Anda di halaman 1dari 49

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN MAGANG MAHASISWA

Tentang :

PENINGKATAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT MELALUI


PELATIHAN RELAWAN TANGGUH PENANGGULANGAN
BENCANA PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2019

Disusun oleh :

Nama : Melati Dewantari

NPM : 17030026

Jurusan : Pendidikan Geografi

Telah disetujui :

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

(Erna Juita, S.Pd., M.Si) Indra Veri, M.Kes

NIP. 19661121 198801 1 007

Mengetahui:

Ketua Prodi Pendidikan Geografi

STKIP PGRI Sumbar

(Erna Juita, S.Pd.,M.Si)

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyanyang, penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis

dapat menyelesaikan laporan ini sebagai tugas akhir dari pelaksaan praktik

lapangan (magang) berdasarkan pengalaman dan kegiatan yang telah dilalui

penulis dalam melaksanakan praktik magang di BPBD Povinsi Sumatera Barat

(Jl.Jend.Sudirman No.47).

Laporan ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan

bantuan dari bebagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini.

Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa.

2. Orang tua yang penulis sayangi ,terima kasih atas didikan, bimbingan serta

dorongan semangat . Dan terima kasih atas kasih sayang yang diberikan

kepada penulis.

3. Terimakasih kepada Ibu Erna Juita S.pd M.Si, selaku Ketua Prodi

Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat,

4. Terima kasih kepada Bapak Indra Veri, M.Kes selaku pembimbing

lapangan selama penulis melaksanakan praktik magang.

5. Terima kasih kepada ibu Loli Setriani, M.Pd, selaku koordinator program

praktik lapangan (magang).

ii
6. Terima kasih kepada ibu Erna Juita S.pd M.Si selaku dosen pembimbing

yang membimbing dan mengarahkan penulis selama kegiatan praktik

lapangan (magang).

7. Terima kasih juga kepada seluruh pegawai dan staff di BPBD

Prov.Sumatera Barat yang selama ini sudah mengajarkan penulis banyak

hal, dan mendukung untuk pembuatan laporan.

8. Dan terima kasih banyak untuk teman-teman yang sudah memberikan saya

dorongan daan semangat dalam pembuatan laporan.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa

masih banyak kekurangan dengan segala keterbatasan, laporan magang ini

masih jauh dari sempurna. Sehingga kritikan dan masukan yang membangun

sangat penulis harapkan demi sempurnanya laporan ini kedepan.

Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

yang berkepentingan.

Padang, November 2019

Penulis

Melati Dewantari

iii
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................iv

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................v

BAB 1 : PENDAHULUAN.....................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1

1.2 Perumusan Masalah...................................................................................3

1.3 Tujuan Magang..........................................................................................3

1.4 Manfaat magang........................................................................................4

BAB 2 : PEMBAHASAN........................................................................................5

2.1 GAMBARAN UMUM BPBD SUMATERA BARAT.............................5

2.1.1 Gambaran Umum BPBD Sumatera Barat..........................................5

2.1.2 Struktur Organisasi BPBD Sumatera Barat.............................................6

2.2 Solusi Kerah Penyelesaian Masalah.............................................................15

2.2.1 Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Menghadapi Bencana......................15

2.2.2 Peranan BPBD dalam Masyarakat.........................................................17

2.2.3 Program BPBD dalam Meningkatkan Kesiapsiagaan Masyarakat

Melalui Pelatihan Relawan Tangguh Penanggulangan Bencana....................18

iv
A. Definisi Relawan.....................................................................................18

B. Prinsip Kerja Relawan.............................................................................18

i. Panca Darma Relawan Penangulangan Bencana....................................19

ii. Kewajiban Relawan.................................................................................19

iii. Hak Relawan...........................................................................................20

iv. Kecakapan Relawan................................................................................20

v. Sanksi dan Penghargaan bagi Relawan...................................................25

C. Peran Relawan dalam Penanggulangan Bencana........................................26

1. Perencanaan................................................................................................28

2. Pengorganisasian.........................................................................................29

3. Pelaksanaan.................................................................................................29

4. Monitoring dan Evaluasi.............................................................................30

BAB 3 : PENUTUP...............................................................................................31

3.1 Kesimpulan...................................................................................................31

3.2 Saran.............................................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................33

LAMPIRAN.......................................................................................................36

v
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar Evaluasi (Nilai) magang dari pembimbing perusahaan

2. Laporan mingguan magang

3. Foto-foto selama magang

vi
BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

STKIP PGRI Sumatera Barat merupakan perguruan Tinggi Swasta ( PTS )

Keguruan terbaik diwilayah Kopertis X, Program Studi Pendidikan geografi

merupakan salah satu jurusan yang ada di kampus STKIP PGRI Sumatera Barat.

Seiring dengan perkembangan ilmu Pengetahuan dan teknologi di

berbagai khusus . Seiring dengan Perkambangan ilmu Pengetahuan mengenai

bagaimana upaya masyarakat dalam meningkatkan kesiapsiagaan terhadap

bencana harus lebih dipahami .Mengingat Negara kesatuan Republik Indonesia

termasuk wilayah dengan tingkat resiko bencana yang sangat tinggi.

Dalam praktek lapangan, kegiatan magang mahasiswa tidak hanya melihat

atau mengamati akan tetapi diarahkan mengikuti atau melaksanakan pekerjaan

sebagaimana yang dilaksankan oleh mahasiswa di bimbing oleh seorang

pembimbing lapangan yang berperan memberikan petunjuk dan arahan mengenai

apa dan bagaimana melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan

penanggulangan bencana.

Letak Indonesia yang berada diantara pertemuan tiga lempeng dan memiliki

banyak gunung api aktif menyebabkan Indonesia rawan akan bencana.

Kedatangan bencana bisa saja sewaktu-waktu, oleh karena itu perlu kebijakan

pemerintah dalam penanggulangan bencana ini. Selama ini kebijakan pemerintah

dan kepedulian masyarakat indonesia tentang manajemen bencana pada tahap

1
pra/sebelum terjadinya bencana sangatlah kurang. Pengalaman bencana yang

terjadi di indonesia selama ini selalu menimbulkan kerugian, baik materi maupun

korban jiwa dalam angka yang sangat besar. Kejadian tersebut menunjukkan

kurangnya pengetahuan dan mengaplikasi keadaan kegiatan keseharian tentang

kegiatan mitigasi dan kesiapsiagaan bencana .

Guna mengatasi berbagai hal tersebut maka pemerintah membentuk Badan

Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Dimana BNPB ini akan menjadi

kepanjangan tangan pemerintah dalam hal penanganan bencana. BNPB ini

dibentuk bersadasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 tahun 2008.

Pembentukan BNPB merupakan realisasi Pasal 10 Ayat (1) Undang-undang RI

Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana. Pada Pasal 10 Ayat (2)

dari Undang-undang Penanggulangan Bencana menyatakan lembaga pemerintah

nondepartemen sebagai mentri.

Bencana ditanah air ini terjadi bukan di daerah tertentu saja bahkan hampir

di setiap daerah mengalami bencana, untuk itu maka Undang-undang nomor 24

tahun 2007 Pasal 8 di dalam mengamatkan dibentuknya Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) di tingkat Provinsi , Kabupaten/Kotamadya.

Pembentukan BPBD di dasarkan pada reguklasi daerah , pemerintah pusat

menyerahkan pembentukan BPBD kepada Dewan Perakilan Rakyat Daerah

(DPRD) yang harus di koordinasi dengan Kementrian Dalam Negri (kemendagri)

dan BNPB, sehingga saat ini sebagian besar provinsi rawan bencana di indonesia

secara hukum telah diwajibkan mendirikan BPBD. Pemerintah kabupaten dan

kota dapat memutuskan perlunya pendirian BPBD di daerahnya

2
BNPB dan BPBD dirancang untuk penanggulangan bencana secara

menyeluruh yang merupakan perubahan dari pendekatan konvensional yaitu

tanggap darurat menuju perspektif baru. Dimana perspektif ini memberi

penekanan merata pada semua aspek penanggulangan bencana dan berfokus pada

pengurangan resiko. Bisa dikatakan pembentukan BPBD sudah menjadi

kewenangan pemerintah daerah dan sesuai dengan hal tersebut maka pemerintah

daerah harus mengeluarkan peraturan daerah mengenai penanggulangan bencana

demikian halnya dengan pemerintah Kota padang yang telah memiliki BPBD .

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat merupakan

instansi milik pemerintah yang menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap

usaha penanggulangan yang mencakup pencegaha bencana, penanganan darurat

rehabilitasi, serta rekontruksi secara adil dan setara.

1.2 Perumusan Masalah

Masalah yang Diangkat dalam laporan ini adalah bagaimana cara

peningkatan kesiapsiagaan masyarakat melalui pelatihan relawan tangguh

penanggulangan bencana provinsi sumatera barat tahun 2019.

1.3 Tujuan Magang

Adapun tujuan dari kegiatan magang ini adalah sebagai berikut :

a. Sebagai salah satu syarat perolehan nilai berbasis kejuruan di Program

Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat.

b. Mengenali sistem kerja di BPBD Prov.Sumatera Barat

3
c. Memberikan pemahaman tentang bagaimana cara peningkatan

kesiapsiagaan masyarakat melalui pelatihan relawan tangguh

penanggulangan bencana.

1.4 Manfaat magang

Adapun Manfaat dari laporan ini adalah sebagai berikut :

a. Perolehan nilai berbasis kejuruan di Program Studi Pendidikan

Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat.

b. Mengenali sistem kerja di BPBD Prov.Sumatera Barat

c. Memberikan pemahaman tentang bagaimana cara peningkatan

kesiapsiagaan masyarakat melalui pelatihan relawan tangguh

penanggulangan bencana.

4
BAB 2 : PEMBAHASAN

2.1 GAMBARAN UMUM BPBD SUMATERA BARAT

2.1.1 Gambaran Umum BPBD Sumatera Barat

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Barat,

terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 9 Tahun

2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Provinsi Sumatera Barat, mempunyai Tugas Pokok dan Fungsi

(TUPOKSI) sebagai berikut:

a. Tugas

Secara umum tugas pokok yang diemban Badan Penanggulangan Bencana

Daerah  Provinsi Sumatera Barat adalah:  

1. Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha Penanggulangan

Bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat,

rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil dan setara.

2. Menetapkan standardisasi serta kebutuhan penyelenggaraan

Penanggulangan Bencana berdasarkan peraturan perundang‐undangan.

3. Menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan bencana.

4. Menyusun dan menetapkan Prosedur Tetap Penanganan Bencana.

5
5. Melaporkan penyelenggaraan Penanggulangan Bencana kepada kepala

daerah setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam

kondisi darurat bencana.

6. Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang.

7. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

8. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

b. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut dalam tugas pokok diatas,

Badan Penanggulangan Bencana Daerah  Provinsi Sumatera Barat mempunyai

fungsi sebagai berikut:

1. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan

penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan

efisien.

2. Pengkordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara

terencana, terpadu, dan menyeluruh.

2.1.2. Struktur Organisasi

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut di atas, berdasarkan

Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata

Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Barat, struktur

organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Barat

terdiri atas:

1. Kepala, Sekretaris Daerah (ex-officio)

6
Tugas pokok:

Menyelenggarakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang

Penanggulangan Bencana.

 Fungsi:

1. Perumusan dan penetapan kebijakan Penanggulangan Bencana dan

penanganan pengungsi;

2. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan Penanggulangan Bencana secara

terencana, terpadu dan menyeluruh;

3. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya.

 2. Unsur Pengarah

Tugas pokok dan fungsinya diatur dan ditetapkan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

3. Unsur Pelaksana

Unsur Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah dipimpin oleh

Kepala Pelaksana yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

Badan Penanggulangan Bencana Daerah.   

3.1 Kepala Pelaksana

Tugas pokok:

Membantu Kepala Badan dalam hal menyelenggarakan penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan daerah di bidang penanggulangan Bencana daerah.

Fungsi:

1.  Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan;

2.  Pengelolaan urusan umum dan administrasi kepegawaian;

3.  Pengelolaan keuangan;

7
4.  Pengkoordinasian dan penyusunan program serta pengolahan dan

penyajian data;

5.  Pengelolaan dan pembinaan organisasi dan atat laksana; dan

6.  Penyelenggaraan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya.

3.2  Sekretariat Pelaksana

Tugas pokok:

Mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan, dan pengendalian terhadap

program, administrasi dan sumber daya serta kerja sama.

Fungsi:

1. Pengkoordinasian, sinkronisasi, dan integrasi di lingkungan BPBD;

2. Pengkoordinasian, perencanaan, dan perumusan kebijakan teknis BPBD;

3. Pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, hukum, dan

peraturan perundang-undangan, organisasi, ketatalaksanaan, kepegawaian,

keuangan, persandian, perlengkapan, dan rumah tangga BPBD;

4. Pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokol di

lingkungan BPBD;

5. Pembinaan fasilitasi tugas dan fungsi Unsur Pengarah BPBD;

6. Pengkoordinasian dalam penyusunan laporan BPBD, dan

7. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya.

Sekretariat Pelaksana  membawahi:

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

mempunyai tugas pokok:

Memberikan pelayanan dan dukungan administrasi  kepegawaian, peralatan,

perlengkapan, pemeliharaan asset, persuratan dan kerumahtanggaan BPBD.

8
b. Sub Bagian Program

mempunyai tugas pokok:

Mengumpulkan bahan dan mengelola penyusunan program, penyajian data dan

penyusunan laporan kinerja.

c. Sub Bagian Keuangan

mempunyai tugas pokok:

Menghimpun bahan dan mengelola administrasi keuangan meliputi penyusunan

anggaran, penggunaan, pembukuan, pertanggung-jawaban dan pelaporan.

3.3  Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan

Tugas pokok:

Melaksanakan kegiatan pencegahan melalui pendekatan hukum dan pengawasan

pelaksanaan dari peraturan perundang-undangan tentang keamanan dan

keselamatan yang berlaku dan melakukan segala upaya kegiatan pelatihan,

penyiapan sarana dan prasarana serta dukungan logistik untuk menghadapi

kemungkinan kegiatan penanganan bencana.

Fungsi:

1. Perumusan rencana dan pelaksanaan pengkajian, pengembangan,

pemantauan dan pemantapan Penanggulangan Bencana;

2. Penyiapan perumusan kebijakan teknis pencegahan dan kesiapsiagaan

terhadap penanggulangan bencana;

3. Penyiapan pelatihan penanggulangan bencana alam;

4. Penyiapan sarana dan prasarana serta dukungan logistik dan peralatan

untuk menghadapi kemungkinan kegiatan penanganan bencana; dan

5. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya.

9
Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan membawahi:

a. Seksi Pencegahan

mempunyai tugas pokok:

Melakukan sebagian tugas pokok Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan

dalam mengurangi risiko bencana melalui kegiatan pencegahan.

b. Seksi Kesiapsiagaan

mempunyai tugas pokok:

Melakukan sebagian tugas pokok Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan

dalam penyiapan pelatihan, sarana dan prasarana serta dukungan logistik dalam

rangka kesiapsiagaan dari kemungkinan terjadinya bencana.

3.4  Bidang Kedaruratan dan Logistik,

Tugas pokok:

Mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan tanggap darurat Penanggulangan

Bencana, mengumpulkan data korban dan kerusakan di lokasi bencana, serta

mengadakan, menerima, menyiapkan, dan menyalurkan bantuan logistik saat

terjadi.

Fungsi:

1. Perumusan rencana dan pelaksanaan kegiatan kedaruratan dan logistik

penanggulangan bencana;

10
2. Penyiapan perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan komando tanggap

darurat bencana;

3. Pelaksanaan evaluasi pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana; dan

4. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya.

Bidang Kedaruratan dan Logistik membawahi:

a. Seksi Kedaruratan

mempunyai tugas pokok:

Melakukan sebagian tugas pokok Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik dalam

melakukan tindakan koordinasi penyelamatan, kesehatan, pekerjaan umum, sosial

dan keamanan saat terjadi bencana di lokasi terjadinya bencana.

b. Seksi Logistik 

mempunyai tugas pokok:

Melakukan sebagian tugas pokok Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik dalam

rangka penyiapan dukungan logistik untuk kejadian bencana.

3.5 Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Tugas pokok:

Mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan menganalisis, mengevaluasi

rehabilitasi fisik terbatas, rehabilitasi mental, penyiapan rancangan konstruksi

tahan gempa dalam rangka Penanggulangan Bencana.

Fungsi:

1. Perumusan rencana dan pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan

rekonstruksi;

11
2. Penyiapan perumusan kebijakan teknis rehabilitasi dan rekonstruksi

terhadap bencana;

3. Pelaksanaan evaluasi pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi;

dan

4. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya.

Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi membawahi:

a. Seksi Rehabilitasi

mempunyai tugas pokok:

Melaksanakan sebagian tugas pokok Kepala Bidang Rehabilitasi dan

Rekonstruksi dalam kegiatan rehabilitasi serta pengendalian dan evaluasi kegiatan

rehabilitasi akibat bencana.  

b. Seksi Rekonstruksi

mempunyai tugas pokok:

Melakukan sebagian tugas pokok Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi

dalam kegiatan rekonstruksi serta pengendalian dan evaluasi kegiatan rekonstruksi

akibat bencana.

3.6 Satuan Tugas (Fungsional) Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan

Bencana (Pusdalops PB).

Tugas pokok:

Membantu Kepala Badan dalam menyelenggarakan komunikasi, koordinasi,

komando, kendali secara efektif dan efisien melalui pengumpulan,

pengolahan/analisis, verifikasi, pendistribusian data/informasi secara cepat, tepat

12
dan akurat dalam pelaksanaan operasi penanggulangan bencana pada tahap pra

bencana, saat tanggap darurat, dan pasca bencana.

 Fungsi:

1. Pemantauan dan deteksi dini terhadap semua gejala, ancaman dan kejadian

bencana di wilayah Provinsi selama 24 jam/hari, 7 hari/minggu, serta

secara terus-menerus membuat catatan dan laporan harian;

2. Pengumpulan, pengolahan dan penyajian data/informasi serta

perkembangan mutakhir situasi ancaman dan kejadian bencana,

selanjutnya dilaporkan kepada Kepala Badan sebagai bahan pertimbangan

guna menentukan kebijakan lebih lanjut dalam rangka pelaksanaan

penyelenggaraan penanggulangan bencana;

3. Menyampaikan secara luas (diseminasi) peringatan dini bencana atas

otorisasi dari Kepala Badan kepada instansi/dinas terkait, stakeholder dan

masyarakat daerah terancam bencana melalui semua sarana media

informasi dan komunikasi; 

4. Penyelenggaraan dukungan koordinasi dan komando antar

instansi/lembaga yang terkait dalam pelaksanaan penanggulangan bencana

pada pra bencana, saat bencana, tanggap darurat dan pasca bencana;

5. Penyelenggaraan sistem komunikasi data/informasi guna mendukung

operasi penanggulangan bencana;

6. Pada status keadaan darurat bencana, Pusdalops PB ditingkatkan

fungsinya menjadi Posko Tanggap Darurat Bencana di bawah kendali

operasi Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik.  

13
Struktur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera

KEPALA PELAKSANA

E. Rahman, SE, M.Si

SEKRETARIS
Ir. Eliyusman, SH,

SUBAG UMUM SUBAG KEUANGAN SUBAG PROGRAM

Drs.H. Mulyadi, MM Ceria Oktora, SE Ak Ilham Wahab

BIDANG PENCEGAHAN DAN BIDANG KEDARURATAN BIDANG REHABILITASI


KESIAPSIAGAAN DAN LOGISTIK DAN REKONSTRUKSI

Syahrazad Jamil, SH, MM Rumainur, S.E Suryadi Eviontri, S.T

SEKSI PENCEGAHAN SEKSI KEDARURATAN SEKSI REHABILITASI


Indra Veri, M.Kes Aol Erbara, ST Mhd. Dira Octiavian, SP, M.Si i

SEKSI KESIAPSIAGAAN SEKSI LOGISTIK SEKSI REKONSTRUKSI


KKKkKESIAPSIAGAAN
Suryadi, S. Kom Drs.Antorizon, M.Hum Muliarson, S.T

Gambar 3. 1 Struktur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Provinsi Sumatera Barat

14
Struktur Organisasi Bagian Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sumbar

Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan


Syahrazad Jamil, SH, MM

Seksi Pencegahan Seksi Kesiapsiagaan


Indraveri, M.Kes Suryadi, S.Kom

Staf Pencegahan
Staf Kesiapsiagaan
- Harmis, SP
- Eva Trisna, ST, M.Si
- Ferry,ST
- Yeffi Alfian
- Fivtinia Octagusni,
- Mukhlizen
SS, MA, M.Eng
- Rahmi Dwi Riza
- Yusra Agustin, ST
- Alpiyanti
- Isrin

Gambar 3. 2 Struktur Organisasi Bagian Pencegahan dan Kesiapsiagaan

BPBD Provinsi Sumatera Barat

2.2 Solusi Ke Arah Penyelesaian Masalah

2.2.1 Kesiapsiagaan Masyarakat Menghadapi Bencana

Untuk menghadapi kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana, khususnya

di wilayah Indonesia, Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) perlu

memberikan Informasi yang akurat seputar prediksi bencana di setiap daerah yang

di anggap rawan bencana. Bencana yang dimaksud baik bencana seperti banjir,

15
kebakaran, tanah longsor, gempa bumi dan lain sebagainya. Komunikasi bencana

yang efektif dalam penanggulangan bencana adalah komunikasi yang dilakukan

tidak hanya saat tanggap darurat tetapi juga pada saat pra bencana atau

kesiapsiagaan dan setelah bencana atau masa rehabilitasi dan rekontruksi.

Dikutip dalam www.bnpb.go.id Dalam UU no.24 tahun 2007, penanganan

bencana merupakan tanggung jawab BNPB dan juga BPBD dan membutuhkan

kordinasi dan penanganan yang cepat, tepat, efektif, efisien, terpadu dan akuntabel

agar korban jiwa, kerusakan dan kerugian harta benda dapat diminimalisir, cara

efektif adalah penyebaran informasi dan itu merupakan bagian dari komunikasi.

Bahwa komunikasi yang dijalankan bisa dalam berbagai bentuk seperti pendirian

media center dalam masa tanggap darurat, jumpa pers dalam masa tanggap darurat

atau jumpa pers rutin untuk menjelaskan kebijakan penanggulangan bencana,

sosialisasi bencana ke masyarakat bahkan ke level sekolah dasar, Penggunaan

media tradisional untuk masyarakat yang belum melek IT bahkan peningkatan

kearifan lokal yang ada didaerah-daerah.

Penyampaian informasi terkait kesiapsiagaan masyarakat dalam

mengahadapi bencana dapat dilakukan dengan beberapa alternatif pemanfaatan

teknologi baik secara media elektronik, sosial media, maupun surat kabar. Sebagai

contoh pentingnya informasi terkait bencana adalah bencana Tsunami Banten. Di

awal, informasi yang disampaikan adalah gempa bumi yang tidak berpotensi

Tsunami. Namun informasi tersebut tidak akurat dan selang beberapa waktu

informasi bencana menjadi Gempa yang berpotensi Tsunami yang banyak

menimbulkan korban jiwa dan materi. Oleh karena itu pentingnya informasi

dalam kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.

16
Selain itu, kita harus menciptakan sistem informasi yang mudah diakses,

dimengerti dan disebarluaskan dan informasi tersebut harus akurat, Tepat

waktu,dapat dipercaya dan mudah dikomunikasikan. “Untuk di Deputi

pencegahan dan Kesiapsiagaan, kita melakukan Gladi Untuk menguji tingkat

kesiapsiagaan, perlu dilakukan uji lapangan berupa gladi atau simulasi.

Terkait masalah kesiapsiagaan masyarakat, beberapa sumber

mengatakan bahwa untuk menciptakan peningkatan kesiapsiagaan

masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana, terdiri dari beberapa

faktor kritis, diantaranya:

1. Pengetahuan dan sikap terhadap resiko bencana

2. Kebijakan dan panduan

3. Rencana untuk keadaan darurat bencana

4. Sistim peringatan bencana

5. Kemampuan untuk memobilisasi sumber daya. (LIPI, 2006:3)

2.2.2 Peranan BPBD Dalam Masyarakat

BPBD  merupakan unsur pendukung  tugas Bupati/ Walikota dalam 

penyelenggaran Pemerintahan Daerah di bidang penanggulangan bencana, yang

dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Bupati. Walikota. Oleh karena itu BPBD dalam pelaksanaan

tugasnya diharapkan dapat membantu jalannya pemerintahan daerah dalam

menangani permasalahan yang terkait bencana.

17
BPBD sebagaimana dimaksud dalam laman

http://bpbd.karanganyarkab.go.id mempunyai tugas :

1. Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan

bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat,

rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil dan setara;

2. Menetapkan standarisasi, serta kebutuhan penyelenggaraan

penanggulangan bencana berdasarkan Peraturan Perundang-undangan;

3. Menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan bencana;

4. Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana;

5. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Kepala

Daerah setiap bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam

kondisi darurat bencana;

6. Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang, serta

mempertanggungjawabkan penggunaannya;

7. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan

8. Melaksanakan    kewajiban   lain   sesuai  dengan   Peraturan

Perundang-undangan.

Dalam menyelenggarakan tugas dan menigkatkan kapasitas relawan dalam

menghadapi bencana, maka BPBD Provinsi Sumatera Barat mengadakan kegiatan

tahunan mengenai Peningkatan Kesiapsiagaan Masyarakat Melalui Pelatihan

Relawan Tangguh Penanggulangan Bencana.

18
2.2.3. Program BPBD Dalam Meningkatkan Kesiapsiaan Masyarakat

Melalui Pelatihan Relawan Tangguh Penanggulangan Bencana

A. Definisi Relawan

Relawan Penanggulangan Bencana, yang selanjutnya disebut relawan,

adalah seorang atau sekelompok orang yang memiliki kemampuandan kepedulian

untuk bekerja secara sukarela dan ikhlas dalam upaya penanggulangan bencana.

B. Prinsip Kerja Relawan

a. Cepat dan tepat

b. Prioritas

c. Koordinasi

d. Berdaya guna dan berhasil guna

e. Transparansi

f. Akuntabilitas

g. Kemitraan

h. Pemberdayaan

i. Non-diskriminasi

j. Tidak menyebarkan agama

k. Kesetaraan gender

l. Menghormati kearifan lokal

i. Panca Darma Relawan Penangulangan Bencana

a. Mandiri

19
b. Profesional

c. Solidaritas

d. Sinergi

e. Akuntabel

ii. Kewajiban Relawan

Relawan penanggulangan bencana berkewajiban untuk:

a. Mentaati peraturan dan prosedur kebencanaan yang berlaku;

b. Menjunjung tinggi asas, prinsip dan panca darma relawan

penanggulangan bencana.

c. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuannya dalam

penanggulangan bencana;

iii. Hak Relawan

Relawan penanggulangan bencana berhak untuk:

a. Memperoleh pengakuan dan tanda pengenal relawan penanggulangan

bencana;

b. Mendapatkan peningkatan kapasitas yang berhubungan dengan

penanggulangan bencana;

c. Mendapatkan perlindungan hukum dalam pelaksanaan tugas

penanggulangan bencana.

20
iv. Kecakapan Relawan

Relawan penanggulangan bencana perlu memiliki kecakapan-

kecakapan atau keterampilan khusus yang dibutuhkan dalam

penanggulangan bencana. Kemahiran relawan dapat digolongkan dalam

kelompok kecakapan berikut:

1. Perencanaan

Relawan yang telah menerima pelatihan dan/atau memiliki

pengalaman terlibat dalam perencanaan penanggulangan bencana

dapat mendukung proses perencanaan kontinjensi, perencanaan

tanggap darurat dan perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca

bencana.

2. Pendidikan

Relawan yang terdidik sebagai pendidik dan/atau berpengalaman

menyelenggarakan pendidikan dalam situasi darurat dan pasca

bencana dapat membantu petugas dalam penyelenggaraan pendidikan

bagi para penyitas bencana terutama anak-anak yang masih berada

dalam usia sekolah.

3. Sistem Informasi Geografis dan Pemetaan

Relawan yang terdidik dan/atau berpengalaman dalam bidang Sistem

Informasi Geografis (SIG) dan pemetaan dapat mendukung petugas

dalam mengadakan pemetaan dengan menggunakan sistem informasi

geografis dalam situasi tidak ada bencana, saat tanggap darurat maupun

pada tahap pasca bencana.

21
4. Pelatihan, Geladi dan Simulasi Bencana

Relawan yang telah menerima pelatihan dan/atau berpengalaman

dalam bidang pelatihan, geladi dan simulasi bencana dapat mendukung

masyarakat dalam peningkatan kesiapsiagaan bencana melalui

pelatihan, geladi dan simulasi bencana.

5. Kaji Cepat Bencana

Relawan yang pernah menerima pelatihan dan/atau berpengalaman

dalam kaji cepat bencana dapat mendampingi para petugas kaji cepat

dalam melakukan pendataan korban, pengungsi dan kerusakan serta

kerugian akibat bencana.

6. Pencarian dan Penyelamatan (SAR) dan Evakuasi

Relawan yang telah menerima pelatihan dan/atau berpengalaman

dalam bidang ini dapat membantu dalam upaya pencarian,

penyelamatan dan evakuasi korban bencana.

7. Transportasi

Relawan yang telah menerima pelatihan dan/atau berpengalaman

dalam transportasi darurat dapat mendukung para petugas tanggap

darurat dalam mengelola transportasi dalam situasi darurat bencana.

8. Logistik

Relawan yang telah menerima pelatihan dan/atau berpengalaman

dalam bidang logistik bencana dapat membantu para petugas dalam

mengelola penerimaan, penyimpanan dan distribusi logistik bencana,

termasuk pencatatan dan pelaporannya.

22
9. Keamanan Pangan dan Nutrisi

Relawan yang telah menerima pelatihan dan/atau berpengalaman

dalam bidang ini dapat mendukung para petugas dalam menjaga

kecukupan pangan dan status nutrisi para penyitas bencana dalam

penampungan sementara.

10. Dapur Umum

Relawan yang telah menerima pelatihan dan/atau berpengalaman

dalam bidang pengelolaan dapur umum dapat mendukung para petugas

dalam menyiapkan makanan bagi para penyitas bencana dalam

penampungan sementara, termasuk menjaga kecukupan, kualitas dan

kehigienisan makanan yang disiapkan.

11. Pengelolaan Lokasi Pengungsian dan Huntara

Relawan yang telah menerima pelatihan dan/atau berpengalaman

dalam bidang ini dapat mendukung para petugas dalam mengelola

lokasi penampungan bagi para penyitas bencana.

12. Pengelolaan Posko Penanggulangan Bencana

Relawan yang telah menerima pelatihan dan/atau berpengalaman

dalam bidang ini dapat mendukung para petugas dalam mengelola

posko penanggulangan bencana.

13. Kesehatan/Medis

Relawan yang terdidik dalam bidang kesehatan dan/atau memiliki

pengalaman dalam bidang medis dapat mendukung para petugas dalam

menjaga kesehatan para penyitas bencana, termasuk dalam

penyelenggaraan pelayanan kesehatan keliling.

23
14. Air Bersih, Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan

Relawan yang telah menerima pelatihan dan/atau berpengalaman

dalam bidang ini dapat mendukung para petugas dalam mencegah

timbulnya penyakit di lokasi-lokasi penampungan para penyitas

bencana melalui pengelolaan air bersih, sanitasi dan kesehatan

lingkungan.

15. Keamanan dan Perlindungan

Relawan yang terdidik atau telah menerima pelatihan dan/atau

memiliki pengalaman dalam bidang ini dapat mendukung petugas

dalam menyediakan keamanan dan perlindungan bagi para penyitas

bencana dan aset mereka.

16. Gender dan Kelompok Rentan

Relawan yang terdidik atau telah berpengalaman dalam isu gender

mendukung petugas dalam menjaga kelompok-kelompok yang lebih

rentan.

17. Psikososial/Konseling/Penyembuhan Trauma

Relawan yang terdidik atau pernah menerima pelatihan dan/atau

berpengalaman dalam bidang ini dapat mendukung petugas dalam

menjaga kesehatan jiwa penyitas bencana termasuk menangani

dampak bencana pada hubungan keluarga.

24
18. Pertukangan dan Perekayasaan

Relawan yang terdidik atau pernah menerima pelatihan dan/atau

berpengalaman dalam bidang pertukangan dan perekayasaan dapat

mendukung dalam pembangunan hunian sementara dan infrastruktur/

fasilitas publik lainnya bagi para penyitas bencana.

19. Pertanian, Peternakan dan Penghidupan

Relawan yang terdidik atau pernah menerima pelatihan dan/atau

berpengalaman dalam bidang ini dapat mendukung masyarakat

penyitas bencana untuk segera memulihkan penghidupan ekonomi

mereka baik melalui kegiatan-kegiatan pertanian, peternakan,

perikanan, dan usaha-usaha kecil.

20. Administrasi

Relawan yang telah menerima pendidikan atau pelatihan pengelolaan

administrasi dan/atau berpengalaman dan menguasai prosedur

adminisitrasi dapat membantu kegiatan-kegiatan administrasi dalam

penanggulangan bencana.

21. Pengelolaan Keuangan

Relawan yang telah menerima pendidikan atau pelatihan dan/atau

berpengalaman dalam pengelolaan dan administrasi keuangan dapat

membantu kegiatan pengelolaan keuangan dalam penanggulangan

bencana.

22. Bahasa Asing

Relawan yang telah menerima pendidikan atau pelatihan bahasa asing

dan/atau menguasai serta berpengalaman dalam menggunakan bahasa

25
asing, dapat membantu mendampingi pihak-pihak asing yang terlibat

dalam respons bencana di Indonesia.

23. Informasi dan Komunikasi

Relawan yang telah menerima pelatihan dan/atau berpengalaman

dalam bidang ini dapat mendukung para petugas dalam mengelola

penyampaian informasi, termasuk informasi peringatan dini jika

bahaya masih mengancam, dan mendukung kelancaran komunikasi

dalam situasi darurat bencana.

24. Hubungan Media dan Masyarakat

Relawan yang telah menerima pendidikan dan pelatihan dan/atau

berpengalaman dalam bidang ini dapat mendukung petugas dalam

menyampaikan informasi kepada media dan masyarakat, termasuk

menampung keluhan-keluhan dari pihak media dan masyarakat

penyitas bencana maupun penduduk yang tinggal di sekitar lokasi

penampungan sementara.

25. Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan

Relawan yang telah menerima pelatihan pemantauan, evaluasi dan

pelaporan dan/atau berpengalaman dan menguasai keterampilan-

keterampilan ini dapat membantu kegiatan pemantauan, evaluasi dan

pelaporan dalam penanggulangan bencana.

26. Promosi dan Mobilisasi Relawan

Relawan yang terdidik atau pernah menerima pelatihan dan/atau

berpengalaman dalam bidang ini dapat membantu upaya promosi

kerelawanan serta memobilisasi relawan dalam situasi bencana.

26
v. Sanksi dan Penghargaan bagi Relawan

(1) Relawan yang melanggar asas, prinsip, panca darma relawan

penanggulangan bencana dan aturan serta norma yang disepakati

bersama dalam penanggulangan bencana dapat dikenakan sanksi:

Sanksi diberikan secara bertingkat mulai dari teguran lisan dan

teguran tertulis yang disampaikan oleh atasan langsung relawan

bersangkutan, sampai skorsing dan pemberhentian sebagai

anggota relawan penanggulangan bencana yang dilakukan oleh

lembaga pembina.

b. Sanksi hukum dapat diberikan kepada relawan yang melakukan

pelanggaran hukum atau tindak pidana sesuai peraturan

perundangan yang berlaku.

(2) Relawan dan organisasi induk relawan yang telah menunjukkan

kinerja yang baik dalam upaya penanggulangan bencana dapat

diberikan penghargaan.

C. Peran Relawan dalam Penanggulangan Bencana

a.) Peran Relawan pada Saat Tidak Terjadi Bencana

1. Pada saat tidak terjadi bencana, relawan dapat berperan dalam

kegiatan:

a. Pengurangan Risiko Bencana atau mitigasi, antara lain melalui:

1) Penyelenggaraan pelatihan-pelatihan bersama masyarakat

2) Penyuluhan kepada masyarakat

27
3) Penyediaan informasi untuk meningkatkan kesadaran

masyarakat dalam rangka pengurangan risiko bencana

4) Peningkatan kewaspadaan masyarakat

b. Pelatihan, antara lain pelatihan dasar/lanjutan manajemen,

pelatihan teknis kebencanaan, geladi, dan simulasi bencana

2. Pada situasi terdapat potensi bencana, relawan dapat berperan

dalam kegiatan:

a. Kesiapsiagaan, antara lain melalui:

1) Pemantauan perkembangan ancaman dan kerentanan

masyarakat

2) Penyuluhan, pelatihan, dan geladi tentang mekanisme

tanggap darurat bencana

3) Penyediaan dan penyiapan barang pasokan pemenuhan

kebutuhan dasar

4) Penyediaan dan penyiapan bahan, barang, dan peralatan

untuk pemenuhan pemulihan prasarana dan sarana

5) Penyiapan lokasi evakuasi

b. Peringatan dini, antara lain melalui pemasangan dan pengujian

sistem peringatan dini di tingkat masyarakat

28
b). Peran Relawan pada Saat Tanggap Darurat

Pada saat Tanggap Darurat relawan dapat membantu dalam kegiatan:

1. Kaji cepat terhadap cakupan wilayah yang terkena, jumlah korban

dan kerusakan, kebutuhan sumber daya, ketersediaan sumber daya

serta prediksi perkembangan situasi ke depan

2. Pencarian, penyelamatan dan evakuasi warga masyarakat terkena

bencana

3. Penyediaan dapur umum

4. Pemenuhan kebutuhan dasar berupa air bersih, sandang, pangan, dan

layanan kesehatan termasuk kesehatan lingkungan

5. Penyediaan tempat penampungan/hunian sementara

6. Perlindungan kepada kelompok rentan dengan memberikan prioritas

pelayanan

7. Perbaikan/pemulihan darurat untuk kelancaran pasokan kebutuhan

dasar kepada korban bencana

8. Penyediaan sistem informasi untuk penanganan kedaruratan

9. Pendampingan psikososial korban bencana

10. Kegiatan lain terkait sosial, budaya dan keagamaan

11. Kegiatan lain terkait kedaruratan.

c). Peran Relawan pada Saat Pasca-Bencana

Pada situasi pasca-bencana relawan dapat membantu dalam kegiatan

pengumpulan dan pengolahan data kerusakan dan kerugian dalam sektor

perumahan, infrastruktur, sosial, ekonomi dan lintas sektor. Relawan juga

29
dapat berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan rehabilitasi-rekonstruksi fisik

dan non-fisik dalam masa pemulihan dini.

D. Metode Pelatihan Relawan

Metode perencanaan kegiatan Pelatihan Relawan Tangguh

Penanggulangan Bencana ini dilakukan penyampaian materi (paparan) dengan

metode ceramah dan diskusi.

Metode pelaksanaan Kegiatan Pelatihan Relawan Tangguh ini adalah :

1) Pertemuan dalam ruangan dengan penyampaian materi dari fasilitator.

2) Praktek/simulasi oleh instruktur

Praktek/simulasi melibatkan peserta dengan arahan dari narasumber,

sehingga peserta dapat terlibat langsung. Dalam kegiatan ini

berlangsung kegiatan diskusi dengan pembentukan kelompok peserta

agar semua terlibat aktif.

3) Evaluasi kegiatan

Evaluasi terhadap materi yang disampaikan, fasilitator serta

pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan.

1. Perencanaan

Perencanaan kegiatan Pelatihan Relawan Tangguh Penanggulangan

Bencana yang diadakan di Hotel Axana Kota Padang pada tanggal 20

Oktober – 23 Oktober 2019 sudah sesuai dengan konsep manajemen. Dalam

pembuatan perencanaan kegiatan ini sudah ditetapkan dari awal tenaga

pengelola dan tenaga pelaksananya (sumber daya manusia), landasan

hukumnya (material), metode, dana, dan sarana prasana. Sebelum kegiatan

30
pelatihan relawan dilakukan dari awal sudah ditentukan siapa saja sasaran

dari pelatihan dan simulasi ini yaitu semua perwakilan dari BPBD

kabupaten/kota dan perwakilan OPD Provinsi. Dimana setiap BPBD

kabupaten/kota harus mengutus perwakilannya untuk ikut dalam kegiatan

simulasi ini.

Selain itu, dalam perencanaan kegiatan ini narasumber/fasilitator

sudah dihubungi dan diminta untuk memberikan materi sesuai dengan bidang

pekerjaan, pengetahuan dan pengalaman mereka.

2. Pengorganisasian

Pengorganisasian sudah dilakukan sebelum kegiatan Pelatihan

Relawan Tangguh Penanggulangan Bencana ini dilakukan dimana struktur

tenaga penegelola yang terdiri dari penanggung jawab (Kepala Pelaksana

BPBD Provinsi Sumatera Barat), Ketua Pelaksana (Kepala Bidang

Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Wakil Ketua (Sekretaris BPBD Provinsi

Sumatera Barat), Sekretaris (Kasi Kesiapsiagaan), Koordinator acara (Kasi

Kesiapsiagaan), dan koordinator lainnya serta anggotanya (staf BPBD

provinsi Sumatera Barat). Sehingga dalam pelaksanaannya kegiatan ini

sudah jelas masing-masing tugas dan fungsi dalam pelaksanaan kegiatan

pelatihan ini.

3. Pelaksanaan

Pelaksanan kegiatan pelatihan ini dilakukan pada tanggal 20 s/d 23

Oktober 2019 dimana jadwal pelaksanaan ini sudah sesuai dengan

31
perencanaan sebelumnya yaitu diadakan pada tahun 2019. Kegiatan simulasi

ini dilaksanakan oleh semua peserta, tamu undangan, dan semua panitia

pelaksana yang dimulai dari registrasi kabupaten kota lalu pembukaan kata

sambutan oleh Ketua Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Provinsi Sumatera Barat.

Selanjutnya pemberian materi bersamaan dengan praktek/simulasi.

Hari berikutnya dilakukan pemberian materi yang dimulai pada pukul 08.00

pagi dan berakhir pada pukul 11.30. Berdasarkan hasil kegiatan simulasi

dilakukan dengan benar dan lancar sesuai dengan yang telah ditentukan.

4. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring pada kegiatan simulasi ini yaitu pada saat kegiatan

berlangsung yang dilakukan oleh pihak BPBD apakah acara berjalan sesuai

dengan yang direncanakan atau tidak. Selama kegiatan pelatihan dilakukan

mulai dari registrasi peserta sampai dengan acara penutup berjalan dengan

lancar dan aman. Monitoring dan evaluasi dalam kegiatan Pelatihan Relawan

Tangguh Penanggulangan Bencana ini sudah terlaksana dengan baik sesuai

dengan yang direncanakan oleh panitia pelaksana.

Berdasarkan pelaksanaan bimbingan teknis Relawan Tangguh

Penanggulangan Bencana serta evaluasi yang telah dilaksanakan, maka dapat

disimpulkan sudah memenuhi target sasaran yang ingin dicapai yaitu

memberikan pembekalan kepada relawan yang tergabung dalam Kelompok

Siaga Bencana atau Relawan Tangguh Penanggulangan Bencana.

32
BAB 3 : PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan merupakan salah satu dari tiga

bidang yang ada di BPBD Kota Padang. Pencegahan dan Kesiapsiagaan

memberikan perlakuan di sumber bencana sehingga menghilangkan ancaman

sehingga kejadian bencana dapat dihilangkan. Sedangkan Mitigasi bencana

dilaksanakan dengan membangun penghalang antara potensi bencana dengan

faktor risiko yang ada. Salah satunya dengan meningkatkan kapasitas relawan

dengan memberikan pelatihan relawan dalam menanggulangi bencana yang

dapat berfungsi sebagai kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana dan

befungsi untuk mempersiapkan tenaga sumber daya agar terlatih dan siap

dalam penanggulangan bencana.

Setelah diadakannya kegiatan Pelatihan Relawan Tangguh

Penanggulangan Bencana ini peserta khususnya tenaga pendidik dan aparatur

pemerintah pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten/Kota

dan Masyarakat sudah melihat gambaran dalam rangka penanganan darurat

bencana yang dihadapi sehingga sudah lebih memahami dalam penanganan

bencana agar berjalan secara baik, terpadu, efektif, efisien dan terkoordinasi

sebagaimana yang diharapkan di sekolah dan instansi pendidikan masing-

masing.

33
3.2 Saran

1. Diharapkan dengan adanya kegiatan Pelatihan Relawan Tangguh

Penanggulangan Bencana yang dilakukan oleh BPBD Sumatera Barat dapat

dilakukan juga di kabupaten/kota sehingga menambah pengetahuan dan

keterampilan dalam penanggulangan kebencanaan sehinga dapat

mengurangi risiko bencana di daerah masing-masing.

2. Perlu tambahan waktu pelaksanaan pelatihan yang lebih panjang untuk

pelaksanaan kegiatan berikutnya mengingat padatnya materi yang diajarkan

kepada peserta.

3. Terbatasnya anggaran untuk pelatihan relawan ini.

4. Diharapkan kepada fasilitator dan panitia membuat kesepakatan pada awal

pelatihan bersama peserta terkait mekanisme kehadiran, izin agar acara

tersebut lebih baik lagi kedepannya.

5. Diharapkan peserta dapat meningkatkan komitmen dan kesadaran dalam

melaksankan pelatihan tersebut.

6. Diharapkan peserta yang hadir dapat membagikan ilmu yang didapat

kepada masyarakat di masing-masing daerahnya.

34
DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 9 Tahun 2009 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Provinsi Sumatera Barat.

2. Peraturan badan nasional penanggulangan bencana Nomor 17 Tahun 2011

tentang relawan penanggulangan bencana.

3. BPBD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2019 dalam Kata Sambutan Kepala

Pelaksana BPBD Provinsi Sumatera Barat paada kegiatan Pelatihan

Relawan Tangguh Penanggulangan Bencana.

35
FORMAT PENILAIAN MAGANG
Nama Mahasiswa : MELATI DEWANTARI
NPM : 17030026
Lokasi Magang : BPBD Prov.SUMBAR (Jl.Jend.Sudirman No.47)

Skala Penilaian Penilaian Prestasi Magang


Kriteria Objek Penilaian Sangat Baik Cukup
Baik
100 90 80 70 60 50
I. KETERAMPILAN
1. Keterampilan Teknis V
2. Kualitas/Mutu Hasil Kerja V
II. PENGETAHUAN
3. Penguasaan/Pemahaman Tugas V
4. Kemampuan Memecahkan Masalah V
III. SIKAP KERJA
5. Interaksi Sosial V
6. Adaptasi Sistem Kerja V
7. Keselamatan Kerja V
8. Kerja Sama V
9. Kedisiplinan Waktu V
10. ketaatan Terhadap Waktu V

Nilai Akhir = (1+2+3+..............+10)/10


= (90 + 100 + 100 + 80 + 100 + 90 + 100 + 100 + 100 + 100) /10
= 96

Catatan :
1. Berikan Tanda centang (V) pada nilai yang sesuai
2. Setelah ditandatangani, di stempel dengan cap instansi/perusahaan
3. Hanya 1 lembar untuk satu orang mahasiswa selama program berlangsung

Padang, 23 Novemb
Pembimbing La

36
LAMPIRAN

Menginput data base kegiatan pelatihan SPAB Angkatang V

Menginput data base Relawan Tangguh Penanggulangan Bencana

37
Membuat surat pengadaan barang/jasa pengadaan EWS Tsunami BPBD
Prov. Sumbar

Ikut berpartisipasi dalam kegiatan Relawan Tangguh Penanggulangan


Bencana sebagai panitia di meja registrasi peserta relawan

38
Ikut berpartisipasi dalam kegiatan Relawan Tangguh Penanggulangan
Bencana sebagai panitia di meja registrasi peserta relawan

Persiapan Pembagian poster Siaga Bencana kepada Peserta

39
Pemberian Materi Mengenai Fasilitator dan Pembelajaran Orang Dewasa Kepada

Relawan Penanggulangan Bencana Provinsi Sumatera Barat

Ice Breaking dalam Acara Pelatihan Relawan Penanggulangan Bencana

Provinsi Sumatera Barat

40
Diskusi Kelompok Tentang Kaji Cepat dalam Acara Acara Relawan

Penanggulangan Bencana Provinsi Sumatera Barat

Diskusi Kelompok Tentang Resiko, Bahaya, Kerentanan, dan Kapasitas pada Suatu

Bencana dalam Acara Relawan Penanggulangan Bencana Provinsi Sumatera Barat

41
Penutupan Acara Relawan Penanggulangan Bencana Provinsi Sumatera Barat

Ikut dalam kegiatan Relawan Tangguh Penanggulangan Bencana

42

Anda mungkin juga menyukai