MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan III
Dosen Pengampu : Ubad Badrudin, M.Pd.I
Disusun oleh :
Ai Susi : E1914401011
Ajang Ade Sobar : E1914401016
Egis Srimulyati : E1914401013
Lusi Fitriani : E1914401010
Rena Amelia : E1914401012
Yeni Nuraeni : E1914401015
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah dengan judul “Hakikat Ipteks Dalam
Pandangan Islam” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini kami susun
untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan III.
Berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya pembuatan makalah
ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Kami tak lupa mengucapkan terima kasih
kepada pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini dan juga kepada
sumber-sumber yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Kami berharap dalam penulisan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
kami umumnya bagi para pembaca. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan.
Kami menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, hal itu dikarenakan
kemampuan kami yang terbatas.Oleh karena itu, dengan senang hati kami akan menerima
segala masukan dan saran untuk lebih memperluas pengetahuan.
KATA PENGANTAR..................................................................................... I
DAPTAR ISI.................................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 2
1.3 Tujuan.................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAAN ............................................................................. 3
2.1 Pengertian IPTEK............................................................................... 3
2.2 Konsep IPTEK Dalam Islam.............................................................. 4
2.3 Faktor IPTEK Dalam Al-Qura’an...................................................... 5
2.4 Khazanah Kemajuan IPTEK dalam Sejarah Peradaban Islam........... 7
2.5 Arah Pengembangan IPTEK dalam Islam.......................................... 10
2.6 Menunjukan Sikap dan Perilaku Islam Dalam Menghadapi
Kemajuan IPTEK................................................................................ 14
BAB III PENUTUP....................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan........................................................................................... 17
3.2 Saran.................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Untuk memahami pandangan islam tentang IPTEK
2. Untuk memehami dampak positif dan negatif tentang perkembangan IPTEK
3. Untuk memehami tentang pentingnya umat beragam mengikuti IPTEK
BAB II
PEMBAHASAAN
menjadi ipteks. Sedangkan kata teknologi berasal dari bahasa Yunani "teknikos"
berarti "teknik". Apabila ilmu bertujuan untuk berbuat sesuatu, maka teknologi
bertujuan untuk membuat sesuatu. Karena itu maka teknologi itu berarti suatu metode
penerapan ilmu untuk keperluan kehidupan manusia (Komaruddin,1987:275-276).
Ilmu pengetahuan (sains) adalah pengetahuan tentang gejala alam yang
diperoleh melalui proses yang disebut metode ilmiah (scientific method) (Aji, 2017).
Sedang teknologi adalah pengetahuan dan keterampilan yang merupakan penerapan
ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Perkembangan iptek, adalah
hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk memperluas, memperdalam, dan
mengembangkan iptek.
Menurut Ali Syariatidalam buku Cakrawala Islam yang ditulis oleh Amin Rais,
Ilmu adalah pengetahuan manusia tentang dunia fisik dan fenomenanya. Ilmu
merupakan imagi mental manusia mengenai hal yang kongkret. Ia bertugas
menemukan hubungan prinsip, kausalitas, karakteistik di dalam diri manusia, alam,
dan entitas-entitaslainnya (M.Amin Rais,1999: 108).
Menurut Zalbawi Soejati, teknologi adalah wujud dari upaya manusia yang
sistematis dalam menerapkan atau memanfaatkan ilmu pengetahuan / sains sehingga
dapat memberikan kemudahan dan kesejahteraan bagi umat manusia (Zalbawi
Soejoeti, 1998: 150).
Dari beberapa definisi tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmu
pengetahuan merupakan kumpulan beberapa pengetahuan manusia tentangalam
empiris yang disusun secara logis dan sistematis. Sedangkan Teknologi merupakan
penerapan dari ilmu pengetahuan tersebut, yang tujuan sebenarnya adalah untuk
kemaslahatan manusia.
Peran Islam dalam perkembangan iptek, adalah bahwa Syariah Islam harus
dijadikan standar pemanfaatan iptek (Hasibuan, 2014). Ketentuan halal-haram
(hukum-hukum syariah Islam) wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan iptek,
bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah
dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan iptek yang tidak boleh dimanfaatkan, adalah
yang telah diharamkan syariah Islam.
awal Islam.
2.3 Fakta IPTEKS dalam al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan satu-satunya mu‟jizat yang tak lekang dimakan zaman.
Al-Qur’an ini bersifat universal untuk seluruh umat manusia. Salah satu sifat asli Al-
Qur‟an yang membedakannya dari bible adalah bahwa untuk mengilustrasikan
penegasan yang berulang-ulang tentang kemahakuasaan Tuhan, kitab tersebut
merujuk kepada suatu keragaman gejala alam(MauriceBucaille, 1998: 195).
Diantara aspek-aspek terpenting dari pemikiran ini, bahwa al-Qur'an berisi
informasi tentang fakta-fakta ilmiah yang amat sesuai dengan penemuan manusia,
yang diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Bahwa seluruh kehidupan berasal dari air (QS. Al-Anbiya [21]: 30)
Artinya: “dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya
langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami
pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?
2. Bahwa alam semesta terbentuk dari gumpalan gas (di dalam al-Qur'an disebut
dengan ad-Dukhan), (QS. Fushshilat [41]: 11)
Artinya:“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih
merupakanasap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah
kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa".
keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
Selain fakta ilmiah yang disebutkan diatas juga tampak dari penamaan surat-
surat dalam Al Qur‟an antara lain: An-Nahl, An-Naml, Al-Hadid, Ad-Dukhan, An-
Najm, Al-Qomar dan masih banyak lagi yang lainnya.
Dari beberapa fakta ilmiah tersebut di dalam al-Qur'an, amatlah jelas bahwa al-
Qur'an memberikan petunjuk kepada manusia tentang berbagai hal. Untuk mengetahui
secara detail dan seksama, maka manusialah yang harus berusaha untuk memecahkan
berbagai problematika keilmuan yang didapati dalam kehidupan ini dengan
berlandaskan pada ajaran al-Qur'an. Dengan berlandaskan kepada al-Qur'an,manusia
akan mengetahui hasil penelitiannya mengenai alam melalui "pengkomparasian
(pencocokan)" dengan al-Qur'an", apakah sesuai dengan apa yang telah dijelaskan oleh
al-Qur'an atau sebaliknya(Nasim Butt, 2001: 60).
Disamping contoh fakta ilmiah tersebut di atas, terdapat pula ayat yang
mengisyaratkan tentang teknologi kepada umat manusia. Al-Qur'an tidak
menghidangkan teknologi suatu ilmu yang murni dan lengkap, tetapi hanya
menyinggung beberapa aspek penting dari hasil teknologi itu dengan menyebutkan
beberapa kasus atau peristiwa teknik. Perlu diingat bahwa al-Qur'an bukan buku teknik
sebagaimana juga ia bukan buku sejarah (walaupun banyak juga kisah di dalamnya),
buka buku astronomi, fisika dan lain-lain, melainkankitab suci yang berisi petunjuk dan
pedoman hidup bagi manusia.
Disamping banyak tentang ilmu pengetahuan dan teknologi, Al-Qur'an juga
membahas tentang seni, hal ini dapat dilihat pada firman Allah. (QS. Asy-Syu‟ara‟
[26]: 149).
Artinya:“Tuhan yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di
antara keduanya, jika kamu adalah orang yang meyakini”.
Ayat di atas menunjukkan seni pahat yang dilakukan oleh kaum nabi Shaleh
yaitu memahat gunung untuk dijadikan rumah.
Islam juga menekankan akan pentingnya membaca, menelaah, meneliti segala
sesuatu yang terjadi di alam raya ini. Membaca, menelaah, meneliti hanya bisa
dilakukan oleh manusia, karena hanya manusia makhluk yang memiliki akal dan hati.
Selanjutnya dengan kelebihan akal dan hati, manusia mampu memahami fenomena-
fenomena yang ada di sekitarnya, termasuk pengetahuan. Dan sebagai implikasinya
kelestarian dan keseimbangan alam harus dijaga sebagai bentuk pengejawatahan tugas
manusia sebagai khalifah fil ardh.
Berikut beberapa urgensi pendidikan dalam Al-Qu’an :
1. Mendidik akhlak dan jiwa manusia, menanamkan nilai-nilai keutamaan, membiasakan
mereka dengan kesopanan yang tinggi.
2. Menjadi manusia yang hidup mulia dan bahagia dunia dan akhirat
3. Menjadi hamba Allah SWT yang selalu mendekatkan diri kepada-Nya. Karena
manusia diciptakan sebagai khalifah dan mengabdi kepada-Nya.
4. Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kita dan orang-
orang yang memiliki ilmu pengetahuan.
5. Serta mampu menjalankan hidupnya sebagai khalifah Allah di muka bumi dengan
memiliki pengetahuan baik pengatahuan agama maupun pengetahuan umum.
Pada abad ke-8 dan 9 M, negeri Irak dihuni oleh 30 juta penduduk yang 80%
nya merupakan petani. Hebatnya, mereka sudah pakai sistem irigasi modern dari
sungai Eufrat dan Tigris. Hasilnya, di negeri-negeri Islam rasio hasil panen
gandum dibandingkan dengan benih yang disebar mencapai 10:1 sementara di
Eropa pada waktu yang sama hanya dapat 2,5:1.
Masa kejayaan Islam, terutama dalam bidang ilmu pengetahun dan teknologi,
kata Ketua Kajian Timur Tengah Universitas Indonesia, Dr Muhammad Lutfi,
terjadi pada masa pemerintahan Harun Al-Rasyid. Dia adalah khalifah dinasti
Abbasiyah yang berkuasa pada tahun 786. Saat itu, kata Lutfi, banyak lahir tokoh
dunia yang kitabnya menjadi referensi ilmu pengetahuan modern. Salah satunya
adalah bapak kedokteran Ibnu Sina atau yang dikenal saat ini di Barat dengan
nama Avicenna.
Pada saat itu tentara Islam juga berhasil membuat senjata bernama ‘manzanik’,
sejenis ketepel besar pelontar batu atau api. Ini membuktikan bahwa Islam
mampu mengadopsi teknologi dari luar. Pada abad ke-14, tentara Salib akhirnya
terusir dari Timur Tengah dan membangkitkan kebanggaan bagi masyarakat
Arab.
Kejatuhan Islam ke tangan Barat dimulai pada awal abad ke-18. Umat Islam
mulai merasa tertinggal dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi setelah
masuknya Napoleon Bonaparte ke Mesir. Saat itu Napoleon masuk dengan
membawa mesin-mesin dan peralatan cetak, ditambah tenaga ahli. Dinasti
Abbasiyah jatuh setelah kota Baghdad yang menjadi pusat pemerintahannya
diserang oleh bangsa Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan. Di sisi lain,
tradisi keilmuan itu kurang berkembang pada kekhalifahan Usmaniyah. Tanggal 3
Maret 1924, khilafah Islamiyah resmi dihapus dari konstitusi Turki. Sejak saat itu
tidak ada lagi negara yang secara konsisten menganut khilafah Islamiyah. Terjadi
gerakan sekularisasi yang dipelopori oleh Kemal At-Taturk, seorang Zionis
Turki.
Jatuh itu memang menyakitkan. Apalagi ketika kita udah berada jauh di
puncak kesuksesan. Setelah berhasil membangun kejayaan selama 14 abad lebih,
akhirnya peradaban Islam jatuh tersungkur. Inilah kisah tragis yang dialami
peradaban Islam. Bukan tanpa sebab tentunya. Serangan pemikiran dan militer
dari Barat bertubi-tubi menguncang Islam. Akibatnya, kaum muslimin mulai
goyah. Puncaknya, adalah tergusurnya Khilafah Islamiyah di Turki dari pentas
perpolitikan dunia.
Jadi terakhir kaum muslimin hidup dalam naungan Islam adalah di tahun
1924, tepatnya tanggal 3 Maret tatkala Khilafah Utsmaniyah yang berpusat di
Turki alias Konstantinopel diruntuhkan oleh kaki tangan Inggris keturunan
Yahudi, Musthafa Kemal Attaturk. Nah, dialah yang mengeluarkan perintah
untuk mengusir Khalifah Abdul Majid bin Abdul Aziz, Khalifah (pemimpin)
terakhir kaum muslimin ke Swiss, dengan cuma berbekal koper pakaian dan
secuil uang. Sebelumnya Kemal mengumumkan bahwa Majelis Nasional Turki
telah menyetujui penghapusan Khilafah.
Dengan kemampuan akal, ilmu, dan teknolginya manusia dapat meniru segala
kekuatan beraneka makhluk, manusia dengan kapal udara dan jet dapat terbang ke
udara seperti burung. Manusia dapat menembus bumi dengan teknologinya serta
menggali segala mineral dan minyak yang terpendam dalam bumi.
1. Tujuan utama ilmu yang dikuasai manusia adalah dalam rangka untuk mengenal
Allah swt. sebagai Al Khaliq, menyaksikan kehadirannya dalam berbagai
fenomena yang diamati, dan mengangungkan Allah swt, serta mensyukuri atas
seluruh nikmat yang telah diberikanNya.
2. Ilmu harus dikembangkan dalam rangka menciptakan manusia yang hanya takut
kepada Allah swt. semata sehingga setiap dimensi kebenaran dapat ditegakkan
terhadap siapapun juga tanpa pandang bulu.
3. Ilmu yang dipelajari berusaha untuk menemukan keteraturan sistem, hubungan
kausalitas, dan tujuan alam semesta.
4. Ilmu dikembangkan dalam rangka mengambil manfaat dalam rangka ibadah
kepada Allah swt., sebab Allah telah menundukkan matahari, bulan, bintang, dan
segala hal yang terdapat di langit atau di bumi untuk kemaslahatan umat
manusia.
5. Ilmu dikembangkan dan teknologi yang diciptakan tidak ditujukan dalam rangka
menimbulkan kerusakan di muka bumi atau pada diri manusia itu sendiri.
6. Dengan demikian, agama dan aspek pendidikan menjadi satu titik yang sangat
penting, terutama untuk menciptakan SDM (Human Resources) yang handal dan
sekaligus memiliki komitmen yang tinggi dengan nilai keagamaannya.
7. Di samping itu hal yang harus diperhatikan pembentukan SDM berkualitas imani
bukan hanya tanggung jawab pendidik semata, tetapi juga para pembuat
keputusan politik, ekonomi, dan hukum sangat menentukan.
8. Perlu dicatat bahwa akar kriminalitas, termasuk KKN, terjadi adalah
akhlaq/perilaku manusianya yang teralienasi dengan ajaran agamanya. Revolusi
terhadap perilaku manusia merupakan basis dari gerakan pembaharuan yang
benar. Oleh sebab itu sangat diperlukan co-responsible for finding solutions.
Untuk melakukan revolusi tersebut maka musti diawali dengan revolusi
pemikiran (Taghyiir)
2.6 Menunjukan Sikap dan Perilaku Islam Dalam Menghadapi Kemajuan IPTEKS
Bagi orang beriman, iman dan ilmu harus seimbang. Iman merupakan stir atau
kompas sehingga orang beriman tidak kehilangan arah, dan tidak akan melupakan
Tuhan Penciptanya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan pesatnya peradaban di dunia ini
bagi umat mukmin tidaklah akan melupakan dirinya untuk mempersiapkan bekal
kehidupan yanag kekal di akhirat. Dalam mengukur kemajuan, umat mukminin, tidak
melihat hanya pada sisi peradaban dunia belaka, tapi bagaimana kehidupan mereka
sekaligus dapat menjalankan ajaran agamanya (mengikuti Al Qur’an dan Sunnah).
Dalam rangka ini hendaklah kaum muslimin tidak tertinggal di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan upaya-upaya berikut :
1. Cekatan Menciptakan Alat
Al Qur’an menyebutkan ‘allama bil qalam (Tuhan mengajar manusia dengan
qalam) apa yang belum diketahuinya. Qalam artinya alat tulis. Bahwa Tuhan
mengajar manusia tanpa qalam bisa saja, tapi Dia hendak mendidik manusia
untuk menulis dan membaca. Tulisan membantu manusia untuk menyimpan ilmu
dan mengembangkannya. Manusia dapat saja menghafal banyak ilmu, tapi
kemampuan daya ingat manusia terbatas, sehingga tanpa alat tulis, ilmu tidak
dapat disimpan lama dan tidak dapat cepat menyebar.
Sudahkah umat Islam menemukan dan menciptakan alat? Kemajuan zaman
ditandai dengan ditemukannya alat-alat yang kini dikenal dengan teknologi.
Siapapun masyarakat yang terus mencari dan menemukan alat-alat, akan hidup
lebih mudah dan maju pesat dalam peradaban.
2. Menghargai Waktu
Ibarat pedang, kalau tak pandai memakainya, bisa melukai diri sendiri.
Demikianlah pula waktu, kalau tak cerdas menggunakannya akan berbahaya.
Masyarakat maju adalah masyarakat yang pandai dan amat menghargai waktu.
Bagi pebisnis, waktu diibaratkan uang. Sedikit lengah menggunakan waktu, akan
mengakibatkan kerugian. Tapi waktu dapat menggilas siapa saja yang tak mau
menggunakannya dengan baik. Masyarakat yang santai, malas-malasan dan tak
pandai menggunakannya bukan saja takkan maju, tapi juga akan tertinggal dan
akan tergilas oleh zaman.
Untuk menghargai dan memberikan arti yang tinggi, Tuhan sering bersumpah
menggunakan ungkapan “Demi Waktu”. Demi Waktu Malam, Waktu Siang,
Waktu Subuh, Waktu Dhuha, Demi Waktu Ashar, dsb. Maka sebagai umat Islam,
sudahkah kita memanfaatkan waktu sebaik-baiknya? Jawabannya akan
dibuktikan oleh kemajuan yang telah dan akan kita capai.
3. Memiliki Etos Kerja yang Kuat
Orang-orang Islam, utamanya yang berada di wilayah-wilayah yang subur dan
makmur tidak suka bekerja keras, dan tak tahan menghadapi kesulitan. Buat apa
kerja keras kalau toh dapat hidup makmur. Di Indonesia, dimana penduduknya
mayoritas umat Islam memiliki tanah yang subur sehingga digambarkan tongkat
yang dilemparsaja ke tanah akan tumbuh sebagai tanaman. Jadi buat apa susah-
susah bekerja, kalau semua tersedia dengan hidup santai.
Di daerah-daerah berpenduduk muslim, seperti negeri Arab dan kawasan
Teluk yang makmur dengan petrodolarnya, masyarakatnya tidak maksimal
bekerja. Belum pernah kita mendengar akhir-akhir ini ada penemuan baru di
bidang teknologi yang dihasilkan oleh orang muslim disana. Negara-negara yang
maju di bidang iptek dan peradaban adalah Negara-negara di mana
masyarakatnya suka bekerja keras, memiliki etos kerja yang tinggi, tekun dan
sungguh-sungguh menghadapi berbagai kesulitan. Hasil dari bersulit-sulit
menciptakan berbagai alat adalah kemudahan-kemudahan, yang kini dinikmati
bukan saja oleh mereka yang menemukannya, melainkan untuk kemakmuran bagi
seluruh umat manusia. Al Qur’an mengatakan bahwa di samping kesulitan itu
pasti ada kemudahan. Dinyatakan dalam QS. 94 (Al-Nasyrah): 5-8. al Afkaar)
dan pemahaman manusia terhadap Islam.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Peran Islam dalam perkembangan iptek, adalah bahwa Syariah Islam harus
dijadikan standar pemanfaatan iptek (Hasibuan, 2014). Ketentuan halal-haram
(hukum-hukum syariah Islam) wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan iptek,
bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah
dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan iptek yang tidak boleh dimanfaatkan, adalah
yang telah diharamkan syariah Islam.
3.2 Saran
Diharapkan kepada kita semua baik yang tua maupun yang muda agar dapat
mewujudkan Imtaq dan Iptek secara seimbang di negeri yang tercinta ini yaitu
Indonesia. Yakni melalui peningkatan kualiatas sumber daya manusia, potensi,
perbaikan sistem ekonomi, serta menerapkan budaya zakat, infak, dan sedekah. Insya
Allah dengan menjalankan syariat Islam dengan baik dan teratur kita dapat
memperbaiki kehidupan bangsa ini secara perlahan.
DAPTAR PUSTAKA
Al Baghdadi, Abdurrahman. Seni Dalam Pandangan Islam: Seni Vocal, Musik & Tari.
Gema Insani Press. Jakarta. 1991
Bucaille, Maurice. Asal Usul Manusia: Menurut Bibel AL-Quran Sain. Mizan Bandung.
1998.
Ghulsyani, Mahdi. Filsafat-Sains Menurut AL-Quran. Mizan. Bandung. 1998.
Komaruddin. Kamus Riset. Angkasa. Bandung. 1987.
Shihab, M. Quraish. Lentera Hati: kisah Hikmah Dan Kehidupan. Mizan. Bandung. 1999.
Soejoeti, Zalbawi, et.al.. Al-Islam & Iptek, PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 1998.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa Dep Dik Bud. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka .Jalarta 1999.
Tim Penyusun Ensiklopedia Indonesia. Ensiklopedia Indonesia. PT.Ikhtiar Baru-Van
Hoeve. Jakarta. jilid V
Ahmad Warson Munawwir.Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia,Pustaka Progressif.
Surabaya, 2002.
Rahmat Taufiq Hidayat.Khazanah Istilah Al Quran, Mizan,Bandung, 1996.
Endang Saifuddin Anshari. Ilmu Filsafat dan Agama, PT. Bina Ilmu,Surabaya, 1981. M.
Dawam Rahardjo.Ensiklopedi al-Qur’an Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-konsep
Kunci,Paramadina, Jakarta, 2002.
Achmad Baiquni.Al-Qur’an; Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Dana Bhakti Prima Yasa,
Yogyakarta, 1995
https://renaoktriyani.blog.institutpendidikan.ac.id/2018/06/19/makalah-islam-dibidang-
iptek/
JURNAL, Ir. Hj. Andi Ombong Sapada, M.Si, Muhammad Arsyam, S.Pd., M.Pd, Ilmu
Pengetahuan dan TeknologiMenurut Pandangan Islam, (Disampaikan Pada Ceramah
Jamaah Majelis Taklim Masjid Nurul Ismi Mamoa, 28 Mei 2020)