Prinsip Superposisi
Untuk membahas apa yang terjadi jika ada dua atau lebih gelombang yang sejenis menjalar
dalam medium yang sama dapat dimisalkan dengan dua gelombang bunyi yang sama –
sama berada di udara. Untuk mudahnya di pandang lebih dahulu dua gelombang pada tali.
Satu gelombang datang dari sebelah kiri, dan satu gelombang lain datang dari sebelah
kanan, seperti terlihat pada gambar berikut ini
Dua gelombang pada tali A dan B bertemu dan melanjutkan perjalanan masing-masing
tanpa ada perubahan bentuk.
Pada gambar diatas digambarkan apa yang terjadi setelah kedua gelombang ini bertemu.
Kedua gelombang meneruskan penjalaran mereka tanpa ada perubahan bentuk. Jadi kedua
gelombang itu tidak saling mempengaruhi. Juga ditunjukkan pada waktu kedua gelombang
bertemu, simpangan total setiap titik pada tali merupakan jumlah simpangan yang
disebabkan oleh kedua gelombang tersebut. Gambar tersebut juga menujukkan posisi
gelombang dan simpangan tali pada beberapa saat. Jadi, jika ada dua gelombang menjalar
dalam suatu medium, maka gangguan total pada medium adalah jumlah gangguan oleh
masing – masing gelombang. Sifat ini dikenal sebagai prinsip superposisi. Prinsip ini berlaku
untuk semua jenis gelombang, selama gangguan yang disebabkan oleh gelombang tidak
terlalu besar.
2. Gelombang Sinus
Untuk melihat yang terjadi pada interferensi dua gelombang sinus, maka dibahas dua
gelombang sinus dengan amplitudo yang sama, menjalar pada arah dan dengan kecepatan
yang sama pula, akan tetapi mempunyai fasa yang berlainan. Fungsi gelombang untuk
kedua gelombang dinyatakan dengan :
(4)
(5)
Persamaan (6) dapat di tulis sebagai :
(6)
Dimana :
A = amplitudo,
= sudut fasa gelombang dan
k = bilangan gelombang
Sehingga jika dilihat dan bersama – sama, maka dan sebagai fungsi x
pada suatu t tertentu, maka puncak akan tergeser sejarak dari puncak seperti pada
Maka diperoleh :
(8)
3. Diagram Fasor
Sekarang bagaimana halnya dengan superposisi tiga gelombang, atau dua gelombang
dengan frekuensi sama yang menjalar dalam medium yang sama (dengan kecepatan yang
sama ) akan tetapi dengan amplitudo yang berbeda. Untuk Mengatasi ini digunakan diagram
fasor. Misalkan ada dua fungsi gelombang :
dan
Hasil superposisi kedua gelombang ini dapat dinyatakan dengan fungsi gelombang :
(9)
Dimana :
= sudut fasa gelombang
R = indeks , A dan
k = bilangan gelombang
ω = frekuensi sudut
Jika ingin menentukan AR dan R haruslah diketahui A1,A2, dan . Dalam melakukan
penjumlahan di atas sekaligus juga menjumlahkan dua besaran, yaitu amplitudo A dan
sudut fasa . Untuk ini tiap suku pada persamaan (9) dipandang sebagai
vektor.
y1(x,t) = = φ 1A (
Ini digambarkan dengan diagram seperti pada gambar dibawah, diagram ini di sebut
diagram fasor.
Fungsi gelombang dengan y1(x,t) = = φ 1A (
Dimisalkan perambatan gelombang sinusoida pada gambar diatas ditentukan dengan fungsi
), yang artinya :
(10)
Persamaan (11) menunjukkan gelombang sinus yang merambat ke kanan. Jika gelombang
bergerak ke kiri, maka persamaannya menjadi :
(12)
dimana, ω = 2πf
maka didapatkan :