Anda di halaman 1dari 16

PLAGIARISME DALAM PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH DAN

FAKTOR - FAKTOR PLAGIARISME

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 8

Rachmayani Lestari - D30319073

Ulpi Pratiwi - D30319059

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BINANIAGA


DAFTAR ISI

Daftar isi ………………………………………………………………………… 1

BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………………..... 2

1.1 Latar Belakang ………….…………………………………………… 2

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………….... 3

1.3 Tujuan ……………………………………………………………….. 4

BAB II LANDASAN / TINJAUAN ……………………………………………. 4

2.1 Karya Tulis Ilmiah ………………………………………………….. 4

2.2 Plagiarisme ………………………………………………………….. 6

2.3 Faktor – Faktor Plagiarisme ………………………………………… 7

2.4 Jenis – Jenis Plagiarisme ……………………………………………. 8

BAB III PEMBAHASAN ……………………………………………………… 11

3.1 Faktor Penyebab ……………………………………………………. 11

3.2 Dampak Plagiarisme Dalam Karya Tulis Ilmiah …………………... 12

3.3 Solusi Pencegahan Meluasnya Plagiarisme ………………………... 12

BAB IV PENUTUP …………………….…..…………………………………. 13

4.1 Kesimpulan ………………………………………………………… 13

4.2 Saran ……………………………………………………………….. 14

BAB V DAFTAR PUSTAKA ……..………………………………………….. 14

1|Page
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mahasiswa merupakan tokoh utama dalam pembentukan kultur akedemik.


Kultur akademik sendiri menghendaki mahasiswa itu untuk melakukan proses
kreatif, tidak hanya menjadi agen perubahan dan penyambung lidah rakyat.
Mahasiswa sebagai seorang akademisi, dituntut untuk bertindak searah dengan
kapasitasnya sebagai seorang intelektual, sebagaimana yang telah terangkum di
dalam tri dharma perguruan tinggi. Namun di dalam aktivitas akademiknya,
mahasiswa terkadang melakukan hal – hal yang tidak jujur atau berbuat curang,
yakni melakukan plagiasi pada tugas – tugas yang diberikan oleh dosen.

Plagiasi atau plagiat berasal dari kata latin “Plagiarus” yang berarti
penculik dan “Plagiare” yang berarti mencuri. Berangkat dari asal kata tersebut,
secara sederhana plagiat berarti mengambil ide, kata-kata, dan kalimat seseorang
dan memposisikannya sebagai hasil karyanya sendiri atau menggunakan ide, kata-
kata, dan kalimat tanpa mencantumkan sumber dimana seorang penulis
mengutipnya.

Dalam pemaparannya Prof. Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum mengatakan


bahwa terjadinya suatu plagiatisme itu bersumber dari penulis sendiri. Apakah di
dalam karyanya terdapat unsur plagiat, penulis itu sendri yang mengetahuinya.
Dalam konteks ini jika terdapat unsur plagiat yang harus dipertanyakan adalah
bagaimana hal tersebut bisa terjadi dan pada bagian mana yang dikatakan plagiat?
Oleh sebab itu dasar yang utama dalam menulis sebuah karya ilmiah adalah
dihidupinya asas keaslian dan asas kejujuran.

Asas keaslian ini diukur atau berdasarkan pada pemikiran sendiri, bukan
dari jiplakan. Keaslian atau orisinalitas pemikiran dapat diketahui melalui
keunikan dari bahasa maupun isi, oleh sebab itu karya ilmiah itu khas dan unik.

2|Page
Keunikan ini yang kemudian menjadikan hak cipta penulisnya dilindungi
undang-undang, karena terdapat kekahasan isi dan bahasanya. Perlindungan ini
yang kemudian dikenal dengan Undang-undang Hak Cipta.

Berikut ini beberpa jenis plagiarisme (Sudigdo Sastroasmoro, 2007:240) :


1. Plagiarisme berdasaran aspek yang dicuri
2. Plagiarisme Ide
3. Plagiarisme isi (data penelitian)
4. Plagiarisme kata, kalimat, pragraf
5. Plagiarisme total
6. Plagiarisme berdasarkan sengaja atau tidaknya plagiarisme
7. Plagiarisme yang tidak disengaja
8. Plagiarisme yang disengaja
9. Plagiarisme berdasarkan proporso atau presentasi kata, kalimat,
paragraf yang dibajak
10. Palgiarisme ringan < 30%
11. Palgiarisme sedang 30-70%
12. Plagiarisme berat atau total >70%
13. Palagiarisme berdasarkan pola
14. Plagiarime kata demi kata
15. Plagiarime mosaic
16. Self Plagiarisme

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud plagiarisme dalam karya tulis ilmiah?


2. Apa macam – macam plagiarisme dalam karya tulis ilmiah ?
3. Apa faktor – faktor penyebab plagiarisme dalam karya tulis ilmiah ?
4. Bagaimana solusi agar terhindar dari plagiarisme dalam penulisan karya
tulis ilmiah ?

3|Page
1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Mengetahui apa yang di maksud dengan plagiarisme dalam karya tulis


ilmiah.
2. Mengetahui macam - macam plagiarisme dalam karya tulis ilmiah.
3. Mengetahui faktor – faktor penyebab plagiarisme dalam karya tulis
ilmiah.
4. Mengetahui solusi agar terhindar dari plagiarisme dalam karya tulis
ilmiah.

BAB II

TINJAUAN

2.1 Karya Tulis Ilmiah

Karya ilmiah (bahasa Inggris: scientific paper) adalah laporan tertulis


dan diterbitkan, yang memaparkan hasil dari penelitian atau pengkajian yang telah
dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika
keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.

Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah, seminar
atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan
produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang
terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam
melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.

Di perguruan tinggi, khususnya jenjang sarjana dan ahli madya,


mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan
praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan

4|Page
penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu,
makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa merupakan simpulan dan pemikiran
ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang
ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan
laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk
mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.

Menulis karya ilmiah tidak sama dengan menulis artikel biasa. Di dalam penulisan
karya ilmiah, tentunya terdapat kaidah-kaidah yang berlaku, yang mana kaidah-
kaidah tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penulisan karya ilmiah
yang baik dan benar. Nah, kaidah-kaidah tersebut dibuat agar terjadi penyelarasan
dalam penulisan karya ilmiah, sehingga penulisan karya ilmiah mudah dipahami
oleh penguji dengan sifat yang seragam.

Dalam pembuatannya terdapat suatu sistematika di dalamnya baik dalam


penulisan maupun tata letak konten–konten yang akan kita tulis nantinya.
Sebelumnya kita harus mengetahui terlebih dahulu kerangka–kerangka dalam
pembuatan suatu karya tulis. Berikut ini kerangka yang harus ada dalam setiap
makalah.

1) Cover Depan / Sampul Depan


2) Judul
3) Daftar Isi
4) Bab I Pendahuluan
5) Bab II Isi / Landasan Teori
6) Bab III Pembahasan / Penyajian Hasil Penelitian
7) Bab IV Penutup
8) Daftar Pustaka

Yang kesemuanya perlu diperhatikan dalam penyusunan, referensi yang dipakai


agar sesuai dengan kaidah yang berlaku.

5|Page
2.2 Plagiarisme

Plagiarisme atau sering disebut plagiat yang dikutip dari Wikipedia


Enskilopedia bebas adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan
sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat
sendiri. Plagiat dapat dianggap sebagai tindak pidana karena mencuri hak cipta
orang lain. Di dunia pendidikan, pelaku plagiarisme dapat mendapat hukuman
berat seperti dikeluarkan dari sekolah/universitas. Pelaku plagiat disebut sebagai
plagiator. Singkat kata, plagiat adalah pencurian karangan milik orang lain. Dapat
juga diartikan sebagai pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang
lain yang kemudian dijadikan seolah-olah miliknya sendiri. Setiap karangan yang
asli dianggap sebagai hak milik si pengarang dan tidak boleh dicetak ulang tanpa
izin yang mempunyai hak atau penerbit karangan tersebut. Sesudah 2 × 24 jam
berita surat kabar tersiar, maka seseorang dapat mengambil alih dengan syarat
harus menyebutkan sumbernya. Plagiarisme juga tidak mengacu kepada hasil
karya tulisan saja melainkan juga hasil karya musik, desain, dll.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 17 Tahun 2010, plagiarisme


atau yang sering disebut plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau tidak
sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk
suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan atau karya
ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber
secara tepat dan memadai.

Dan kegiatan plagiarisme ini sudah membudidaya dari mulai sekolah menengah
hingga perguruan tinggi, dimana siswa hingga mahasiswa saat membuat atau
menyusun tugas, laporan, makalah, tugas akhir hingga karya tulis tidak
mencantumkan sumber dari pendapat dan tulisan orang lain yang telah
membuatnya. Oleh sebab itu mencantumkan sumber dari referensi buku maupun
internet adalah hal yang wajib dilakukan agar tidak terhindar dari plagiarisme.

6|Page
2.3 Faktor – Faktor Plagiarisme

Plagiarisme di bagi menjadi beberapa faktor diantaranya:

A. Disengaja
1. Mencontoh apa adanya dari pekerjaan orang yang kita kenal.
2. Mengambil dari internet.
3. Membiarkan orang lain memakai pekerjaan kita sebagai pekerjaan mereka.
4. Bekerja kelompok dan mengumpulkan pekerjaan yang sama.

B. Tidak Disengaja
1. Sering terjadi ketika mengutip, mengubah, merangkum.
2. Tidak menyebutkan sumber.

Plagiarisme yang tidak disengaja di bagi menjadi 3 bagian yaitu :

 The Ghost Writer : Menulis ulang tulisan orang lain, kata demi kata
kemudian mengakui sebagai milik sendiri.
 The Photocopy : Menyalin sebagian besar dari sebuah sumber.
 The Potluck Paper : Menyalin dari berbagai tulisan menjadi satu karya
baru.
 The Poor Disguise : Menyalin bagian-bagian penting tulisan orang lain ke
dalam tulisan sendiri.
 The Labor of Laziness : Menulis dengan memparafrase pada hampir
keseluruhan tulisan orang lain.
 The Self-Stealer Menulis ulang tulisannya terdahulu dengan sedikit
perubahan.

C. Menyebutkan Sumber
1. The Forgotten Footnote : Penulis sudah menuliskan kutipan sumber dalam
tulisan, namun tidak mencantumkan detilnya dalam daftar pustaka.
2. The Misinformer : Penulis menuliskan daftar pustaka yang salah.

7|Page
3. The Too-Perfect Paraphrase : Penulis sudah melakukan parafrase dengan
baik, namun terdapat beberapa pengabaian tanda kutip pada kutipan.
4. The Resourceful Citer : Penulis sudah melakukan pengutipan dan
parafrase dengan baik, namun secara keseluruhan tidak melakukan
pekerjaan original.
5. The Perfect Crime : Dalam kasus yang jarang terjadi ini, penulis tidak
memberikan kutipan sumber pada parafrase yang dilakukannya.

2.4 Jenis - Jenis Plagiarisme

Metaphor plagiarism adalah mengutip atau menjiplak bagian karya


penulis lain dan digunakan untuk memperjelas makna dari tulisan sendiri.
Metaphor plagiarism umumnya dilakukan apabila penulis merasa bahwa
sebuah fenomena yang ditulis dalam karyanya belum cukup mampu dijelaskan
kepada pembaca. Oleh sebab itu, penulis membutuhkan dukungan tulisan
penulis lain dengan isi yang diperkirakan lebih mampu menjelaskan fenomena
tersebut. Menjiplak metafora dan tidak mencantumkan nama penulis dan
sumber yang dikutip disebut metaphor plagiarism.

Demikian pula dengan idea plagiarism yaitu mengambil dan mengutip


gagasan seorang penulis yang telah mengeluarkan sebuah gagasan untuk
pemecahan suatu masalah atau menggambarkan konsep suatu fenomena dan
dikutip dalam karya tulis sendiri tanpa mencantumkan nama penggagas dan
sumber informasi. Apabila perlu, pada catatan kaki diberi keterangan yang
cukup sehingga pembaca memahami gagasan tersebut bukan gagasan sendiri.

Dalam membuat karya ilmiah, penulis harus dapat memilah dan


membedakan ide murni dari pemikiran sendiri dan ide orang lain yang menjadi
pengetahuan umum. Beberapa literatur mengatakan bahwa ide yang bersifat
umum tidak wajib disebutkan sumbernya. Idea plagiarism dapat terjadi apabila

8|Page
si penulis, mahasiswa, mendapatkan gagasan dari pembimbing atau sesama
teman kemudian ide tersebut dituangkan ke dalam karya si penulis. Secara
ideal, sumber gagasan tersebut disebutkan pada catatan kaki. Apabila tidak
yakin kapan harus mencantumkan nama orang yang membantu gagasan atau
ragu memutuskan gagasan public domain maka mahasiswa dapat
mendiskusikan hal tersebut dengan pembimbing.

Dengan demikian, pembimbing mengetahui dan dapat membantu


mempertahankan karya mahasiswa. Selalu mencantumkan sumber
gagasan tersebut dan apabila tidak berasal dari referensi buku, pemberi gagasan
dihargai dengan mengucapkan terima kasih pada bab acknowledgment atau
ucapan terima kasih yang ditulis sebagai bagian terakhir dari karya ilmiah.
Penentuan idea plagiarism sulit dilakukan sebab ide adalah hal yang bersifat
virtual. Diperlukan penelusuran pustaka yang cermat dan pertimbangan yang
sah dari para ahli termasuk para editor majalah ilmiah.

Self plagiarism yang juga dikenal dengan plagiarisme daur ulang,


swaplagiarisme, plagiarisme diri, karya tulis duplikat, atau publikasi berulang
banyak menimbulkan pro dan kontra di kalangan para ahli.

Di sini, penulis mengutip atau menjiplak sebagian atau seluruh hasil karya
sendiri secara identik dan mengirimkan ke sejumlah jurnal untuk
dipublikasikan, tanpa mencantumkan informasi karya sendiri yang dikutip atau
karya terdahulu sudah pernah dipublikasikan di majalah ilmiah sebelumnya.
Karya ilmiah sama yang berhasil dimuat pada lebih dari satu majalah disebut
publikasi ganda atau multiplepublication. Beberapa rujukan mengatakan bahwa
self plagiarism tidak etis apabila masih diterbitkan di majalah ilmiah lain dan
mendapat hak cipta. Namun, beberapa pengarang lain menyatakan bahwa tidak
ada pelanggaran hak cipta sebab yang menerbitkan ulang adalah pengarangnya
sendiri. Keputusan Rektor UI pada Bab 1 Pasal 1 mendefinisikan self
plagiarism sebagai tindakan seseorang yang menggunakan berulang-ulang ide

9|Page
atau pikiran yang telah dituangkan dalam bentuk tertulis dan atau tulisannya
sendiri sebagian atau keseluruhan tanpa menyebutkan sumber pertama yang
telah dipublikasikan sehingga seolah- olah merupakan ide, pikiran, dan atau
tulisan yang baru dan menguntungkan diri sendiri. Di dunia pendidikan,
penulis sangat mungkin melakukan publikasi berulang pada majalah ilmiah
yang berbeda dengan maksud lebih menyebarluaskan hasil penelitian atau
pemikiran.

Beberapa editor majalah ilmiah membuat patokan apabila 50% dari


karya berulang adalah sama persis dengan karya terdahulu, harus ditolak untuk
mencegah daur ulang. Self plagiarism bukan masalah. Beberapa faktor yang
memungkinkan daur ulang dari karya tulis sendiri tanpa dituduh sebagai self
plagiarism antara lain karya tulis sebelumnya perlu ditulis ulang untuk
dijadikan dasar dari karya berikut yang merupakan karya baru dari penulis
tersebut; beberapa bagian dari karya tulis sebelumnya perlu diulang dan
dituangkan kembali dalam karya tulis yang baru untuk mendukung konsep baru
yang ditulis sekarang; pembaca karya tulis sebelumnya dan pembaca karya
tulis sekarang sangat berbeda dalam waktu dan tempat. Memublikasikan karya
tulis yang sama tetapi dengan bahasa berbeda dalam majalah yang berbeda
pula dianggap sangat perlu untuk mendiseminasikan isi dan makna dari karya
tulis asli (memperluas jumlah pembaca).

Penulis beranggapan bahwa karya tulis pertama sudah sempurna dan


bagus sehingga pada waktu menuliskan kembali tidak ada satu pun bagian dan
katakata yang diubah. Pada pembaca yang berbeda, seorang penulis ingin lebih
menyebarluaskan isi atau pesan dalam karya tulis ke lingkaran pembaca yang
lebih luas. Samuelson pernah mendaur ulang karya tulis sendiri dengan
menerjemahkan karya tulis pertama dari bahasa Inggris ke bahasa Jerman. Self
plagiarism merupakan kejanggalan, sebab plagiarisme berlaku pada pencurian
karya orang lain. Namun, diakui bahwa terdapat unsur tidak etis dalam self
plagiarism dari segi memublikasikan karya yang sama secara berulang.

10 | P a g e
Terlihat bahwa kalangan mahasiswa ada kecenderungan memasukkan satu
tugas karya tulis dalam beberapa mata kuliah yang berbeda.

David B. Resnik melihat self plagiarism sebagai ketidakjujuran tetapi


bukan pencurian karya. Self plagiarism dikelompokkan dalam 4 jenis yaitu
menduplikasikan satu artikel dan memublikasikan ke beberapa jurnal;
memenggal sebuah karya ilmiah menjadi beberapa karya tulis yang baru
(salamislicing); daur ulang karya tulis yang sudah ada; dan pelanggaran hak
cipta. Semuanya disebut plagiat apabila tidak mencantumkan informasi tentang
karya terdahulu.3 Dengan kemajuan pada era digital, dalam hitungan tik,
informasi sudah dapat diakses dengan mudah. Semakin banyak majalah ilmiah
elektronik, diperkirakan plagiarisme semakin mudah terjadi. Namun, para
editor majalah ilmiah terkemuka telah menyiapkan peranti lunak untuk
mencegah plagiarisme elektronik agar berbagai karya tulis dari majalah
tersebut tidak dapat diunduh.

Apabila ingin mengunduh sebuah karya tulis dari sebuah majalah elektronik, si
pengunduh diharuskan mendaftar terlebih dahulu, ada yang bebas biaya dan
ada yang mengharuskan pembayaran sebagai anggota untuk dapat mengakses
informasi yang dibutuhkan.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Faktor Penyebab

1) Faktor malas
Faktor malas merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh
seseorang yang tidak mau bekerja dan berusaha. Serta, menurunnya
motivasi dalam melakukan sesuatu.

11 | P a g e
2) Kesibukan
Banyaknya kesibukan atau pekerjaan seseorang dapat membuat
sesorang dapat melakukan plagiat.
3) Manajemen waktu yang buruk
Seseorang melakukan plagiat karena kurangnya waktu untuk
berfikir sehingga mengambil keputusan untuk meniru.
4) Kurangnya kreatifitas
Kurangnya kemampuan dan keterampilan untuk memecahkan
sebuah masalah untuk mendapatkan solusi-solusi yang unik.
5) Tidak paham caranya mengutip
Kurangnya menguasai tata cara mengutip yang benar sehingga asal
dalam mengerjakan tugas, karya tulis.
6) Demi nilai
Ingin mendapatkan nilai yang bagus pada mata kuliah tersebut agar

tidak mengulang.

3.2 Dampak Plagiarisme Dalam Karya Tulis Ilmiah

1) Dampak positif
Menguntungkan bagi orang yang melakukan plagiat karena lebih
mudah dan cepat mendapakan ide atau suatu karya.
2) Dampak negatif
a) Merugikan
Bagi orang yang memiliki ide atau karya karena merasa karyanya
ditiru oleh orang lain tanpa izin dari pembuat karya tersebut.
b) Melanggar Hak
Seseorang dapat dikatakan melanggar hak apabila, orang tersebut
melakukan suatu tindakan tanpa izin dari hak cipta.

3.3 Solusi Pencegahan Meluasnya Plagiarisme

12 | P a g e
1) Mengembangkan Kreatifitas
Setiap mahasiswa mengembangkan kreatifitasnya masing-masing
sehinggan tidak meniru atau melakukan tindakan plagiat terhadap
idea tau karya seseorang.
2) Kembangakan Ide Sendiri
Setiap orang memiliki ide dan kepribadian yang berbeda - beda
tergantung bagaimana cara mengembangkan ide tersebut.
3) Lebih banyak belajar
Seseorang mahasiswa harus mengasah diri dengan cara lebih banyak
belajar, berinteraksi dengan orang lain yang lebih berpengalaman
serta memiliki motivasi untuk menciptakan hal yang baru.

Berikut ini adalah beberapa teknik dalam rangka menghindari plagiarisme yaitu :

1. Mencantumkan sumber dengan lengkap; catatan kaki maupun


daftar pustaka.
2. Tidak mengubah maksud penulis aslinya (gubahan, ringkasan).
3. Menggunakan tanda kutip pada kutipan.
4. Mengubah isi tulisan.
5. Bedakan antara pengetahuan umum dengan yang bukan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini ialah:

13 | P a g e
1. Karya ilmiah (bahasa Inggris: scientific paper) merupakan laporan tertulis
dan diterbitkan yang memaparkan hasil dari penelitian atau pengkajian
yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi
kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat
keilmuan. Dalam pembuatannya terdapat suatu sistematika di dalamnya
baik dalam penulisan maupun tata letak konten–konten yang akan di tulis
nantinya. Sebelumnya kita harus mengetahui terlebih dahulu kerangka–
kerangka dalam pembuatan suatu karya tulis.
2. Plagiarisme merupakan salah satu hal yang menyebabkan krisis dalam
pendidikan tinggi, plagiarisme kebanyakan dilakukan oleh kalangan siswa
atau mahasiswa yang masih minim dengan ilmu-ilmu pengetahuan
sehingga dalam berbagai tugasnya mereka merasa perlu untuk melakukan
plagiarisme karena ketidakmampuan mereka untuk menyajikan karya
ilmiah yang mereka anggap bagus dan bermutu, selain ketidakmampuan
tersebut adapula faktor kesempatan.

4.2 Saran

Berdasarkan pembahasan di atas maka sebagai mahasiswa kita harus mengasah


dan mengembangkan kekreatifitas sehingga tidak melakukan plagiat atau
menjadikan hak cipta seseorang menjadi milik sendiri. Salah satunya dalam
membuat tugas dan karya tulis ilmiah. Memahami sistematika pembuatan karya
tulis ilmiah dan teknik dalam rangka menghindari plagiarisme.

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Fathirma’ruf, S. Kom, M. Kom, CHFI.2019. Plagiarisme Dalam Panelitian Dan


Penulisan Karya Ilmiah. https://focuslearn.wordpress.com/plagiarisme-dalam-
panelitian-dan-penulisan-karya-ilmiah/.[diakses 24 November 2019]

14 | P a g e
Novia Intan.2019.Aturan Penulisan Karya Ilmia.
https://id.wikipedia.org/wiki/Karya_ilmiah. [diakses 24 November 2019].

Sri Anugrawati.2017. Makalah Seminar - Plagiarisme Dalam Dunia Pendidikan


2017. https://www.academia.edu/36904529/MAKALAH_SEMINAR_-
_PLAGIARISME_DALAM_DUNIA_PENDIDIKAN. [diunduh dan diakses 24
November 2019]

Wikipedia.2019.Karya Ilmiah.https://id.wikipedia.org/wiki/Karya_ilmiah.[diakses
24 November 2019]

Wikipedia.2019.Plagiarisme.https://id.wikipedia.org/wiki/Karya_ilmiah.[diakses
24 November 2019]

15 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai