Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PLAGIARISME

Disusun oleh:

KELAS 1 AP 2 / KELOMPOK 6

NURFADILA 40400121062
MUH. IQBAL MUFID 40400121071
NURUL ANUGRAH 40400121065
MISNA 40400121072
TITI RESNAWATI 40400121068
MUH SYAHDAN AKIL 40400121058

PRODI ILMU PERPUSTAKAAN


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami haturkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Shalawat dan salam disampaikan kepada
Rasulullah SAW yang merupakan panutan dan suri tauladan dalam kehidupan. Makalah ini
berjudul “Plagiarisme” ditulis sebagai tugas presentasi pada Mata Kuliah Literasi Informasi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Dalam penyelesaian makalah ini, Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Nasrullah
selaku dosen pembimbing mata kuliah yang telah memberikan saran dan bimbingan hingga dapat
diselesaikannya makalah ini. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada rekan-rekan seperjuangan
yang telah memberikan semangat dan kepercayaan, serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan
satu persatu, yang telah membantu penyelesaian makalah ini.

Akhir kata, penulis menyadari masih terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh karena
itu, sudilah kiranya pembaca memberi kritik dan saran yang membangun demi menyempurnakan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, terutama di
bidang Literasi Informasi.

Flores, 29 Desember 2021

KELOMPOK 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar belakang...................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 2
C. Tujuan .................................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................. 3
A. Definisi Plagiarisme ............................................................................................................. 3
B. Jenis-jenis Plagiarisme ......................................................................................................... 4
C. Contoh Kasus Plagiarisme ................................................................................................... 6
D. Sanksi dari Perbuatan Plagiarisme ....................................................................................... 7
E. Cara Menghindari Plagiarisme ............................................................................................ 9
BAB III PENUTUP .................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 11
B. Saran .................................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Di era globalisasi yang semakin canggih seperti sekarang ini, untuk menemukan
ide dalam menulis tidaklah sulit. Dengan kemajuan di bidang teknologi komunikasi yaitu
internet, mahasiswa dapat dengan mudah mencari berbagai sumber untuk bahan kajian dan
referensi karya tulis mereka. Namun, seiring dengan berkembangnya kemajuan internet
tersebut menimbulkan beberapa dampak negative yaitu menghambat ide kreativitas
menulis pada mahasiswa dan juga menimbulkan sebuah kebiasaan dikalangan mahasiswa
yaitu copy paste sehingga terciptanya perilaku plagiarisme atau biasa disebut plagiat.

Pada tahun 2012, jumlah plagiarisme di lingkungan kampus Yogyakarta terdapat


100 dosen setingkat guru besar, lector, dan lector kepala perguruan tinggi melakukan
plagiarisme. Sedangkan plagiarisme di jagat internet ternyata lebih mencengangkan, data
yang dikutip dari Koran Sindo menyebutkan, pada 2009 sebanyak 25 persen terjadi
plagiarisme. Sementara pada tahun 2010 sebesar 39 persen plagiarisme. Kemudian pada
2011 terjadi 44 persen kasus plagiarisme dan pada tahun 2014 sebanyak 63 persen
plagiarisme. (Lestarini, 2014).

Berbagai factor penyebab plagiarism dapat diatasi dengan upaya mempelajari dan
mengetahui bagaimana kaidah tata cara penulisan karya ilmiah yang benar,mahasiswa
harus menyadari betapa pentingnya sebuah karya yang orisinil, melakukan tindakan
preventif yang dilakukan oleh pimpinan perguruan tinggi yang bertujuan agar tidak terjadi
plagiat di lingkungan perguruan tinggi, dan tindakan represif yang dilakukan oleh
pimpinan perguruan tinggi dengan menjatuhkan sanksi kepada plagiator di lingkungan
perguruan tingginya yang bertujuan mengembalikan kredibilitas akademik perguruan
tinggi yang bersangkutan. Kegiatan atau tindakan plagiarisme sangatlah merugikan semua
pihak, terutama pada sipemilik karya sebab karya mereka telah diakui oleh orang lain dan
itu terjadi tanpa sepengetahuan mereka. Kegiatan plagiarisme dapat digolongkan kedalam
kejahatan intelektual yakni pelanggaran norma akademik yang serius, karena telah

1
membohongi publik. Dengan kata lain, tindakan plagiarisme juga merupakan salah satu
bentuk pelanggaran etika.

Sanksi hukum tindakan plagiarisme terangkum dalam UU No. 20 tahun 2003


dinyatakan bahwa sanksi atas tindakan plagiarism dalam persoalan karya tulis sebagai
berikut. Lulusan PT yang karya ilmiahnya digunakan untuk memperoleh gelar akademik,
profesi, atau vokasi, terbukti merupakan jiplakan, dicabut gelarnya (pasal 25 ayat 2).
Lulusan yang tersebut pada pasal 25 ayat 2 dipidana dengan pidana penjara paling lama
dua tahun, dan atau pidana denda paling banyak Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah).
(Yasasan Rumah Ilmu Indonesia. E-Journal 2010). Dari uraian latar belakang diatas, maka
mahasiswa berminat mengetahui lebih lanjut mengenai tindakan plagiarisme dikalangan
mahasiswa maupun dikalangan yang lebih tinggi.

B. Rumusan Masalah

1. Definisi Plagiarisme
2. Jenis-Jenis Plagiarisme

3. Contoh kasus Plagiarisme


4. Sangsi atau dampak dari Plagiarisme
5. Cara Menghindari Plagiarisme

C. Tujuan

1. Makalah ini bertujuan untuk:


2. Untuk mengetahui apa itu Plagiarisme

3. Untuk mengetahui Jenis-Jenis Plagiarisme


4. Untuk mengetahui contoh apa saja dalam kasus Palgiarisme
5. Untuk mengetahui sangsi atau dampak dari perbuatan plagiarisme

6. Mengetahui cara untuk menghindar dari plagiarime


7. Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah “Literasi Informasi”

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Plagiarisme

Dikutip dari definisi plagiarisme sebuah referensi konseptual dari Black’s Law
Dictionary. Definisi dari kamus tersebut membedakan antara tindakan immoral dan illegal.
Namun yang pasti, apabila yang diplagiasi merupakan original creative expressions, maka
plagiator itu di anggap melanggar UU Hak Cipta. Sementara itu, penilaian bahwa
plagiarisme merupakan pelanggaran Hak Cipta juga secara tegas dinyatakan oleh the
World Intellectual Property Organization/WIPO. Definisi WIPO menekankan satu syaraf
normatif, bahwa pelanggaran Hak Cipta terjadi bila ciptaan yang diplagiat merupakan
karya yang dilindungi Hak Cipta. Persyaratan ini secara impisit mengindikasikan norma
sebaliknya bahwa apabila karya yang diplagiat merupakan ciptaan public domain, maka
plagiarisme yang dilakukan itu bukan merupakan tindakan pelanggaran Hak Cipta.

Menurut sastrawan Ajib Rosidi sebagaimana dikutip Teuku Kemal Fasya,


Plagiatisme adalah pengumuman sebuah karya pengetahuan atau seni oleh ilmuwan atau
seniman kepada publik atas semua atau sebagian besar karya 45 orang lain tanpa
menyebutkan nama sang pengarang yang diambil karyanya. Sementara itu, Paul Goldstein,
menyatakan plagiat sebagai bentuk penjiplakan, sehingga dianggap memiliki kaitan
dengan Hak Cipta. Goldstein setuju dengan pendapat Martial yang menyatakan plagiat
adalah pengarang yang menyatakan karya orang lain sebagai karangannya. Ditegaskan
bahwa plagiat adalah pelanggaran etika, bukan pelanggaran hukum dan penegakan nya
berada dalam kewenangan pejabat akademik, bukan berada dalam lingkup kompetensi
pengadilan.

Perlu dicatat bahwa pemahaman mengenai tindakan plagiat yang diperlakukan


bukan sebagai tindak pelanggaran hukum tidak sepenuhnya dapat didukung. Sebab
tindakan seperti itu khususnya yang dengan sengaja tidak mencantumkan identitas
pengarang dalam tulisan yang dikutip, merupakan contoh nyata bentuk pelanggaran Hak

3
Moral. Konsep Hukum Hak Cipta, Hak Moral mewajibkan pengutipan ciptaan orang lain
dilengkapi dengan catatan mengenai sumbernya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, plagiat adalah pengambilan karangan


(pendapat) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat) sendiri,
misalnya menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya sendiri. Kamus Besar
Bahasa Indonesia membedakan secara tegas istilah plagiat dengan plagiarisme.

B. Jenis-jenis Plagiarisme

1. Plagiarisme ide (Plagiarism of ideas)

Tipe plagiarisme ini relatif sulit dibuktikan karena ide atau gagasan itu
bersifat abstrak dan berkemungkinan memiliki persamaan dengan ide orang lain.
Atau ada kemungkinan terjadi adanya dua ide yang sama pada dua orang pencipta
yang berbeda.

Misalnya ide tentang cerita sinetron percintaan dengan latar belakang


kehidupan mahasiswa di kampus. Ide seperti itu sangat umum dan sangat mungkin
mempunyai kesamaan dengan ide orang lain. Oleh karena itu, perlu bahan bukti
yang cukup untuk memastikan adanya plagiarisme. Namun demikian, salah satu
kunci untuk membuktikan adanya plagiarisme adalah dengan mempertanyakan
apakah ia mendapatkan keuntungan dari pemikiran orang lain. Plagiarisme atas ide
sesungguhnya banyak terjadi dalam kehidupan berkesenian dan kegiatan
kebudayaan.

Di Indonesia, karya film, tari, maupun novel lazim diakui sebagai karya
adaptasi, gubahan atau saduran. Semua itu termasuk tafsir dan terjemahan
sesungguhnya merupakan plagiarisme ide, sejauh apabila tidak dinyatakan sumber
yang menjadi rujukannya. Dalam UU Hak Cipta, karya-karya, adaptasi, gubahan
dan saduran mendapatkan perlindungan tersendiri.

2. Plagiarisme kata demi kata (Word for Word Plagiarism)

Tipe ini serupa dengan slavish copy, yaitu mengutip karya orang lain secara
kata demi kata tanpa menyebutkan sumbernya. Plagiarisme dianggap terjadi karena

4
skala pengutipannya sangat substansial, sehingga seluruh ide atau gagasan
penulisnya benar-benar terambil. Plagiarisme seperti ini banyak dilakukan pada
karya tuls puisi.

3. Plagiarisme Atas Sumber (Plagiarism of Source)

Plagiarisme tipe ini memiliki “dosa” karena tidak menyebutkan secara


lengkap referensi yang dirujuk dalam kutipan. Jika sumber kutipan itu merujuk
seseorang sebagai penulis yang terkait dengan kutipan, maka nama penulis tersebut
harus turut serta disebut. Tentu ini sikap yang fair dan tidak merugikan kepentingan
penulis tersebut serta kontributor kontributor lainnya.

4. Plagiarisme Kepengarangan (Plagiarism of Authorship)

Plagiarisme kepengarangan terjadi apabila seseorang mengaku sebagai


pengarang dari karya tulis yang disusun oleh orang lain. Tindakan ini terjadi atas
dasar kesadaran dan motif kesengajaan untuk “membohongi” publik. Misalnya,
mengganti cover buku atau sampul karya tulis orang lain dengan cover atas
namanya tanpa izin. Dalam kaitannya dengan karya tulis atau buku, bentuk
plagiarisme yang relevan adalah tipe dua dan tiga, yaitu plagiarisme kata demi kata
dan plagiarisme sumber. Ini tentu berbeda dengan plagiarisme dalam karya film
dan sinetron yang lebih relevan kaitannya dengan tipe pertama.

Demikian pula dengan plagiarisme pada karya arsitektur yang sebagian


besar memang melakukan plagiat atas ide. Meskipun sangat abstrak, namun nuansa
plagiat dalam karya-karya itu tetap dapat dirasakan. Buktinya, skenario dan jalan
cerita sebuah film atau sinetron seringkali sudah dapat ditebak sebelumnya. Sebab,
penonton telah pernah menyaksikan fim serupa dan masih ingat jalan ceritanya.
Plagiarisme seperti ini mendapat dukungan yang lemah dari undang-undang.
Sebab, secara konseptual UU Hak Cipta hanya komit untuk melindungi ekspresi
dan bukan ide. Jadi, sepanjang masih berupa ide atau gagasan, UU Hak Cipta tidak
menjamin perlindungan hukumnya. Itu sebabnya cerita-cerita adaptasi, saduran dan
gubahan banyak mewarnai layar-layar TV nasional tanpa dapat diluruskan, yang

5
pasti, masyarakat seringkali mempertanyakan tetapi tidak mendapatkan jawaban
yang berupa perubahan kualitas produksi sinetron dan film di dalam negeri.

C. Contoh Kasus Plagiarisme

a. Chairil Anwar (1949)

Penyair chairil anwar pernah dituduh pernah menjiplak karya tulis. Tak
tanggung-tanggung, yang menuduh hans bague jassin melalui tulisannya
dimimbar Indonesia berjudul karya asli, saduran, dan plagiat membahas puisi
kerawang-bekasi. Kritikus sastra yang juga bergelar paus sastra indonesia itu
membandingkan puisi chairil anwar dengan the dead young soldier karya
Archilbald macleish, penyair amerika serikat.

Jassin tidak menyalahkan chairil. Menurut dia, meskipun mirip tetap ada
rasa chairil didalamnya. Sedangkan sajak macleish, menurut jassin hanyalah
katalisator penciptaan. Namun tanggapan chairil bisa berbeda apalagi jassin
menyebut tindakan chairil meniru macleish karna butuh uang untuk biaya
berobat ke dokter. Ketenggangan mereka sempat memuncak pada suatu acara
di gedung kesenian Jakarta. Chairil dan jassin sempat berkelahi.

b. Yahya Muhaimin (1992)

Ismet fanany, ahli pendidikan asal batu sangkar, sumbar, yang bermukim di
amerika serikat menerbitkan buku tentang plagiat. Buku terbitan CV haji mas
Agung Jakarta berjudul plagiat-plagiat. Isinya tentang plagiat yahya muhaimin.
Disertasi yahya dituduh menjiplak tulisan beberapa ahli. The Politics Of Client
Businessmen, disertasi yahya yang dipertahankan di MIT cambridge, Amerika
serikat, 1982, dibandingkan dengan capitalism end The Bureaucratic State in
Indonesia: 1965-1975, judul asli Tesis Robisom di Universitas Sydney 1977.

Menurut ismet kemiripan itu baru satu sumber. Masih banyak lagi
kemiripan dengan artikel lain. Yahya sendiri kepada tempo menjelaskan,
“mungkin dia memakai standar plagiat yang berbeda dengan yang saya anut.”
Dia mengakui disertasinya mengutip banyak fakta dan pendapat sejumlah ahli

6
yang memang disebut fanany.” Tapi saya 6 mencantumkan sumbernya,” kata
yahya. Atas tudingan fanani itu, yahya tak berfikir menyerang balik.

D. Sanksi dari Perbuatan Plagiarisme

Sanksi bagi pelaku plagiat ditetapkan degan tanpa membedakan mahasiswa dengan
dosen atau peneliti dan tenaga pendidikan lainnya. Klasifikasi seperti ini diperlukan untuk
dapat memberikan pertimbangan dan perlakuan sesuai dengan status dan profesi masing-
masing. misalnya pertimbangan tentang posisi jabatan dan profesi dosen tertentu,
mendapatkan sanksi yang berat bila melakukan plagiat karena tindakannya dapat dianggap
mencemarkan reputasi perguruan tinggi tempatnya mengabdi. Berbeda halnya dengan
mahasiswa yang tidak terikat langsung dengan jabatan akademik.

1. Sanksi bagi Mahasiswa plagiator

Sanksi bagi mahasiswa yang terbukti melakukan plagiasi sebagaimana telah


diproses menurut prosedur akademik diberlakukan secara berurutan dari yang paling
ringan sampai yang berat. Sanksi-sanksi tersebut terdiri atas:

a) Teguran.
b) Peringatan tertulis.
c) Penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa.
d) Pembatalan nilai, satu dari beberapa mata kuliah yang diperbolehkan
mahasiswa.
e) Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa.
f) Pemberhentian dengan tidak hormat dari status sebagai mahasiswa.
g) Pembatalan ijazah apabla mahasiswa telah lulus dari suatu program pendidikan.

2. Sanksi bagi Dosen Peneliti atau Tenaga Kependidikan

Sanksi bagi dosen peneliti atau tenaga kependidikan yang terbukti melakukan
tindakan plagiat, (secara berurutan drai yang paling ringan sampai yang paling berat)
terdiri atas:

a) Teguran
b) Peringatan tertulis

7
c) Penundaan pemberian hak dosen atau peneliti
d) Penurunan hak untuk diusulkan sebagai guru besar atau profesor atau ahli
peneliti utama bagi yang memenuhi syarat
e) Pencabutan hak untuk diusulkan dari status sebagai dosen atau peneliti
f) Pemberhentian dengan tidak hormat
g) Pembatalan ijazah yang diperoleh dari perguruan tinggi yang bersangkutan.

Apabila dosen atau peneliti yang mendapatkan sanksi administratif tersebut


menyandang gelar guru besar atau profesor atau ahli utama, maka terhadapnya
dikenakan sanksi tambahan pemberhentian dari jabatan atau gelar .pemberhentian
ditetapkan oleh Menteri atau penjabat yang berwenang atas dasar usulan yang diajukan
oleh perguruan tinggi yang bersangkutan. Hal ini berlaku, jika perguruan tinggi tersebut
diselenggarakan oleh pemerintah. Apabila perguruan tinggi itu diselenggarakan oleh
masyarakat maka usulan diajukan oleh Koordinator Perguruan Tinggi Swasta.

3. Sanksi bagi pimpinan perguruan tinggi

Berbeda dengan sanksi bagi plagiat, sanksi kepada pemimpin perguruan tinggi
ditetapkan secara berjenjang yaitu berupa:

a) Teguran
b) Peringatan tertulis
c) Pernyataan pemerintah bahwa yang bersangkutan tidak berwenang
melakukan tindakan hukum dalam bidang akademik.

Sanksi yang terakhir ini pada dasarnya bukan sekadar sanksi administratif,
tetapi lebih merupakan hukuman karena berdampak pada hak dan kewajiban selaku
pimpinan perguruan tinggi. Sanksi teguran, peringatan tertulis dan penundaan
pemberian sebagian hak mahasiswa dijatuhkan sesuai dengan perbuatannya.
Pengenaan sanksi didasarkan pada hasil telaah yang telah dilakukan secara cermat dan
saksama. Sanksi seperti ini juga harus mempertimbangkan alasan apabila tindakan itu
dilakukan sesuai tidak sengaja. Sanksi bagi dosen yang meliputi teguran peringatan
tertulis, penundaan pemberian hak dan penurunan pangkat dan jabatan akademik, serta
pencabutan hak untuk diusulkan sebagai guru besar atau peneliti utama dijatuhkan

8
sesuai proporsi cermat dan hati-hati. Apabila hal itu dilakukan secara tidak sengaja
sanksinya lebih ringan dibandingkan dengan tindakan plagiat yang dilakukan secara
sengaja dan atau berulang.

Pengenaan sanksi sebagaimana dirinci diatas tidak menghapuskan sanksi lain


dengan persaturan perundang-undangan yang berlaku.

a) Pasal 12 ayat 6 Peraturan Mediknas No 17 Tahun 2010


b) Pasal 13 ayat 1 Peraturan Mediknas No 17 Tahun 2010
c) Pasal 13 ayat 2 Peraturan Mediknas no 17 Tahun 2010
d) Pasal 13 ayat 3 dan 4 Peraturan Mediknas No 17 Tahun 2010
e) Pasal 13 ayat 5 Peraturan Mediknas No 17 Tahun 2010

E. Cara Menghindari Plagiarisme

Berikut ini tips menghindari plagiarisme

1. Sertakanlah Sitasi

Ketika seseorang menggunakan gagasan, informasi, pun opini yang bukan


buah pikir sendiri, sitasi adalah sebuah keharusan. Hal tersebut juga berlaku
meskipun penulis tidak menggunakan kata-kata yang sama persis. Penyertaan sitasi
disini artinya penulis harus memberikan keterangan dari mana informasi yang
dituliskan didapat. Sumber tersebut tidak hanya untuk buku, jurnal, skripsi, atau
rekaman audio/visual, namun juga sitasi untuk gagasan dari internet juga harus
dicantumkan. Penulisan sitasi juga penting untuk dilakukan ketika penulis merasa
ragu dengan keakuratan informasi yang disajikan. Sitasi dapat berupa body note
maupun foot note.

2. Catat berbagai sumber daftar pustaka sejak awal

Daftar pustaka adalah salah satu kewajiban yang tidak boleh dilupakan
ketika menulis karya tulis. Sayangnya, masih ada yang baru mendata ulang daftar
pustaka setelah tulisan selesai. Hal seperti itu tidak salah, namun sangat berpotensi
untuk melewatkan satu, dua, atau beberapa sumber sekaligus. Dalam artian,

9
sitasinya telah tercantum di body note dan foot note namun luput dalam daftar
pustaka. Dengan mendata apa saja sumber yang dipakai sejak awal, kesalahan bisa
diminimalisir, pun akan sangat membantu dalam penyusunan daftar pustaka.

3. Lakukan Parafrase

Tulisan yang hanya menggunakan kutipan langsung lebih berpotensi


dianggap melakukan plagiarisme. Cara menyikapinya adalah dengan melakukan
parafrase menggunakan susunan kalimat sendiri dari sumber asli dengan tetap
mencantumkan sitasi. Parafrase juga lebih mudah untuk dilakukan sebab formatnya
tidak serumit jika menggunakan cara pengutipan langsung.

4. Lakukan Interpretasi

Untuk memperkuat gagasan yang disampaikan, terkadang ada pendapat


yang harus dijadikan bahan pembanding atau dipinjam. Dalam hal ini, bisa jadi
analisisnya terlalu rumit maupun butuh interpretasi tambahan. Interpretasi
dilakukan seperlunya.

5. Gunakan aplikasi anti plagiarisme

Terakhir, apabila penulis masih merasa khawatir dengan hasil akhir karya
tulisnya, aplikasi anti plagiarisme dapat dicoba. Misalnya menggunakan aplikasi
Plagiarisme Test. Dengan aplikasi anti plagiarisme, tulisan yang dihasilkan, bisa
dibandingkan dengan tulisan-tulisan yang sudah terbit sebelumnya. Aplikasi akan
menunjukkan berapa persen tingkat kemiripan yang ditemukan.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, plagiat adalah pengambilan karangan


(pendapat) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat) sendiri,
misalnya menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya sendiri. Kamus Besar
Bahasa Indonesia membedakan secara tegas istilah plagiat dengan plagiarisme.

Jenis-jenis Plagiarisme: Plagiarisme ide (Plagiarism of ideas), Plagiarisme kata


demi kata (Word for Word Plagiarism), Plagiarisme Atas Sumber (Plagiarism of Source),
Plagiarisme Kepengarangan (Plagiarism of Authorship).

Salah satu Contoh dari kasus-kasus plagiarism: Kasus Chairil Anwar (1949) dan
Yahya Muhaimin (1992)

Jenis Sanksi dari Perbuatan Plagiarisme: Sanksi bagi Mahasiswa plagiator, Sanksi
bagi Dosen Peneliti atau Tenaga Kependidikan, Sanksi bagi pimpinan perguruan tinggi.

Cara Menghindari Plagiarisme: Sertakan Sitasi, Catat berbagai sumber daftar


pustaka sejak awal, Lakukan parafrase, Lakukan interpretasi, Gunakan aplikasi anti
plagiarisme.

B. Saran

Semoga dengan dibuatnya makalah ini kita dapat menambah wawasan pengetahuan
kita, kita tahu apa itu plagiat, macam-macam plagiat, contoh kasus plagiat, dan bagaimana
cara menghindari plagiat, sehingga materi tersebut bisa bermanfaat bagi kita semua. Dan
semoga kita bisa lebih teliti dan lebih memahami definisi dan cara menghindari plagiat itu
agar kita tidak terjerumus dan tidak menjadi plagiarisme.

11
DAFTAR PUSTAKA

Menteri Pendidikan Nasional. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 17 tahun


2010.Tersedia:http://unnes.ac.id/wp-content/uploads/Permen Nomor-17-Thn 2010
tentang-pencegahan-dan-penanggulangan-plagiat Oktober 2013

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia; Jakarta
Balai Pustaka, (2008)

Sudigdo Sastroasmoro, S. Beberapa Catatan tentang Plagiarisme. Maj Kedokt Indon.


57,(8),239-255, 2007

Clarke, R, “Plagiarism By Academics: More Complex Than it Seems”, Journal of The


Association for Information Systems (JAS), Vol. 7 No.2 February 2006.

12

Anda mungkin juga menyukai