Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH CARA YANG TIDAK TERPUJI DALAM PENELITIAN

“PLAGIAT”
Diajukan untuk penugasan mata kuliah Metodrlogi Penelitian

Dosen Pembimbing :
Rizki Muliani., S.Kep., Ners., M.Kep., MM
Kelas : B
Kelompok : 2

1. Agriana Ridha Nur Laili : AK.1.17.002


2. Ai Ermawati : AK.1.17.003
3. Shelfa Intan MD : AK.1.17.037
4. Sri Purnama Tunggal D : AK.1.17.041
5. Tazkia Safara S : AK.1.17.042
6. YOGASUARA : AK.1.16.158

SARJANA KEPERAWATAN ( NERS )


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG
2020

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Tim penulis panjatkan kepada Tuhan Yang maha Esa atas
Rahmat-Nya yang telah dilimpahkan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “PERILAKU YANG TIDAK TERPUJI DALAM
PENELITIAN” yang merupakan salah satu tugas Mata Kuliah Metodelogi Penelitian.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan masih terdapat beberapa


kekurangan, hal ini tidak lepas dari terbatasnya pengetahuan dan wawasan yang
penulis miliki. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran
yang konstruktif untuk perbaikan di masa yang akan datang, karena manusia yang
mau maju adalah orang yang mau menerima kritikan dan belajar dari suatu kesalahan.

Akhir kata dengan penuh harapan penulis berharap semoga Makalah yang
berjudul “PERILAKU TIDAK TERPUJI DALAM PENELITIAN ” mendapat ridho
dari Allah SWT, dan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
umumnya. Amiin....

Bandung, 29 April 2020

Tim Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................5
1.1 Latar Belakang.....................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah................................................................................6
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................7
1.4 Manfaat Penulisan................................................................................7
BAB II TINJAUAN TEORI......................................................................8
2.1 Definisi Plagiat.....................................................................................8
2.2 Tipe-tipe Plagiat...................................................................................9
2.3 Faktor Penyebab Plagiat.......................................................................12
2.4 Identifikasi Plagiat................................................................................15
2.5 Bentuk Plagiarisme...............................................................................16
2.6 Sanksi Plagiarisme................................................................................17
2.7 Teknik Pencegahan Plagiat...................................................................19
2.8 Pharafrase.............................................................................................20
2.9 Citation.................................................................................................21
2.10 Teknik Penulisan Citation..................................................................22
2.11 Definisi Refrence................................................................................23
2.12 Teknik Penulisan Refrence.................................................................24
2.13 Pengutipan Sumber Pustka.................................................................28
BAB III LITERATUR...............................................................................30
3.1 Literarur................................................................................................30
BAB IV PENUTUP....................................................................................39
4.1 Kesimpulan...........................................................................................39
4.2 Saran.....................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Plagiarisme merupakan salah satu tindak kejahatan akademik karena
didalamnya terdapat unsur pencurian berupa pencurian ide-ide dan gagasan tanpa
mencantumkan sumber aslinya. Hal tersebut sangatlah bertentangan dengan prinsip
pendidikan yang ingin menciptakan sumber daya manusia yang berilmu dan
berakhlak mulia. Drs. Soleh Amini Yahman, M.Si salah satu staff pengajar di
Fakultas Psikologi UMS yang dikutip dari website psikologi UMS pada tahun 2014,
secara tegas menjelaskan bahwa plagiat itu bagaikan najis yang harus dihindari
sejauh-jauhnya. Selanjutnya beliau mengibaratkan plagiarisme seperti halnya praktik
pelacuran atau prostitusi akademik. Karena itu, harus dihindari sejauh-jauhnya.
Senada dengan hal tersebut Agustinus Lis Tyantoro dosen Universitas Ciputra di
Surabaya secara gamblang mengatakan bahwa plagiarisme adalah kejahatan
akademik dan hal itu termasuk kejahatan akademik level tertinggi (Sumarno, 2014).
Sedangkan Martial (Soelistyo, 2011) menjelaskan bahwa plagiat adalah pelanggaran
etika, bukan pelanggaran hukum dan penegakannya berada dalam kewenangan
pejabat akademik, bukan berada dalam lingkup kompetensi pengadilan.
Di Indonesia sendiri sebenarnya sudah diberlakukan UU tentang plagiarisme
yang terdapat pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.17/2010 dan
pelakunya diancam dengan hukuman yang cukup berat. Sesuai UU No.20/2003,
dijelaskan bahwa pelaku tindak plagiat diberikan sanksi bahwa lulusan perguruan
tinggi yang karya ilmiahnya digunakan untuk memperoleh gelar akademik, profesi
atau vokasi, terbukti merupakan jiplakan, dicabut gelarnya (pasal 25 ayat 2).
Kemudian lulusan yang tersebut pada pasal 25 ayat 2 dipidana dengan pidana penjara
paling lama dua tahun, dan atau pidana denda paling banyak Rp. 200.000.000,- (dua
ratus juta rupiah).
Walaupun plagiator diberikan ancaman sanksi yang cukup berat, namun tidak
serta merta menghilangkan plagiarisme di dunia pendidikan. Masih banyak ditemui

4
kasus plagiarisme, khususnya di perguruan tinggi. Diantaranya adalah kasus yang
menimpa Mochammad Zuliansyah pada tahun 2010, dimana disertasinya yang
berjudul “3D topological relations for 3D spatial analysis” telah ditemukan bukti
plagiarisme. Mochammad Zuliansyah terbukti melakukan plagiat dari disertasi yang
dibuat oleh Siyka Zlatanova yang berjudul “On 3D Topological Relationship”. Dari
kejadian tersebut maka disertasi dan ijazah Doktor Mochammad Zuliansyah
dinyatakan tidak berlaku oleh pihak ITB. Tidak hanya didalam negeri, di luar negeri
pun plagiarisme juga marak terjadi. Di Australia sebanyak 4000 mahasiswa dari
empat Universitas di Australia Barat mendapatkan peringatan dan tindakan
indisipliner karena terbukti melakukan plagiarisme dalam penulisan karya tulisnya
(Wijaya, 2013).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan plagiat ?
2. Bagaimana tipe-tipe plagiat ?
3. Apa saja faktor penyebab plagiat ?
4. Bagaimana identifikasi plagiat ?
5. Bagaimana bentuk plagiat ?
6. Bagaimana sanksi bagi plagiarisme ?
7. Bagaimana teknik pencegahan pada plagiat ?
8. Apa yang dimaksud dengan pharaprase ?
9. Apa yang dimaksud dengan citation ?
10. Bagaimana teknik penulisan citation ?
11. Apa yang dimaksud dengan references ?
12. Bagaimana penulisan referensi ?
13. Bagaimana pengutipan sumber pustaka ?

5
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan mempermudah
mahasiswa dalam mempelajari untuk menghindari cara-cara yang tidak terpuji dalam
penelitian, misalnya plagiat.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami konsep dasar dasar plagiat.
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tehnik pencegahan plagiat
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pharaprase.
4. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami citation.
5. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami references.
6. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pengutipan sumber pustaka

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Plagiat
Henry Soelistyo, (2011) secara etimologis plagiat berasal dari bahasa Inggris
Plagiarism yang apabila dirunut sebenarnya berasal dari bahasa Yunani yaitu
Plagiarius berarti penculik atau pencuri karya tulis. Kemudian di kamus Longman
Dictionary of English Language and Culture, plagiarism didefinisikan sebagai
pengambilan gagasan dari karya orang lain kemudian menggunakan gagasan tersebut
dalam karyanya sendiri tanpa memberi penghargaan terhadap penulis aslinya. Untuk
menyamakan pemahaman, perlu dikutip sebuah referensi konseptual dari Black’s
Law Dictionary, yang mendefinisikan plagiarism sebagai berikut: The deliberate and
knowing presentation of another person’s original ideas or creative expression as
one’s own. Generally, plagiarism is immoral but not illegal. If the expression’s
creator gives unrestricted permission for it’s use and the user claim the expression as
original, the user commits plagiarism but does not violate copyright laws. If the
original expression is copied without permission, the plagiarist may violate copyright
laws, even if credit goes to the creator. And if the plagiarism results in material gain,
it may be deemed a passing-off activity that violates the Lanham Act (Soelistyo,
2011: 7-8).
Selanjutnya, Alexander Lindsey dalam tulisan Plagiarism and Originality
dalam Soelistyo (2011: 8-9), plagiat yang diartikan sebagai tindakan menjiplak ide,
gagasan atau karya orang lain untuk diakui sebagai karya sendiri atau menggunakan
karya orang lain tanpa menyebutkan sumbernya sehingga menimbulkan asumsi yang
salah atau keliru mengenai asal muasal dari suatu ide, gagasan atau karya. Karena
definisi tersebut tidak secara spesifik membatasi pada ciptaan karya tulis, maka

7
plagiarisme dapat pula digunakan untuk menyatakan tindakan penjiplakan ide,
gagasan atau karya arsitektur.

2.2 Tipe-tipe Plagiat


Plagiat mempunyai ruang lingkup yang luas, tidak hanya sekedar plagiat
dalam definisi saja, tetapi juga dalam bentuk, jenis, dan macamnya. Penting sekalai
memahami plagiat secara menyeluruh dan mendalam. Mengacu pada konsep
plagiarism, selanjutnya penting untuk mengetahui tipe-tipe plagiat yang disarikan dari
tulisan Parvaty Iyer dan Abhipsita Singh dalam Soelistyo (2011: 23-25), sebagai
berikut :
1. Plagiat Berdasarkan Aspek yang Dicuri
a. Plagiat Ide (Plagiarism of Ideas). Tipe plagiat ini relatif sulit dibuktikan
karena ide atau gagasan itu bersifat abstrak dan berkemungkinan memiliki
persamaan dengan ide orang lain. Atau, ada kemungkinan terjadi adanya dua
ide yang sama pada dua orang pencipta yang berbeda. Misalnya, ide tentang
cerita sinetron percintaan dengan latar belakang kehidupan mahasiswa di
kampus. Ide seperti itu sangat umum dan sangat mungkin mempunyai
kesamaan dengan ide orang lain. Oleh karena itu, perlu bahan bukti yang
cukup untuk memastikan adanya plagiat. Namun demikian salah satu kunci
untuk membuktikan adanya plagiat adalah dengan mempertanyakan apakah
ia mendapatkan keuntungan dari pemikiran orang lain. Jangan sampai dengan
adanya konsep dan teori plagiat ide menjadi boomerang bagi kemajuan
pemikirpemikir bangsa yang kemudian menjadi takut untuk menciptakan idea
tau gagasan.
b. Plagiat Kata demi Kata (Word for word plagiarism) Tipe ini serupa
dengan slavish copy, yaitu mengutip karya orang lain secara kata demi kata
tanpa menyebutkan sumbernya. Plagiasi dianggap terjadi karena skala
pengutipannya sangat substansial sehingga seluruh id atau gagasan

8
penulisannya benar-benar terambil. Plagiasi seperti ini banyak dilakukan
pada karya tulis.
c. Plagiat Sumber (Plagiarism of Source). Plagiat tipe ini memiliki
kesalahan yang fatal karena tidak menyebutkan secara lengkap selengkap-
lengkapnya referensi yang dirujuk dalam kutipan. Jika sumber kutipan itu
merujuk seseorang sebagai penulis yang terkait dengan kutipan, maka nama
penulis tersebut harus turut serta disebut. Ini tentu sikap yang fair dan tidak
merugikan kepentingan penulis tersebut serta kontributor-kontributor lainnya.
d. Plagiat Kepengarangan (Plagiarism of Authorship) Tulis karya tulis yang
disusun oleh orang lain. Tindakan ini terjadi atas dasar kesadaran dan motif
kesengajaan untuk membohongi publik. Misalnya mengganti kover buku atau
sampul karya tulis orang lain dengan kover atas namanya tanpa ijin.

2. Plagiat Berdasarkan Sengaja atau Tidak Sengaja


a. Plagiat Sengaja adalah palgiat yang secara sadar melakukan tindakan
dengan menggunakan, meminjam, menjiplak karya orang lain baik berupa
ide, gagasan, kalimat, dan teori tanpa mencantumkan sumber referensi.
Seseorang yang memahami secara baik plagiat beserta tata cara penulisan
yang benar tetapi justru menggunakan hal tersebut sebagai senjata untuk
mencuri karya orang lain. Dengan demikian, penjiplak menggunakan
karya orang lain yang kemudian secara langsung mengakuinya sebagai
karya sendiri padahal plagiator paham secara baik terhadap plagiat
maupun tata cara penulisan yang benar. Plagiat sengaja biasanya
dikarenakan kemalasan, ketidakpercayaan diri, dan ketidakjujuran
plagiator sendiri yang menginginkan penghargaan dan pengakuan
terhadap tulisannya yang sebenarnya adalah hasil plagiat (Sudigdo, 2007
dalam Artikel Penelitian Tim Peneliti FIP, 2012).
b. Plagiat Tidak Sengaja adalah plagiat yang dilakukan oleh seseorang
karena ketidak sengajaan, yaitu kurangnya pengetahuan dan pemahaman

9
orang tersebut dalam mengutip. Orang tersebut tidak tahu atau tidak sadar
kalau terdapat kesalahan dalam mengutip tulisan atau ide orang lain,
sehingga secara tidak sadar pengutip telah terjerumus pada tindak plagiat.
Bentuk dan jenis plagiat tidak sengaja inilah yang sering ditemukan
(Sudigdo, 2007 dalam Artikel Penelitian Tim Peneliti FIP, 2012).

3. Plagiat Berdasarkan Proporsi atau Prosentase yang Dibajak


Menurut Sudigdo (2007) dalam Artikel Penelitian Tim FIP (2012)
mengklasifikasikan plagiat berdasarkan proporsi atau kadar plagiatnya, yaitu:
a. Plagiat Ringan. Plagiat ringan mana kala dalam sebuah karya tulis ilmiah
yang dibuat oleh seseorang kurang dari 30%.
b. Plagiat Sedang. Plagiat sedang mempunyai prosentasi 30%-70% dalam
sebuah karya tulis yang dibuat.
c. Plagiat Total. Plagiat total berarti lebih dari 70% isi karya tulis ilmiahnya
merupakan plagiat dari karya orang lain. Plagiat ini tidak bisa ditoleril dan
karya tersebut harus direvisi ataupun ditak diakui.

4. Plagiat Berdasarkan Pola


a. Self Plagiarism (auto plagiarism) Henry Soelistyo (2011: 21-22)
menjelaskan self plagiarism atau auto plagiarism adalah bentuk plagiat dengan
melakukan penggandaan, penduplikasian karya sendiri untuk beberapa
kepentingan. Misalnya, seorang mahasiswa yang mengumpulkan tugas
dengan karya yang sama pada dua atau lebih mata kuliah yang berbeda. Istilah
self-plagiarism masih pro-kontra, karena dalam hal pemakaian kembali karya
sendiri itu tak ada pihak lain yang dicurangi. Pertanyaannya, apakah semua
pemakaian kembali karya ilmiah, baik sebagian maupun keseluruhan, baik
dalam pembuatan, pemuatan, publikasi, maupun presentasi (tanpa menyebut
sumber secara memadai), dianggap auto-plagiat? Kalau benar, rasanya tiada
ilmuwan, dosen, atau akademisi yang tak sering melakukannya. Akan tetapi,

10
ada praktik pemakaian kembali karya sendiri yang bisa dikategorikan
pelanggaran etika akademik serius, karena ada unsur curang. Misalnya,
pengulangan karya yang hak ciptanya sudah milik pihak lain, mahasiswa yang
menggunakan karya ilmiahnya untuk memenuhi tugas pada lebih dari satu
mata kuliah, atau pemakaian ulang karya ilmiahnya untuk tugas akhir yang
mensyaratkan orisinalitas (skripsi, tesis, atau disertasi). Bagi dosen, bila
menggunakan karya ilmiahnya untuk usulan kenaikan pangkat, padahal karya
itu telah digunakan untuk maksud sama. Mengingat pemakaian istilah auto
plagiat bermakna negatif sudah umum, sementara penggunaan dan batasan
istilahnya masih kontroversial, perlu kiranya pedoman soal itu. Mungkin bisa
lewat revisi Permendiknas No.17/2010 sehingga para penilai punya acuan
pasti ketika menilai karya ilmiah orang lain yang termasuk auto plagiat atau
bukan.

2.3 Faktor Penyebab Plagiat


Plagiat bukan sebuah fenomena yang muncul dan terjadi secara tiba-tiba dan
bukan budaya yang secara arti kata budaya itu sendiri merupakan sesuatu yang
dilestarikan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang, kususnya mahasiswa
itu melakukan tindakan plagiat, menurut Ariani (2011) faktor-faktor tersebut antara
lain :
1. Minimnya Sosialisasi
Minimnya sosilasisasi terhadap plagiat kepada masyarakat pada umumnya
dan kalangan akademisi pada kususnya merupakan salah satu penyebab tindak
plagiat. Plagiat yang merupakan pelanggaran etika dan hukum perlu
disosialisasikan atau diberitahukan kepada khalayak dengan berbagai cara,
sehingga khalayak diharapkan tidak melakukan plagiat. Untuk mahasiswa
misalnya, pada awal masuk kuliah sudah harus dibekali pengetahuan tentang
plagiat beserta tata cara penulisan karya ilmiah yang benar.

11
2. Pemahaman Kurang Baik
Masyarakat danmkususnya mahasiswa yang kurang memahami apa dan
bagaimana plagiarisme karena tidak mengikuti mata kuliah Teknik Penulisan
Ilmiah karena menganggap bahwa teknik menulis bisa dipelajari sendiri dan
mahasiswa baru yang belum menerima materi mengenai cara menghindari
plagiarisme, sehingga mahasiswa yang kurang memahami plagiairisme ini secara
tidak sadar melakukan plagiarisme dan tidak mau disebut sebagai plagiat karena
mahasiswa tersebut mempunyai pemikiran bahwasannya menyebutkan sumber
dalam daftar pustaka saja sudah cukup.
3. Pengawasan Kurang (permisif)
Salah satu penyebab plagiat adalah minimnya pengawasan dari berbagai
pihak. Misalkan mahasiswa plagiat, salah satune dikarenakan kurangnya
pengawasan terhadap mahasiswa dalam kesehariannya, baik dari proses maupun
hasinya dalam membuat karya tulis ilmiah. Sikap permesif dari pihak kampus
maupun dosen sebagai mentor bisa menjadi stimulus tindakan plagiat. Apabila
dosen dan pihak kampus lainnya tidak memberikan perhatian dan pengawasan
secara intensif kepada mahasiswa saat membuat tugas karya tulis ilmiah
kususnya, hal ini bisa berpeluang untuk menggiring mahasiswa melakukan
plagiat.
4. Kecanggihan Teknologi
Perubahan zaman tidak bisa lepas dari bertambah canggih dan modernya
teknologi. Perkembangan teknologi seperti dua sisi uang logam, disatu sisi
membantu proses kehidupan manusia, dan disisi lain menjadi boomerang bagi
kehidupan manusia itu sendiri. Salah satunya adanya penyalahgunaan tekhnologi
dalam bidang pendidikan kususnya. Informasi yang berasal dari karya seseorang
bisa diakses siapa saja melauli internet, yang kemudian karya tersebut digunakan
oleh pengakses untuk kepentingannya. Misalnya, melakukan copy paste dari
internet untuk membuat artikel atau makalah tanpa mencantumkan sumbernya

12
yang seakan menganggap milik sendiri. Fenomena seperti ini masuk kategori
plagiat, yang dilatarbelakangi penyalahgunaan internet.
5. Kemalasan
Malas adalah penyakit yang menular, kususnya istilah ini layak digunakan
untuk memotret fenomena yang terjadi di Indonesia. Pemuda usia produkti yang
mayoritas masih berstatus pelajar seakan mempunyai penyakit malas ini. Dari
malas ini muncul banyak permasalahan, salah satunya adalah tindak plagiat.
Misalnya, mahasiswa yang malas dalam menacri infromasi terhadap tata cara
penulisan yang benar, cara pengutipan yang benar, ketika mendapat tugas
membuat karya tulis ilmiah, cenderung terjeremus kedalam tindak plagiat.
6. Mengikisnya Kejujuran
Etika dan moral adalah landasan utama untuk dijadikan pedoman dalam
menjalani kehidupan. Tidak terkecuali dalam kegiatan akademik mahasiswa yang
mempunyai kegiatan yang bermacam-macam, salah satunya menghasilkan karya
tulis ilmiah. Namun, bersamaan dengan perkembangan zaman yang tidak
dibarengi dengan usaha self defence, yang terjadi adalah degradasi moral
mahasiswa kususnya. Perbuatan-perbuatan melanggar etika dan moral mewabah,
yang sedang hangat dibicarakan adalah tindak plagiat. Plagiat adalah bukti
konkret mengikisnya sikap kejujuran mahasiswa dalam membuat karya ilmiah.
Plagiat yang merupakan pencurian terhadap karya orang lain tidak akan terjadi
jika kejujuran dijunjung tinggi.
Jadi, dalam kaitannya dengan karya tulis ilmiah, keaslian dan orisinalitas
merupakan suatu keharusan yang harus dipegang teguh oleh masyarakat
akademis. Apabila menggunakan karya orang lain, sudah merupakan kewajiban
untuk bersikap fair, yaitu dengan mencantumkan sumber secara memadai dan
memperhatika cara pengutipan, supaya tidak terjerumus ke tindak plagiat, yaitu
plagiat tidak sengaja.

13
2.4 Identifikasi Plagiat
Menurut Clough (2000:5) yang dikutip oleh Novanto (2009) ada beberapa
faktor yang sering digunakan untuk mengidentifikasi plagiarisme, yaitu :
1) Penggunaan kosa kata
2) Perubahan kosa kata
3) Teks yang membingungkan
4) Penggunaan tanda baca
5) Jumlah kemiripan teks
6) Kesalahan ejaan yang sama
7) Distribusi kata-kata
8) Struktur sintaksis teks
9) Rangkaian-rangkaian panjang kata yang sama
10) Orde kemiripan antar teks
11) Ketergantungan pada kata atau frase tertentu
12) Frekuensi kata
13) Keputusan untuk menggunakan kalimat panjang atau kalimat pendek
14) Teks yang dapat dibaca
15) Referensi yang tidak jelas
Faktor-faktor yang disebutkan di atas adalah metode identifikasi plagiarisme
secara manual yang disebut dengan intra-corporal detection ,yakni karya ilmiah yang
diidentifikasi melakukan plagiat dibandingkan dengan dokumen yang dianggap
dokumen asli dibatasi pada sebuah lokasi tertentu yang terdiri dari beberapa dokumen
yang akan dibandingkan, dimana pengumpulan dokumen dilakukan secara manual.
Metode identifikasi ini sedikit memakan waktu, akan tetapi akurasinya cukup besar.
Pendeteksian juga dapat dilakukan secara online atau disebut internetbased detection,
yang berarti dokumen teks yang di identifikasi plagiat diperikasa dengan dokumen
teks yang berada di internet.
Salah satu cara yang digunakan adalah pencarian dengan membandingkan
keseluruhan dokumen yang terindikasi plagiat dengan dokumen yang berada di

14
internet (Knight,2003). Cara lain adalah dengan memecah dokumen yang terindikasi
plagiat menjadi beberapa kalimat tunggal dan menjadikan kalimat tuggal tersebut
sebuah query yang akan berfungsi sebagai keyword pencarian dokumen yang relevan
yang tersebar di internet. Ada beberapa alat atau perangkat lunak untuk mendeteksi
plagiat, dengan cara online maupun instalasi perangkat lunak, secara gratis maupun
berbayar. Contoh alat atau perangkat lunak pendeteksi plagiarisme yaitu: Turnitin,
Viper, dan Plagiarisma.net.

2.5 Bentuk Plagiarisme


Menurut Clough (2005), bentuk-bentuk plagiarisme yang sering terjadi
didunia akademis dapat dibagi atas:
1. Plagiarisme kata perkata : Menjiplak secara langsung dari tulisan yang telah
dipublikasikan tanpa mencantumkan tanda kutip atau pemberitahuan pengutipan.
2. Plagiarisme Praphrasa : Melakukan penjiplakan dengan mengubah tulisan asli
tanpa mencantumkan sumbernya.
3. Plagiarisme dari sumber kedua : Ketika sumber asli pernah di kutip, akan tetapi
melakukan pengutipan kembali pada sumber kedua tanpa melihat langsung pada
sumber yang aslinya.
4. Plagiarism of the form of a source: menyalin dan atau menulis ulang kodekode
program tanpa mengubah struktur dan jalannya program.
5. Plagiarimse ide : menggunakan kembali ide original dari sebuah tulisan tanpa
mencantumkan sumbernya.
6. Plagiarism of authorship: mengakui hasil karya orang lain sebagai hasil karya
sendiri dengan mencantumkan nama sendiri menggantikan nama pengarang
sebenarnya.

15
Sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 bahwa bentuk plagiat meliputi :
1. Mengacu dan mengutip istilah, kata/kalimat, data/info dari suatu sumber tanpa
menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan tanpa menyatakansumber secara
memadai.
2. Mengacu dan mengutip secara acak istilah kata/kalimat, data/info dari suatu
sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan tanpamenyatakan
sumber secara memadai.
3. Menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan/teori tanpamenyatakan
sumber secara memadai
4. Merumuskan dengan kata-kata dan kalimat sendiri dari sumber kata-kata dan
kalimat, gagasan, pendapat/teori tanpa menyatakan sumber secara memadai
5. Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilakan dan telah dipublikasikan oleh
pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan sumber secara memadai.

2.6 Sanksi Plagiarime


Ada beberapa peraturan yang mengatur sanksi bagi pelaku tindakan plagiarisme
diantaranya sebaga berikut :
1. Peraturan Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Permendiknas) Nomor
17 Tahun 2010 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor17 Tahun 2010 Pasal 12 telah mengatur sanksi bagi plagiator yang
melakukan tindakan plagiat di perguruan tinggi. Jika terbukti melakukan plagiasi
maka plagiator akan memperoleh sanksi sebagai berikut :
1) Sanksi bagi mahasiswa yang terbukti melakukan plagiat sebagaimana
dimaksudkan dalam Pasal 10 ayat (4), secara berurutan dari yang paling ringan
sampai dengan yang paling berat, terdiri atas :
a) Teguran
b) Peringatan tertulis
c) Penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa

16
d) Pembatalan nilai satu atau beberapa mata kuliah yang diperoleh mahasiswa
e) Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa
f) Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa
g) Pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari suatu program.

2) Sanksi bagi dosen/peneliti/tenaga kependidikan yang terbuktimelakukan plagiat


sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 11 ayat (6), secara berurutan dari yang paling
ringan sampai dengan yang paling berat, terdiri atas :
a) Teguran Peringatan tertulis
b) Penundaan pemberian hak dosen/ peneliti/ tenaga kependidikan
c) Penurunan pangkat dan jabatan akademik/fungsional
d) Pencabutan hak untuk diusulkan sebagai guru besar/ profesor/ ahli
peneliti/tenaga kependidikan
e) Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai dosen/ peneliti/ tenaga
pendidikan
f) Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagaidosen/peneliti/tenaga
kependidikan; atau
g) Pembatalan ijazah yang diperoleh dari perguruan tinggi yang
bersangkutan.

2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Undang-Undang tentang hak cipta


sebagaimana undangundang yang mengatur tersebut plagiat merupakan tindakan
pidana. Di bawah ini jelas sekali undang-undang yang mengaturnya Pasal 72 ayat
(1) :
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana
dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau
denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara

17
paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah).

3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003


mengatur sanksi bagi orang yang melakukan plagiat, khususnya yang terjadi
dilingkungan akademik. Sanksi tersebut adalah sebagai berikut (Pasal 70) :
Lulusan yang karya ilmiah yang digunakannya untuk mendapatkan gelar
akademik, profesi, atau vokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 Ayat (2)
terbukti merupakan jiplakan dipidana dengan pidana penjara paling lama dua
tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah).

2.7 Teknik Pencegahan Plagiat


Pencegahan yang dapat dilakukan diantaranya yaitu :
1. Memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap karya orang lain melalui
pencantuman nama penulis beserta sumbernya apabila mengutip sebuah tulisan
atau menggunakan gagasan atau ide orang lain.
2. Melakukan parafrasa yaitu mengangkat sebuah intisari dari sebuah tulisan
kemudian menuliskannya kembali dengan kata-kata sendiri tanpa mengubah
makna atau artinya dan selalu mencantumkan nama penulis beserta sumbernya.
3. Melakukan pengecekan sebuah tulisan dengan peranti lunak pendeteksi
plagiarisme, peranti yang dapat mengecek apakah terdapat pengutipan tulisan
sebagian atau seluruhnya dan dapat mendeteksi berapa persen tulisan tersebut
mengutip dari tulisan orang lain.
4. Pustakawan yang professional menjadi tempat bertanya dan dapat memberikan
arahan. Pustakawan dapat memberikan masukan dan arahan terkait referensi
yang dibutuhkan oleh penulis, apa dan dimana untuk mendapatkan referensi yang
dibutuhkannya tersebut.

18
Bisa juga langsung memberikan sanksi sebagai pencegahan plagiat, diantaranya :
1. Sanksi dan Hukuman Terhadap Plagiator Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2010 tentang
pencegahan dan penanggulangan plagiarisme di perguruan tinggi antara lain
menyebutkan bahwa pada setiap karya ilmiah yang dihasilkan di lingkungan
perguruan tinggi harus dilampirkan pernyataan yang ditandatangani oleh
penyusunnya bahwa :
a. Karya ilmiah tersebut bebas plagiat
b. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat tindakan plagiat dalam karya
ilmiah tersebut, maka penulisnya dikenakan sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.8 Pharafrase
Parafrase (paraphrase) artinya mengekspresikan ide pemikiran dari penulis
asli menggunakan kata-kata sendiri yang lebih mudah dimengerti tanpa mengubah
makna aslinya dan tetap menyatakan sumber referensinya. Untuk melakukan
parafrase terhadap satu kalimat dari penulis asli memerlukan keterampilan teknis
yang harus sering dipraktikkan karena dalam satu tulisan ilmiah seorang penulis harus
lebih banyak melakukan parafrase dibandingkan dengan pengutipan (citation).

Merujuk kepada panduan yang dikembangkan dalam buku Handbook for


Student di MIT, USA, setidaknya adalah enam cara/ teknik sekaligus diterapkan
dalam membuat parafrase dari kalimat-kalimat yang disampaikan dalam karangan
asli, yaitu :
1. Menggunakan kata sinonim pada semua kata yang tidak umum digunakan
dalam karangan asli. Kata-kata seperti orang, dunia, makanan adalah katakata
umum yang tidak perlu lagi dicari sinonimnya.
2. Mengubah struktur kalimat
3. Mengubah tekanan kalimat dari aktif menjadi pasif atau sebaliknya.

19
4. Mengurangi anak-anak kalimat yang tidak perlu untuk diuraikan atau
dimaknakan kembali oleh penulis (pengutip).
5. Mengubah bagian-bagian pembicaraan yang diurai penulis asli.
6. Menulis sumber bacaan dengan lengkap.

Contoh :

2.9 Citation
Menurut Hartinah ( 2002 : 1) citation adalah Analisis sitiran. Analisisi sitiran
adalah penyelidikan melalui data sitiran dari suatu dokumen, baik dokumen yang
disitir maupun dokumen yang menyitir. Hartinah (2002 : 2) Menyatakan bahwa pada
kajian bibliometrika banyak digunakan analisis sitiran sebagai cara untuk menentukan
berbagai kepentingan atau kebijakan seperti :
1. Evaluasi program riset.
2. Penentuan ilmu pengetahuan.
3. Visualisasi suatu disiplin ilmu
4. indikator iptek.

20
5. faktor dampak dari suatu majalah (journal impact factor).
6. Kualitas suatu majalah.
7. Pengembangan koleksi majalah, dan lain–lain.

Menurut Garfield bahwa “analisis sitiran banyak digunakan dalam kajian


bibliometrika karena jelas mewakili subjek yang diperlukan, tidak memerlukan
interpretasi, valid dan reliable”. Dalam menggunakan kajian analisis sitiran, masalah
yang perlu dipertimbangkan adalah :
1. Hanya penulis utama yang menjadi perhatian
2. Penulis yang mempunyai nama sama, bidang sama dibutuhkan
3. Jenis sumber dokumen (artikel, makalah, dan lain–lain)
4. Tidak dibatasi oleh waktu
5. Untuk bidang yang multi disiplin, kesulitan untuk analisis subjek

Sitasi adalah daftar pustaka dari sejumlah dokumen yang dirujuk atau yang
dikutip oleh sebuah dokumen dan setiap daftar pustaka dokumen tersebut dimuat
dalam bibliografi dokumen yang mengutip, yang secara khusus mengkaji pengarang
dan karya-karya lain. Bisa juga di definisikan untuk menunjukkan asal-usul atau
sumber suatu kutipan, mengutip pernyataan atau menyalin/mengulang pernyataan
seseorang dan mencantumkannya di dalam suatu karya tulis yang dibuat, namun tetap
mengindikasikan bahwa kutipan tersebut itu adalah pernyataan orang lain.

2.10 Teknik Penulisan Citation


Pada dasarnya ada 2 teknik penulisan sitasi, yaitu :
1. Catatan langsung (catatan perut) Catatan perut ditulis langsung di dalam
baris-baris naskah, yang berisi alamat rujukan singkat dari bahan yang diacu,
yaitu: nama pengarang, tahun penerbitan, dan halaman. Untuk artikel jurnal,
artikel media massa, atau makalah, tidak perlu dicantumkan nomor
halamannya.

21
Contoh :
berelson (1952:18) mendefinisikan analisis isi sebagai “teknik penelitian
untuk mendeskripsikan secara obyektif, sistematik dan kuatitatif isi
komunikasi yang tampak,”. Sedangkan para ahli yang lain menyatakan,
analisis isi adalah sebuah teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi
dengan mengidentifikasi secara sistematik dan obyektif terhadap karakteristik-
karakteristik khusus pada sebuah teks (stone et al., 1966:5).

2. Catatan kaki (footnotes) atau catatan akhir (endnotes) Footnotes dan endnotes
ditulis terpisah dari baris-baris naskah. Catatan Kaki (Footnotes): Diletakkan
di bagian bawah halaman, dipisahkan dari naskah utama menggunakan garis.
Informasi referensi yang dituliskan di dalam catatan kaki adalah: nama
pengarang (tidak dibalik susunannya), judul, penerbit, kota, tahun, dan
halaman. Untuk sumber berupa makalah atau artikel jurnal/media massa, tidak
perlu menuliskan nomor halamannya.
Contoh : Berelson mendefinisikan analisis isi sebagai “teknik penelitian untuk
mendeskripsikan secara obyektif, sistematik dan kuatitatif isi komunikasi
yang tampak.”1=> 1 Benard Berelson, Content Analysis in Communications
Research, Free Press, New York, 1952, hal. 18.

2.11 Definisi Reference


Sumber informasi atau referensi dalam sebuah penelitian dapat berupa buku,
jurnal penelitian, atau makalah ilmiah. Laporan hasil penelitian yang tersimpan di
perpustakaan baik skripsi, tesis, maupun disertasi yang belum dipublikasikan tidak
dapat menjadi referensi karena kesahihannya kurang dan bukan sebagai rujukan yang
baku. Laporan hasil penelitian dapat dijadikan sebagai referensi apabila telah
dipublikasikan melalui jurnal atau prosiding baik nasional maupun internasional.
Referensi yang digunakan sebaiknya dari jurnal ilmah atau buku-buku teks yang

22
benar-benar dibaca bukan hanya dari kumpulan abstraknya saja dan bukan dari
makalah atau majalah populer, surat kabar, brosur, pamflet, dan sebagainya.
Referensi yang digunakan dalam sebuah penelitian harus relevan dan yang
benar-benar penting saja. Penulisan referensi tidak diperbolehkan dengan cara
langsung menyalin persis satu atau seluruh paragraf asli seperti dari sumbernya
namun harus diringkas atau dirangkum dalam kalimat dengan menggunakan katakata
sendiri, kecuali untuk hal-hal tertentu yang tidak dapat diubah atau tidak dapat
diartikan lain seperti kalimat dalam Undang–Undang Dasar 1945 atau kalimat dalam
Garis-Garis Besar Haluan Negara (Sastroasmoro, 2014).

2.12 Teknik Penulisan Refrence


Cara penulisan referensi ada beberapa macam yaitu :
1. Sistem nomor
Pada sistem nomor ini setiap rujukan diberi nomor sesuai dengan
urutannya di dalam makalah yang diletakkan di antara tanda kurung, baik di
belakang nama penulis, akhir pernyataan atau akhir kalimat. Untuk
penunjukan lebih dari satu digunakan nomor-nomor yang bersangkutan yang
dipisahkan dengan koma.
Contoh : Gizi buruk pada baduta dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
saling berinteraksi sebagai tritunggal dalam epidemiologi yaitu pejamu (host),
agent dan lingkungan (environment) (1). Faktor pejamu antara lain penyakit
infeksi. Masa baduta terutama usia 6 – 23 bulan merupakan kelompok umur
paling rentan untuk mengalami ISPA (2). Penyakit infeksi lainnya selain
ISPA adalah diare (3,4).
Kemudian pada daftar pustaka dituliskan nama-nama penulis berdasar pada nomor
urut di uraian dalam makalah, bukan menurut urutan abjad (alphabet).
a) Supariasa IDN, Bakri B, Fajar I. Penilaian Status Gizi: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. cetakan 1; 2002. Hal 8-78.

23
b) Chalabi DAK. Acute Respiratory Infection and Malnutrition among children
below 5 years of age in Erbyl. Eastern Mediterranian Journal. Past Issues.
Volume 19. Issue 1. 2013.
c) Hidayat TS, Fuad N. Hubungan sanitasi lingkungan, morbiditas dan status
gizi balita di Indonesia. PGM.2011. 34(2): 104 - 113. 2011.
d) Rice AL. Malnutrition as an Underlying Cause of Childhood Deaths
Associated With Infectious Diseases in Developing Countries. Bulletin of the
World Health Organization. 2000, 78: 1207 – 1221.
2. Sistem Nama dan Tahun (Harvard)
Pada sistem ini daftar referensi disusun secara alfabetik berdasarkan
nama penulis (dengan nama keluarga berada di depan). Penunjukannya dalam
artikel penelitian dengan mencantumkan nama belakang penulis dan tahun di
dalam kurung dengan tanda koma diantaranya. Bila nama penulis lebih dari
satu orang, di belakang tahun dibubuhkan tanda titik koma sebelum penulis
berikutnya.
Contoh : Gizi buruk pada baduta dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
saling berinteraksi sebagai tritunggal dalam epidemiologi yaitu pejamu (host),
agent dan lingkungan (environment) (Supariasa, 2002). Faktor pejamu antara
lain penyakit infeksi. Masa baduta terutama usia 6 – 23 bulan merupakan
kelompok umur paling rentan untuk mengalami ISPA (Chalabi, 2013).
Penyakit infeksi lainnya selain ISPA adalah diare (Hidayat, 2011; Rice,
2000).

Sumber kutipan yang dinyatakan dalam karya ilmiah harus ada dalam
daftar pustaka dengan penulisan berdasar urutan abjad (alphabet). Bila
terdapat penulis yang sama, maka urutan abjad berdasarkan nama penulis
berikutnya. Apabila nama para penulis sama, maka penulisannya berdasarkan
kronologi (tahun penerbitan). Apabila nama penulis dan tahun penerbitannya
sama, maka ditambahkan huruf a, b, c dan seterusnya di belakang tahun. Pola

24
penulisan referensi berjenis buku; nama belakang pengarang, inisial tahun
terbit, judul buku (edisi jika edisinya lebih dari satu), tempat diterbitkan,
penerbit. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah judul buku yang dituliskan
secara italic dengan peggunaan huruf kapital mengikuti standar penulisan
kalimat. Jumlah pengarang yang boleh dituliskna di satu referesi maksimal
berjumlah enam. Jika pengarang lebih dari enam makapengarang ketujuh dan
selajutnya dituliskan et al.

Contoh: Satu pengarang: Conley, D. 2002. The daily miracle: an


introduction to journalism. New York: Oxford University Press. Dua
pengarang : Anna, N & Santoso, CL. 1997. Pendidikan Anak. Edisi 5.
Jakarta: Family Press. Lebih dari dua pengarang : Kotler, P, Adam, S, Brown,
L, & Amstrong, G 2003, Priciples of marketing, 2nd edn. Melbourne:
Pearson Education Australia, Melbourne.

Pola penulisan referensi berjenis artikel atau jurnal; nama belakang


pengarang, inisial tahun terbit, judul artikel meggunakan tanda kutif tunggal,
Nama jurnal menggunakan format italic, Nomor Volume (ditulis Vol), nomor
halaman.

3. Sistem Kombinasi Alphabet dan Nomor


Pada sistem ini menunjukkan di dalam makalah diberi nomor seperti
pada butir 2 dan pada daftar rujukan nama penulis disusun secara alfabetik.
Penulisan referensi dalam daftar pustaka disusun menurut alphabet nama
penulis. Diantara nama keluarga dan nama diri diberikan tanda koma, antara
nama-nama penulis diberikan tanda titik koma, dan pada akhir nama penulis
diberikan tanda titik dua, kemudian diikuti dengan judul makalah lengkapnya.
Di belakang judul makalah ditulis nama majalah yang disingkat menurut
aturan yang baku, kemudian diberi tanda titik. Di belakang nama majalah

25
ditulis volume majalah kemudian titik dua, halaman pertama sampai terakhir,
akhirnya ditulis tahun penerbitan dalam tanda kurung. Contoh :
1. Majalah
a) Allan, J.D., Mason, A., Moss, A. D.: Nutritional supplementation in
the treatment of cystic fibrosis. Am. J. Dis. Child. 126 : 22 – 26
(1973)
b) Brozovich, B.; Cattel, W.R.; Cottrail, M.F,; Gwyther, M. M.;
McMillan, J. M., Jr.; Malpas, J.S.; Salisbury, A.; Trotta, N.G. von:
Iron metabolism in patients undergoing regular dialysis therapy.
Br.med.J.ii: 695 – 698 (1975)
4. Sistem Vancouver
Sistem ini dibuat dengan tujuan untuk menyeragamkan atau
membakukan tata cara penulisan makalah ilmiah di dunia. Cara ini telah
mengalami revisi beberapa kali dan yang terakhir adalah revisi tahun 2010,
yang diterbitkan oleh International Committee of Medical Journal Editors
dengan judul “Uniform requirements for manuscript submitted to biomedical
journal”. Sistem ini merupakan cara penulisan referensi dengan menggunakan
penomoran dimana di setiap rujukan diberi nomor sesuai dengan urutannya di
dalam artikel, yang diletakkan di akhir pernyataan atau akhir kalimat tanpa
menggunakan tanda kurung, nomor ditulis dengan font superscript, dan
selanjutnya dicantumkan pada daftar pustaka dengan urutan penulisan sebagai
berikut: nomor urut, nama penulis, judul buku atau artikel, nama kota
penerbit, nama penerbit dan tahun penerbitan.

Contoh : Gizi buruk pada baduta dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
saling berinteraksi sebagai tritunggal dalam epidemiologi yaitu pejamu (host),
agent dan lingkungan (environment).

26
1. Faktor pejamu antara lain penyakit infeksi. Masa baduta terutama usia 6 –
23 bulan merupakan kelompok umur paling rentan untuk mengalami ISPA
2. Penyakit infeksi lainnya selain ISPA adalah diare 3,4.

2.13 Pengutipan Sumber Pustaka


Daftar pustaka adalah suatu susunan tulisan di akhir sebuah karya ilmiah yang
isinya berupa nama penulis, judul tulisan, penerbit, identitas penerbit, dan tahun
terbit. Daftar pustaka ini digunakan sebagai sumber atau rujukan seorang penulis
dalam berkarya. Sumber-sumber pustaka didapat dari beberapa jenis, diantaranya :
1. Media cetak
Secara umum, ada tiga macam sumber pustaka yang berupa media cetak, yaitu
referensi umum ( atau yang lebih dikenaI dengan istilah buku acuan), sumber
pustaka primer dan sumber pustaka sekunder.
a. Buku acuan ( general reference ) Buku acuan yang memberikan informasi
langsung. Jenis buku acuan ini meliputi kamus, ensiklopedi, direktori,
almanak, biografi, atlas, dan buku statistik. Jenis acuan ini diperlukan,
misalnya untuk mengetahui arti suatu kata (dengan melihat kamus), untuk
mencari penjelasan mengenai sesuatu topik (dengan menggunakan
ensiklopedi), dengan mengutip laporan statistik mengenai sesuatu hal
(dengan mengacu pada buku statistik), dan seterusnya.

2. Sumber pustaka primer


Yang dimaksud dengan sumber pustaka primer adalah pustaka yang
merupakan penjelasan Iangsung dari seorang peneliti mengenai kegiatan
penelitian yang telah dilakukannya. Sumber pustaka primer biasanya berupa
artikel atau laporan penelitian yang ditulis langsung oleh peneliti yang
bersangkutan,dan biasanya dimuat dalam sebuah jumal ilmiah. Jurnal adalah

27
sebuah media cetak yang diterbitkan secara berkala, misalnya sebulan sekali,
atau setiap kuartal (empat bulan sekali), atau enam bulan sekali.

3. Sumber pustaka sekunder


Sumber pustaka seknnder adalah setiap publikasi yang disusun oleh seorang
penulis yang bukan pengamat langsung atau partisipan dalam kegiatan yang
digambarkan dalam pustaka tersebut. Contoh sumber pustaka sekunder adalah
buku teks. Misalnya, sebuah buku teks dalam bidang Administrasi Pendidikan
mungkin memuat beberapa tulisan dari beberapa penulis yang membahas
mengenai administrasi pendidikan (bunga rampai). Dalam hal ini pengarang
bahan pustaka terse but hanya menyunting kembali tulisan-tulisan orang lain
mengenai administrasi pendidikan menjadi sebuah buku teks.
Sumber pustaka sekunder juga dapat berupa artikel atau buku yang
merupakan penafsiran seorang penulis mengenai suatu topik, berdasarkan
hasil pengkajian terhadap berbagai artikel, buku, maupun laporan penelitian.

4. Media Non-cetak
Di samping ketiga sumber pustaka terse but di atas, ada sumber pustaka yang
berupa media noncetak. Media noncetak dapat berupa televisi, radio, CD-
ROM, video, kaset audio, dan jaringan komputer. Pada modul ini kita hanya
akan membahas media noncetak yang berupa jaringan komputer, karena
media ini sekarang banyak menyimpan dan mengkomunikasikan sumber
informasi yang dapat dijadikan referensi penelitian.

28
BAB III
LITERATUR REVIEW
Implementasi Algoritma Rabin-Karp untuk Membantu Pendeteksian Plagiat pada
Karya Ilmiah
Doddi Aria Putra1, Herry Sujaini2, Helen Sasty Pratiwi3. Program Studi Teknik
Informatika Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura1,2,3 e-mail:
1doddiariaputra@gmail.com, 2herry_sujaini@yahoo.com,
3helensastypratiwi@gmail.com
Abstrak

Karya ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan
ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Namun tidak
dipungkiri adanya orangorang yang tidak bertanggung jawab
menyalahgunakan karya ilmiah dengan mengutip sebagian atau seluruh karya
dan karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa
menyatakan sumber secara tepat dan memadai disebut dengan tindakan
plagiat. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu aplikasi dengan
penerapan Algoritma Rabin-Karp sebagai alat bantu mendeteksi kemiripan
sebuah teks atau dokumen karya ilmiah dengan karya ilmiah lain yang
berpotensi mengarah kepada tindakan plagiat. Aplikasi dibangun berbasis web
dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database MySQL.
Proses pendeteksian kemiripan karya tulis akan melalui proses case folding,
tokenizing, filtering, stemming, k-gram dan hashing kemudian dengan
menggunakan Algoritma Rabin-Karp akan dicari kemiripannya dan
menggunakan Dice’s Similarity Coeficient untuk menghitung persentase
kemiripannya. Pengujian dilakukan dengan metode white box dan pengisian
kuesioner oleh 100 responden. Berdasarkan hasil pengujian dan pengukuran
skala hasil dari kuesioner dengan Likert’s Summated Rating menunjukkan
bahwa aplikasi sangat positif dan dinilai berhasil serta sebanyak 15,4%

29
responden sangat setuju dengan hasil keluaran sistem, 41,1% responden setuju
dengan hasil keluaran sistem dan 22% responden cukup setuju dengan hasil
keluaran sistem. Sisanya sebanyak 13,8% kurang setuju dan 7,7% tidak setuju
dengan hasil keluaran sistem.

PENDAHULUAN
Karangan ilmiah atau karya ilmiah dimanfaatkan sebagai referensi
adalah karangan ilmu pengetahuan pembelajaran oleh orang lain.
yang menyajikan fakta dan ditulis Namun tidak dipungkiri adanya
menurut metodologi penulisan orang-orang yang tidak
yang baik dan benar. Karya ilmiah bertanggung jawab
dapat juga berarti tulisan yang menyalahgunakan karya ilmiah
didasari oleh hasil pengamatan, yang dibagikan tersebut dengan
peninjauan, penelitian dalam meng-copy isi karya ilmiah
bidang tertentu, disusun menurut tanpaizin dan sepengetahuan
metode tertentu dengan sistematika penulis untuk kepentingan
penulisan yang bersantun bahasa pribadinya. Ini yang disebut
dan isinya dapat di pertanggung dengan plagiarisme atau plagiat.
jawabkan Plagiaisme adalah tindakan
kebenarannya/keilmiahannya [1]. mengambil ide atau tulisan orang
Seiring perkembangan teknologi lain tanpa rujukan dan mengklaim
yang saat ini semakin maju, karya bahwa ide dan tulisan tersebut
tulis ilmiah selain disimpan dalam adalah miliknya [2]. Biasanya
bentuk buku (hardcopy) juga untuk melihat adanya atau tidak
disimpan pula dalam bentuk file penjiplakan yang terjadi pada suatu
(softcopy). Tidak jarang pula karya karya ilmiah tersebut dilakukan
tulis tersebut di bagikan ke orang secara manual dengan membaca
lain atau pun ke internet yang semua isinya lalu dibandingkan
dimaksudkan dapat dibaca dan dengan karya ilmiah lain. Dengan

30
begitu, pemeriksaan tersebut URAIAN PENELITIAN
membutuhkan waktu yang cukup Plagiarisme Tidaklah mudah untuk
banyak. Algoritma Rabin-Karp mengatakan apakah suatu karya
adalah suatu algoritma pencarian "ya" atau "tidak mengandung unsur
string yang ditemukan oleh plagiat. Sehingga sangatlah penting
Michael Rabin dan Richard Karp. untuk memahami definisi plagiat
Algoritma ini menggunakan atau plagiarisme dari berbagai
hashing untuk menemukan sebuah sumber. Plagiat adalah penjiplakan
substring dalam sebuah teks [3]. atau pengambilan karangan,
Disebut algoritma pencarian string pendapat, dan sebagainya dari
dan bukan pencocokan string orang lain dan menjadikannya
seperti KnuthMorris-Pratt atau seolah-olah karangan dan pendapat
Boyer-Moore karena memang sendiri [4]. B. Ekstraksi Dokumen
Algoritma Rabin-Karp tidak Teks yang akan dilakukan proses
bertujuan menemukan string yang teks mining, pada umumnya
cocok dengan string masukan, memiliki beberapa karakteristik
melainkan menemukan pola diantaranya adalah memiliki
(pattern) yang sekiranya sesuai dimensi yang tinggi, terdapat noise
dengan teks masukan. Diharapkan pada data, dan terdapat struktur
aplikasi yang akan dirancang pada teks yang tidak baik. Diperlukan
penelitian ini dapat membantu tahap preprocessing yang
pengguna untuk melakukan dilakukan secara umum dalam teks
pendeteksian kemiripan sebuah mining pada dokumen, yaitu case
karya ilmiah dengan karya ilmiah folding, tokenizing, filtering dan
lain yang berpotensi mengarah stemming.
kepada tindakan plagiat
Case Folding Case folding adalah
mengubah semua huruf dalam
dokumen menjadi huruf kecil. Ini

31
dilakukan untuk mempermudah penting) atau wordlist (menyimpan
pencarian. Tidak semua dokumen kata penting). Dalam penelitian ini
teks konsisten dalam penggunaan akan menggunakan stoplist.
huruf kapital. Oleh kerena itu Stoplist atau yang biasa juga
peran case folding dibutuhkan disebut stopword adalah kata-kata
dalam mengkonversi keseluruhan yang tidak deskriptif yang dapat
teks dalam dokumen menjadi suatu dibuang dalam pendekatan bag-of-
bentuk standar (huruf kecil) [5]. words (struktur kalimat tidak
diperhatikan). Contoh stopword
Tokenizing Tahap tokenizing adalah “yang”, “dan”, “di”, “dari”
adalah tahap pemotongan string dan lain-lain [5]. Berikut ini adalah
masukkan berdasarkan tiap kata diagram alir dari proses filtering.
yang menyusunnya [5]. Karakter
Stemming Tahap stemming adalah
selain huruf dihilangkan dan
tahap mencari kata dasar kata dari
dianggap delimiter. Delimiter
tiap kata hasil filtering. Pada tahap
adalah Urutan satu karakter atau
ini dilakukan proses pengembalian
lebih yang dipakai untuk
berbagai bentukan kata ke dalam
membatasi atau memisahkan data
suatu representasi yang sama.
yang disajikan dalam kalimat.
Tahap ini kebanyakan dipakai
Salah satu contoh dari delimiter
untuk teks berbahasa Inggris dan
adalah tanda koma, titik koma atau
lebih sulit diterapkan pada teks
titik dua. Berikut ini adalah
berbahasa Indonesia. Hal ini
diagram alir dari proses case
dikarenakan Bahasa Indonesia
folding dan tokenizing.
tidak memiliki rumus bentuk baku
Filtering Filtering adalah tahap
yang permanen [5]. Berikut ini
mengambil kata-kata penting dari
adalah diagram alir dari proses
hasil tokenizing. Filtering dapat
stemming.
menggunakan algoritma stoplist
(membuang kata yang kurang

32
K-Gram K-Gram adalah rangkaian pencarian akan dilakukan karakter
terms dengan panjang K. perkarakter pada nama-nama yang
Kebanyakan yang digunakan panjangnya bervariasi dan ada 26
sebagai terms adalah kata. KGram kemungkinan pada setiap karakter.
merupakan sebuah metode yang Namun pencarian akan menjadi
diaplikasikan untuk pembangkitan lebih efisien setelah di-hash karena
kata atau karakter. Metode K-Gram hanya akan membandingkan empat
ini digunakan untuk mengambil digit angka dengan cuma 10
potongan-potongan karakter huruf kemungkinan setiap angka.
sejumlah k dari sebuah kata yang Algoritma Rabin-Karp didasarkan
secara kontinuitas dibaca dari teks jika dua buah string sama maka
sumber hingga akhir dari dokumen harga hash value-nya pasti sama.
[6]. Dalam penelitian ini Akan tetapi ada dua masalah yang
menggunakan 3-gram. Berikut ini timbul dari hal ini, masalah
adalah diagram alir dari proses k- pertama yaitu ada begitu banyak
gram. string yang berbeda, permasalahan
ini dapat dipecahkan dengan meng-
Hashing adalah suatu cara untuk
assign beberapa string dengan hash
mentransformasi sebuah string
value yang sama. Masalah yang
menjadi suatu nilai yang unik
kedua belum tentu string yang
dengan panjang tertentu (fixed-
length) yang berfungsi sebagai mempunyai hash value yang sama
penanda string tersebut. Fungsi cocok untuk mengatasinya maka
untuk menghasilkan nilai ini untuk setiap string yang di-assign
disebut fungsi hash, sedangkan dilakukan pencocokan string secara
nilai yang dihasilkan disebut nilai Brute-Force. Kunci agar Algoritma
hash. Misalnya pengunaan hashing Rabin-Karp efisien, terdapat pada
dalam pencarian data pada pemilihan hash value-nya. Salah
database. Apabila tidak di-hash, satu cara yang terkenal dan efektif

33
adalah memperlakukan setiap dokumen yang diuji, sedangkan
substring sebagai suatu bilangan dokumen fingerprint didapat dari
dengan basis tertentu [7]. Berikut jumlah nilai K-Gram yang sama.
ini adalah diagram alir dari proses Nilai Similarity tersebut dapat
hashin dihitung dengan menggunakan.

Algoritma Rabin-Karp Algoritma 𝑆 = 2𝐶


Rabin-Karp adalah algoritma
𝐴+𝐵
pencocokan string yang
menggunakan fungsi hash sebagai Di mana: S : Nilai similarity A :
pembanding antara string yang Jumlah k-gram dari teks 1 B :
dicari (m) dengan substring pada Jumlah k-gram dari teks 2 C :
teks (n). Apabila hash value Jumlah k-gram yang sama dari teks
keduanya sama maka akan 1 dan teks 2
dilakukan perbandingan sekali lagi
HASIL DAN ANALISIS
terhadap karakter-karakternya.
Apabila hasil keduanya tidak sama, Hasil Perancangan Sistem aplikasi
maka substring akan bergeser ke yang dirancang dengan tujuan untuk
kanan. Pergeseran dilakukan membantu pengguna dalam
sebanyak (n-m) kali. Berikut ini menentukan kemiripan antar jurnal
adalah diagram alir dari Algoritma yang mana kemiripan tersebut
Rabin-Karp. termasuk kedalam tindakan
Perhitungan Nilai Similarity Untuk plagiarisme atau peniruan karya
menghitung nilai similarity dari ilmiah. Aplikasi ini merupakan
dokumen fingerprint yang didapat aplikasi berbasis web. Aplikasi yang
maka digunakan Dice’s Similarity dibangun hanya ditujukan untuk
Coeficients dengan cara penggunaan pada sisi end-user dan
menghitung nilai dari jumlah K- dapat digunakan oleh siapapun. Oleh
Gram yang digunakan pada kedua karena itu, antarmuka dirancang

34
sesederhana mungkin agar dapat Pada hasil proses akan ditampilkan
digunakan dengan mudah. Berikut ini lama waktu proses. Selain info
adalah halaman login admin. lama waktu proses, pada halaman
hasil proses juga akan
Setelah melakukan login sebagai
menampilkan persentase kemiripan
admin, berikut ini perubahan tampilan
disertai indikasi warna. Sistem
antarmuka dari sistem yang digunakan
mengkategorikan 5 jenis hasil
untuk user atau ketika tidak login
pendeteksian sebagai berikut [8]. 1.
sebagai admin pada Gambar 11 dan
Tidak Mirip, yaitu hasil deteksi 0%
setelah melakukan login pada Gambar
yang berarti kedua dokumen
12 yang memiliki penambahan menu
tersebut berbeda baik dari segi isi
ganti username dan password dan log
dan kalimat secara keseluruhan.
out. Halaman pendeteksian merupakan
Indikasi warna persentase adalah
halaman inti dari aplikasi ini dapat
warna biru. 2. Sedikit Mirip, yaitu
digunakan oleh admin dan user untuk
hasil deteksi lebih dari 0% sampai
melakukan pendeteksian kemiripan
25% yang berarti dokumen
jurnal. Dalam melakukan pendeteksian
tersebut hanya mempunyai sedikit
pengguna harus menuliskan judul dan
kesamaan. Indikasi warna
nama penulis dari jurnal yang
persentase adalah warna hijau. 3.
dimasukkan ke dalam aplikasi untuk
Cukup Mirip, yaitu hasil deteksi
dilakukan pengecekkan dan pengguna
lebih dari 25% sampai 50% berarti
juga dapat memilih 3 menu untuk
dapat dikatakan bahwa dokumen
melakukan pendeteksian yaitu Teks,
tersebut cukup banyak memiliki
Dokumen dan Dokumen Database
kemiripan. Indikasi warna
yang mana menu tersebut menentukan
persentase adalah warna kuning. 4.
input-an jurnal kedalam aplikasi untuk
Mirip, yaitu hasil deteksi lebih dari
di deteksi. Berikut ini adalah gambar
50% sampai 75% berarti dapat
dari salah satu menu pendeteksian.
dikatakan bahwa dokumen tersebut
memiliki banyak kemiripan.

35
Indikasi warna persentase adalah KESIMPULAN
warna oren. 5. Sangat Mirip, yaitu Berdasarkan hasil analisis dan
hasil deteksi lebih dari 75% sampai pengujian terhadap aplikasi
100% berarti dokumen tersebut pendeteksi plagiat karya ilmiah
mendekati plagiat. Dokumen harus dengan menggunakan Algoritma
diperiksa manual, agar Rabin-Karp, dapat disimpulkan
mendapatkan hasil yang lebih bahwa. 1. Algoritma Rabin-Karp
valid. Indikasi warna persentase dapat diimplementasikan untuk
adalah warna merah. mendeteksi kemiripan antar teks
atau dokumen. 2. Algoritma Rabin-
B. Hasil Pengujian Sistem Karp mendeteksi kemiripan tidak
Pengujian dilakukan pada sistem berdasarkan dengan kemiripan
dengan kuesioner dimana setiap kata namun dengan
pengujian dilakukan oleh pengguna melakukan pendeteksian kemiripan
secara langsung untuk memeriksa setiap hash dari pattern antar kedua
apakah sistem dapat berjalan saat karya tulis yang merupakan hasil
digunakan oleh pengguna. dari proses Hashing dan K-Gram.
Pengujian ini melibatkan data real 3. Berdasarkan hasil dari kuesioner
yang didapat secara langsung yang telah di isi oleh 100 orang
melalui kuesioner. Kuesioner responden, sebagian besar
berisikan 16 pertanyaan dan responden setuju bahwa aplikasi
diberikan kepada 100 mahasiswa. yang dibangun dapat meningkatkan
Kuesioner untuk bagian aspek keefektifitasan waktu dalam
rekayasa perangkat lunak memiliki melakukan proses pendeteksian
6 pertanyaan sedangkan kuesioner kemiripan karya ilmiah pengguna.
untuk bagian persentase kemiripan Sebanyak 37 orang sangat setuju,
memiliki 10 pertanyaan. 58 orang setuju dan 5 orang cukup
setuju. 4. Berdasarkan hasil dari
kuesioner yang telah di isi oleh 100

36
orang responden dengan 10 dengan skor total dari keseluruhan
pertanyaan yang diajukan data kuesioner berjumlah 2440
mengenai hasil persentase yaitu berada di antara kuartil III
kemiripan, sistem dapat dikatakan dan Maksimal. 6. Hasil pengujian
sebagai alat bantu untuk User Acceptance Test untuk
mempertimbangkan dalam persentase kermiripan dengan
memenentukan plagiat atau pengukuran skala menggunakan
tidaknya suatu karya ilmiah karena Likert’s Summated Rating (LSR)
sebagian besar responden setuju menunjukkan beberapa responden
dengan setiap hasil persentase yang menggunakan aplikasi
kemiripan dari sistem. Sebanyak menilai aplikasi positif dan cukup
15,4% responden sangat setuju berhasil yang dibuktikan dengan
dengan hasil keluaran sistem, skor total dari keseluruhan data
41,1% responden setuju dengan kuesioner berjumlah 3427 yaitu
hasil keluaran sistem dan 22% berada di antara median dan kuartil
responden cukup setuju dengan III.
hasil keluaran sistem. Sisanya
sebanyak 13,8% responden kurang
setuju dan 7,7% responden tidak
setuju dengan hasil keluaran
sistem. 5. Hasil pengujian User
Acceptance Test untuk aspek
rekayasa perangkat lunak dengan
pengukuran skala menggunakan
Likert’s Summated Rating (LSR)
menunjukkan beberapa responden
yang menggunakan aplikasi
menilai aplikasi sangat positif dan
dinilai berhasil yang dibuktikan

37
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Plagiarisme merupakan salah satu tindak kejahatan akademik karena
didalamnya terdapat unsur pencurian berupa pencurian ide-ide dan gagasan tanpa
mencantumkan sumber aslinya. Hal tersebut sangatlah bertentangan dengan prinsip
pendidikan yang ingin menciptakan sumber daya manusia yang berilmu dan
berakhlak mulia. Drs. Soleh Amini Yahman, M.Si salah satu staff pengajar di
Fakultas Psikologi UMS yang dikutip dari website psikologi UMS pada tahun 2014,
secara tegas menjelaskan bahwa plagiat itu bagaikan najis yang harus dihindari
sejauh-jauhnya. Selanjutnya beliau mengibaratkan plagiarisme seperti halnya praktik
pelacuran atau prostitusi akademik. Karena itu, harus dihindari sejauh-jauhnya.
Senada dengan hal tersebut Agustinus Lis Tyantoro dosen Universitas Ciputra di
Surabaya secara gamblang mengatakan bahwa plagiarisme adalah kejahatan
akademik dan hal itu termasuk kejahatan akademik level tertinggi (Sumarno, 2014).
Sedangkan Martial (Soelistyo, 2011) menjelaskan bahwa plagiat adalah pelanggaran
etika, bukan pelanggaran hukum dan penegakannya berada dalam kewenangan
pejabat akademik, bukan berada dalam lingkup kompetensi pengadilan.
Di Indonesia sendiri sebenarnya sudah diberlakukan UU tentang plagiarisme
yang terdapat pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.17/2010 dan
pelakunya diancam dengan hukuman yang cukup berat. Sesuai UU No.20/2003,
dijelaskan bahwa pelaku tindak plagiat diberikan sanksi bahwa lulusan perguruan
tinggi yang karya ilmiahnya digunakan untuk memperoleh gelar akademik, profesi
atau vokasi, terbukti merupakan jiplakan, dicabut gelarnya (pasal 25 ayat 2).
Kemudian lulusan yang tersebut pada pasal 25 ayat 2 dipidana dengan pidana penjara
paling lama dua tahun, dan atau pidana denda paling banyak Rp. 200.000.000,- (dua
ratus juta rupiah).

38
4.2 Saran
Dalam pemberian pelayanan kesehatan khususnya asuhan keperawatan yang
baik, serta mengambil keputusan yang bersifat klinis hendaknya mengacu pada SPO
yang dibuat berdasarkan teori-teori dan penelitian terkini. Dan sebaiknya sebagai
mahasiswa calon perawat profesional hendaknya menghindari prilaku plagiat.

39
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. (2014).Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Edisi revisi.


Jakarta: Rineka Cipta

Iyanto, A. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan.Bantul: Nuha Medika

Sastroasmoro, S dan Ismael, S. (2014). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.


Edisi ke – 5. Jakarta: Binarupa Aksara

Sugiyono. (2015). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung


Alfabeta

Wibowo, A. (2014). Metodologi Penelitian Praktis Bidang Kesehatan. Jakarta: PT


Rajagrafindo Persada

Nasution. 2002. Buku Penuntun Membuat Tesis, Skripsi, Disertai Makalah. Jakarta:
Bumi Aksara

40

Anda mungkin juga menyukai