َو ْال َك””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””” ِذ
فَاِنَّهُ َم َع ْالفُجُوْ ِر َوهُ َمافِى النَّار.
“Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: Wajib atasmu berlaku
jujur, karena jujur itu bersama kebaikan, dan keduanya di Surga. Dan jauhkanlah dirimu
dari dusta, Karena dusta itu bersama kedurhakaan, dan keduanya di neraka”.
Di dalam Al-Quran surat Az-Zumar ayat 33-35 dijelaskan bahwa orang-orang yang
bertakwa merupakan orang yang berkata benar atau berkata jujur, ayat tersebut berbunyi,
ٰۤ ُ
َك هُ ُم ْال ُمتَّقُوْ ن َ ”ِول ِٕٕى َ ص َّد
ق بِ ٖ ٓه ا َ ق َو ِّ َوالَّ ِذيْ َج ۤا َء بِال
ِ ص ْد
ۤ
َلَهُ ْم َّما يَ َش ۤاءُوْ نَ ِع ْن َد َربِّ ِه ْم ۗ ٰذلِكَ َج ٰزؤُا ْال ُمحْ ِسنِ ْي ۚن
َلِيُ َكفِّ َر هّٰللا ُ َع ْنهُ ْم اَ ْس َواَ الَّ ِذيْ َع ِملُوْ ا َويَجْ ِزيَهُ ْم اَجْ َرهُ ْم بِاَحْ َس ِن الَّ ِذيْ َكانُوْ ا يَ ْع َملُوْ ن
“Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan orang yang membenarkannya,
mereka itulah orang yang bertakwa.” “Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki di
sisi Tuhannya. Demikianlah balasan bagi orang-orang yang berbuat baik,”
“agar Allah menghapus perbuatan mereka yang paling buruk yang pernah mereka lakukan
dan memberi pahala kepada mereka dengan yang lebih baik daripada apa yang mereka
kerjakan.”
1. Shiddiq Al-Qalbi
Shiddiq Al-Qalbi adalah sifat jujur yang diterapkan oleh manusia dalam niatnya. Dalam
berniat tentunya disertai keikhlasan dalam melakukan perbuatan tersebut. Amal perbuatan
haruslah didasari dengan niat yang baik, niat untuk beribadah hanya kepada Allah SWT
semata.
Jika amal tidak berdasarkan untuk beribadah kepada Allah SWt, maka akan gugur pahala
dari perbuatan-perbuatan yang dilakukan. Hal ini dijelaskan dalam hadits Nabi Muhammad
yang diriwayatkan oleh Hakim, hadits tersebut berbunyi,
7
َوفُالَ ٌن، إِنَّ َما أَ َردْتَ أَ ْن يُقَا َل فُالَ ٌن عَالِ ٌم، َ َك َذبْت: قَا َل، ك ُ ت ْال ِع ْل َم َوقَ َر ْأ
َ ت ْالقُرْ آنَ َو َع ِم ْلتُهُ فِي ُ تَ َعلَّ ْم: َما َع ِم ْلتَ فِيهَا ؟ قَا َل: فَقَا َل
ُ ُ
ِ َّب َعلَى َوجْ ِه ِه َحتَّى أ ْلقِ َي فِي الن
ار َ فَأ ِم َر بِ ِه فَ ُس ِح، فَقَ ْد قِي َل، ئ ِ َق
ٌ ار
2. Shiddiq Al-Hadits
Shiddiq Al-Hadits adalah sifat jujur yang diterapkan oleh manusia pada perkataan yang
diucapkannya. Umat Islam diperintahkan untuk selalu menjaga perkataannya. Perkataan
yang harus diucapkan adalah sebuah kebenaran, bukan kebohongan. Kebohongan akan
menuntun ke dalam kebohongan-kebohongan lainnya. Orang-orang yang beriman
diperintahkan oleh Allah SWT untuk berkata jujur seperti yang tertera di dalam Al-Quran
surat Al-Ahzab ayat 70 yang berbunyi,
ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا هّٰللا َ َوقُوْ لُوْ ا قَوْ اًل َس ِد ْيد ًۙا
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkan lah
perkataan yang benar.”
3. Shiddiq Al-Amal
Shiddiq Al-Amal adalah sifat jujur yang dilakukan oleh manusia dalam melakukan segala
perbuatannya. Jujur dalam melakukan suatu perbuatan merupakan derajat yang sangat
tinggi.
Orang yang jujur dalam melakukan amalan atau perbuatannya berarti tidak memiliki riya di
dalam hatinya, ia tidak mengharapkan pujian dari manusia, namun hanya berharap pujian
dari Allah SWT semata. orang yang jujur tidak akan ragu-ragu untuk melakukan kebaikan,
hal ini tertera dalam surat Al-Hujurat ayat 15, yang berbunyi,
ٰۤ ُ هّٰللا
ّ ٰ ك هُ ُم ال
َص ِدقُوْ ن َ ”ِول ِٕٕى اِنَّ َما ْال ُم ْؤ ِمنُوْ نَ الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا بِاهّٰلل ِ َو َرسُوْ لِ ٖه ثُ َّم لَ ْم يَرْ تَابُوْ ا َو َجاهَ ُدوْ ا بِا َ ْم َوالِ ِه ْم َواَ ْنفُ ِس ِه ْم فِ ْي َسبِ ْي ِل ِ ۗ ا
4. Shiddiq Al-wa’d
Shiddiq Al-wa’d adalah sifat jujur yang diterapkan oleh manusia dalam menepati janjinya
kepada orang lain. Tidak hanya janji kepada orang lain, namun juga janji kepada dirinya
8
sendiri. Misalnya, jika seseorang mendapatkan harta dari segala jerih payahnya, dan berjanji
untuk memberikan sebagian kepada orang yang membutuhkan, maka itu termasuk dalam
jujur untuk menepati janji. Hal ini dituliskan dalam Al-Quran surat Al-Ahzab ayat 23 yang
berbunyi,
“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah
mereka janjikan kepada Allah. Dan di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka
ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya)”
5. Shiddiq Al-Hall
Shiddiq Al-Hall adalah sifat jujur yang diterapkan oleh manusia pada segala hal yang dia
lakukan. Misalnya, jujur dalam berpendapat, jujur dalam melakukan pekerjaan, jujur jika
diberikan amanat, dan tidak ada sifat iri atau dengki di dalam hatinya. Ketika seseorang
berperilaku jujur baik dalam perkataan dan perbuatannya, maka akan ditunjukkan dalam
jalan kebaikan seperti yang tertera dalam hadits Nabi Muhammad, riwayat Bukhari dan
muslim,
“Wajib bagi kalian untuk jujur, karena sesungguhnya jujur itu membawa pada kebaikan
dan kebaikan itu membawa ke surga. Dan seseorang senantiasa jujur dan memilih
kejujuran sehingga dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan takutlah kalian dari
dusta, karena sesungguhnya dusta itu membawa kepada kedurhakaan, dan durhaka itu
membawa ke neraka. Dan seseorang senantiasa berdusta dan memilih berdusta sehingga
dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.”
“Yang lebih baik bagi mereka adalah) taat (kepada Allah) dan bertutur kata yang baik.
Sebab apabila perintah (perang) ditetapkan (mereka tidak menyukainya). Padahal jika
mereka benar-benar (beriman) kepada Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi
mereka.”
9
2. Orang yang jujur akan memperoleh surga dari Allah SWT
Orang yang selalu berperilaku jujur akan memperoleh manfaat baik di dunia maupun di
akhirat. Allah bahkan menjanjikan surga untuknya, seperti yang dituliskan dalam Al-Quran
surat Al-maidah ayat 119 yang berbunyi,
َض َي هّٰللا ُ َع ْنهُ ْم َو َرضُوْ ا َع ْنهُ ٰۗذلِ””ك ٌ ّص ْدقُهُ ْم ۗ لَهُ ْم َج ٰن
ِ ت تَجْ ِريْ ِم ْن تَحْ تِهَا ااْل َ ْن ٰه ُر ٰخلِ ِد ْينَ فِ ْيهَٓا اَبَدًا َۗر ّ ٰ ال هّٰللا ُ ٰه َذا يَوْ ُم يَ ْنفَ ُع ال
ِ َص ِدقِ ْين َ َق
ْالفَوْ ُز ْال َع ِظ ْي ُم
“Allah berfirman, “Inilah saat orang yang benar memperoleh manfaat dari kebenarannya.
Mereka memperoleh surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di
dalamnya selama-lamanya. Allah rida kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya.
Itulah kemenangan yang agung.”
Perawat merupakan suatu profesi yang sangat mulia karena tugasnya dalam perawatan
dan pertolongan pasien, dan merekalah yang paling dekat kepada pasien dan pengunjung
rumah sakit lainnya. Sebagai seorang perawat muhammadiyah, tidak boleh melepaskan diri
dari tugas dan kewajibannya dalam agama islam.
11
Orang yang melaksanakan pekerjaan dengan tenang dan hati-hati, Allah akan
memudahkan pekerjaan itu baginya dan akan terhindar daripada berbagai kesukaran
dan kekeliruan, (HR. Bukhari).
6. Cepat, cermat, teliti, dn lincah.
Pekerjaan perawat cukup ruwet dan sulit. Oleh sebab itu maka perawat hendaknya
senantiasa teliti dan berhati-hati dalam menunaikan tugasnya.
Apabila menghadapi suatu persoalan yang meragukan atau kurang jelas maka lebih
baik ditanyakan lebih dahulu kepada yang lebih mengerti. Sebab pekerjaan yang
dilakukan dengan ragu-ragu lebih besar kemungkinan akan menimbulkan bahaya.
(HR. Ibnu Sa’ad Atha’).
7. Patuh dan disiplin.
Perawat harus patuh pada petunjuk atasannya baik lisan maupun tulisan.
Perawat harus disiplin dalam menunaikan tugasnya agar bisa dilaksanakan dengan
tertib dan teratur.
Mematuhi dan melaksanakan petunjuk atasan tanpa membantah sekalipun kurang
menyenangkan, selama petunjuk itu tidak menyalahi ajaran islam, norma-norma
kemanusiaan maupun etika perawat.
8. Bersih dan menjaga kebersihan, rapi, abik jasmani maupun rohani.
rohani atau jiwa perawat hendaknya selalu bersih dan suci dari sifat-sifat dengki,
sentimen, sombong dan lain-lain sifat yang tidak baik. Sebab hanya dengan jiwa yang
bersih dan sucilah akan memancar sifat-sifat yang terpuji, sikap yang baik dan ucapan
yang menyenangkan. (HR. Bukhori).
Tubuh dan pakaian perawat harus selalu bersih, rapi, sederhana dan tidak berlebih-
lebihan dalam berhias, (HR. Bukhori Muslim dan Abu Dawud).
9. Kuat menyimpan rahasia.
Penyakit adalah salah satu aib bagi orang yang sakit. Ada beberapa macam penyakit
yang merupakan aib yang sangat dirahasiakan oleh penderitanya. Yang mengetahui
penyakit seseorang ialah dokter dan perawat. Agama islam tidak membenarkan
seseorang membuka aib orang lain. Oleh sebab itu perrawat tidak boleh membuka
rahasia oarng yang dirawatnya kepada orang lain. (QS. Al Mudatsir ayat 4)
Orang yang suka menyiarkan atau menyebut-nyebut rahasia orang lain. Allah
mengancam dengan siksaan yang sangat pedih, baik di dunia maupun di akhirat kelak,
(HR. Turmudzi dan Sa’ad).
10. Perawat harus bersifat jujur dan bertanggungjawab atas segala tindakanya :
Berbahagialah yang dapat memelihara amanat dan menepati janjinya, (HR. Abu
Dawud).
Tugas kewajiban yang dibenarkan kepada perawat adalah amanat yang wajib
ditunaikan (QS. Al Mukminun ayat 8)
Jujur dan dapat dipercaya, suka berterus terang, selalu menepati janji adalah sikap
terpuji yang dimiliki oleh perawat. (QS. Al Maidah ayat 1)
12
BAB III
3.1 Kesimpulan
13
Jujur adalah perilaku positif dengan berkata sebenarnya, tidak curang, serta perbuatan
dan perkataan yang tidak berlawanan. Perilaku jujur menyebabkan muslim memperoleh
kepercayaan lingkungan sekitar
Kejujuran juga bisa berarti melakukan sebuah pekerjaan dengan tulus dan sebaik mungkin.
Meskipun melakukan pekerjaan tersebut tidak diawasi oleh orang lain, tetap harus
mengerjakannya dengan jujur. Memberikan hak kepada orang yang berhak mendapatkan hak
tersebut juga bisa disebut dengan perilaku jujur
3.2 Saran
Kita selaku seorang perawat muhammadiyah harus bersikap atau harus memenuhi tugas
kewajiban sebagai seorang perawat yang jujur, melaksanakan tugas dengan tulus dan
ikhlas karena Allah semata, bersikap penyantun, ramah tamah berdasarkan ukhuwah
dalam pergaulan, kapan dan dimana ia berada. Selain itu harus bersikap sabar dan tidak
lekas marah, cepat, cermat, teliti dan lincah.
DAFTAR PUSTAKA
14
Ahmad. 2021. Perilaku Jujur dalam Islam: Pengertian, Dalil, Macam Sifat dan Hikmah.
Tersedia [online] https://www.gramedia.com/literasi/perilaku-jujur/ ( 11 Oktober 2021)
15