Berikut adalah Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi PT. Indonesia Sejahtera pada tanggal 31
Desember tahun 2020, 2019 dan 2018.
Rasio Keuangan yang dipilih untuk proyeksi laba rugi tahun 2021 adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan data laporan keuangan PT. Indonesia Sejahtera tersebut diatas, diminta:
2. Balance Scorecard adalah salah satu alat yang digunakan manajemen untuk
mengimplimentasikan strategi bisnisnya supaya mencapai target yang diinginkan,
sebutkan dan berikan penjelasan seperlunya 4 aspek penting dalam perspektif balance
scorecard tersebut. (bobot 15%).
Jawab :
Balance Scorecard adalah metode pengukuran hasil kerja yang digunakan perusahaan.
Pelajaran tentang Balance Scorecard mungkin pernah dibahas saat Anda kuliah dulu.
Namun, banyak orang yang masih salah persepsi dan belum dapat memahami arti dan
penggunaannya.
Keberadaan BSC sangat penting bagi perusahaan. Adanya BSC telah terbukti
membuat perusahaan mampu menciptakan persaingan yang kompetitif.
Perusahaan juga tidak takut lagi jika berhadapan dengan kompetitor yang lebih
besar. Dengan BSC, perusahaan jadi lebih tahu letak kelemahannya. Dengan
begitu, proses pencarian solusi juga lebih cepat dan akurat.
Bagi investor maupun calon investor, laporan keuangan bisa menjadikan mereka
yakin atau tidak untuk memberikan dana investasi tambahan.
Hal ini dikarenakan informasi di dalam laporan keuangan bisa memberikan hasil
analisis bagaimana perusahaan akan mengembangkan dana investasi tersebut
untuk kemudian dijadikan keuntungan bagi investor.
4. Dalam kegiatan bisnisnya dunia perbankan memberikan kredit kepada para nasabah,
karena dalam pemberian kredit ini mengandung tingkat risiko (degree of risk) tertentu.
Maka untuk menghindari dan memperkecil risiko kredit yang mungkin terjadi,
permohonan kredit harus dinilai oleh bank atas dasar syarat–syarat bank yang terkenal
dengan prinsip 5C sebutkan dan berikan penjelasan secukupnya. (bobot 15%).
Jawab :
1. Character
Prinsip ini dilihat dari segi kepribadian atau karakter calon peminjam / nasabah.
Hal ini akan dinilai dari hasil wawancara antara Customer Service dengan
nasabah yang hendak mengajukan kredit dengan pertanyaan seputar latar
belakang, kebiasaan hidup, pola hidup nasabah, dan lain-lain.
Inti dari prinsip Character ini ialah bank akan menilai calon peminjam tersebut
apakah termasuk peminjam yang bisa dipercaya dalam menjalani kerjasama atau
mendapatkan pinjaman bank.
Faktor karakter juga menentukan apakah seseorang tersebut memiliki itikad baik
dalam menyelesaikan pembayaran cicilan atau sebaliknya, memiliki banyak
tunggakan atau telat bayar.
Informasi yang berhubungan dengan karakter calon peminjam kini dikelola oleh
Bank Indonesia dan dikenal dengan istilah Sistem Informasi Debitur (SID) atau
proses BI Checking.
Informasi dalam SID adalah rapor kredit yang merekam setiap hal yang
berhubungan dengan transaksi finansial seseorang, misalnya profil pembayaran
tagihan apakah termasuk kategori bayar tepat waktu, selalu bayar cicilan
minimum, atau melebihi batas waktu.
2. Capacity
Prinsip ini adalah yang menilai nasabah dari kemampuan nasabah dalam
mengelola keuangan pribadinya atau usaha yang dimilikinya.
Faktor ini juga menentukan kemampuan membayar cicilan pinjaman seseorang
kepada bank, seperti apakah nasabah tersebut pernah mengalami sebuah
permasalahan keuangan sebelumnya atau tidak.
3. Capital
Yakni terkait akan kondisi aset dan kekayaan yang dimiliki calon peminjam,
khususnya nasabah yang mempunyai sebuah usaha.
Contoh penilaian dari sisi capital adalah seperti berapa besar saldo tabungan,
deposito, atau aset investasi lainnya yang dimiliki calon peminjam.
Bagi pengusaha, maka faktor capital akan dinilai dari laporan tahunan perusahaan
yang dikelola oleh nasabah, sehingga dari penilaian tersebut, pihak bank dapat
menentukan layak atau tidaknya calon peminjam tersebut mendapat pinjaman,
lalu seberapa besar bantuan kredit yang akan diberikan.
4. Collateral
Prinsip ke-empat yang perlu diperhatikan. Umumnya, semakin besar nilai agunan
atau jaminan yang diberikan untuk pengajuan pinjaman maka akan semakin besar
pula poin penilaiannya.
Prinsip ini perlu diperhatikan bagi para calon peminjam, sebab ketika mereka
tidak dapat memenuhi kewajibannya dalam mengembalikan pinjaman dari pihak
bank. Maka sesuai dengan ketentuan yang ada, pihak bank bisa saja menyita aset
yang telah dijanjikan sebelumnya sebagai sebuah jaminan.
5. Condition
Prinsip ini dipengaruhi oleh faktor di luar dari pihak bank maupun nasabah/calon
peminjam. Misalnya, usia minimal peminjam, jumlah pinjaman, atau kondisi
lainnnya yang telah ditetapkan oleh bank kepada nasabahnya.
Contoh kondisi lainnya yang juga jadi pertimbangan bank dalam memberikan
pinjaman kepada pengusaha antara lain kondisi perekonomian suatu daerah atau
Negara terhadap jenis bisnis yang dilakukan oleh peminjam.
5. Jelaskan pengertian analisis kredit dan apa hubungannya dengan feasibility study. (bobot
10%).
Jawab :
Analis kredit adalah seseorang yang bertugas untuk menganalisis data pinjaman
dan penyataan keuangan perorangan atau perusahaan, untuk menentukan tingkat
risiko mereka, yang berkaitan dengan perpanjangan kredit atau peminjaman uang.
Seorang analis kredit juga menyiapkan laporan dengan informasi kredit untuk
digunakan dalam pengambilan keputusan.
Hubungan dengan feasibility study dengan Pembahasan ini pada dasarnya adalah
untuk meneliti apakah pemohon memenuhi Prinsip 5C atau tidak yang kemudian
menjadi pertimbangan bank untuk menentukan kelayakan pemohon kredit
memperoleh kredit atau tidak, dengan perkataan lain apakah permohonan kredit
tersebut feasible dalam arti andai kata kredit diberikan, maka usahanya akan
berkembang baik dan mampu mengembalikan kredit, baik pokok maupun bunga
dalam jangka waktu yang wajar atau sebaliknya
6. Apakah tujuan yang hendak dicapai ketika investor melakukan analisa industri, dan
apakah pengaruhnya terhadap earnings per share ratio (EPS). (bobot 15%)
Jawab :
Besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel EPS terhadap harga saham disebabkan para
investor cenderung lebih mempercayai pertumbuhan EPS dari suatu perusahaan yang
menawarkan saham dibandingkan dengan pertumbuhan penjualannya.
Sebab mereka meyakini bahwa EPS yang tinggi menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu
memberikan tingkat kesejahteraan yang lebih baik kepada pemegang saham, sedangkan EPS
yang rendah menandakan bahwa perusahaan gagal memberikan manfaat sebagaimana
diharapkan oleh pemegang saham.
Dengan adanya kepercayaan dari para investor terhadap salah satu saham yang ditawarkan maka
akan terjadi peningkatan jumlah permintaan terhadap saham perusahaan tersebut dan dapat
mendorong naiknya harga saham (Djauharotun, 2005).
Selamat Mengerjakan