Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH AL-ISLAM

Dosen Pengampu : Afdal, S.Ud, M.PI

PARADIGMA PENGEMBANGAN IPTEKS

Oleh:
Kelompok : 6 (Enam)
1. Hanan Sururi 210103072
2. Alfa Rizky Maharanda Putra 210103073

MAKALAH AL ISLAM & KEMUHAMMADIYAHAN


PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PARADIGMA
PENGEMBANGAN IPTEKS" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Al-Islam


Kemuhammadiyaan. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan
tentang muhammadiyah sebagai gerakan pendidikan bagi para pembaca dan juga
bagi kami sebagai penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Afdhal selaku dosen Mata Kuliah
Al-Islam Kemuhammadiyaan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 04 April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.3 Tujuan Makalah ........................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

2.1 Pengertian Paradigma dan Ipteks ............................................................. 3

2.2 Paradigma hubungan agama dan seni....................................................... 4

2.3 Rambu-Rambu Pengembangan IPTEKS dalam Al-Qur’an dan Hadits ... 5

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada era globalisasi, perkembangan IPTEKS semakin marak di masyarakat.
Maraknya perkembangan IPTEKS disebabkan oleh adanya tuntutan manusia untuk
berkembang dan maju dalam berbagai bidang sesuai dengan perkembangan zaman.
Tuntutan tersebut, dapat diperoleh melalui informasi aktual dari peralatan IPTEKS
yang canggih. Pendidikan dapat meningkatkan kesejahteraan, karena orang yang
berpendidikan dapat terhindar dari kebodohan maupun kemiskinan (Sagala,
2009:33). Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa fungsi pendidikan yaitu
membimbing anak ke arah suatu tujuan yang merupakan upaya untuk membentuk
sumber daya manusia yang dapat meningkatkan kualitas kehidupannya
Secara garis besar, berdasarkan tinjauan ideologi terdapat 3 (tiga) jenis
paradigma pengembangan IPTEKS, yaitu: Paradigma sekuler, sosialis dan Islam.
Paradigma sekuler memandang agama dan IPTEK tidak bisa mencampuri dan
mengintervensi yang lainnya. Paradigma sosialis, yaitu paradigma dari ideologi
sosialisme yang menafikan eksistensi agama sama sekali. Agama itu tidak ada,
tidak ada hubungan dan kaitan apa pun dengan IPTEKS. IPTEKS bisa berjalan
secara independen dan lepas secara total dari agama. Paradigma ini mirip dengan
paradigma sekuler di atas, tapi lebih ekstrem. Paradigma Islam memandang bahwa
agama adalah dasar dan pengatur kehidupan. Aqidah Islam menjadi basis dari
segala ilmu pengetahuan. Aqidah Islam yang terwujud dalam apa-apa yang ada
dalam al-Qur`an dan al-Hadits-menjadi qaidah fikriyah (landasan pemikiran), yaitu
suatu asas yang di atasnya dibangun seluruh bangunan pemikiran dan ilmu
pengetahuan manusia.
Ilmu juga berkaitan dengan perkembangan teknologi.Sampai sekarang,
perkembanganilmu pengetahuan teknologi dan seni (IPTEKS) telah berkembang
pesat.Kemajuan IPTEKS itu sendiri didominasi kuat oleh peradaban orang
Barat.Sedangkan negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam
sebagian besar merupakan negara berkembang.Sebagai umatyang mewarisi ajaran

1
ketuhanan dan pernah mengalami kejayaan di bidang IPTEKS padazaman dahulu,
ini merupakan suati kenyataan yang cukup memprihatinkan.
Di samping adanya manfaat dari perkembangan IPTEKS itu sendiri, IPTEKS
ternyata juga memberikan dampak buruk kepada para penggunanya, seperti
pengaksesan situs pornodi internet, perjudian, dan kecurangan.Di sinilah peran
agama Islam untukmeluruskannya.Tulisan ini bertujuan menjelaskan peran Islam
itu sendiri terhadap perkembangan IPTEKS.
Berdasarkan latar belakang tersebut, makalah ini akan membahas apa saja
paradigma dalam perkembangan IPTEK.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas dapat diperoleh bebrapa rumusan masalah yaitu
antara lain :
1. Apakah pengertian paradigma dan ipteks dalam islam?
2. Bagaimana paradigma hubungan agama dan IPTEKS?
3. Apa rambu-rambu perkembangan IPTEKS dalam Alquran dan hadist?

1.3 Tujuan Makalah


Dari rumusan masalah di atas dapat diperoleh bebrapa tujuan makalah yaitu
antara lain :
1. untuk mengetahui pengertian tentang paradigma dan ipteks dalam islam.
2. Mengetahui paradigma hubungan agama dan IPTEKS
3. untuk mengetahui rambu-rambu perkembangan IPTEKS dalam Alquran
dan hadist.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Paradigma dan Ipteks


Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang seseorang terhadap
diri danlingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif),
bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif). Paradigma juga dapat berarti
seperangkat asumsi, konsep, nilai,dan praktik yang di terapkan dalam memandang
realitas dalam sebuah komunitas yang sama,khususnya, dalam disiplin intelektual.
Pengertian Paradigma secara etimologis paradigma berarti model teori ilmu
pengetahuan atau kerangka berpikir. Sedangkan secara terminologis paradigma
berarti pandangan mendasar para ilmuan tentang apa yang menjadi poko kpersoalan
yangsemestinya dipelajari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan. Jadi,paradigma
ilmu pengetahuanadalah model atau kerangka berpikir beberapa komunitas ilmuan
tentang gejala-gejala dengan pendekatan fragmentarisme yang cenderung
terspesialisasi berdasarkan langkah-langkahilmiah menurut bidangnya masing-
masing.
Ilmu dalam bahasa Arab `ilm berarti memahami, mengerti atau
mengetahui.`Ilmu menurut bahasa berarti kejelasan, karena itu segala kata yang
terbentuk dari akar katanya mempunyaiciri kejelasan.Ilmu adalah pengetahuan
yang jelas tentang segala sesuatu. Ilmu atau sainsmemiliki arti lebih spesifik yaitu
usaha mencari pendekatan rasional dan pengumpulan fakta-fakta empiris, dengan
melalui pendekatan keilmuan akan didapatkan sejumlah pengetahuanatau juga
dapat dikatakan ilmu adalah sebagai pengetahuan yang ilmiah. Menurut JanHendrik
Rapar menjelaskan bahwa pengetahuan ilmiah (scientific knowledge) adalah
pengetahuan yang diperoleh lewat penggunaan metode-metode ilmiah yang lebih
menjamin kepastian kebenaran yang dicapai Pengetahuan yang demikian dikenal
juga dengan sebutan science.
Teknologi adalah penerapan ilmu-ilmu dasar untuk memecahkan masalah
gunamencapai suatu tujuan tertentu, atau dapat dikatakan juga teknologi adalah
ilmu tentang penerapan ilmu pengetahuan untuk memenuhi suatu tujuan. Teknologi
adalah pengetahuandan ketrampilan yang merupakan penerapan ilmu pengetahuan

3
dalam kehidupan manusiaseharihari. Perkembangan iptek, adalah hasil dari segala
langkah dan pemikiran untukmemperluas, memperdalam, dan mengembangkan
iptek.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa ilmu
pengetahuan dan teknologi adalah suatu cara menerapkan kemampuan teknik yang
berlandaskan ilmu pengetahuan dan berdasarkan proses teknis tertentu untuk
memanfaatkanalam bagi kesejahteraan dan terpenuhinya suatu tujuan(Reta Elly et
al., 2020).

2.2 Paradigma hubungan agama dan seni


Perkembangan iptek, adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk
memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek. Agama yang dimaksud di
sini, adalah agama Islam, yaitu agama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi
Muhammad Saw, untuk mengatur hubungan manusia dengan Penciptanya (dengan
aqidah dan aturan ibadah), hubungan manusia dengan dirinya sendiri (dengan
aturan akhlak, makanan, dan pakaian), dan hubungan manusia dengan manusia
lainnya (dengan aturan mu’amalah dan uqubat/sistem pidana). Dalam Al Qur’an
surat Ali Imron ayat 190 – 191 yang artinya : “Sesungguhnya dalam penciptaan
langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal,. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari
siksa neraka.” Dari ayat tersebut menjelaskan betapa pentingnya ilmu pengetahuan
dan teknologi untuk dipelajari dan dimiliki.
Secara garis besar, berdasarkan tinjauan ideologi yang mendasari hubungan
keduanya, terdapat 3 (tiga) jenis paradigma :
Pertama, paradagima sekuler, yaitu paradigma yang memandang agama
dan iptek adalah terpisah satu sama lain. Sebab, dalam ideologi sekularisme Barat,
agama telah dipisahkan dari kehidupan agama tidak dinafikan eksistensinya, tapi
hanya dibatasi perannya dalam hubungan pribadi manusia dengan tuhannya.

4
Agama tidak mengatur kehidupan umum/publik. Paradigma ini memandang agama
dan IPTEK tidak bisa mencampuri dan mengintervensi yang lainnya.
Kedua, paradigma sosialis, yaitu paradigma dari ideologi sosialisme yang
menafikan eksistensi agama sama sekali. Agama itu tidak ada, tidak ada hubungan
dan kaitan apa pun dengan IPTEK. IPTEK bisa berjalan secara independen dan
lepas secara total dari agama. Paradigma ini mirip dengan paradigma sekuler di
atas, tapi lebih ekstrem. Dalam paradigma sekuler, agama berfungsi secara
sekularistik, yaitu tidak dinafikan keberadaannya, tapi hanya dibatasi perannya
dalam hubungan vertikal manusia-tuhan. Berdasarkan paradigma sosialis ini, maka
agama tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan IPTEK. Seluruh bangunan
ilmu pengetahuan dalam paradigma sosialis didasarkan pada ide dasar
materialisme, khususnya Materialisme Dialektis. Paham Materialisme Dialektis
adalah paham yang memandang adanya keseluruhan proses perubahan yang terjadi
terus menerus melalui proses dialektika, yaitu melalui pertentangan-pertentangan
yang ada pada materi yang sudah mengandung benih perkembangan itu sendiri.
Sedang dalam paradigma sosialis, agama dipandang secara ateistik, yaitu dianggap
tidak ada (in-exist) dan dibuang sama sekali dari kehidupan. Berdasarkan
paradigma sosialis ini, maka agama tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan
iptek.
Ketiga, paradigma Islam, yaitu paradigma yang memandang bahwa agama
adalah dasar dan pengatur kehidupan. Aqidah Islam menjadi basis dari segala ilmu
pengetahuan. Aqidah Islam yang terwujud dalam apa-apa yang ada dalam al-Qur`an
dan al-Hadits-- menjadi qaidah fikriyah (landasan pemikiran), yaitu suatu asas yang
di atasnya dibangun seluruh bangunan pemikiran dan ilmu pengetahuan manusia.
Paradigma ini memerintahkan manusia untuk membangun segala pemikirannya
berdasarkan Aqidah Islam, bukan lepas dari aqidah itu(Sangkala & Rahmiyati, 2015).

2.3 Rambu-Rambu Pengembangan IPTEKS dalam Al-Qur’an dan Hadits


Pengembangan IPTEKS pada satu sisi memberikan berkah dan manfaat yang
sangat besar bagi kesejahteraan hidup manusia bila IPTEKS disertai oleh asas iman
dan taqwa kepada Allah SWT. Sebaliknya, tanpa asas iman dan taqwa, IPTEKS
bisa disalahgunakan pada tujuan-tujuan yang bersifat destruktif (merusak). Al-

5
Qur’an sebagai dasar pijakan seorang muslim dalam kehidupan ini memberikan
kejelasan, bahwa Allah telah menciptakan manusia dengan potensi akal untuk
memahami elemen- elemen alam, menyelidiki dan menggunakan benda-benda
dalam bumi dan langit demi kebutuhannya. Allah SWT dalam surat al-Israa’
berfirman:

“Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka
didaratan dan dilautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami
lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang
telah Kami ciptakan.” (Q.S. Al-Israa’ [17]: 70)
Dalam ayat tersebut, Al-Qur’an sakhhara yang artinya menundukkan atau
merendahkan, maksudnya adalah agar alam raya ini dengan segala manfaat yang
dapat diraih darinya harus tunduk dan dianggap sebagai sesuatu yang posisinya
berada di bawah manusia. Peran manusia sebagai khalifah dimuka bumi
menyebabkan alam semesta tunduk dalam kepemimpinan manusia.

2.3.1 Aqidah Islam Sebagai Dasar IPTEKS


Menjadikan aqidah Islam dijadikan landasan IPTEKS, bukan berarti konsep-
konsep IPTEKS harus bersumber dari Al-Qur`an dan Al-Hadits, tapi maksudnya
adalah konsep IPTEKS harus distandardisasi benar salahnya dengan tolok ukur Al-
Qur`an dan Al-Hadits dan tidak boleh bertentangan dengan keduanya (Al-
Baghdadi, 1996). Al-Qur’an dan Hadits dijadikan sebagai tolak ukur benar atau
salahnya ilmu pengetahuan dan konsep teknologi itu dan konsep-konsep IPTEK
tersebut, tidak boleh lepas dan keluar dari inti kandungan AlQur’an dan Hadits.
Menjadikan aqidah Islam dijadikan landasan IPTEKS, bukan berarti konsep-
konsep IPTEKS harus bersumber dari Al-Qur`an dan Al-Hadits, tapi maksudnya
adalah konsep IPTEKS harus distandardisasi benar salahnya dengan tolok ukur Al-
Qur`an dan Al-Hadits dan tidak boleh bertentangan dengan keduanya (Al-
Baghdadi, 1996). Al-Qur’an dan Hadits dijadikan sebagai tolak ukur benar atau
salahnya ilmu pengetahuan dan konsep teknologi itu dan konsep-konsep IPTEK
tersebut, tidak boleh lepas dan keluar dari inti kandungan AlQur’an dan Hadits.

6
Keharusan tolok ukur syariah ini didasarkan pada banyak ayat dan juga hadits
yang mewajibkan umat Islam menyesuaikan perbuatannya (termasuk
menggunakan IPTEKS) dengan ketentuan hukum Allah dan Rasul-Nya
sebagaimana firman Allah berikut:

“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian
mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang
kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (Q.S. an-Nisaa` [4]: 65)

2.3.2 Pengembangan IPTEKS semata-mata untuk mencari keridhaan Allah


Dalam mengembangkan IPTEKS, umat Islam hendaknya memiliki dasar dan
motif bahwa yang mereka lakukan tersebut adalah untuk memperoleh kemakmuran
dan kesejahteraan di dunia sebagai jembatan untuk mencari keridhaan Allah
sehingga terwujud kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Allah berfirman dalam Q.S.
Al Bayyinah 5:

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan


memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan
supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah
agama yang lurus.” (Q.S. Al-Bayyin [98]: 5)

2.3.3 Muatan Etika dalam Pengembangan IPTEKS


Pengembangan IPTEKS terkandung muatan etika yang selalu menyertai hasil
teknologi pada saat akan diterapkan. Sungguh pun hebat hasil teknologi namun jika
diniatkan untuk membuat kerusakan sesama manusia, menghancurkan lingkungan
sangat dilarang di dalam Islam. Jadi teknologi bukan sesuatu yang bebas nilai,
demikian pula penyalahgunaan teknologi merupakan perbuatan zalim yang tidak
disukai Allah SWT. Perhatikan FirmanNya:

7
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat
baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Q.S.
Al-Qashash [28]: 77)
Dengan demikian, rambu-rambu pengembangan IPTEKS dalam Islam adalah
menjadikan paradigma Islam sebagai pandangan utama dan menjadikan syariah
Islam sebagai dasar dalam penerapan dan pemanfaatan konsep IPTEKS.
Perkembangan IPTEKS itu harus diikuti dengan keimanan dan ketakwaan,
sehingga pengembangan IPTEKS merupakan hasil dari keterampilan manusia
dengan dilandasi Al-Qur’an dan Hadits(Drs. Mu’adz et al., 2016).

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan
1. Pengertian Ilmu pengetahuan dan Teknologi adalah suatu cara
menerapkankemampuanteknik yang berlandaskan ilmu pengetahuan dan
berdasarkan proses teknis tertentu untukmemanfaatkan alam bagi
kesejahteraan dan terpenuhinya suatu tujuan.
2. Persepektif Islam tentang teknologi, menurut hukum asalnya segala
sesuatu itumubah termasuk segala apa yang disajikan berbagai
peradaban, semua tidak ada yang haramkecuali jika terdapat nash atau
dalil yang tegas dan pasti, karena Islam bukan agama yangsempit.
Manusialah yang bertanggung jawab atas penggunaan produk teknologi,
bermanfaatkah atau sebaliknya mendatangkan dosa dan malapetaka bila
tidak dilakukandengan baik. Hal ini sesuai dengan dasar al-Qur`an yang
memberi motivasi bagi manusiadalam menggunakan akal pikirannya
sehingga tercipta teknologi yang canggih.
3. Perkembangan iptek dan seni, adalah hasil dari segala langkah dan
pemikiran untuk memperluas, memperdalam, dan mengembangkan
iptek dan seni. Dari uraian di atas dapat dipahami, bahwa peran Islam
yang utama dalam perkembangan iptek dan seni setidaknya ada 2 (dua).
Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran dan
ilmu pengetahuan. Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar
penggunaan iptek dan seni. Jadi, syariah Islam-lah, bukannya standar
manfaat (utilitarianisme), yang seharusnya dijadikan tolok ukur umat
Islam dalam mengaplikasikan iptek dan seni.
4. Rambu-rambu pengembangan IPTEKS, yaitu pertama menjadikan
Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran dan ilmu pengetahuan.
Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar penggunaan IPTEKS,
dan ketiga pengembangan IPTEKS terkandung muatan etika yang
selalu menyertai hasil teknologi pada saat akan diterapkan

9
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Mu’adz, M. Ag., Puspita Handayani, S. Ag. , M. Pd. I., Anita Puji Astutik, M.
Pd. I., & Supriyadi, M. Pd. I. (2016). ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN.
Reta Elly, Y., Fanny, A., Masrofatun, K., & Anisa. Vaieza. (2020). PARADIGMA
PENGEMBANGAN IPTEK DALAM ISLAM.
https://www.academia.edu/44738774/PARADIGMA_PENGEMBANGAN_I
PTEK_DALAM_ISLAM
Sangkala, & Rahmiyati, A. (2015). PARADIGMA PENGEMBANGAN IPTEKS.
https://asbarsalim009.blogspot.com/2015/03/paradigma-pengembangan-
ipteks.html

10

Anda mungkin juga menyukai