Anda di halaman 1dari 5

1.

Prinsip Superposisi
Untuk membahas apa yang terjadi jika ada dua atau lebih gelombang yang sejenis menjalar
dalam medium yang sama dapat dimisalkan dengan dua gelombang bunyi yang sama –
sama berada di udara. Untuk mudahnya di pandang lebih dahulu dua gelombang pada tali.
Satu gelombang datang dari sebelah kiri, dan satu gelombang lain datang dari sebelah
kanan, seperti terlihat pada gambar berikut ini

Dua gelombang pada tali A dan B bertemu dan melanjutkan perjalanan masing-masing
tanpa ada perubahan bentuk.

Pada gambar diatas digambarkan apa yang terjadi setelah kedua gelombang ini bertemu.
Kedua gelombang meneruskan penjalaran mereka tanpa ada perubahan bentuk. Jadi kedua
gelombang itu tidak saling mempengaruhi. Juga ditunjukkan pada waktu kedua gelombang
bertemu, simpangan total setiap titik pada tali merupakan jumlah simpangan yang
disebabkan oleh kedua gelombang tersebut. Gambar tersebut juga menujukkan posisi
gelombang dan simpangan tali pada beberapa saat. Jadi, jika ada dua gelombang menjalar
dalam suatu medium, maka gangguan total pada medium adalah jumlah gangguan oleh
masing – masing gelombang. Sifat ini dikenal sebagai prinsip superposisi. Prinsip ini berlaku
untuk semua jenis gelombang, selama gangguan yang disebabkan oleh gelombang tidak
terlalu besar.

2. Gelombang Sinus
Untuk melihat yang terjadi pada interferensi dua gelombang sinus, maka dibahas dua
gelombang sinus dengan amplitudo yang sama, menjalar pada arah dan dengan kecepatan
yang sama pula, akan tetapi mempunyai fasa yang berlainan. Fungsi gelombang untuk
kedua gelombang dinyatakan dengan :
(4)

(5)
Persamaan (6) dapat di tulis sebagai :

(6)

Dimana :
A = amplitudo,
= sudut fasa gelombang dan
k = bilangan gelombang

Sehingga jika dilihat dan bersama – sama, maka dan sebagai fungsi x

pada suatu t tertentu, maka puncak akan tergeser sejarak dari puncak seperti pada

gambar superposisi . Hasil superposisi kedua gelombang dan adalah :

Dari rumus ilmu ukur sudut :

sin B + sin C = 2 sin (B+C) cos (B-C) (7)

Maka diperoleh :

(8)

Superposisi dua gelombang dengan beda fase

3. Diagram Fasor
Sekarang bagaimana halnya dengan superposisi tiga gelombang, atau dua gelombang
dengan frekuensi sama yang menjalar dalam medium yang sama (dengan kecepatan yang
sama ) akan tetapi dengan amplitudo yang berbeda. Untuk Mengatasi ini digunakan diagram
fasor. Misalkan ada dua fungsi gelombang :
dan

Hasil superposisi kedua gelombang ini dapat dinyatakan dengan fungsi gelombang :

(9)

Dimana :
= sudut fasa gelombang
R = indeks , A dan
k = bilangan gelombang
ω = frekuensi sudut
Jika ingin menentukan AR dan R haruslah diketahui A1,A2, dan . Dalam melakukan
penjumlahan di atas sekaligus juga menjumlahkan dua besaran, yaitu amplitudo A dan

sudut fasa . Untuk ini tiap suku pada persamaan (9) dipandang sebagai
vektor.
y1(x,t) = = φ 1A (

yaitu suatu vektor dengan panjang A1 dan membuat sudut dengan


sumbu x. Jadi arah vektor ini dinyatakan oleh sudut fasa. Vektor semacam ini di sebut fasor.
Fungsi gelombang (x,t) tak lain adalah proyeksi pada sumbu x. Dengan menggunakan
fasor, superposisi kedua gelombang pada persamaan (9) menjadi jumlah fasor.

Ini digambarkan dengan diagram seperti pada gambar dibawah, diagram ini di sebut
diagram fasor.
Fungsi gelombang dengan y1(x,t) = = φ 1A (

4. Rumusan matematik gelombang yang merambat


Banyak karakteristik gelombang dapat dijelaskan dengan menggunakan konsep laju
gelombang, frekuensi, dan panjang gelombang. Namun, sering diperlukan deskripsi yang
lebih rinci dari posisi dan gerak gelombang pada waktu-waktu tertentu selama perambatan
gelombang. Untuk itu diperlukan rumusan matematik gelombang yang merambat.

Gelombang sinusoida bergantung waktu (t)

Dimisalkan perambatan gelombang sinusoida pada gambar diatas ditentukan dengan fungsi

: . Perpindahan gelombang dari posisi semula ditandai dengan sudut fasa (

), yang artinya :

(10)

Dimana : k = bilangan gelombang


maka diperoleh :
(11)

Persamaan (11) menunjukkan gelombang sinus yang merambat ke kanan. Jika gelombang
bergerak ke kiri, maka persamaannya menjadi :
(12)

Dengan memisalkan dan dari persamaan (10) diperoleh =

Dari persaman (3) didapat :

dimana, ω = 2πf

Untuk gelombang sinus yang merambat transversal maka ditentukan berdasarkan


persamaan (12). Perpindahan y merupakan fungsi dua variabel, t dan x . Kecepatan
gelombang (v) mempunyai harga konstan dengan mengambil turunan terhadap waktu (t).

Percepatan a dapat diperoleh dengan menurunkankan secara parsial kedua kalinya :

Turunan kedua terhadap x :

maka didapatkan :

Dengan demikian didapatkan persamaan diferensial gerak gelombang yang merambat:

(persamaan gelombang 1 dimensi)

Anda mungkin juga menyukai