Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“TINGKAH LAKU TERPUJI”


Dosen Pembimbing : Hj. Khaerun Nisa Nuur, S.S., M.Pd.I

Disusun Oleh :

Kelompok 4

• Irmayanti ( 40400121041)
• Hikmah Juhuria (40400121055)
• Muh Syahdan Akil (40400121058)

KELAS 2 AP2

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah,Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah


memberikan rahmat serta karunia-nya kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan
makalah ini Alhamdulillah tepat pada waktunya.Shalawat serta salam semoga tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah hadist.Adapun tujuan
dari makalah ini agar kami dan pembaca dapat mengetahui tentang Tingkah laku terpuji, Dan
kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hj. Khairun Nisa Nuur, S.S., M.Pd.I
Selaku dosen pengampu mata kuliah Hadist yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan kami.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini,semoga Allah swt senantiasa meridhai segala urusan
kita.Aamiin.

Gowa, 04 April 2022

Kelompok 4
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................. .................................................................................. i


Daftar Isi........................................... .................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........... .. .......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ...... .. .......................................................................................... 1
C. Tujuan Pembuatan ..... .. .......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pentingnya Kejujuran............................. ...............................................................2-3


B. Kejujuran Membawa Kebaikan............. ...............................................................3-5
C. Orang Jujur Dapat Pertolongan Allah..... ..............................................................5-6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................ .. .......................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 8


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banyak pernyataan yang mengandung indikasi bahwa barang siapa berusaha
jujur dalam perkataan akan menjadi karakternya, dan barang siapa dengan sengaja
berbohong dan siapa mencoba berbohong menjadi karakternya. Ada banyak hadits
yang menunjukkan kehebatan kejujuran dan pada akhirnya akan membawa orang
jujur ke Jenner dan menunjukkan kebesaran dosa kebohongan yang pada akhirnya
akan membawa si pendusta ke neraka.
Salah satu ciri orang jujur adalah selalu berbuat baik. Orang jujur akan
mendapat pertolongan Allah yang manisnya. Manusia adalah makhluk sosial dan
tidak bisa hidup sendiri di dunia ini, mereka harus bisa beradaptasi dengan lingkungan
yang ada. Ada hal pokok yang tidak bisa ditinggalkan manusia dalam bersosialisasi
dengan masyarakat, yaitu Akhlak.Disini manusia tersebut harus mengetahui dan bisa
memahami akhlak masyarakatnya.
Akhlak yang terpuji akan berdampak positif pada pelakunya begitu juga
akhlak tercela yang akan membawa dampak negatif.Agama islam mengajarkan hal-
hal yang baik dalam segala aspek kehidupan manusia,Islam adalah ajaran yang benar
untuk memperbaiki manusia dalam membentuk akhlaknya demi mencapai kehidupan
yang mulia baik di dunia maupun di akhirat.Dengan akhlak yang terpuji manusia
dapat mendapatkan derajat yang tinggi, baik dimata Allah swt, sesama manusia dan
semua makhluk Allah swt yang lain termasuk jin dan malaikat. .

B. Rumusan Masalah
1. Mengapa kejujuran itu penting?
2. Bagaimana kejujuran membawa kebaikan?
3. Bagaimana orang jujur dapat pertolongan Allah?

C. Tujuan
1. Untuk memahami pentingnya kejujuran.
2. Untuk memahami kejujuran membawa kebajikan.
3. Untuk memahami orang yang jujur mendapat pertolongan Allah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pentingnya kejujuran

‫ «أَنَا‬:‫سلَّ َم‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬


َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫هللا‬ِ ‫ قَا َل َرسُو ُل‬:َ‫ قَال‬،ُ‫ع ْنه‬ َ ُ‫ي هللا‬َ ‫ض‬ ِ ‫ع ْن أ َ ِبي أ ُ َما َمةَ البَاهِلي ِ َر‬
َ
‫س ِط ال َجنَّ ِة‬ َ ‫ت في َو‬ ٍ ‫ َو ِب َب ْي‬،ً‫إن َكانَ ُم ِحقا‬ ِ َ‫ْض ال َجنَّ ِة ِل َم ْن ت ََرك‬
ْ ‫ َو‬،‫الم َرا َء‬ ِ ‫ت ِفي َرب‬ ٍ ‫زَ ِعي ٌم ب َب ْي‬
‫﴿ر َواهُ أَبُو‬ َ .»ُ‫ت في أعلَى ال َجنَّ ِة ِل َم ْن َحسُنَ ُخلُقُه‬ ٍ ‫ َوبِبَ ْي‬،ً‫ازحا‬ِ ‫إن َكانَ َم‬ ْ ‫ َو‬،‫ِب‬َ ‫ِل َم ْن ت ََركَ ال َكذ‬
‫ص ِحيْح‬ َ ‫دَ ُاود ِبإِ ْسنَا ٍد‬

Terjemah Hadis:
"Abu Umamah Al-Bakhili ra. berkata bahwa Rasulullah SAW. bersabda, "Saya dapat
menjamin suatu rumah di kebun surga untuk orang yang meninggalkan perdebatan
meskipun ia benar .Dan menjamin suatu rumah di pertengahan surga bagi orang
yang tidak berdusta meskipun bergurau. Dan menjamin satu rumah di bagian
tertinggi dari surga bagi orang yang baik budi pekerlinya. "
(H.R. Abu Dawud dengan sanad yang sahih)

Kejujuran berarti berbicara atau melakukan sesuatu berdasarkan fakta. Dalam


bahasa Arab, orang jujur mengatakan atau berbuat dengan apa adanya. Kejujuran
adalah salah satu sikap yang menentukan status dan kemajuan pribadi dan sosial,
Menegakkan prinsip kejujuran adalah salah satu sendi kemaslahatan dalam hubungan
antara manusia dengan manusia dan antara satu golongan dengan golongan lain. 1
Dalam masyarakat Arab, kejujuran dianggap sebagai nilai tertinggi. Kejujuran
didistribusikan secara merata ke seluruh masyarakat dan merupakan norma dan pola
nilai-nilai kemanusiaan yang mendarah daging. Namun di dalam Al-Qur'an itu
dianggap suatu prestasi yang luar biasa, dan jika kita melihatnya dari sisi negatifnya,
menjadi jelas bahwa dosa berbohong. Hal ini menjadi sangat penting jika kita kembali
ke pertanyaan jujur tentang pertanyaan tentang hubungan agama antara Tuhan dan
manusia, karena menurut Al-Qur'an, wahyu tidak lain adalah hal yang benar, dan
Allah sendiri adalah kebenaran mutlak. Hal ini penting bahwa dalam kasus haqq ini
juga di pertentangkan dengan bathil yang berarti sesuatu yang secara esensial tanpa
dasar “ kesombongan” atau kebohongan. 2
Sebelum diutus sebagai Nabi, Nabi muhammad saw, terkenal karena
kejujurannya.Beliau digelari al-shidiq al-amin (orang yang jujur dan terpercaya). 3
Maha suci Allah selama empat puluh tahun sebelum menjadi nabi, beliau diberi gelar
al-shadiq al-amin. Akan tetapi kejujuran dibagi kedalam dua macam yaitu:
a. Kejujuran dalam hal berbicara

1 Abu Bakar Jabir Al-Jazara’iri, pedoman hidup muslim, (Madinah Al-Munawaroh: litera Antarnusa, 1964), h.
259
2 Toshihiko Izutsu, Etika Beragama Dalam Qur’an, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1995), h. 148 .
3 Amru Muhammad Khalil, Indah Dan Mulia, ( Mesir: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2000), h. 110.
Kejujuran dalam berbicara adalah hendaknya pembicaraan dan perkataan
kita sesuai dengan hati nurani dan dimanifestasikan (diwujudkan) dalam kenyataan.
Hal semacam ini membuat kita menjadi mantap dalam berbicara. Hendaknya kita
berbicara dengan dasar pengetahuan. Kalau kita berbicara tentang hal yang sudah
lewat, maka berbicaralah yang benar, yang jujur sesuai dengan kenyataan yang
terjadi. Jika kita berbicara sesuatu yang diniati, hendaknya niat menepati janji itu
diikuti dengan pelaksanaannya. Kalau tidak melaksanakan ‘zam (niat), maka
setidaknya niat itu tidak usah di ucapakan dengan orang lain, kecuali kalau mendekati
kenyataan.

b. Kejujuran dalam perbuatan


Kejujuran dalam perbuatan, adalah perbuatan yang tampak yang benar-benar
berupa rencana dalam jiwa, yaitu ikhlas karena Allah semata-mata untuk mencari
keuntungan dan tidak dibayangi oleh kemunafikan dan kemunafikan. Juga bukan
untuk tujuan yang sederhana, seperti mengunjungi orang besar, menunjukkan ketaatan
dan simpati kepadanya, dengan tujuan keuntungan pribadi di baliknya.
Rasulullah (SAW) menjelaskan bahwa kejujuran adalah tanda kebaikan dan
dia telah menunjukkan bahwa kejujuran itu seperti tempat tumbuhnya semua
kebajikan, dan kebajikan adalah akar dari pohon yang kuat. Orang jujur sesuai dengan
segala kebaikan, adalah pelaksana segala kebaikan, dan kebaikan adalah keutamaan
jalan menuju surga, bahkan kunci menuju surga.
Kebalikan dari jujur adalah dusta. Sifat ini menunjukkan kejahatan, dan
kejahatan menunjukkan kepada neraka. Seseorang dapat dikatakan jujur apabila
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. mengatakan sesuai apa adanya.
b. Selalu tidak berbohong atau mengada-ada
c. Selalu melakukan sesuatu sesuai dengan aturan yang ada.

B. Kejujuran membawa kebaikan

‫ «إِ َّن‬:َ‫ قَال‬،‫سلَّ َم‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬


َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ِ ‫ع ِن النَّبِي‬ َ ،ُ‫ع ْنه‬
َ ُ‫ي هللا‬ َ ‫ض‬ ِ ‫ع ْب ِد هللا ب ِْن َم ْسعُو ٍد َر‬
َ ‫ِيث‬ُ ‫َحد‬
َ‫صدُ ُق َحتَّى يَكُون‬ ْ َ‫الر ُج َل لَي‬
َّ ‫ و ِإ َّن‬،‫ َو ِإ َّن ال ِب َّر يَ ْهدِي ِإلَى ال َجنَّ ِة‬،‫الصدْقَ يَ ْهدِي ِإلَى ال ِب ِر‬ ِ
ِ َّ‫ور َي ْهدِي ِإلَى الن‬
َّ ‫ َو ِإ َّن‬،‫ار‬
‫الر ُج َل‬ ِ ‫ِب َي ْهدِي ِإلَى الفُ ُج‬
َ ‫ َو ِإ َّن الفُ ُج‬،‫ور‬ َ ‫ َو ِإ َّن ال َكذ‬.‫صدِيقًا‬
ِ
﴾‫َاري‬ ِ ‫ ﴿أ َ ْخ َر َجهُ البُخ‬.»‫َب ِع ْندَ هللا َكذَّابًا‬ َ ‫ِب َحتَّى يُ ْكت‬ُ ‫لَيَ ْكذ‬
Terjemahan Hadist:
Hadis riwayat ‘Abdullah ibn Mas’ud radiyallahu ‘anhu tentang Nabi sallallahu ‘alaihi
wasallam, beliau bersabda: “Sesungguhnya kejujuran akan membimbing pada
kebaikan, dan kebaikan itu akan membimbing ke surga, sesungguhnya jika seseorang
yang senantiasa berlaku jujur, ia akan dicatat sebagai orang yang jujur. Dan
sesungguhnya kedustaan itu akan mengantarkan pada kejahatan, dan sesungguhnya
kejahatan itu akan menggiring ke neraka. Dan sesungguhnya jika seseorang yang
selalu berdusta, ia akan dicatat sebagai seorang pendusta.” (Şaĥīĥ al-Bukhāriy ĥadīś
no. 5629)4

• Penjelasan Hadis

Di dalam hadits ini terkandung petunjuk bahwa barang siapa yang berusaha
jujur dalam perkataannya akan menjadi akhlaknya, dan barang siapa dengan sengaja
berbohong dan berusaha berbohong, maka dusta akan menjadi akhlaknya. Dengan
latihan dan usaha untuk memperoleh, kualitas baik dan buruk akan bertahan.
Hadits di atas menunjukkan keagungan kejujuran karena pada akhirnya akan
membawa orang jujur ke surga, dan menunjukkan tingkat kejahatan kebohongan
karena pada akhirnya akan membawa pendusta ke neraka.
Sebagaimana dijelaskan di atas, orang yang layak akan diberikan banyak
kebaikan dan pahala baik di dunia maupun di akhirat. Dia akan diterima di surga dan
akan menerima gelar sahabat yang sangat terhormat, yaitu siddiq, sangat jujur dan
tulus.Bahkan Al-Qur'an menyebutkan bahwa orang yang selalu jujur dan selalu
berkata benar dinyatakan sebagai orang yang bertakwa.
Sebagaimana firman Allah.
ۤ
َ‫صدَّقَ ِبهٖٓ اُولىِٕكَ هُ ُم ْال ُمتَّقُ ْون‬ ِ ‫ي َج ۤا َء ِب‬
ِ ْ‫الصد‬
َ ‫ق َو‬ ْ ‫َوالَّ ِذ‬
“Orang-orang yang datang menyampaikan kebenaran dan melakukannya (kebenaran
itu), mereka itulah orang-orang yang taqwa” ( QS Az-zumar:33 )
Hal ini adalah sesuatu yang harus diterima dengan jujur dan pasti tidak akan
mengkhianati siapa pun, baik kepada Tuhan, orang, atau diri mereka sendiri. Orang
yang jujur mengikuti perintah Allah swt dan menahan diri dari semua niatnya, dan
mengikuti semua Sunnah Rasulullah; Karena ini adalah janjinya kepada Allah swt
ketika mengucapkan kalimat-kalimat iman.
Dengan kata lain, orang yang paling mulia adalah orang yang paling berhak
ditaati oleh Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini disebutkan dalam riwayat dari kata-kata
seorang Badui yang meminta nasihat Nabi. Beliau Katakan saja jangan berbohong.
Sabda Rasulullah SAW terngiang-ngiang di telinga orang Badui sehingga setiap kali
dia hendak melakukan sesuatu yang memalukan, dia mengira bahwa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam akan menanyakannya dan dia sejujurnya.Dia tidak
melakukan tindakan terlarang ini.
Hadits di atas ditelaah dari sudut pandang pendidik dan keterkaitannya dengan
berbagai aspek kehidupan, pada prinsipnya hadits di atas memberikan makna:5
a. Setiap tindakan dihargai sesuai dengan tindakannya,
b. Siddiq sebagai cerminan kebaikan,
c. Kebohongan adalah gambaran dari setiap kejahatan.
Jika seseorang mencoba untuk mengatakan yang sebenarnya, manfaatnya tidak
hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang lain. Dan sebaliknya, jika
seseorang berbohong, tindakannya tidak hanya merugikan dirinya sendiri, tetapi juga
orang lain, karena tidak ada yang akan mempercayainya. Meskipun sulit untuk
4 Syafe’i,al-hadis”aqidah,akhlaq, social dan hokum” (Bandung:pustaka setia,2000,) h. 84
5 Racmat syafe’I, Prof. Dr. H.,_2000, Al-Hadis, Bandung : Pustaka Setia
mencapai iman agar berhasil, tidak menutup kemungkinan hidup seseorang akan cepat
hancur.
Oleh karena itu, kejujuran menuntun pelakunya kepada kebaikan dan
membawanya ke surga dan dicatat sebagai sahabat. Di sisi lain, berbohong menuntun
penjahat untuk menipu dan membawanya ke neraka, dan dia dianggap pembohong.
Kejujuran harus menjadi bagian integral dari diri seseorang, karena kejujuran
sangat diperlukan bagi orang lain, terutama diri sendiri. Orang yang tulus takut akan
Tuhan karena dia selalu takut akan Tuhan. Orang yang sudah memiliki sifat jujur akan
takut setiap kali berbohong, karena mereka tahu bahwa Tuhan melihat segalanya dan
malaikat rakib dan atid akan mencatat perbuatan baik dan buruk mereka.

C. Orang jujur dapat pertolongan Allah

‫ « َم ْن أ َ َخذَ أ َ ْم َوا َل‬:َ‫ قَال‬،‫سلَّ َم‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬


َ ُ‫َّللا‬ َ ِ ‫ع ِن النَّ ِبي‬ َ ،ُ‫ع ْنه‬ َّ ‫ي‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ض‬ِ ‫ع ْن أ َ ِبي ه َُري َْرة َ َر‬َ
‫َاري َوا ْب ُن‬ ِ ‫﴿ر َواهُ البُخ‬
َ .»ُ‫َّللا‬ َّ ُ‫ع ْنهُ َو َم ْن أ َ َخذَ ي ُِريدُ إِتْ ََلفَ َها أَتْلَفَه‬ َّ ‫اس ي ُِريدُ أَدَا َءهَا أَدَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ ِ َّ‫الن‬
﴾‫غي ُْرهُ َما‬ َ ‫َما َجه َو‬

• Terjemahan Hadist
Dari Abū Hurairah rađiyaLlāhu ‘anhu dari Nabi şallaLlāhu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Siapa yang mengambil harta manusia (berhutang) disertai maksud akan
membayarnya maka Allah akan membayarkannya untuknya, sebaliknya siapa yang
mengambilnya dengan maksud merusaknya (merugikannya) maka Allah akan
merusak orang itu”. (Şaĥīĥ al-Bukhāriy ĥadīś no. 2212)

• Penjelasan Hadist

Ada orang dalam kehidupan orang yang suka meminjam uang atau barang dari
orang lain untuk mendukung tujuan mereka. Hal ini diperbolehkan dalam Islam dan
Allah swt. Ini akan membantu mereka menggunakannya dengan itikad baik sebagai
dukungan untuk bisnis mereka dengan tujuan mengembalikannya kepada pemiliknya.
Peminjam tidak ada niat untuk menghambur-hamburkan uang pinjamannya
sehingga dananya habis dan dia tidak punya uang untuk diganti, yang tidak baik bagi
pemilik modal karena akan menghentikan usahanya yang sangat penting untuk
menghidupi keluarga. Oleh karena itu, setiap peminjam harus ingat bahwa harta itu
adalah surat kuasa yang dipercayakan kepadanya oleh pemiliknya. Dalam Islam,
orang selalu di ingatkan untuk menjaga amanah yang di percaya kepadanya dan
mengembalikan amanah tersebut kepada pemiliknya.

Orang-orang yang akan mendapatkan pertolongan Allah adalah sebagai berikut:


a. Yang taat kepada Allah
b. Istiqomah
c. Orang yang mencintai apa yang di cintai Allah
d. Sangat senang hatinya melakukan apa yang Allah perintahkan untuk dirinya
e. Selalu ingat kepada Allah, selalu berzikir kepada Allah
f. Mengunjungi rumah Allah, ka’bah baitullah
g. Sangat senang membaca Al-Qur'an
h. Sangat senang menyampaikan ajaran Allah
i. Percaya yakin beriman di tolong oleh Allah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Semua kejujuran akan ditolong oleh Allah. Sebaliknya, kekafiran membawa


keburukan di kehidupan ini dan di akhirat. Kejujuran akan mendapatkan kebaikan,
dan orang jujur akan selalu ditolong oleh Allah. Tiga tindakan penting yang
mendapatkan jaminan yang dimemiliki Rasulullah dijamin oleh Allah. Tentunya
ketiga perbuatan tersebut harus dibarengi dengan berbagai kewajiban lain yang
dibebankan oleh Islam.
Ketiga perilaku tersebut adalah orang yang meninggalkan perdebatan
meskipun dia benar, orang yang tidak berbohong meskipun bercanda, dan orang yang
berakhlak baik. Kejujuran Mendatangkan Kebaikan Kejujuran harus ditanamkan
dalam diri seseorang, karena kejujuran seseorang sangat dibutuhkan oleh orang lain
terutama diri sendiri. akan menjadi karakternya.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ada berbagai manfaat dan pahala
bagi orang jujur, baik di dunia maupun di akhirat. Dia akan dimasukkan ke surga dan
diberi gelar yang sangat terhormat, siddiq, yang artinya orang yang sangat jujur dan
lurus. Bahkan di dalam Al-Qur'an dikatakan bahwa orang yang selalu jujur dan selalu
menyampaikan kebenaran dinyatakan bertakwa.
DAFTAR PUSTAKA

Jabir Al-Jazara’iri, Abu Bakar. pedoman hidup muslim. litera Antarnusa : Madinah
Al-Munawarah

Izutsu, Toshihik, Etika Beragama Dalam Qur’an. Pustaka Firdaus : Jakarta.

Khalil, Amru Muhammad, Indah Dan Mulia. Serambi Ilmu Semesta: Mesir

Syafe’i,al-hadis”aqidah,akhlaq, social dan hokum” (Bandung:pustaka setia,2000,)

Imam abu hamid Muhammad bin muhamad Al-ghazali, ihya ulum-


addin,(semarang:Thaha putra, t.t.)

Racmat syafe’I, Prof. Dr. H.,_2000, Al-Hadis, Bandung : Pustaka Setia

Ny. Fauziyah Mz. Ba , dkk,_1993, Shahih Bukhari, Surabaya : Bintang Timur


http://kangwafiq.wordpress.com/2010/07/26/contoh-makalah-kejujuran/

An-Nawawi, Imam, terjemah Hadist Arba’in An-Nawawiyah. Al-‘tishom Cahaya


Ummat: Jakarta

Khalil al-musawa,2011 terapi akhlak, Jakarta ZAYTUNA PT Ufuk publising house

Abdul qodir ahmad atha,1999, Adabun Nabi, Jakarta, pustaka azzam

Anda mungkin juga menyukai