OLEH
praktikum analisis instrument percobaan I ” Analisis Kadar Fe2+ dalam Air Sumur
lingkungan sebagai tempat kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan
sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang
tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan
ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water). Limbah padat
lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena
tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari
bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan
Besi merupakan salah satu jenis logam yang biasa mencemari sumur tempat
pemukiman manusia. Konsentrasi besi terlarut yang masih diperbolehkan dalam air
bersih adalah sampai dengan 0,1 mg/L. Besi (Fe) sebagian besar berasal dari
berasal dari daerah dimana lapisan humusnya (top soil) agak tebal. Kandungan besi
dalam air minum dapat bersifat terlarut sebagai Fe2+ atau Fe3+ tersuspensi sebagai
butir kolodial atau lebih besar seperti FeO, dan yang tergabung dengan zat organic
atau anorganik.
Kadar besi dalam air dapat dianalisis dengan menggunakan bantuan alat
adalah metode analisis dengan cara menambahkan larutan standar dengan konsentrasi
yang diketahui pada sampel yang akan diketahui dengan volume tertentu. Metode ini
bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi sampel yang terlalu kecil sehingga tidak
Kampus UHO terdapat kemungkinan adanya logam besi dalam sumur, hal itu
disebabkan kondisi lingkungan yang kurang bersih dan rasa asin. Untuk mengetahui
kadar besi dalam sumur tersebut, maka akan dilakukan percobaan untuk mengetahui
kadar besi dalam air sumur apakah layak untuk dikonsumsi atau tidak.
1.2 Tujuan
Tujuan dari percobaan “Analisis Kadar Fe2+ dalam Air Sumur Menggunakan
1.3 Prinsip
PEMBAHASAN
Besi terlarut dalam air tanah antara 1,0-10 mg/L, namun tingkat kandungan
besi sampai sebesar 50 mg/L dapat juga ditemukan dalam air. Keberadaan besi dalam
air menyebabkan air berwarna kuning kecoklatan, menimbulkan bau yang tidak enak,
memberikan rasa amis dalam air dan memberikan kesempatan tumbuhnya bakteri
pengguna besi di dalam sistem air distribusi sehingga dapat mengganggu kesehatan.
Besi merupakan salah satu mineral yang terdapat di dalam air minum. Kadar
besi yang tinggi dalam air dapat merubah rasa menjadi pahit dan warna minuman
yang sedikit kemerahan sampai terdapat endapan besi jika terpapar udara, karena besi
kesehatan dunia atau WHO menyarankan 0,3 mg/L sebagai batas konsentrasi
maksimum zat besi dalam air minum dengan peraturan federal setiap negara yang
membatasi kandungan besi tidak lebih dari 1 ppm, meskipun besi mudah ditentukan
dalam air yang terkontaminasi mengandung lebih dari 1 ppm (Adebayo, 2011).
2.2 Metode Adisi Standar
Metode adisi standar adalah metode dimana sampel yang akan dianalisis
meminimalkan kesalahan yang disebabkan oleh berbagai matrik. Metode ini mampu
Metode adisi standar adalah salah satu metode standarisasi yang dapat
dengan cara menambahkan larutann standar kedalam sampel. Sinyal analitik seri
intersep = -CAVo / Vf, dengann volume sampel yang ditambahkan Vo dan volume
(Istiningrum, 2014).
Besi adalah unsur terbanyak kedua yang secara luas banyak dimanfaatkan
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Besi memiliki dua tingkat bilangan oksidasi
membentuk senyawa oksida dengan biloks +3 dibandingkan dengan biloks +2, serta
menjadi Fe2+ (ferro), diantaranya seng, sulfit, hidrazin, ion Sn2+, hidroksilamin
Secara umum besi terlarut dalam air tanah antara 1,0-10 mg/L, namun tingkat
kandungan besi sampai sebesar 50 mg/L dapat juga ditemukan dalam air tanah
(Aleart G, 1984). Secara fisik, keberadaan besi dalam air menyebabkan air berwarna
kuning kecoklatan, menimbulkan bau yang tidak enak, memberikan rasa amis dalam
air dan memberikan kesempatan tumbuhnya bakteri pengguna besi di dalam sistem
2010).
Zat besi (Fe) merupakan suatu komponen dari berbagai enzim yang
mempengaruhi seluruh reaksi kimia yang penting di dalam tubuh meskipun sukar
diserap (10-15%). Besi juga merupakan komponen dari hemoglobin yaitu sekitar
75%, yang memungkinkan sel darah merah membawa oksigen dan mengantarkannya
ke jaringan tubuh. Logam besi (Fe) sebenarnya adalah mineral yang dibutuhkan
tubuh untuk pembentukan hemoglobin, terdapat pada buah, sayuran, serta suplemen
makanan. Kadar besi dalam perairan alami berkisar antara 0,05-0,2 mg/L. Pada air
tanah dalam dengan kadar oksigen yang rendah, kadar besi dapat mencapai 10-100
mg/L, pada air hujan mengandung besi sekitar 0,05 mg/L, sedangkan pada air laut
Air secara kimiawi merupakan senyawa polar (H2O), yang mempunyai sifat-
sifat tertentu, seperti bersifat pelarut, dapat berikatan hidrogen dengan senyawa
organik dan sifat-sifat lain dalam mekanisme reaksi tubuh. Air untuk keperluan
minum tidak sama persis dengan pengertian air secara kimiawi, karena air minum
Jenis air yang terdapat di bumi ini ada yang berupa air angkasa, air permukaan
dan air tanah. Air angkasa merupakan air yang terdapat di udara atau atmosfer. Air
permukaan yaitu air yang terdapat pada permukaan seperti air sungai yang berupa air
yang tidak dapat diserap oleh tanah sedangkan air tanah adalah air yang berada dalam
tanah yang merupakan hasil dari pengendapan air yang berasal dari permukaan
(Manurung, 2017).
oleh suatu sistem kimia pada panjang gelombang tertentu. Spektrofotometri UV-
Visible adalah salah satu satu teknik yang sering digunakan dalam analisis farmasi.
Ini melibatkan pengukuran jumlah ultraviolet atau radiasi tampak yang diserap oleh
suatu zat dalam solusi. Instrumen yang mengukur rasio, atau fungsi rasio, dari
intensitas dua sinar cahaya di wilayah UV-Visible disebut Spektrofotometer
oleh suatu sistem kimia pada panjang gelombang tertentu. Sinar ultraviolet (UV)
mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm, dan sinar tampak (visible)
besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometer UV-Vis lebih banyak
berguna untuk pengukuran secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit di dalam larutan
bisa ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu dengan
ultraviolet atau sinar tampak dengan molekul sampel. Energi cahaya akan
mengeksitasi elektron terluar molekul ke orbital. Pada kondisi ini, elektron tidak
stabil dan dapat melepas energi untuk kembali ketingkat dasar, dengan disertai emisi
2.6 Orto-Fenontrolin
rumus moekul C12H8N2 dan memmpunyai berat molekul 10,20. Komposisinya adalah
cara yang sama dari 8-aminoquinoline. O-fenontrolin berbentuk serbuk kristal, larut
dalam pelarut alkohol dan aseton, dalam 300 bagian air dan 70 bagian benzen. O-
fenontrolin biasa digunakan untuk membentuk suatu kompleks dengan ion fero (Fe2+)
sebagai indikator sistem redoks, yaitu titrasi garam fero, digunakan juga dlam
penetapan kadar nikel, ruthenium, perak, dan logam lain (Akhirnawati, 2007).
2.5. Hidroksilamin–HCl
dengan titik leleh sebesar 151oC, larut dalam gliserol dan propilen glikol. Namun,
harus diberi perlakuan khusus dengan cara dibuat segar dan dipanaskan sebelum
dikomplekskan. Selain itu dibutuhkan konsentrasi yang besar untuk mereduksi besi
(Pangastuti, 2017).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.2.1. Alat
buah, botol semprot 1 buah, gelas kimia 250 mL 1 buah, pipet skala 25 mL 1 buah,
3.2.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu aquades, asam nitrat
pekat, sampel air sumur, larutan standar Fe2+ 100 ppm, orto-Fenantrolin 1%,
Sebelum dilakukan pengambilan sampel air sumur, wadah sampel air yang
disterilkan dalam oven selama beberapa jam. Sampel diambil dari Lorong Pelangi,
depan Kampus Baru Universitas Halu Oleo, sekitar 500 meter dari depan jalan pada
menggunakan botol gelap 1,5 L. Sampel air diambil dengan teknik grap sampling,
dimana 3 buah botol yang telah diikat dengan tali dimasukkan ke dalam sumur pada
kedalaman 20 cm dari permukaan air sumur, dibiarkan beberapa menit sampai air
Sampel yang telah diambil didalam air sumur dimasukkan dalam botol
gelap kemudian ditambahkan satu tetes HNO3 pekat hingga pH kurang dari atau
sama dengan 2, lalu dibawa ke laboratorium dan dimasukkan didalam lemari es.
dengan prosedur antara lain dihomogenkan sampel air sumur, lalu dimasukan 50 mL
di dalam gelas piala 100 mL. Kemudian ditambahkan 5 mL asam nitrat pekat dan
sampel air sumur menjadi agak putih atau menjadi jernih. Kemudian dipindahkan
sampel uji di dalam labu takar 50 mL dan ditambahkan aquades hingga tanda tera.
dimasukkan dalam 5 buah labu takar 50 mL. Selanjutnya ditambahkan 0,0 mL, 1,0
mL, 2,0 mL, 3,0 mL dan 4,0 mL larutan standar Fe3+ 100 ppm. Masing-masing
Diencerkan hingga tanda batas labu takar. Kemudian dikocok-kocok agar larutan
diukur serapan dari sampel pada panjang gelombang 520 nm. Selanjutnya dihitung
b.cs
cx
m.Vx
dimana:
Cs = Konsentrasi standard
0.18
0.16
0.14
0.12
Absorbansi
0.1
0.08
0.06
y = 0.0364x + 0.0084
0.04
R² = 0.8759
0.02
0
0 1 2 3 4 5
Konsentrasi
y = 0,0364x + 0,0084
0,025 = 0,0364x + 0,0084
x = 0,46 mg/L
= 2,3 mg/L
4.3 Pembahasan
tahapan yaitu pengambilan air sumur, pengawetan sampel dan penentuan konsentrasi
Fe pada sampel. Pada tahap pertama dilakukan dengan memasukkan 3 botol sekaligus
ke dalam sumur dimana botol yang digunakan adalah botol yang telah disterilkan.
Tahap kedua yaitu pengawetan sampel dengan penambahan satu tetes HNO3 pekat
sampel.
logam larut yang ditandai dengan warna endapan menjadi agak putih atau jernih.
ppm masing-masing 0 mL, 1 mL, 2 mL, 3 mL dan 4 mL. Penambahan larutan standar
tampak karena logam besi mempunyai panjang gelombang lebih dari 400 nm,
Pemilihan panjang gelombang juga dipilih karena cahaya tampak yang dapat diserap
sampel adalah sebesar 2,3 mg/L. Hal ini tentu sudah melewati batas konsentrasi
5.1 Kesimpulan
menghasilkan nilai konsentrasi Fe dalam sampel adalah sebesar 2,3 mg/L yang sudah
melewati batas konsentrasi maksimun Fe yang disarankan yaitu sebesar 0,3 mg/L
5.2 Saran
Saran yang dapat saya berikan dalam percobaan ini yaitu sebaiknya setiap
perlakuan dalam praktikum ini diperhatikan secara teliti agar tidak adanya kesalahan-
Adebayo, Basheer K., Ayejuyo, Segun., Okoro, Hussein K., Ximba B. J. 2011.
Spectrophotometric Determination Of Iron (III) In Tap Water Using 8-
Hydoxyquinoline As A Chromogenic Reagent. African Journal of
Biotechnology.10(71).
Akhirnawati, S.D. 2007. Penetapan Kadar Besi dalam Sereal Makanan Bayi Mereks
X,Y dan Z dengan Metode Spektrovotometri Visible. Skripsi.
Bahera. S., Subhajit, G., Ahamd. F. Santra S. dan Banerjae S. 2012. UV-Visible
Spectrofotometric Method Development and Validation of Asaay of
Pacarcetamol Tablet Formulation. Jurnal Anal Bional Techriques. 3(6).
Elfiana. 2010. Penurunan Konsentrasi Besi Dalam Air Secara Oksidasi Kimia Lanjut
(Fotokimia Sinar Uv Dan Uv Peroksidasi). Jurnal Teknik Kimia Politeknik
Negeri Lhokseumaw 8 (17).
Nurhaini, R. dan Arief A. 2016. Analisa Logam Besi (Fe) di Sungai Pasar Daerah
Belangwetan Klaten Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom. Jurnal
Ilmiah Manuntung, 2(1).
absorbansi
1-Fe 248,3
0.014
0.012
0.01 y = 0.0126x + 0.0002
R² = 0.9935
0.008
0.006
0.004
0.002
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Konsentrasi (ppm)