PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang menjadi sumber kehidupan bagi seluruh mahluk
hidup yang ada di bumi ini, tak ada yang bisa menyangkal, bahwa air merupakan elemen penting
dalam kehidupan manusia, tidak saja untuk dikonsumsi, kebutuhan akan air juga menopang banyak
aktivitas manusia. Menurut Kodoatie, (2005) “Air merupakan material yang membuat kehidupan
terjadi di Bumi”.
Dari sudut pandang geografi air adalah salah satu objek material geografi (geosfer), dimana studi
tentang air dikaji menggunakan pendekatan kelingkungan/ekologi maupun pendekatan keruangan
dan wilayah. Studi tentang air (hidrosfer) mengkaji segala wujud air sebagai objek yang ada di darat
maupun di laut. Adapun salah satu air yang ada didarat yaitu air tanah (groundwater).
Di Indonesia, secara umum “hampir 50 persen kebutuhan air rumah tangga berasal dari air tanah
(sumber, AMPL, 2010:4)”. Air tanah merupakan salah satu kebutuhan vital dalam aspek kehidupan
masyarakat. Sumber air tanah digunakan dalam pemenuhan kebutuhan perkotaan maupun perdesaan.
Untuk daerah perdesaan pemenuhan kebutuhan air umumnya berasal dari mataair, ataupun sumur air
tanah. Menurut Todd (2005) Mataair adalah keluarnya air tanah terkonsentrasi muncul di permukaan
tanah sebagai arus air yang mengalir.
Namun tidak semua air yang dimanfaatkan memiliki kualitas yang baik. Hampir seluruh
masyarakat tidak mengetahui sejauh mana tingkat kelayakan air yang mereka gunakan untuk
memenuhi kebutuhannya. Kemungkinan untuk menjadikan kualitas air yang berbeda ada banyak
faktor yang mempengaruhi baik dari segi alamiah seperti, kemiringan lereng, strata geologi, dan
curah hujan, maupun dari segi kegiatan manusia yang dapat mencemari kualitas air secara tidak
langsung, seperti limbah rumah tangga yang mengandung bahan kimia, kontak langsung dengan
badan air pada saat pengambilan, tempat pembuangan tinja yang terlalu dekat dengan sumber air
yang digunakan atau membuang pada aliran sungai, dll.
Dari segi penggunaan lahan dan perilaku manusia saja dapat membedakan tingkat kualitas air
yang satu dengan yang lainnya.
1
B. Rumusan Masalah
1. Dimana saja terdapat sumber air ?
C. Tujuan
D. Manfaat
2
5.Untuk mengetahui bagaimana analisis air.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sumber Air
1. Air laut
Air yang dijumpai di dalam alam berupa air laut sebanyak 80%, sedangkan
sisanya berupa air tanah /daratan, es, salju dan hujan. Air laut turut menentukan iklim
dan kehidupan di bumi.
a. Komposisi air laut
Kadar dan komponen unsure di dalam air laut ditentukan sejumlah reaksi kimia
fisik dan biokimia yang terjadi di samudera (Tabel 2.1)
4
S 885 Sm 1,7x10−6
Cl 19.000 Eu 4,6x10−7
A 0,45 Gd2,4x10−6
K 380 Tb -
Ca 400 Dy 2,9x10−6
Sc < 0,00004 Ho 8,8x10−7
Ti 0,001 Er 2,4x10−6
V 0,002 Tm 5,2x10−7
Cr 0,00005 Yb 2,0x10−6
Mn 0,002 Lu 4,8x10−7
Fe 0,01 Hf < 0,000008
Co 0,0004 Ta < 0,000003
Ni 0,007 W 0,0001
Cu 0,003 0,0000084
Zn 0,01 Os -
Ga 0,00003 Ir -
Ge 0,0006 Pt -
As 0,003 Au 0,00001
Se 0,0009 Hg 0,0002
Br 65 Ti < 0,0001
Kr 0,0002 Pb 0,00003
Rb 0,12 Bi 0,00002
Sr 8,0 Po -
Y 0,00001 At -
Zr 0,00002 Rn 0,6x10−15
Nb 0,00001 Fr -
Mo 0,01 Ra 1,0x10−10
Tc - Ac -
Ru 0,0000007 Th 0,000001
Rh - Pa 2,0x10−9
5
Pd - U 0,003
6
2) Sebagai tempat hidupnya binatang dan tumbuh-tumbuhan laut. Ada dua macam elemen
nutrisi yaitu elemen nutrisi utama (mayor), misalnya nitrogen, phosphorous dan silikon
dan elemen nutrisi mikro yaitu Fe, Mn, Zn, kobalt, Mg dan Cu.
3) Sebagai sumber air hujan
4) Alat transportasi
5) Dipakai sebagai sarana olahraga
6) Dipakai sebagai sarana pariwisata
7) Sebagai sumber mata pencaharian nelayan
8) Sebagai sumber devisa negara, misalnya melakukan budi daya mutiara, udang, ikan,
teripang, dan lain-lain.
9) Sebagai bahan desinfektan, sebagai bahan pengobatan
e. Bahan cemaran/pencemar
Bahan cemaran berupa sampah keluarga, bahan kimia dari industri (organic
maupun anorganik), yang paling celaka adalah bahan sisa radioaktif. Oleh karena suatu
kecelakaan, misalnya tenggelamnya kapal tanker pembawa minyak bumi sehingga laut
dicemari bahan tambang berupa minyak bumi. Hal ini sangat tidak diharapkan oleh
karena sulit mengatasi cemaran tersebut.
7
tekanan osmosis, maka derajat kegaraman pada air laut akan turun. Cara ini disebut
revers osmosis.
2. Air hujan
Sebelum membahas terjadinya hujan, perlu diketahui bahwa terdapat 2 musim
yaitu musim panas dan musim penghujan. Tetapi sebenarnya tidaklah demikian apabila
dikaji lebih mendalam, misalnya :
a. Musim hujan terjadi sekitar pertengahan November sampai dengan pertengahan Maret
(4 bulan).
b. Musim panas terjadi mulai dengan pertengahan Maret sampai dengan pertngahan Juli.
Musim panas dibagi dalam 2 tahap yaitu transisi (selama 2 bulan).
c. Musim pancaroba terjadi mulai pertengahan bulan Juli sampai dengan pertangahan
bulan September. Pada bulan-bulan ini udara terasa panas dan terdapat angin kencang
yang berubah-ubah arah.
d. Musim dingin terjadi pertengahan bulan September sampai dengan pertengahan bulan
November. Pada saat ini siang hari cuaca panas sekali, malam hari terasa dingin sekali.
Dengan mengetahui perubahan musim ini maka dapat ditelusuri terjadinya hujan.
Pada musim panas, matahari memanasi permukaan bumi, seperti sungai, danau, air laut
sehingga terjadi evaporasi (penguapan), tumbuh-tumbuhan, hewan maupun manusia
terjadi proses transpirasi/penguapan pula.
Uap air ini akan membumbung naik ke atas sampai suatu titik dimana suhu udara
sekitarnya sama denga suhu uap air yang menguap, selanjutnya terjadi titik kondensasi
dan terbentuk awan. Pada saat ini akan terjadi proses presipitasi melalui 2 teori: Teori
Bergeron. Awan yang terletak diatas dari uan air, mengadung Kristal es, sedangkan uap
air dalam fase dibawah titik beku disebut dalam keadaan super coated, sehingga air
cenderung sublimasi langsung di atas Kristal es. Kristal es tumbuh menjadi besar dan
oleh karena gaya gravitasi es akan jatuh ke bumi. Namun karena suhu udara di bawah
awan berada di atas titik beku es, maka Kristal es akan mencair dan jatuh sebagai hujan.
Teori Collision (teori tumbukan atau penyatuan). Teori ini menjelaskan bahwa
uap air itu saling bertumbukan dan kemudian terjadi penyatuan sehingga terbentuk uap
8
air/bintik-bintik yang lebih besar dank arena pengaruh gaya gravitasi, butir-butir air itu
akan jatuh sebagai hujan.
9
5) Masuk ke tanah dan keluar kembali ke sungai sebagai interlows.
d. Hujan buatan
Hujan buatan tidak boleh dilakukan pada musim panas oleh karena pada musim
panas sedang gencar-gencarnya terjadi evaporasi dan transpirasi. Hujan buatan
dilaksanakan apabila :
1) Pada musin hujan tidak kunjung adanya air hujan.
2) Perhatikan bentuk awan, awan yang berkembang vertical (1 km sampai 2 km) cumulus
atau kumulonimbus sangat baik di pakai pada dasar hujan buatan oleh karena itu perlu
mengetahui tentang sifat awan bentuk-bentuk awan.
10
e. Sifat awan
Awan sebagai petunjuk cuaca, sumber presipitasi, sebagai neraca panas bumi
dengan cara memantul radiasi matahari, memancarkan radiasi matahari dan mengasorpsi
radiasi matahari.
f. Bentuk awan
Ada empat macam bentuk awan :
1) Awan tinggi di atas 7 km : cirrus, cirrostratus, cirrocumulus.
2) Awan pertengahan antara 5-7 km : altostratus, altocumulus.
3) Awan rendah (di bawah 2 km) : strato cumulus, strato nimbostratus.
4) Awan yang berkembang vertikal dari 1 km sampai dengan 2 km : cumulus,
cumulonimbus.
3. Air tanah
Air tanah disebut pula air tawar oleh karena tidak terasa asin. Berdasarkan lokasi air
maka air tanah dapat dibagi dalam dua bagian yaitu :
a. Air permukaan tanah
Termasuk air permukaan tanah adalah sungai,rawa-rawa, danau, waduk(buatan).
Semuanya sangat tegantung curah hujan. Apabila curah hujan lebat, air sungai, danau,
akan pasang.
Air permukaan tanah ini serin dicemari oleh sampah keluarga, kotoran hewan,
limbah industry sehingga dalam mengkonsumsi air ini perlu ekstra hati-hati. Dari hasil
11
penelitian/analisis, elemen/mineral yang terkandung di dalam air permukaan dapat
dinyatakan sebgai berikut (dikutip dari buku Penyediaan Air Bersih disusun oleh
Sanropie, M.Sc dan buku Penyediaan Air Bersih Bagi Masyarakat oleh Sugiharto, M.Sc,
1983) adalah :
1) Hardness (120 mg/l sebagai 𝐶𝑎𝐶𝑂3 ).
2) Calcium (80 mg/l sebagai 𝐶𝑎𝐶𝑂3 ).
3) Magnesium (40 mg/l sebagai 𝐶𝑎𝐶𝑂3 ).
4) Sodium dan potassium (19 mg/l sebagai Na).
5) Bicarbonate (106 mg/l sebagai 𝐶𝑎𝐶𝑂3 ).
6) Chloride (23 mg/l sebagai Cl).
7) Sulfat (38 mg/l sebagi 𝑆𝑂4).
8) Nitrate (0,44 mg/l sebagai N).
9) Besi (0,3 mg/l sebagai Fe).
10) Silica (13 mg/l sebagai 𝑆𝑖𝑂2).
11) Karbon dioksid (4 mg/l sebagai 𝐶𝑎𝐶𝑂3 ).
12) pH 7,8.
1) Sumur gali
Diameter sumur gali antara 0,8-1 meter, lazim 0,8 meter, kedalaman sumur gali
tergantung lapisan tanah, ketinggian dari permukaan air laut, ada tidaknya air bebas di
bawah lapisan tanah. Umumnya :
a) Tanah sawah, sumur gali cukup 3-5 meter telah memperoleh tanah bebas.
b) Tanah berpasir, sumur gali cukup 6-8 meter telah memperoleh air bebas.
c) Tanah liat/berpadas, kedalaman sumur ≥ 12 meter baru memperoleh air bebas.
d) Tanah kapur/berbukit, umumnya sumur gali harus ≥ 40 meter baru diperoleh air bebas.
Keadaan/sifat air sumur gali :
a) Ketinggian air bebas umumnya sekitar 1-3 meter dari dasar sumur.
12
b) Ketinggian air bebas bervariasi, tergantung jumlah air yang diambil, tergantung musim.
c) Rasa dan warna air tergantung jenis tanah yang ada, tanah sawah airnya kekuning-
kuningan, tanah berpasir airnya jernih dan rasanya sejuk, tanah liat/padas airnya terasa
sedikit sepat, tanah kapur airnya terasa sedikit sepat, dan warnanya kehijau-hijauan.
d) Mudah tercemar oleh karena kelalaian dalam menutup mulut sumur.
e) Mengandung algae dalam jumlah sedikit.
f) Mengandung bakteri cukup banyak.
2) Sumur bor
Sumur yang terbentuk melalui pengeboran disebut sumur bor. Alat yang dipakai dalam
membuat sumur bor :
a) Secara manual dikerjakan oleh empat orang dengan mata bor baja.
b) Memakai mesin, mata bor fidia atau mata bor intan.
Lubang sumur bor biasanya 4 dim atau 5 dim dan kedalaman sumur bor tergantung
struktur dan lapisan tanah.
a) Tanah berpasir, biasanya kedalaman 30-40 meter sudah memperoleh air, biasanya airnya
naik sampai 5—7 meter dari permukaan tanah.
b) Tanah liat/padas, biasanya kedalaman 40-60 meter akan diperoleh air yang baik dan air
akan naik mencapai 7 meter dari permukaan tanah.
c) Tanah berkapur, biasanya sumur dibuat dengan kedalaman diatas 100 meter atau 200
meter, kemungkinan tipis sekali untuk memperoleh air. Air yang diperoleh sukar/ tidak
bisa naik ke atas dengan sendirinya.
Setelah membuat sumur bor, lubang sumur bor harus dipasang casing atau PVC
(paralon), terutama pada tanah berpasir pengeboran baru beberapa meter harus segera
memasang casing agar pasir tidak rontok menutupi hasil pengeboran tersebut.
13
c) jumlah bakteri jauh lebih kecil dari sumur gali.
d) jumlah algae di dalam air sumur bor jauh lebih banyak dibandingkan dengan air sumur
gali.
e) posisi kedudukan permukaan air sumur bor:
1. Hasil pengoboran sumur terjadi kenaikan permukaan air dibandingkan dengan sumur
gali disebut air tertekan positif atau disebut air artesis positif.
2. Apabila hasil pengeboran sumur, ternyata permmukaan airtetap atau dibawah
permukaan sumur gali disebut air artesis negatif.
3. Hasil pengeboran sumur tamppak ada kenaikan permuaan air disebut artesis positif.
a) Ada penurunan permukaan air sekitar ½ -1 meter, hasil pengeoran air dikatakan
baik/cukup baik.
b) Ada penurunan permukaan air sekitar 3 meter berarti hasil pengeboran kurang dalam,
perlu dibor kembali.
2. Sifat fisik
a. Titik beku 0°𝐶
b. Massa jenis es (0°𝐶) 0,92 g/𝑐𝑚3
c. Massa jenis air (0°𝐶) 1,00 g/𝑐𝑚3
d. Panas lebur 80 kal/gram
e. Titik didih 100°𝐶
f. Panas penguapan 540 kal/gram
g. Temperatur kritis 347°𝐶
h. Tekanan kritis 217 Atm
i. Konduktifitas listrik spesifik ( 25°𝐶) 1𝑥10−17/ohm-cm
j. Konstanta dielektrikum ( 25°𝐶) 78
14
Perlu diketahui bahwa air laut mempunyai tititk beku −1,9°𝐶 massa jenis air
tawar terbesar pada 4°𝐶, sedangkan air laut (kadar garam 35%) mempunyai massa jenis
terbesar pada −3,5°𝐶
.
3. Sifat kimia
Baik air laut, air hujan, maupun air tanah/air tawar mengandung mineral. Macam-
macam mineral yang terkandung dalam air tawar bervariasi tergantung struktur tanah
dimana air itu di ambil. Sebagai contoh mineral yang terkandung dalam air itu bukan
melalui suatu reaksi kimia melainkan terlarut dari suatu substansi misalnya dari batu
andesit (dari batu vulkanis).
Sifat kimia yag lain yaitu konduktivitas listrik pada air palling sedikit 1000 kali
lebih besar dari pada cairan non metalik pada suhu ruangan.
a. Air dapat terurai oleh pengaruh arus listrik dengan reaksi
𝐻2 𝑂 → 𝐻 + + 𝑂𝐻 −
b. Air merupakan pelarut yang baik
c. Air dapat bereaksi dengan basa kuat dan asam kuat
d. Air bereaksi dengan berbagai substansi membentuk senyawa padat dimana air terikat
dengannya, misalnya senyawa hidrate.
15
Shigella boydi, shigella
sonnei
Demam parathyphoid Salmonella paratyphosa
Salmonella scottmuller
Salmonella hirschfeldi
Protozoa Disentri amuba Entamuba histolitica
Virus Hepatitis infectiousa Virus hepatitis B
Helmintic (cacing) Ascaris (cacing gelang) Ascaris lumbricoides
Tricuriasis Tricuris trichuria
Schistosomiasis, Schistosoma spiralis
Dracontiasis Dracuncules medinensis
D. Fungsi air
Air sangat penting dalam kehidupan kita. Tanpa air kelangsunggan hidup
beberapa hari saja. Air merupakan bahan bangunan dari setiap sel, kandungan air bagi
setiap jaringan tubuh sangat bervariasi misalnya jaringan otot sekitar 7.5%, jaringan
lemak sekitar 2%, darah ssekitar 90%. Air merupakan bahan pelarut di dalam tubuh dan
membantu dalam pembuatan makanan. Suhu tubuh secara tidak llangsung diatur oleh air
dengan cara penyerapan melalui paru-paru dan keringat melalui kulit. Kebutuhan air
untuk diminum setiap hari sekitar 2 liter (bagi orag dewasa). Setiap individu memerlukan
air sekitar 60 liter /hari ( untuk minum, cuci dan sebagainya).
16
8. Keperluan kedokteran (hidroterapi, sebagai bahan pelarut obat, sebagai bahan infus).
E. Analisis air
Suatu bidang yang sangat luas yangg berkaitan dengan penggunaan metode
kimia, fisika dan biologi dalam menganalisis contoh air melalui dari air yan telah
didestilata sampai dengan air yang tercemar/terpolusi.
17
3) Konuktivitas listrik diukur dengan elektrometer dan secara tidak langsung sebagai
indikasi sisa larutan (residu).
4) Residu larutan air dapat pula diukur dengan gravimeter ( menunjukan berat=massa dari
contoh air).
5) Sisa suspensi mmemakai suspensi solid test. Ini sangat pentin dalam evaluasi
keregangan polutant dan efektivitas dari tratment air tersebut.
6) Untuk air siap minum perlu sekali menganalisis tentang kekeruhan air dan kejernihan
7) Memakai nephelomentri yaitu ppemakaian lilin yang menyala untuk menentukkan
kedalaman sumber air.
c. Metode analisisbiologi
Analisis biologi ini bertujuan untuk menentuan ada tidaknya organisme di dalam air
dan efek substansi di dalam air. Dalam melakuka pekerjaananalisis biologi metode
klasik yang dipakai meliputi laboratorium percobaan, penggunaan mikroskop untukk
identifikasi dan menghitung organisme di dalam air.
Hasil analisis itu sanat penting untuk mengadakan komparatif dan menentukan kapan
adanya organisme di dalam air dan efekk dari ppencemaran padat air alam. Adanya
algae di dalam air minuman mempunyai efek terhadap kualitas air dal hal rasa, bau
warna serta untuk mengontrol tempat penamppungan air. Tes mikrobiologi untuk
menentukan kualitas kesehatan dari air dan kenyamanan air yang digunakan. Tes ini
digunakan untuk mengetahui coliform grup apakah ada di dalam air atau tidak. Apabila
ada berarti air tersebut telah terpolusi dengan feses (faecal)/tinja.
18
1) Air tercemar dipedesaan. Sumber pencemaran adalah hail sampah rumah tangga, hasil
kotoran hewan, hasil industri kecil.
2) Air tercemar perkotaan bersumber dari hasil sampah rumah tangga, pusat perbelanjaan,
industri kecil, industri berat, hotel, restauran, tempat kebahan pencemaran.
Cara yang paling praktis, semua bahan pencemar disalurkan kedalam suatu
lubang yang dalam (seperti lubang WC) dengan ketentuan lubang tersebut harus jauh
dari lubang sumur ± 10 meter. Khususnya bagi bahan pencemar yan beracun missalnya
sianida, lubang tampungan harus jauh dari lubang sumur ± 25 meter.
Pencegahan terjadinya cemaran air. Pencegahan lebih berarti dari pada
pengolahan air tercemar. Cara yang ditempuh untuk pencegahan antara lain:
19
1) Memberi penyuluhan kepada masyarakat akan arti penting kebersihan lingkungan plus
kebersihan air.
2) Membuat saluran air kotor (got) menuju ketempat penampungan.
3) Membuat sarana penunjang misalnya bak sampah, WC umum.
4) Kepada perusahaan, pabrik diberi peringatan agar limbah pabrik /perusahaan tidak
mencemarkan air dan lingkungan.
5) Ada undang-undang khusus agar bisa menjerat dan memberi sanksi berat apabila aada
perusahaan (pabrik) yang mencemari air dan lingkungan.
b. Air bersih
Air bersih adalah air yang sudah terpenuhi syarat fisik, kimia, namun bakteriologi
belum terpenuhi. Air bersih ini diperoleh dari sumur gali, sumur bor, air hujan, air dari
sumber mata air. Pemanfaatan air bersih. Secara umum dapat dikatakan penggunaan air
bersih sebagai berikut:
1) Akan diolah menjaddi air siap minum
2) Untuk keperluan keluarga (cuci, mandi)
3) Sarana parawisata (air terjun)
4) Pada industri, (sarana pendingin)
5) Sebagai alat pelarut (dalam bidang farmasi/kedokteran)
6) Pelarut obat-oatan dan infus ( apabila air tersebut telah diolah menjadi air steril)
7) Sebagai sarana irigasi
8) Sebagai sarana peternakan
9) Sebagai sarana olah raga (kolam renang)
20
2) Tidak di cemari oleh bahan organik maupun anorganik
3) Tidak berbau, tidak berasa, kesan enak bila diminum
4) Mengandung mineral yang cukup sesuai dengan standar
5) Bebas kuman/LKM coliform dalam batas aman
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang kualitas air minum maka dapat
dilihat pada daftar yang dikeluarkan oleh meskes RI No.01/Birhukmas/I/1975 tanggal 26
April 1975 tentang syarat-syarat air minum (lihat tabel 2.3)
1. Syarat fisik
a. Rasa tak berasa
b. Bau tak berbau
c. Sisa zat padat 500-1000ppm (ppm=part permilion)
d. Derajat kekeruhan tidak melebihi 5-15 unit(turbidity unit)
e. Warna 5-30 unit (skala platina-cobalt)
f. PH 7-8,5 atau 6,5-9,2
Tabel 2.3 syarat-syarat air minum
N Unsur- Satuan Syarat – syarat
o unsur Minimal Maks. Maks. keterangan
diperbolehkan dianjurkan diperbolehkan
Fisika
1 Suhu ℃ - - - Skala PT-Co tak
2 Warna Unit - 5 50 berbau
3 Bau - - - - Tak berasa
4 Rasa - - - - Skala sile
5 Keker Unit - 5 25
uhan
Kimia
6 Deraja - 6,5 - 9,2 -
t
21
keasa
man
7 Zat mg / l - 500 1500 -
padat/j
umlah
8 Zat mg / l - - 10 -
organi
k
sebaga
i
𝐾𝑀𝑛𝑂4
9 Karbo mg / l - - - -
n
oksida
sebaga
i 𝐶𝑂2
agresif
1 Kesad °𝐷 5 - 10 -
0 ahan
1 Kasiu mg / l - 75 200 -
1 m
sebaga
i Ca
1 Magne mg / l - 30 150 -
2 sium
sebaga
i Mg
1 Besi/ju mg / l - 1 -
3 mlah
Fe
1 Manga mg / l - 0.1 0,5 -
22
4 n (Mn)
1 Temba mg / l - 0,05 1,5 -
5 ga
(Cu)
1 Zink mg / l - 0,05 15 -
6 (Zn)
1 Chlori mg / l - 1,0 600 -
7 da(Cl)
1 Sulfat mg / l - 200 400 -
8 (𝑆𝑂4)
1 Sulfid mg / l - 200 0 -
9 a
(𝐻2 S)
2 Flouri mg / l - - 2 -
0 da (F)
2 Amoni mg / l - - 0 -
1 a
(𝑁𝐻4 )
2 Nitrat mg / l - - 20 -
2 (𝑁𝑂3 )
2 Nitrit mg / l - - 0 -
3 (𝑁𝑂2 )
2 Phenol mg / l - - 0,002 Zat kimia beracun
4
2 Arsen mg / l - 0,001 0,05 -
5 (As)
2 Timba mg / l - - 0,1 -
6 l (Pb)
2 Seleni mg / l - - 0,1 -
7 um
23
(Se)
2 Chrom mg / l - - 0,05 -
8 (Cr)
2 Cyani mg / l - - 0,05 -
9 da
(CN)
3 Cadmi mg / l - - 0,01 -
0 um
(Cd)
3 Air mg / l - - 0,001 -
1 raksa
(Hg)
Radioa
ktif
3 Sinar - - - 10−9 -
2 alfa
3 Sinar - - - 10−8 -
3 beta
Mikro
biologi
3 Kuma - - - - -
4 n
parasit
patoge
n
3 Perkir - - - - -
5 aan
terdek
at
golong
an
24
colifor
m/100
ml air
2. Syarat kimia
Level kontaminasi
Timbal (Pb) 0,1 ppm
Selenium (Se) 0,05 ppm
Arsen (Ar) 0,05 ppm
Khron (Cr valensi VI) 0,05 ppm
Tembaga (Cu) 1,5 ppm
Fluorida 1 ppm
3. Zat yang tidak mengganggu kesehatan tetapi tidak boleh melebihi batas yang ditentukan
Besi 0,3-1,0 mg/l
Mangan 0,1-0,3 mg/l
Seng 1,0-1,5 mg/l
Calsium 75-200 mg/l
Magnesium 50-150 mg/l
Sulfat 200-500 mg/l
Chlorida 200-600 mg/l
Nitrogen-nitrat 0.001 mg/l
𝑁𝑂3 50 ppm
Tabel 2.4 syarat air minum menurut standar internasional
25
Besi (Fe) 0,3 mg/l 1 mg/l
Manganese (Mn) 0,1 mg/l 0,5 mg/l
Tembaga (Cu) 1,0 mg/l 1,5 mg/l
Zink (Zn) 5,0 mg/l 15 mg/l
Calcium (Ca) 75 mg/l 200 mg/l
Magnesium (Mg) 50 mg/l 150 mg/l
Sulfate (SO4) 200 mg/l 400 mg/l
Chloride(Cl) 200 mg/l 600mg/l
Ph range 7-8,5 Kurang dari 6,5 atau
lebih besar 9,2
Magnesium dan sodium 500 mg/l 1000 mg/l
sulfat
Phenolic substan 0,001 mg/l 0,002 mg/l
(sebagai phenol)
4. Syarat bakteriologi
a. 100 ml contoh air tidak terdapat satu bakteri coli
b. MPN (Most Probable Number ) bakteri coli tidak melebihi 1/100 ml air dari seegala
macam contoh air
a. Karakteristik fisik
26
1) Kekeruhan tidak melebihi 10 ppm (skala silika)
2) Warna tidak melebihi 20 ppm (skala standar cobalt)
3) Tidak berasa atau berbau
b. Kualitas kimia
1) Pb tidak melebihi 0,1 ppm
2) Fluorida (f) tidak melebihi 1,5 ppm
3) Arsen (As) tidak melebihi 0,05 ppm
4) Selenium (Se) tidak melebihi 0,05 ppm
5) Chromium (Cr) valensi VI tidak melebihi 0,05 ppm
6) Garam atau barium (Ba) valensi VI, logam berat, glucoside atau lainnya merusak secara
fisiologi tidak boleh ada atau hadir dalam air olahan
7) Tembaga (Cu) tidak melebihi 3ppm
8) Besi (Fe) dan menganese (Mn) keduanya tidak melebihi 0,3 ppm\
9) Magnesium (Mg) tidak melebihi 125 ppm
10) Seng (Zn) tidakk melebihi 15 ppm
11) Cholorida (Cl) tidak melebihi 250 ppm
12) Sulfate (𝑆𝑂4 ) tidak melebihi 250 ppm
13) Senyawa phenol tidak melebihi 0,001 ppm
14) Total zat padat berkisar 500-1000ppm
15) Pengolahan air secara kimia tidak boleh melebihi 10,6 kebasaan carbonate (𝐶𝑂3) tidak
melebihi 120 ppm sebagai Ca𝐶𝑂3 dan total kebasaan tidak melebihi 35ppm (sebagai
Ca𝐶𝑂3
27
Flourida (F) 1,4-2,4 (1mg/l = 0,0584g/gallon)
Lead (Pb) 0,05
Mercury(Hg) 0,002
Nitrate sebagai N 10
Selenium (Se) 0,01
Silver (Ag) 0,05
Endrin 0,0002
Lindane 0,0004
Methocychlor 0,1
Toxoplasma 0,005
2,4-D 0,1
2.4,5-TP silver 0,01
Turbidity 1 turbidity unit
Coliform bakteri 1 per 100 ml
c. Karakteristik bakteriologi
MPN (most probable number) bakteri coliform tidak melebihi 1 per 100 ml air
untuk segala macam sample air dalam setiap bulan.
Kutipan dari “grolier concice encyclopedic of science and tecnologi” tentang level
kontaminasi maksimum yang masih di toleransi ( lihat tabel 2.5)
Dari tabel tersebut dapat dilihat pemerintah, negara lain atau badan internasional
berusaha agar masyarakat yang mengkonsumsi air tidak menderita ssakit walaupun
terdapat perbedaan dalam kadar mineral.
28
Berdasarkan kadar kalsium di dalam air maka tingkat kesadahan air menurun
sawyer digolongkan dalam 4(empat) kelompok (buku chemistry for sanitary
engieneering) yaitu:
a. Kadar Ca𝑪𝑶𝟑 terdapat dalam air 0-75 mg/l disebut air lunak (soft water)
b. Kadar Ca𝑪𝑶𝟑 terdapat dalam air 75-150 mg/l disebut moderately harwater
c. Kadar Ca𝑪𝑶𝟑 terdapat dalam air 150-300 mg/l disebut hard water
d. Kadar Ca𝑪𝑶𝟑 terdapat dalam air 300 mg/l keatas disebut very hard water.
Berdasarkan kandungan mineral maka kesadahan air dibagi dua golongan yaitu :
2. Perlunakan Air
Perlunakan air dalam bahasa inggris dikenal dengan nama water softening yaitusuatu
proses menghilangkan atau mengurangi kadar kalsium maupun magnesium dalam air.
Caranya:
a. Untuk kesadahan temporer dengan cara memasak.
b. Memasak air memakai wadah ketel dimana dasar ketel diletakkan segelondong benang
katun agar karbonat alan mengendap pada katun dan bukan pada dasar ketel.
c. Untuk kesadahan menetap/permanen dilakukan proses presipitasi / pengendapan dengan
memakai:
1) Hidrate lime [Ca(OH)2], atau
2) Proses pertukaran kation yaitu memakai kation Na (Zeolite) atau pertukaran kation
hydrogen.
d. Memakai resin dengan sistem pertukaran ion. Air yang melewati resin maka kalsium
dan magnesium yang ada di dalam air akan ditukar dengan sodium (Na). resin tidak
dapat menghilangkan bahan non organik yang sudah larut serta organisme yang ada di
dalam air. Air yang sudah dilembutkan oleh resin hanya cocok untuk mandi dan
mencuci, tidak baik untuk diminum.
29
3. Pemurnian Air
Pemurnian air dalam bahasa Inggris disebut water purificationyaitu suatu proses
merubah keadaan air dari keruh, berwarna dan berbau, pH beraneka menjadi air yang
jernih, bebas dari keruh, berbau dan berwarna serta pH yang netral.
30
Filter pasir ini mempunyai ukuran pasir dengan diameter 0,5-1,0 mm dan butir-butir
pasir yang uniform sehingga kemampuan filter semakin permeable. Kemampuan
menyaring sekitar 5-10 m3/m2/jam. Untuk meningkatkan volume penyaringan maka
luas permukaan pasir diperbesar dan ketinggian pasir ditinggikan untuk meningkatkan
kualitas penyaringan. Tetapi perlu diketahui bahwa rapid sand filter tidak mampu
menyaring bakteri. Keuntungan rapid sand filter adalah kemampuan menyaring sekitar
5-10 m3/m2/jam,makin luas permukaan makin besar volume air yang tersaring.
Kejelekan dari rapid sand filter adalah perlu pasir murni SiO2 (99%), perlu pretreatment
(pengolahan iar terdahulu misalnya proses sedimen atau proses koagulasi terdahulu)
dan banyak bakteri turut melewati filter.
Filter ini mempunyai ukuran pasir dengan diameter 0,2-0,4 mm; butir-butir pasir yang
uniform dan kemampuan menyaring sekitar 0,1-0,2 m3/m2/jam. Untuk meningkatkan
volume penyaringan diusahakan agar penampung dasar bak seluas mungkin.
Keuntungan slow sand filter adalah tidak perlu adanya pretreatment oleh karena banyak
bakteri akan tertahan pada filter ini dan kalau perlu cukup melakukan proses
sedimentasi alami saja.
Kelemahan dari slow sand filter adalah volume air yang tersaring sangat sedikit
sehingga perlu membuat bak sangat besar untuk mendapatkan debit air yang diinginkan
dan pasir yang dipakai untuk filter perlu dicuci kembali/ diganti dengan yang baru
setiap 3 bulan sekali agar terjamin kualitas air.
Air berbau disebabkan bahan organik atau anorganik. Bahan organik ini mengalami
pembusukan sehingga melepaskan gas yang terlarut di dalam air; sedangkan bahan
anorganik misalnya kadar logam Fe, Cu terlalu banyak di dalam air akan memberi bau
metal; klorida bebas akan memberi bau khlor. Untuk mengatasi bau pada air dilakukan
dengan cara:
31
1) Atasi kekeruhan air. Dengan mengatasi kekeruhan air, sekurang-kurangnya telah
mengurangi bau namun belum semuanya.
2) Meletakkan karbon/ arang kayu di dalam air. Air setelah melewati proses filtrasi, ke
dalam air tersebut diberi karbon/ arang kayu sehingga aroma bau yang tidak enak yang
terkandung di dalam air akan meresap ke dalam arang kayu.
Air suling
1) Air destilata s.s (air destilata definitive) yaitu air yang diperoleh dari proses penguapan
hanya satu kali. Sifat air destilata s.s adalah konsentrasi mineral sedikit, jumlah mineral
berkurang (sedikit) dibandingkan dengan air sebelum mengalami proses penguapan.;
tidak ada bakteri. Kegunaannya dipakai untuk melarutkan obat-obat yang akan diminum.
2) Air bidestilasi adalah air yang diperoleh dari proses penguapan 2(dua) kali. Sifat air ini
adalah bebas mineral dan bebas kuman/bakteri. Kegunaannya dipakai melarutkan obat
atau injeksi atau infus.
G. Pengolahan Air
32
Pengolahan air merupakan terjemahan dari bahasa inggris “Water Treatment”
yaitu suatu usaha menjernihkan air dan meningkatkan mutu air agar dapat diminum.
Proses pengolahan air meliputi 4(empat) tahap, yaitu:
2. Proses Desinfeksi
Proses desinfeksi yaitu suatu proses/usaha agar kuman pathogen yang berada di dalam air
dipunahkan. Dalam proses desinfeksi perlu diperhatikan berapa volume air diperlukan
bagi perorangan, per keluarga atau masyarakat luas. Berdasarkan volume air yang
diperlukan maka proses desinfeksi dibagi dalam:
a. Keperluan banyak orang (masyarakat luas/kota). Cara yang dipakai dalam proses
desinfeksi adalah khlorisasi.
b. Keperluan pribadi atau masyarakat dalam jumlah sedang. Cara yang dipakai dalam
proses desinfeksi adalah ozonisasi, ultraviolet atau filtrasi.
c. Keperluan keluarga kecil dan pribadi. Cara yang dipakai dalam proses desinfeksi adalah
memasak.
a. Khlorisasi
Air setelah mengalir melalui filter pasir cepat (Rapid Sand Filter) maka air tersebut akan
diberi khlor 60% dengan perbandingan 1 kubik air diperlukan khlor sebanyak 5 gram.
Perlu diingat bahwa dalam pemakaian zat khlor cenderung meningkatkan keasaman air
(lihat reaksi kimia)
33
Pemakaian Cl2 bertujuan membasmi/desinfeksi kuman dan [O] yang terbentuk juga
membantu pembasmian kuman. HCl yang terbentuk dalam pemakaian Cl2 akan
menambah keasaman air dan dapat merusak pipa yang terbuat dari logam.
Teknik khlorisasi ini dapat dipakai untuk mematikan kuman yang ada di dalam air
sumur yaitu dengan cara dikuras airnya, kemudian dimasukkan pasir halus kedalam
dasar sumur setinggi 10-15 cm dengan tujuan menahan lumpur pada dasar sumur.
Setelah air sumur naik setinggi semula misalnya 3 meter dari dasar sumur pemberian
khlor sebanyak 3 sendok makan. Keesokan harinya diberi tawas sebanyak 3 ons (1 ons
tawas [=Al2(SO4)3.7H2O] sebanding lebih kurang 1 kubik air. Tujuan pemberian tawas
agar kuman lumpur koloidal akan mengendap ke dasar sumur. Perlu diperhatikan pula
bahwa khlorisasi air sumur perlu diulang kembali pada bulan berikutnya oleh karena
khlorisasi yang sudah berlangsung sebulan, setelah airnya dipakai untuk keperluan
sehari-hari akan terjadi penipisan khlor sehingga air sumur praktis tidak bebas dari
kuman lagi.
Air sumur atau air ledeng yang telah mengalami khlorisasi akan berbau khlor. Untuk
mengatasi bau khlor maka:
1) Air direbus dua kali (rebusan air pertama didiamkan sampai dingin, kemudian direbus
untuk kedua kalinya).
2) Air sumur atau air ledeng dimasukkan ke dalam bak penampungan. Di tengah-tengah
bak diletakkan wadah air yang terbuat dari padas. Air yang merembes masuk ke dalam
ruang padas akan bebas khlor.
b. Ozonisasi
Air yang mendapat ozon (ozonisasi), kuman-kuman yang terkandung di dalamnya akan
mati.
1) Cara ozonisasi
34
Air mengalir dan melalui suatu penekanan, ozon (O3) akan larut di dalam air
H2O + O3→H2O + O2 + [O]
[O] yang terbentuk akan membunuh kuman.
2) Cara pembuatan ozon
Alat Rumkoff dialiri listrik 220 volt, akan timbul loncatan potensial sebesar 3000-6000
volt. Dengan pemberian O2, oksigen ini akan berubah menjadi ozon (lihat reaksi kimia)
3 O→ 𝟐O3
35
3) Sifat air setelah ozonisasi
Air yang mengalami ozonisasi akan memberi rasa sejuk dan rasanya enak serta agak
sedikit pahit. Hal ini terjadi oleh karena ada tambahan O2, sama halnya air diberi aerosol
akan terasa sejuk dan enak.
c. Proses ultravioletisasi
Melalui peyinaran ultraviolet dengan intensitas cahaya 2537𝝑Å (10-8cm) pada air yang
sedang mengalir maka kuman-kuman yang terdapat di dalam air akan mati.
1) Konstruksi lampu uv
Lampu uv seperti lampu neon TL; hanya gelas/tabung gelas dibuat khusus dari quartz dan
di dalam tabung diisi dengan gas air raksa.
2) Skema dasar ultravioletisasi (gambar 2.4)
36
Ada 3 hal yang memperkuat uv dalam membunuh kuman di dalam air:
1) Pemasangan uv secara vertical, horizontal dan obliq sehingga seluruh lapisan air
tersinari.
2) Dengan memakai lempengan logam yang melengkung dengan sifat seperti cermin
cekung sangat membantu dalam memfokuskan cahaya uv.
3) Dengan memasang neon uv secara berderet/kaskade maka kekuatan bakterisida semakin
sempurna.
3. Proses Filtrasi
Ada beberapa macam filter yang dipakai dalam proses filtrasi terhadap zat/unsur mineral
dan kuman pathogen. Filter yang dimaksud disini berbeda dengan filter yang dibahas
terdahulu (Rapid Sand Filter & Slow Sand Filter). Filter yang dimaksud adalah filter
karbon aktif, filter keramik, filter selaput dan filter karang aktif.
37
1) Filter ini mempunyai kemampuan menghilangkan senyawa organik misalnya
trihalomethane [CHCl3, CHBrCl2, CHBr2Cl, CHBr3], sisa khlor, kekeruhan dan
menghilangkan bau busuk pada air sehingga memperbaiki rasa air.
2) Kemampuan menyaring zat non organik misalnya Fe, Pb, Zn cukup baik tetapi dalam
waktu cukup lama zat anorgaik akan lolos pula. Hal ini dapat terjadi apabila setelah
melampaui limit dari volume air yang keluar dari filter (100 liter)
3) Kemampuan menyaring bakteri juga cukup baik.
1) Butiran/bubuk karbon yang terbuat dari arang kayu, arang batok kelapa; direbus (dengan
air), terjadilah filter karbon aktif.
2) Filter karbon aktif yang telah dipakai mencapai limit waktu, dapat diaktifkan kembali
dengan cara merebus.
1) Filter ini mempunyai limit pemakaian tergantung jumlah air yang keluar. Apabila sudah
melebihi batas volume yang ditentukan kemampuan menjaring akan hilang.
38
2) Bakteri yang tersaring akan menempel pada permukaan karbon aktif, sehingga lama-
kelamaan bakteri akan berkembang biak. Oleh sebab itu dalam pemakaian filter karbon
aktif, air harus mengalami khlorisasi terlebih dahulu.
3) Filter ini harus diganti setelah mencapai limit volume air yang terpakai/keluar.
b. Filter keramik
Filter ini terbuat dari bahan dasar keramik (bubuk halus) kemudian dibentuk menjadi
keramik. Dapat pula filter ini dibentuk dari bahan baku gips.
Filter ini dapat menghilangkan bahan pencemar yang berada di dalam air dan dapat
menyaring bakteri/kuman.
39
1) Sebaiknya air yang melewati filter keramik sudah dikhlorisasi terlebih dahulu
2) Harus melakukan pencucian filter pada saat-saat tertentu.
c. Filter selaput
Filter selaput disebut pula filter membran; ada 3 macam filter selaput, yaitu filter selaput
selulose acetat, filter selaput selulose triacetat dan filter resin poliamida.
1) Filter selaput ini memisahkan zat padat yang tidak larut dan yang larut.
2) Memisahkan bahan pencemar lainnya.
3) Dapat menyaring NaCl dari air laut.
4) Dapat menyaring NaCl dari air hasil penggunaan resin dalam proses perlunakan air.
5) Penggunaan filter ini harus memakai tekanan yang cukup tinggi sehingga dapat
memaksa air yang melewati filter. Hasil percobaan membuktikan 20 galon air hanya
terfiltrasi 2 galon.
Cara yang diuraikan di atas ini adalah cara kerja dan menggunakan sistem osmosis balik
(Reverse Osmosis System).
a) Tidak bisa memisahkan bakteri dari air sehingga dalam pemakaian perlu khlorisasi
terlebih dahulu.
b) Tidak toleransi terhadap zat khlor, selaput ini mudah rusak akibat adanya zat khlor.
a) Dapat memisahkan bakteri dari air hanya sebagian saja sehingga dalam pemakaian perlu
khlorisasi air terlebih dahulu.
b) Sedikit toleransi terhadap khlor, yang berarti selaput ini bisa rusak akibat zat khlor.
40
c) Debit air yang dihasilkan sedang.
a) Dapat memisahkan bakteri dari air secara keseluruhan sehingga tidak perlu melakukan
khlorisasi terhadap air.
b) Tolerasi terhadap khlor ( membran resin poliamida tidak rusak akibat adanya khlor.
c) Debit air sangat tinggi dibandingkan dengan filter selulosa acetat/ triacetat
Filter ini mula-mula diperkenalkan di Korea oleh Korean Advanced Institute of Science
and Teknology (KAIST) yang telah diakui keunggulan filter tersebut. Ada dua macam
filter pasir karang aktif yaitu filter pasir karang aktif dan filter pasir karang aktif berlapis
perak.
Filter pasir karang aktif mempunyai sifat dan cara sebagai berikut:
1) Filter pasir karang aktif mengandung kalsium dan 20 macam mineral (lihat tabel).
2) Menghilangkan bahan pencemar, rasa, bau busuk, kekeruhan dan sisa khlor.
3) Menghilangkan senyawa organik, misalnya senyawa trihalomethane (THM= CHCl 2,
CHBrCl2Cl, CHBr3).
41
S 0,19 Zn 0,00050
Cl 0,023 Sr (strontium) 0,38
K 0,0084 Mo 0,0005 (mikro)
(molibdeun)
T (titanium) 0,00043 C 40,7
Cr (khron) 0,0022
Ph air normal berkisar 6,5-9,2. Apabila ph kurang dari 6,5 atau lebih besar
dari 9,2, akan mengakibatkan pipa air yang terbuat dari logam mengalami
korosif sehingga pada akhirnya air tersebut akan menjadi racun bagi tubuh
manusia. Kalau ph berkisar antara 6,0-8,0 merupakan keadaan yang sangat
baik bagi pertumbuhan mikroba.
Dalam senitasi air, dimana khlor merupakan pilihan utama (oleh karena
ekonomis) namun dalam pembasmian kuman, khlor menghasilkan asam
42
kuat (HCL) sehingga cenderung bersifat asam (ph air kurang dari 6).
Keasaman air akan bertambah dengan adanya khlor bebas bereaksi dengan
zat-zat humus dan menghasilkan trihalomethane. Dalam proses koagulasi
dengan tawas, air cenderung bersifat asam pula.
44
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Air merupakan zat esensial bagi semua makhluk hidup. Ketersediaan air tawar di
alam sangat terbatas, sementara penggunaanya sangat banyak. Air memilki sifat kimia
dan sifat fisika yang sangat penting bagi kelangsungan hidup makhluk hidup. Lautan
merupakan sumber utama air dibumi, namun tidak dapat digunakan secara langsung.
Distribusi air darat melalui keberadaan danau, sungai, dan air tanah. Air memiliki banyak
manfaat bagi manusia.
2. Saran
Air merupakan kebutuhan pokok manusia. Air yang bermacam-macam jenisnya itu harus
kita jaga dan kita gunakan sebagaimana mestinya agar agar kebutuhan manusia akan air
yang banyak dapat tercukupi. Kita pun harus memperlakukan air dengan baik, karena air
cerminan dari kepribadian kita. Jika kita berlaku baik terhadap air, maka air yang kita
konsumsi pun akan menyehatkan. Perlakuan yang baik pada alam dan air akan
memberikan dampak positif bagi diri manusia sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
45
Gabriel, J.F. (2012). Fisika Lingkungan. Jakarta: Hipokrates.
Krisanti, Elsa, dkk. 2006. Pengaruh medan magnet terhadap proses presipitasi CaC𝑂3 dalam air
sadah. Jurnal teknologi. Vol.10, N0 2. 96-101.
Saksono, Nelson. 2006. Magnetisasi air sadah untuk pencegahan pembentukan kerak. Jurnal
teknologi, edisi no.4 tahun XX. 292-302.
46