Anda di halaman 1dari 36

PELURUHAN BETA

Elda Rayhana
PELURUHAN BETA
Dalam peluruhan beta, sebuah proton berubah
menjadi inti atau sebaliknya. Jadi Z dan N masing-
masing berubah satu satuan, tetapi A tidak berubah.
Pada peluruhan beta, yang paling utama adalah
sebuah netron meluruh menjadi sebuah proton dan
sebuah elektron

n → p + e
PELURUHAN BETA
Ketika proses peluruhan ini pertama kali dipelajari,
partikel yang dipancarkan disebut partikel beta,
kemudian baru diketahui bahwa partikel itu adalah
elektron.Elektron yang dipancarkan pada peluruhan
beta bukanlah elektron kulit atom dan juga bukan
Elektron yang semula berada dalam inti. Tetapi
Elektron ini diciptakan oleh inti dari energy yang
ada. Jika ada beda energy diam sekurang-kurang-
Nya penciptaan elektron sangat mungkin terjadi.
PELURUHAN BETA MINUS
 Peluruhan beta (β) adalah suatu proses peluruhan
radioaktif dengan muatan inti berubah tetapi jumlah
nukleonnya tetap. Radiasi beta minus disamakan dengan
pemancaran elektron dari suatu inti atom. Bentuk
peluruhan ini terjadi pada inti yang kelebihan neutron
dan pada umumnya disertai juga dengan radiasi gamma.
PELURUHAN BETA MINUS
 Radiasi beta (baik yang positif maupun yang negatif)
mempunyai spektrum energi yang sinambung
(continous) serta diikuti oleh antineutrino yang
membawa kelebihan energi yang dimiliki oleh zarah
beta. Seperti halnya pada radiasi Alpha, makin tinggi
energi yang dimiliki maka makin pendek umurnya. Pada
radiasi Beta minus, nomor atomnya akan bertambah
satu, sedang nomor massanya tetap. Reaksi secara umum
dapat ditulis sebagai:
PELURUHAN BETA MINUS
 Energi disintegrasi atau energi peluruhannya yaitu:
ada juga yang menulis dengan
 Q = (mx – mY )c2
 =(mI – mT )c2

mx = massa inti induk = mI

 my = massa inti anak / turunan


 mT = massa turunan
Contoh :
Jika massa atom ₆C ¹⁴ = 14,003242 sma dan ₇N¹⁴ =
14,003074 sma. Berapakah energi yang dibebaskan ketika ₆C ¹⁴
meluruh menjadi ₇N¹⁴ dengan memancarkan zarrah beta.

Penyelesaian : Persamaan reaksi peluruhan beta negatif adalah :

₆C ¹⁴ ₇N¹⁴ + ₁‫ـ‬β⁰ + ν + Q

Untuk peluruhan beta negatif berlaku persamaan :

Q = (mI - mT )c²
= (14,003242 sma -14,003074 sma)931,5 MeV/sma
= 0,156 MeV = 156 keV.
PELURUHAN BETA PLUS

 Radiasi ini sama dengan pancaran positron dari inti.


Bentuk peluruhan ini terjadi pada inti yang kelebihan
proton. Pancaran positron dapat terjadi apabila
perbedaan energi antara inti semula dengan inti hasil
paling tidak sebesar 1,02 MeV.
 Menurut Pauli, radiasi beta plus sama dengan perubahan
proton menjadi neutron sehingga nomor atomnya akan
berkurang satu. Reaksi secara umum dapat ditulis
sebagai berikut:
PELURUHAN BETA PLUS
 Energi disintegrasi atau energi peluruhannya yaitu:
 Q = (mx – mY - 2me)c2

 Pada radiasi Beta plus akan selalu diikuti dengan


peristiwa Annihilasi, karena begitu terbentuk zarah beta
plus maka akan langsung bergabung dengan elektron dan
menghasilkan radiasi Gamma:
Contoh : Jika massa atom ₇N ¹² = 12,018613 sma dan atom
₆C ¹² = 12,000000 sma Berapakah energi yang dibebaskan ketika
₇N ¹² meluruh menjadi ₆C ¹² dengan memancarkan zarrah beta
positif.

Jawab : ₇N ¹² ₆C ¹² + β⁺ + ν + Q

Untuk Peluruhan beta positif berlaku rumus :

Q = (ml – mT - 2me)c²

=[ (12,018613sma -12,000000 sma - 2(0,000549 sma) ]931,5 Mev/sma


= 16,31 MeV.
TANGKAPAN ELEKTRON
 Salah satu proses peluruhan inti adalah tangkapan
elektron (Electron capture, EC). Proses reaksinya adalah
 p + e−  → n +  ν

 Di sini sebuah proton di dalam inti menangkap elektron


dari orbitnya beralih menjadi sebuah netron ditambah
sebuah neutrino. Elektron yang ditangkap ini adalah
elektron terdalam sebuah atom, dan proses ini dicirikan
dengan kulit asal elektronnya: tangkapan kulit K, kulit L,
dan seterusnya.
Penangkapan elektron lebih banyak terjadi pada inti berat, karena inti berat mempunyai
jari-jari yang lebih kecil, kemudian elektron yang lebih dekat dengan inti atom
mempunyai interaksi yang lebih kuat dengan intinya.

p + e⁻ n + ν, secara umum dapat ditulis sebagai :

A
Z I  10 e Z A1T  

(m I  Zme )c 2  me c 2  [mT  ( Z  1)me ]c 2  Q


m I  mT  Q / c 2
Q  (m I  mT )c 2
Proses tangkapan elektron tidak dapat diamati
langsung, tetapi dapat diketahui melalui karakteristik radiasi
sinar-x yang dipancarkan, karena elektron kulit K yang telah
ditangkap, meninggalkan tempat yang kosong di kulit K
tersebut , sehingga elektron dari kulit yang lebih luar akan
mengisinya dengan melepaskan energi foton berupa sinar –x
karakteristik inti turunan.
Contoh :
Diketahui massa atom masing-masing inti adalah : ₄Be⁷ = 7,016930 sma,
₃Li⁷ = 7,016004 sma dan e = 0,000549 sma, maka inti ₄Be⁷ yang tidak stabil
dapat meluruh menjadi ₃Li⁷ melalui penangkapan elektron.
a. Mengapa tidak meluruh melalui pemancaran positron?
b. Berapakah energi kinetik maksimum neutrino.
Penyelesaian :
a. Jika meluruh melalui penangkapan elektron :
₄Be⁷ + e⁻ ₃Li⁷ + ν + Q
Q = (ml - mT)c²
Q = (7,016930 sma - 7,016004 sma )931,5MeV/sma
= 0,86 MeV (ada kemungkinan terjadi peluruhan

Jika meluruh melalui pemancaran positron, maka


₄Be⁷ ₃Li⁷ + e⁺ + Q

Q = (ml – mT - 2me )c²


= [7,016930 sma - 7,016004 sma – 2(0,000549 sma ) ]931,5MeV/sma
= -0,16 Mev (tida mungkin terjadi peluruhan)

Oleh karena itu ₄Be⁷ meluruh melalui penangkapan elektron


b. Q = energi peluruhan
= energi neutrino + energi kinetik pentalan inti ₃Li⁷ ‘

Energi kinetik neutrino menjadi maksimum jika energi kinetik


recoil inti ₃Li⁷ dianggap nol. Oleh karena itu energi kinetik maksimum
neutrino yang terpancar
ENERGI PELURUHAN.
  Peluruhan beta terjadi pada sebuah inti atom. Pada saat
pemancaran e−, sebuah inti atom dengan Z proton dan N
netron meluruh ke inti atom lain dengan Z + 1 .
 Contoh reaksi peluruhan radiasi Beta minus adalah:
 ⊽ disebut antineutrino yang merupakan partikel netral
dengan kelajuan c dan tidak mempunyai massa. Energi dari
antineutrino bersifat kinetic. Energi yang dilepas pada saat
peluruhan yaitu:

 . Nilai Q dari peluruhan ini, dihitung dengan mengurangi


massa-massa elektron (Zme) 
 Massa  elektron  saling  menghapuskan  dalam
perhitungan  Q. 
 Energi  yang  dilepas dalam peluruhan ini   sebagai
energi kinetik antineutrino, energi kinetik elektron dan
sejumlah kecil energi kinetik inti. Elektron memiliki
energi kinetik maksimum jika energi antineutrino hampir
nol
Sedangkan dalam pemancaran dapat digambar
kan e+ , proton inti berubah menjadi netron.
Reaksinya :

Nilai Q pada proses ini


 Sedang untuk tangkapan elektron, reaksinya

Dan nilai Q-nya


CONTOH
 Berapakah energi maksimum elektron yang teremisi dari
peluruhan e − di dalam H?
 Jawab

 Reaksi peluruhan

 
KARAKTERISTIK PARTIKEL BETA
 Daya Jangkau Sinar Beta
Sinar beta, baik elektron atau positron,keduanya
termasuk kelompok partikel ringan bermuatan.
Besar massa diam dan muatan elektriknya juga
sama, hanya tandanya saja yang berlawanan.
Kecepatan gerak di udara antara 0,32 c sampai 0,7 c.
c. Jejak partikel beta ini berbelok-belok karena
elektron ini mengalami hamburan di dalam bahan.
Energi rata-rata elektron ini (1/3) Kmax, sedang-
kan untuk positron 0,4 Kmax. Panjang jangkaun
partikel ini di medium dinyatakan dalam cm,
namun kadang- kadang juga dinyatakan dalam
bentuk ketebalan densitas (density thickness, dt)
dengan satuan massa per satuan luas (mg/cm2)
untuk menggantikan jarak atau ketebalan (d).
 dt (mg / cm2 ) = d (cm) x ρ(mg  / cm3)
ρ adalah massa jenis medium.

Dengan   sistem   satuan   ini,   jangkauan   partikel   di 


 dalam   medium   tidak   lagi memperhatikan jenis bahan
medium. Perumusan matematis yang menunjuk-kan hubungan
antara jangkauan dt dan energi maksi-
Mum Km (MeV) adalah sebagai berikut:
CONTOH
 Berapakah jangkauan linier partikel beta (dalam cm)
dengan energi maksimum 2,86 MeV yang dipancarkan
dari inti 5625Mn yang melewati aluminum.
 Jawab
DAYA IONISASI PARTIKEL BETA

Mekanisme hilangnya partikel beta sama dengan


mekanisme pada partikel alfa, yaitu diserap bahan yang
dilewati untuk proses ionisasi dan eksistasi.
 Partikel beta akan kehilangan energi 3,4 eV setiap
pembentukan satu pasang ion. Namun karena partikel
beta lebih kecil (sekitar 1/7300 dari massa partikel alfa)
dan muatan yang lebih rendah (1/2 dari partikel alfa),
maka konsekuensinya partikel beta dalam sepanjang
sejaknya tidak memproduksi pasangan ion per cm
sebanyak yang dibentuk partikel alfa.
 Partikel beta dengan energi 3 MeV mempunyai
jangkauan di udara lebih dari 1.000 cm namun hanya
mampu menghasilkan beberapa pasangan ion per mm
sepanjang jejaknya.
 Ionisasi spesifik (Is) partikel beta di udara bervariasi dari
60 sampai 7.000 pasangan ion  per  cm.  Ionisasi 
spesifik  bernilai  besar  untuk  partikel  beta  berenergi 
rendah, selanjutnya berkurang secara cepat untuk energi
yang makin besar, hingga mencapai minimum pada
energi sekitar 1 MeV. Ionisasi spesifik ini berlahan-lahan
naik untuk energi lebih besar dari 1 MeV.
 Persamaan ionisasi spesifik ditulis:

dK/dx adalah laju kehilangan energi akibat ionisasi dan eksitasi oleh


partkel beta (MeV/cm) dan W adalah energi rata-rata untuk membentuk
satu pasangan ion.
 Satu hal yang menarik, karena partikel beta bermuatan
listrik dan bergerak dengan kecepatan tinggi, apabila
melintas dekat inti atom, maka gaya elektrostatik inti
menyebabkan partikel beta membelok dengan tajam.
Peristiwa ini menyebabkan partikel beta kehilangan
energinya dengan memancarkan gelombang
elektromagnetik yang dikenal sinar-X Bremsstrahlung.
SINAR-X BREMSSTRAHLUNG
 Sinar-X bremsstrahlung mempunyai spektrum energi
kontinyu yang lebar, sementara spektrum energi dari
sinar-X karakteristik adalah diskrit. Sinar-X karakteristik
terbentuk melalui proses perpindahan elektron atom dari
tingkat energi yang lebih tinggi menuju ke tingkat energi
yang lebih rendah. Beda energi antara tingkat-tingkat
orbit dalam atom target cukup besar, sehingga radiasi
yang dipancarkannya memiliki frekuensi yang cukup
besar dan berada pada daerah sinar-X.
SINAR –X BREMSTRAHLUNG
 Sinar-X Bremstrahlung terjadi ketika elektron
dengan energi kinetik yang terjadi berinteraksi
dengan medan energi pada inti atom. Karena inti
atom ini mempunyai energi positif dan elektron
mempunyai energi negatif, maka terjadi
hubungan tarik- menarik antara inti atom dengan
elektron.
SINAR-X BREMSSTRAHLUNG
 Ketika elektron ini cukup dekat dengan inti atom dan inti
atom mempunyai medan energi yang cukup besar untuk
ditembus oleh elektron proyektil, maka medan energi
pada inti atom ini akan melambatkan gerak dari elektron
proyektil. Melambatnya gerak dari elektron proyektil ini
akan mengakibatkan elektron proyektil kehilangan
energi dan berubah arah. Energi yang hilang dari
elektron proyektil ini dikenal dengan photon sinar – X
bremstrahlung.
SINAR-X BREMSTRAHLUNG
SINAR-X KARAKTERISTIK
 Sinar-X karakteristik terjadi ketika elektron proyektil
dengan energi kinetik yang tinggi berinterkasi dengan
elektron dari tiap-tiap kulit atom. Elektron proyektil ini
harus mempunyai energi kinetik yang cukup tinggi untuk
melepaskan elektron pada kulit atom tertentu dari
orbitnya. Saat elektron dari kulit atom ini terlepas dari
orbitnya maka akan terjadi transisi dari orbit luar ke orbit
yang lebih dalam.
SINAR-X KARAKTERISTIK
 Energi yang dilepaskan saat terjadi transisi ini dikenal
dengan photon sinar-X karakteristik. Energi photon
sinar-X karakteristik ini bergantung pada besarnya energi
elektron proyektil yang digunakan untuk melepaskan
elektron dari kulit atom tertentu dan bergantung pada
selisih energi ikat dari elektron transisi dengan energi
ikat elektron yang terlepas tersebut.
SINAR –X KARAKTERISTIK

Anda mungkin juga menyukai