Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“Problematika TIK dalam Pembelajaran IPS”

Dosen Pengampu:
Muhammad Ilham Gilang, M.Pd

Disusun Oleh:
KELOMPOK 6
1. Vrintika Anisa (2223270029)
2. Edo Setiawan (2223270037)

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
FAKULTAS USHULLUDIN ADAB DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO BENGKULU
TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr, Wb.


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas makalah yang berjudul “Problematika TIK dalam Pembelajaran IPS”. Selain
itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan kepada pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad Ilham
Gilang, M.Pd yang telah membimbing penulis sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan tugas makalah ini. Penulis menyadari, makalah
yang penulis buat ini masih jauh dari kata sempurana. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikum, Wr, Wb.

Bengkulu, Oktober 2023

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

COVER .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan Makalah ....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Plagiarisme ............................................................................................. 3
B. Etika dalam Sistem dan Teknologi Informasi ........................................ 9
C. Kaidah dalam Sumber Internet .............................................................. 10
D. Hoax dalam Pembelajaran ...................................................................... 11
E. Keunggulan dan Kekurangan dari Penggunaan Internet ......................... 14
F. Etika dalam Penulisan Ilmiah ................................................................. 14
G. Kaidah dalam Penulisan Ilmiah dari Sumber Internet ............................ 17
BAB IIII PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Seiring bertambahnya tahun, semakin berkembang juga segala aspek
dalam kehidupan baik di bidang sosial, budaya, ekonomi, seni, dan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK). Perkembangan di bidang TIK adalah
perkembangan yang paling pesat di era saat ini. TIK mencakup dua aspek yaitu
teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi
segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu,
manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi
adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk
memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya.
Sehingga, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah
konsep yang tidak terpisahkan atau biasa disebut dengan Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK). Jadi TIK mengandung pengertian luas yaitu segala
kegiatan yang terkait dengan pemprosesan, manipulasi, pengelolaan, dan
pemindahan informasi antar media. Sehingga di zaman modern saat ini,
manusia tidak akan bisa menghindar dari perkembangan TIK, mulai dari anak-
anak sampai dewasa. Hampir semua umat manusia sudah mengetahui dan
memanfaatkan teknologi TIK dalam kehidupanya. Teknologi sangat membantu
untuk mempermudah pekerjaan dan kebutuhan sehari-hari, serta menyediakan
hiburan yang beragam bagi yang menginginkannya.
Perkembangan TIK ini sudah merambah di bidang pendidikan. Dimulai
dari data peserta didik yang harus diinput melalui website sampai saat ini yaitu
adanya e-rapot. Guru sebagai pendidik dituntut untuk melek terhadap
perkembangan TIK. Karena penggunaan TIKdapat membantu guru dalam
administrasi dan meningkatkan kualitas pembelajarannya. Penggunaan TIK
dalam proses pembelajaran sangat diperlukan agar pembelajaran dapat berjalan
efektif, efisien, dan menarik perhatian peserta didik saat ini.

1
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian plagiarism?
2. Jelaskan etika dalam sistem dan teknologi informasi?
3. Jelaskan kaidah dalam sumber internet?
4. Apa itu hoax dalam pembelajaran?
5. Bagaimana mendeskripsikan keunggulan dan kekurangan dari penggunaan
internet?
6. Bagaimana etika dalam penulisan ilmiah?
7. Bagaimana kaidah dalam penulisan ilmiah dari sumber internet?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui plagiarism.
2. Untuk mengetahui etika dalam sistem dan teknologi informasi.
3. Untuk mengetahui kaidah dalam sumber internet.
4. Untuk mengetahui hoax dalam pembelajaran.
5. Untuk mengetahui mendeskripsikan keunggulan dan kekurangan dari
penggunaan internet.
6. Untuk mengetahui etika dalam penulisan ilmiah.
7. Untuk mengetahui kaidah dalam penulisan ilmiah dari sumber internet.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Plagiarisme
1. Pengertian Plagiarisme
Kata plagiarisme berasal dari bahasa Latin “plagiare” yang berarti
mencuri. Menurut sastrawan Ajib Rosidi sebagaimana dikutip Teuku Kemal
Fasya, plagiat adalah pengumuman sebuah karya pengetahuan atau seni oleh
ilmuwan atau seniman kepada publik atas semua atau sebagian besar karya
orang lain tanpa menyebutkan nama sang pengarang yang diambil
karyanya.1
Dalam ranah dunia pendidikan fenomena plagiarisme memang sering
kita jumpai. Untuk menghilangkan plagiarisme sangatlah sulit sebagaimana
sulitnya menghilangkan kebiasaan-kebiasaan negatif dalam kehidupan
sehari-hari. Plagiarisme atau yang biasa disebut dengan plagiat adalah
penjiplakan atau pengambilan karya orang lain dan menjadikan seolah karya
tersebut merupakan karangan dan pendapatnya sendiri. Tindakan
plagiarisme adalah merupakan perilaku menyimpang yang dilakukan oleh
aktor karena penyimpangan sosial.2
Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke IV, Tahun 2008
menerangkan: Plagiarisme : nomina → penjiplakan yang melanggar hak
cipta. Plagiat : norma → pengambilan karangan (pendapat, dsb) orang lain
dan menjadikanya seolah-olah karangan (pendapat, dsb) sendiri, missal
menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya sendiri, jiplakan.
Plagiator : norma → orang yang mengambil karangan (pendapat, dsb) orang
lain dan disiarkan sebagai (pendapat, dsb) sendiri, panjiplak.3

1
Hendry Soelistyo, Plagiarisme : Pelanggaran Hak Cipta dan Etika, (Yogyakarta :
Kanisius, 2011), h.17.
2
Irwan Akib dan Mas’ud Ibrahim, “Fenomena Plagiarisme Mahasiswa”, Jurnal
Equilibrium Pendidikan Sosiologi Vol.4 No.1 (2016), h.22.
3
Lilis Sulistyaningsih, “Plagiarisme, Upaya Pencegahan, Penanggulangan dan Solusinya”,
Jurnal Pustaka Ilmiah Vol.3 No.1 (2017), h.322.

3
Plagiarisme sudah mewabah terutama dengan perkembangan
teknologi yang memungkinkan kecurangan tersebut semakin mudah
dilaksanakan. Menjadi kewajiban kita semua untuk mencegah wabah
tersebut. Kesadaran untuk menolak plagiarisme tak boleh putus
ditumbuhkan. Membiarkan praktek plagiarisme berlangsung sama halnya
dengan membiarkan dunia pendidikan dijangkiti epidemic moral yang
semakin menjauhkan masyarakat dari nilai-nilai kejujuran, keutamaan dan
keluhuran.Untuk mencegah terjadinya plagiarisme, antara lain dapat
dilakukan dengan kejujuran pada diri seorang penulis, pengakuan terhadap
karya orang lain; dan Meningkatkan peran pendidik dalam mencegah
plagiarism.
Plagiarisme tidak dapat dilepaskan dari pembicaraan tentang karya
tulis ilmiah. Karya tulis ilmiah dapat dikatakan sebagai penyampaian
gagasan dalam bentuk tulisan secara obyektif, terarah, dan seksama. Penulis
karya ilmiah harus jujur dalam menggunakan karya tulisorang lain. Jika
penulis karya ilmiah menggunakan tulisan orang lain dan tidak
mengatakannya secara jujur, penulis karya ilmiah tersebut dapat
dikategorikan sebagai plagiaris. Bahkan saat ini berbagai sumber informasi
yang tersedia di internet sangat memungkinkan penulis karya ilmiah
memperoleh informasi yang dibutuhkannya dengan mudah. Penulis karya
ilmiah pemula perlu dibekali etika tentang pengambilan sumber informasi di
internet. Penulis karya ilmiah pemula akan dengan mudah melakukan copy-
paste tanpa memikirkan akibat dari tindakan tersebut. Tindakan tersebut
tanpa kita sadari sudah mengarah ke plagiarisme apabila kita tidak
mencantumkan sumber informasinya.4
Dari definisi diatas dapat disimpulkan plagiarisme adalah suatu
tindakan penjiplakan karya orang lain dan membuat karya tersebut
seolaholah adalah hasil karya kita sendiri. Tindakan plagiarisme tersebut
merupakan suatu bentuk pelanggaran hak cipta sehingga pelaku plagiarisme,

4
Raudhatul Munawwarah, “Tingkat Plagiarisme di Kalangan Pustakawan”, Jurnal Inovasi
Teknik dan Edukasi Teknologi Vol.1 No.1 (2019), h.321.

4
yang biasa disebut dengan plagiator dapat dijatuhi hukuman karena
tindakannya yang secara tidak langsung mencuri karya orang lain.
2. Ruang Lingkup Plagiarisme
Suatu karya dinilai plagiat ketika ada unsur jenis plagiarisme berikut
ini:5
a. Mengutip kata-kata atau kalimat orang lain tanpa menggunakan tanda
kutip dan tanpa menyebutkan identitas sumbernya.
b. Menggunakan gagasan, pandangan atau teori orang lain tanpa
menyebutkan identitas sumbernya.
c. Menggunakan fakta (data, informasi) milik orang lain tanpa
menyebutkan identitas sumbernya.
d. Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri.
e. Melakukan parafrase (mengubah kalimat orang lain ke dalam susunan
kalimat sendiri tanpa mengubah idenya) tanpa menyebutkan identitas
sumbernya.
f. Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan /atau telah
dipublikasikan oleh pihak lain seolah-olah sebagai karya sendiri.
3. Jenis Jenis Plagiarisme
Berikut ini adalah jenis-jenis plagiarisme berdasarkan 3 hal berikut :6
a. Jenis Plagiarisme berdasarkan Aspek yang dicuri
Berdasarkan dari aspek yang dicuri, jenis plagiarisme dibagi
menjadi empat.
1) Plagiat Ide (Plagiarism of Ideas)
Jenis plagiarisme ini relatif sulit dibuktikan karena ide atau
gagasan bersifat abstrak dan kemungkinan memiliki persamaan
dengan ide orang lain. Atau, ada kemungkinan terjadi adanya dua ide
yang sama pada dua orang pencipta yang berbeda.

5
Ruslan, dkk, “Plagiarisme dalam Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa: Proses, Bentuk, dan
Faktor Penyebab”, Jurnal Ilmiah “Kreatif” Vol.18 No.2 (2020), h.149.
6
Muhammad Abdan Shadiqi, “Memahami dan Mencegah Perilaku Plagiarisme dalam
Menulis Karya Ilmiah”, Jurnal Buletin Psikologi Vol.27 No.1 (2019), h.33.

5
2) Plagiat Kata demi Kata (Word for word plagiarism)
Tipe ini hampir sama dengan slavish copy yakni mengutip karya
orang lain secara kata demi kata tanpa menyebutkan sumbernya.
Plagiasi dianggap terjadi karena skala pengutipannya sangat
substansial sehingga seluruh ide atau gagasan penulisannya benar-
benar terambil. Plagiasi seperti ini banyak dilakukan pada karya tulis.
3) Plagiat Sumber (Plagiarism of Source)
Plagiat tipe ini memiliki kesalahan yang fatal karena tidak
menyebutkan secara lengkap selengkap-lengkapnya referensi yang
dirujuk dalam kutipan.
4) Plagiat Kepengarangan (Plagiarism of Authorship)
Tulis karya tulis yang disusun oleh orang lain. Tindakan ini
terjadi atas dasar kesadaran dan motif kesengajaan untuk membohongi
publik. Misalnya mengganti cover buku atau sampul karya tulis orang
lain dengan kover atas namanya tanpa izin.
b. Jenis Plagiarisme Berdasarkan Kesengajaan
Sementara berdasarkan kesengajaan, jenis plagiat dibagi menjadi
dua, yakni:
1) Plagiat sengaja
Jenis plagiarisme ini ditunjukkan dengan melakukan secara
sadar menggunakan, meminjam, menjiplak karya orang lain baik
berupa ide, gagasan, kalimat, dan teori tanpa mencantumkan sumber
referensi.
2) Plagiat tidak sengaja
Jenis plagiarisme ini dilakukan saat seseorang tidak sengaja
menggunakan, meminjam, menjiplak karya orang lain karena
kurangnya pemahaman seseorang tersebut dalam mengutip.
c. Jenis Plagiarisme Berdasarkan Pola yang Digunakan
Kemudian jenis plagiarisme juga dibagi berdasarkan pola yang
digunakan, yakni:

6
1) Plagiarisme total
Yaitu plagiarisme yang dilakukan seorang penulis dengan cara
menjiplak atau mencuri hasil karya orang lain seluruhnya dan
mengklaim sebagai karyanya.
2) Plagriarisme parsial
Yakni tindakan plagiasi yang dilakukan seseorang penulis
dengan cara cara menjiplak sebagian hasil karya orang lain untuk
menjadi hasil karyanya sendiri dengan mengambil pernyataan,
landasan teori, sampel, metode analisis tanpa menuliskan sumbernya.
3) Auto-plagiasi (self-plagiarisme)
Yakni jenis plagiarisme yang dilakukan seorang penulis
terhadap karyanya sendiri, baik sebagian maupun seluruhnya.
Misalnya, ketika menulis suatu artikel ilmiah seorang penulis meng-
copy paste bagian-bagian tertentu dari hasil karyanya dalam suatu
buku yang sudah diterbitkan tanpa menyebut sumbernya.
4) Plagiarisme antar bahasa
Yakni jenis plagiarisme yang dilakukan seorang penulis dengan
cara menerjemahkan suatu karya tulis yang berbahasa asing ke dalam
bahasa Indonesia. Kemudian, penulis menjadikan hasil terjemahan
tersebut sebagai hasil karyanya tanpa menyebut sumbernya.
d. Upaya Untuk Menghindari Plagiasi
Mengingat sanksi yang akan dikenakan bagi plagiator baik yang
dilakukan oleh mahasiswa maupun dosen/ peneliti/ tenaga kependidikan
sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No. 17 Tahun 2010 tidak ringan, perlu dilakukan beberapa
upaya yang dapat menghindari teknik menulis dengan plagiasi, di
antaranya:
1) Memacu Budaya Menulis dan Kesadaran Literasi
Pembelajaran menulis sudah dimulai sejak masuk taman kanak-
kanak, namun belum menjadi budaya. Kegiatan menulis seolah

7
menjadi hal yang eksklusisif, yang hanya dilakukan oleh orang-orang
teretnte, sehingga perlu mengenalkan budaya menulis sejak dini.
Selain itu, kebudayaan menulis juga harus diimbangi dengan
kesadaran literasi yang baik. Dengan adanya budaya literasi yang baik
diharapkan akan muncul kesadaran untuk menghargai karya orang lain
dengan mencantumkan sumber tulisan sesuai pedoman yang ada.
2) Sosialisasi tentang Plagiarisme
Sosialisasi tentang apa dan bagaimana plagiarisme serta upaya
pencegahannya secara berkesinambungan di seluruh khalayak
masyarakat, terutama di sekolah dan perguruan tinggi.
Pemerintah dapat bekerjasama dengan pihak sekolah dan
universitas sebagai lingkungan yang mencetak para akademisi untuk
memahami etika dan pedoman penulisan yang baik bagi para siswa
dan mahasiswa serta para tenaga pendidiknya.
3) Menciptakan Iklim Akademik yang Sehat
Sekolah dan perguruan tinggi harus dapat menciptakan iklim
yang sehat agar mampu mencegah timbulnya teknik menulis dengan
plagiarisme akademik melalui mekanisme chek & re-check terhadap
suatu karya tulis. Salah satunya dengan memanfaatkan perkembangan
teknologi seperti piranti lunak pemindai plagiasi.
4) Pemberian sanksi Tegas
Memberikan sanksi yang tegas serta memberi efek jera bagi
plagiator. Pemberian sanksi harus dilakukan secara adil tanpa
memihak.
Apabila hal tersebut di atas dapat diterapkan, maka akan muncul
kesadaran akan pentingnya pertanggungjawaban dalam menulis
sebuah karya akademik. Bukan hanya menulis asal-asalan sebagai
syarat kelulusan atau akreditasi, melainkan sebagai sebuah karya
akademik yang berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan.

8
B. Etika dalam Sistem dan Teknologi Informasi
Etika secara etimologis berasal dari kata Yunani ethos, yang secara
harfiah berarti kebiasaan. Etika juga dapat merujuk pada seperangkat prinsip
atau nilai yang berkaitan dengan moralitas, tata cara (adat, etiket), serta benar
dan salah tentang hak dan kewajiban yang dipegang oleh suatu kelompok atau
masyarakat. Etika juga dapat diartikan sebagai nilainilai dan norma-norma
moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam
masyarakat untuk mengatur perilakunya, seperti kode etik suatu profesi.7
Dunia pendidikan tidak terlepas dari imbasnya etika dalam penggunaan
TIK sebab dunia pendidikan sebagai lembaga kedua terbesar dalam
penggunaan aplikasi TIK setelah dunia bisnis dan hiburan. Ada beberpa isu
etika TIK dalam dunia pendidikan, yaitu:8
1. Isu Pertama: Dunia Pendidikan sebagai sumber etika dan pejaga moral
Isu pokok etika dan moral dititik beratkan dalam dunia pendidikan
karena fungsi dan tugas dunia pendidikan adalah untuk mengantarkan umat
manusia menuju peradaban yang lebih baik dan maju. Peradaban informasi
yang sekarang sedang dialami perlu mendapat sentuhan etika dan moral
sebab kesalahan atau penyalahgunaan informasi akan mengakibatkan
kerugian yang besar bahkan mungkin lebih besar dibandingkan dengan
kerugian materi.
2. Isu Kerdua : Sumber Daya Manusia
Dunia pendidikan harus mampu melahirkan SDM yang memiliki
kualitas, berestetika, profesional dan memiliki kemampuan yang handal
dalam era informasi ini. Dalam beberapa seminar, isu kriteria SDM TIK
adalah mempunyai kemahiran dalam rekayasa software,; membangan,
mengunakan, menilai, dan melaksanakan sistem informasi atau dengan kata
lain harus memiliki kemampuan hard skill (penguasaan bahasa,
pemrograman, penguasaan data base/DBMS atau software midleware, dan

7
Khen Dedes, dkk, “Peran Etika dalam Teknologi Informasi”, Jurnal Inovasi Teknik dan
Edukasi Teknologi Vol.2 No.1 (2022), h.11.
8
M. Ramli, “Etika dalam Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Pendidikan”, Jurnal Ta’lim Vol.7 No.3 (2012), h.144-145.

9
penegetahuan jaringan) dan soft skill (kepemimpinan, komunikasi,
metodologi pengembangan sistem dan kerja team).
3. Isu Ketiga : Desain dan Konten
Dengan kemajuan TIK kita dapat menikmati informasi dengan cepat
dan mudah. Desain dan konten informasi akan mempengaruhi Pandangan
kita dalam berbagai aktivitas. Oleh karenaitu, desain dan konten informasi
harus benar-benar diperhatikan sebab pengguna TIK sangat beragam dilihat
dari usia, ras, jenis kelamin, agama, budaya dan yang lainnya.
C. Kaidah dalam Sumber Internet
1. Daftar Pustaka Dengan ASA Style (American Social Association)
Daftar pustaka ini ditulis dengan susunan: Nama belakang penulis,
nama depan penulis. Tahun terbit. Judul karya (ditulis italic atau miring).
Nama media. Tanggal terbit. Berikut ini contoh penulisan daftar pustakanya:
Mahesti, Nurulia. 2020. Imajinasi dan Sastra. Linikampus.com. 1 Agustus
2020.
2. Daftar Pustaka dengan APA Style (American Psychological Association)
Daftar pustaka ini ditulis dengan susunan: Nama website atau situs.
Tanggal artikel terbit. Judul artikel. Waktu mengakses artikel tersebut, dari
alamat website (URL) lengkanya. Berikut ini contoh penulisan daftar
pustakanya:
Gramedia.com. 19 Juli 2021. Biografi Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid)
dan Pemikirannya. Diakses pada 1 September 2021, dari
https://www.gramedia.com/best-seller/biografi-gus-dur/
3. Daftar Pustaka Dengan MLA (Modern Language Association)
Daftar pustaka ini ditulis dengan susunan: Judul Artikel. Nama
Website atau situs. Tanggal artikel dibuat. Waktu mengakses sumber
tersebut. Alamat website (URL) lengkapnya. Berikut ini contoh penulisan
daftar pustakanya:

10
Apa Itu People Power? Ini Sejarah, Fakta, & Dampak People Power.
Gramedia.com. 17 Agustus 2021. 1 September 2021.
https://www.gramedia.com/best-seller/people-power/
4. Daftar Pustaka Dengan MHRA (Modern Humanities Research Association)
Daftar pustaka ini ditulis dengan susunan: Nam website atau situs,
“judul artikel”, deskripsi website (jika ada), tanggal artikel terbit, alamat
website atau URL lengkapnya, [diakses pada waktu kapan]. Berikut ini
contoh penulisan daftar pustakanya:
Gramedia.com, ”Arti Self Reward & Pentingnya Self Reward”, Arti self
love, 15 Agustus 2021, https://www.gramedia.com/best-seller/self-reward/,
[diakses pada 1 September 2021]
5. Daftar Pustaka Dengan CSE (Council Of Science Editors)
Daftar pustaka ini ditulis dengan susunan: Nama website atau situs.
Judul artikel [internet], deskripsi website, tanggal artikel terbit [waktu
mengakses artikel]. Alamat website atau URL lengkapnya. Berikut ini
contoh penulisan daftar pustakanya:
Gramedia.com. Budidaya Tanaman Sayuran: Tahapan, Manfaat & Peluang
Usaha [internet]. Budidaya tanaman sayuran, 21 Agustus 2021, [diakses
pada 1 september 2021]. https://www.gramedia.com/best-seller/budidaya-
tanaman-sayuran/
6. Daftar Pustaka Dari Email
Daftar pustaka ini ditulis dengan susunan: Nama media. Judul karya.
Alamat email (diakses pada waktu kapan). Berikut ini contoh penulisan
daftar pustakanya:
Gramedia.com. “Budidaya Tanaman Sayuran: Tahapan, Manfaat & Peluang
Usaha “ customercare@gramedia.com (diakses pada 1 September 2021)
D. Hoax dalam Pembelajaran
Hoax diterjemahkan menjadi hoaks menurut KBBI Online yang artinya
informasi bohong. Sedangkan dalam Kamus Istilah Jurnalistik, berita bohong
atau libel diartikan sebagai berita yang belum tentu kebenarannya dan dapat
berdampak pada pencemaran nama baik. Menurut Rianto (2017) pengertian

11
hoax ialah suatu muslihat untuk mengakali pengguna media sosial dengan
mengklaim suatu barang atau kejadian dengan label lain yang tidak sesuai
kenyataan, padahal pelaku sejatinya sudah mengetahui pemberitaan tersebut
hanyalah palsu belaka. Saat ini orang lebih cenderung mudah mempercayai
informasi yang beredar jika hal itu sesuai dengan pemikiran pribadinya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hoax merupakan suatu rekayasa yang
bahkan seringkali tidak masuk akal namun digunakan untuk mengelabui orang
lain di media sosial agar ikut memercayai berita tersebut.
Dalam penyebaran hoax, tidak serta merta datang begitu saja. Tentu saja
pasti ada faktor yang menjadi penyebab munculnya hoax di tengah tengah
masyarakat. Berdasarkan penyebab munculnya hoax ada tiga.
1. Komunikasi yang semakin modern mempermudah penyebaran informasi di
antara masyarakat.
2. Mudahnya mempercayai informasi yang diterima dan menyebarkannya
tanpa memverifikasi kebenaran dari informasi yang diterima.
3. Minat baca masyarakat yang kurang dengan mengandalkan daya ingat saja
ketika membaca suatu berita.
Hoax memiliki tiga ciri khusus yaitu
1. Dapat menimbulkan kecemasan, kebencian, hingga permusuhan.
2. Ketidakjelasan sumber berita.
3. Bermuatan fanatisme untuk menyembunyikan fakta dan data yang ada.
Ketiga ciri tersebut adalah ciri ciri yang paling mencolok dan dapat
diidentifikasi oleh masyarakat secara teliti.
Hoax dalam Pembelajaran IPS
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 menyatakan beberapa tujuan dari
pembelajaran IPS agar peserta didik dapat memiliki empat kemampuan dasar.
Pertama, dapat mengetahui dan memahami konsep yang berhubungan dalam
kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat. Kedua dapat memiliki
keinginan untuk berkomitmen dan sadar terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan. Ketiga, dapat berpikir dengan logis dan kritis, inkuiri,
keingintahuan yang tinggi, serta keterampilan dalam berkehidupan sosial.

12
Keempat, dapat memiliki kemampuan dalam komunikasi, kerjasama, kompetisi
di berbagai tingkat.
Dampak dari berita hoax sangatlah besar di masyarakat karena dapat
merusak kerukunan dan harmoni sosial serta dapat memecah belah persatuan
yang telah dibangun oleh masyarakat itu sendiri. Pengaruh dari penyebaran
hoax di media sosial berdampak 2021besar yang menimbulkan kecurigaan,
kebencian, bahkan rasa sentimen terhadap orang yang berbeda agama pada
berita hoax yang terkandung unsur SARA. Sedangkan menurut Aditiawarman
(dalam Dulkiah, 2020: 7) menyebutkan dampak dari persebaran hoax
cenderung percaya tanpa melakukan verifikasi atau uji keaslian data, lebih
buruknya cenderung untuk menyebarkannya kepada khalayak ramai tanpa
memverifikasinya terlebih dahulu. Selain itu, hoax dalam politik juga
menimbulkan sebuah polarisasi pada masyarakat, seperti penggunaan istilah
cebong dan kampret
Dampak negatif dari penyebaran hoax dalam pembelajaran IPS ialah
cenderung menyerang keadaan psikologis. Pertama, menimbulkan rasa
khawatir atau cemas guru dan peserta didik, sehingga pembelajaran IPS tidak
berjalan efektif. Kedua, menyulut peserta didik atau guru untuk berpikir
negatif. Ketiga, menyulut emosi dalam pembelajaran IPS. Keempat,
pengetahuan yang salah diterima dalam pembelajaran IPS. Informasi berupa
pengetahuan yang menyangkut mata pelajaran IPS juga menjadi ancaman.
Beberapa kali penulis menjumpai informasi yang menyangkut hal tersebut
disampaikan guru kepada muridnya dalam pembelajaran IPS. Peserta didik
masih banyak belum bisa memikirkan apakah hal itu benar atau bukan. mereka
langsung mempercayai. Hal ini yang menjadi tidak baik karena informasi yang
salah itu dibenarkan dan dapat tersebar luas, yang akhirnya mengakibatkan
kemunduran ilmu pengetahuan.9

9
Bintang Muhammad Sahara Efendi, dkk, “Sosialisasi Pencegahan Penyebaran Hoax
dalam Pembelajaran IPS dengan Aplikasi Hbt V2”, Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial Vol.4 No.1
(2021), h.13.

13
E. Keunggulan dan Kekurangan dari Penggunaan Internet
Internet telah banyak membantu manusia dalam segala aspek kehidupan
sehingga internet mempunyai andil penuh dalam kehdupan sosial. Akan tetapi
dengan adanya internet jugaememiliki berbagai keunggulan dan kekurangan.
Beberapa manfaat atau keunggulan dari internet, sebagai berikut:10
1. Dapat dengan mudah memperoleh informasi yang aktual dan jelas dalam
waktu singkat.
2. Dapat dengan mudah bergaul dan berkenalan dengan orang lain untuk
menambah relasi.
3. Dapat menggunakan berbagai macam hiburan, game, dan sebagainya
4. Dapat lebih mudah untuk mengirimkan data/pesan melalui jejaring
sosial/email dan lain-lain.
Selain memberikan keunggulan, internet juga memiliki kekurangan. Para
pengguna internet diharapkan dapat menggunakan internet untuk kebaikan
dirinya dan orang lain. Orang tua harus mengenali dan memahami ‘cacat’ yang
dimiliki internet agar tetap dapat sehat berinternet.
Adapun dampak negatif yang diakibatkan oleh internet, di antaranya:11
1. Pornografi
2. Kekejaman dan Kesadisan
3. Penipuan
4. Carding
5. Perjudian
6. Membuat Orang Jadi ‘Autis’
7. Cyber Crime
8. Human trafficking
F. Etika dalam Penulisan Ilmiah
Etika adalah norma atau standar aturan perilaku yang membahas secara
kritis (critical), rasional (rational), dan sistematis (systematic) tentang moral

10
Erhans Anggawirya, Internet, (Cirebon:PT Ercontara Rajawali, 2020), h. 7.
11
Erhans Anggawirya, Internet…”, h.10.

14
serta mengarahkan moral tersebut untuk memilih perilaku kita sendiri dan
hubungannya dengan yang lain.
Setiap penulis memiliki gagasan dan hasil pikirannya yang diungkapkan
dalam berbagai pernyataan atau kalimat. Berbagai pernyataan dari gagasan dan
hasil pikirannya tersebut harus bisa dihormati dan dihargai sebagai miliknya.
Etika penulisan ilmiah adalah norma atau standar aturan perilaku yang harus
dilakukan (dan yang tidak boleh dilakukan) oleh penulis tentang baik (dan
buruknya) cara penulisan ilmiah. Dalam hal ini, yang dinilai bukanlah benar
(true) dan salahnya (false) suatu karya tulis ilmiah, melainkan baik (dan
buruknya) cara penulisan ilmiahnya serta penulis yakin tahu baik (buruk)
baginya. Seorang penulis bisa saja telah menulis dengan benar suatu karya tulis
ilmiah, tetapi tetap ada risiko bisa melanggar etika penulisan ilmiah.
Oleh karena itu, etika penulisan ilmiah bertujuan agar penulis dapat
mengetahui bahwa walaupun ia memiliki kebebasan dan bisa bertindak secara
mandiri (otonom) dalam menulis karya tulis ilmiah, penulis harus mampu
mempertanggungjawabkan apa yang ditulisnya sehingga standar kualitas karya
tulis ilmiah dapat terpelihara dan terjaga serta masyarakat terlindungi dan
terjaga kepentingannya masing-masing dan terlindungi dari kemungkinan
dampak negatifnya. Dengan demikian, penulis, di samping memiliki hak
kebebasan untuk mengungkapkan pemikirannya sehingga dihormati dan
dihargai orang lain, juga memiliki kewajiban mempertanggungjawabkan apa
yang ditulisnya.
Sifat etika penulisan ilmiah terdiri atas kejujuran (honesty), bebas dari
plagiarisme, menjunjung hak cipta, keabsahan (validity), serta keterandalan
(reliability: accuracy and consistency).12
1. Kejujuran (Honesty)
Kejujuran adalah sifat dan syarat dasar yang harus dimiliki oleh
penulis. Penulis yang mengungkapkan hasil dari suatu metode ilmiah atau
aplikasi ilmiah harus bebas dari berbagai pengaruh dan tekanan mana pun.

12
https://fpik.bunghatta.ac.id/files/downloads/POLTEK%20KPPARIAMAN/Teknik%20Pe
nulisan%20Ilmiah/modul_3_etika_penulisan_karya_tulis_ilmiah.pdf

15
Penulis dituntut untuk mengungkapkan apa adanya secara baik agar tidak
menyimpang dari kaidah yang sudah baku sehingga tulisannya dapat lebih
mudah dapat dipertanggungjawabkannya.
2. Bebas dari Plagiarisme
Sifat berikutnya adalah bebas dari plagiarisme. Penyusunan karya tulis
ilmiah harus bebas dari plagiarisme, yaitu penggunaan suatu gagasan, hasil,
pernyataan, ataupun kalimat orang lain yang diakui sebagai karya tulisnya
tanpa menyebutkan sumbernya. Pencantuman sumber itu sangat penting
guna memberikan penghargaan kepada penulisnya berupa pengakuan yang
semestinya atas tulisan tersebut. Pengakuan tersebut dapat dengan
menyebutkan sumber kutipannya, seperti nama penulis, tahun terbitan, dan
halaman yang dikutip.
3. Menjunjung Hak Cipta
Hak cipta berkaitan erat dengan hak atas keaslian hasil temuan ilmu
dan pengetahuan. Maka itu, hak cipta adalah hak penemu atas keaslian hasil
temuannya dalam ilmu dan pengetahuan serta hak untuk mengumumkan
atau memperbanyak hasil temuannya, seperti yang dijelaskan dalam
UndangUndang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak
Cipta (2002).
Hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk
itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku (p.1).

4. Keabsahan (Validity)
Sifat berikutnya yang harus dimiliki oleh penulis adalah keabsahan
(validity). Suatu karya tulis ilmiah memiliki sifat keabsahan. Keabsahan
terkait dengan konsep atau gagasan yang diungkapkan. Setiap penulis karya
tulis ilmiah harus mampu mengungkapkan konsep atau gagasan yang
diuraikannya secara baik bahwa gagasannya adalah sebenar-benar gagasan
yang menjadi dasar uraiannya. Dari awal suatu tulisan, penulis harus
mampu mengungkapkan gagasannya tersebut secara baik sehingga tidak
dapat memberikan makna lain atas tulisannya.

16
5. Keterandalan (Reliability: Accuracy and Consistency)
Keterandalan juga merupakan sifat utama dari suatu karya tulis ilmiah.
Keterandalan adalah ketepatan (accuracy) dan kemantapan (consistency)
atas materi tulisan. Suatu tulisan harus bisa diungkapkan secara tepat sesuai
dengan maknanya sekaligus harus konsisten setiap uraiannya. Keabsahan
memiliki keterkaitan dengan keterandalan. Apabila suatu tulisan adalah
absah (valid), sudah dapat dipastikan bahwa tulisan tersebut juga akan andal
(reliable). Sebaliknya, apabila tulisan tersebut andal (reliable), tulisan
tersebut belum tentu akan absah (valid).
G. Kaidah dalam Penulisan Ilmiah dari Sumber Internet
1. Sumber Internet
Nama penulis. Tahun.Judul artikel dalamtandakutip. Alamat
URLwebsite.Tanggal mengakses.
Contoh:
Saryono, Ali. 2014. “Politik DagangSapi”.www.kompas.com/opini/politik-
dagang-sapi.html.Diakses pada9Juni 2014.
2. Sumber Jurnal
Nama penulis. Judul artikel dalam tanda kutip. Nama Jurnal ditulis miring.
Nomor dan edisi. Halaman.
Contoh:
Karnanta, KukuhYudha. 2013. “ParadigmaTeori ArenaKultural Sastra:
Kajianterhadap PemikiranPierreBourdieu”. Jurnal Poetika.Volume 1 Nomor
1, 24September 2013. Hlm. 65-89
3. Sumber Surat Kabar
Nama penulis. Tahun. Judul artikel dalam tanda kutip. Nama koran /majalah
miring. Nomor edisi. Halaman.
Contoh:
Agung, Suseni. 2013. “Menuju Mesir Konstitusional”. Kompas.Edisi XXI,
24September2013.Hlm. 6.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kata plagiarisme berasal dari bahasa Latin “plagiare” yang berarti
mencuri. Menurut sastrawan Ajib Rosidi sebagaimana dikutip Teuku Kemal
Fasya, plagiat adalah pengumuman sebuah karya pengetahuan atau seni oleh
ilmuwan atau seniman kepada publik atas semua atau sebagian besar karya
orang lain tanpa menyebutkan nama sang pengarang yang diambil karyanya
Etika secara etimologis berasal dari kata Yunani ethos, yang secara
harfiah berarti kebiasaan. Etika juga dapat merujuk pada seperangkat prinsip
atau nilai yang berkaitan dengan moralitas, tata cara (adat, etiket), serta benar
dan salah tentang hak dan kewajiban yang dipegang oleh suatu kelompok atau
masyarakat. Etika juga dapat diartikan sebagai nilainilai dan norma-norma
moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam
masyarakat untuk mengatur perilakunya, seperti kode etik suatu profesi.
Dunia pendidikan tidak terlepas dari imbasnya etika dalam penggunaan
TIK sebab dunia pendidikan sebagai lembaga kedua terbesar dalam
penggunaan aplikasi TIK setelah dunia bisnis dan hiburan. Ada beberpa isu
etika TIK dalam dunia pendidikan, yaitu:
1. Isu Pertama: Dunia Pendidikan sebagai sumber etika dan pejaga moral
2. Isu Kerdua : Sumber Daya Manusia
3. Isu Ketiga : Desain dan Konten
Ada beberapa kaidah penulisan yang bersumber dari internet, yaitu
1. Daftar Pustaka Dengan ASA Style (American Social Association)
2. Daftar Pustaka dengan APA Style (American Psychological Association)
3. Daftar Pustaka Dengan MLA (Modern Language Association)
4. Daftar Pustaka Dengan MHRA (Modern Humanities Research Association)
5. Daftar Pustaka Dengan CSE (Council Of Science Editors)
6. Daftar Pustaka Dari Email

18
Hoax diterjemahkan menjadi hoaks menurut KBBI Online yang artinya
informasi bohong. Sedangkan dalam Kamus Istilah Jurnalistik, berita bohong
atau libel diartikan sebagai berita yang belum tentu kebenarannya dan dapat
berdampak pada pencemaran nama baik.
Dampak negatif dari penyebaran hoax dalam pembelajaran IPS ialah
cenderung menyerang keadaan psikologis. Pertama, menimbulkan rasa
khawatir atau cemas guru dan peserta didik, sehingga pembelajaran IPS tidak
berjalan efektif. Kedua, menyulut peserta didik atau guru untuk berpikir
negatif. Ketiga, menyulut emosi dalam pembelajaran IPS. Keempat,
pengetahuan yang salah diterima dalam pembelajaran IPS. Informasi berupa
pengetahuan yang menyangkut mata pelajaran IPS juga menjadi ancaman.
Sifat etika penulisan ilmiah terdiri atas kejujuran (honesty), bebas dari
plagiarisme, menjunjung hak cipta, keabsahan (validity), serta keterandalan
(reliability: accuracy and consistency)

19
DAFTAR PUSTAKA

Akib, Irwan dan Mas’ud Ibrahim. 2016. “Fenomena Plagiarisme Mahasiswa”,


Jurnal Equilibrium Pendidikan Sosiologi 4(1): (2016), h.22.
Anggawirya, Erhans. 2020. Internet. Cirebon: PT Ercontara Rajawali.
Dedes, Khen. Dkk. 2022. “Peran Etika dalam Teknologi Informasi”, Jurnal
Inovasi Teknik dan Edukasi Teknologi 2(1): 11.
Efendi, Bintang Muhammad Sahara, dkk. 2021. “Sosialisasi Pencegahan
Penyebaran Hoax dalam Pembelajaran IPS dengan Aplikasi Hbt V2”,
Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial 4(1): 13.
https://fpik.bunghatta.ac.id/files/downloads/POLTEK%20KPPARIAMAN/Teknik
%20Penulisan%20Ilmiah/modul_3_etika_penulisan_karya_tulis_ilmiah.pdf
Munawwarah, Raudhatul. 2019. “Tingkat Plagiarisme di Kalangan Pustakawan”,
Jurnal Inovasi Teknik dan Edukasi Teknologi 1(1): 321.
Ramli, M. 2012. “Etika dalam Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
dalam Pendidikan”, Jurnal Ta’lim 7(3): 144-145.
Ruslan, dkk. 2020. “Plagiarisme dalam Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa:
Proses, Bentuk, dan Faktor Penyebab”, Jurnal Ilmiah “Kreatif” 18(2): 149.
Shadiqi, Muhammad Abdan. 2019. “Memahami dan Mencegah Perilaku
Plagiarisme dalam Menulis Karya Ilmiah”, Jurnal Buletin Psikologi 27(1):
33.
Soelistyo, Hendry. 2011. Plagiarisme : Pelanggaran Hak Cipta dan Etika.
Yogyakarta : Kanisius.
Sulistyaningsih, Lilis. 2017. “Plagiarisme, Upaya Pencegahan, Penanggulangan
dan Solusinya”, Jurnal Pustaka Ilmiah 3(1): 322.

Anda mungkin juga menyukai