PELAKSANA :
i
8. Ummi Sri Rahmadhani 1907113779
9. Zulifa Febria 1904110090
Menyetujui:
Ketua LPPM Universitas Riau
ii
RINGKASAN KEGIATAN PENGABDIAN
Kegiatan pengabdian masyarakat berupa sosialisasi stunting dilaksanakan
dengan Ibu Rusdienti selaku bidan Desa Rantau Mapesai sebagai mitra. Dimana
stunting sendiri merupakan kondisi dimana pertumbuhan tubuh anak terhambat
karena kurangnya asupan gizi dan factor sanitasi.
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas berkat dan
rahmat- Nyalah kami dapat menyelesaikan laporan kukerta ini sebagai tugas akhir
dari kegiatan Kukerta Balik Kampug Universitas Riau 2021. Shalawat beriringkan
salam tidak lupa pula kami ucapkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa kita ke alam ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan laporan pengabdian ini.
Penulis berharap laporan pengabdian ini dapat menambah wawasan dan memberi
manfaat bagi pembaca.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
4.2 Pengertian Stunting ............................................................................. 16
4.3 Permasalahan yang Kerap Dialami Oleh anak dan Ibu Hamil Di Desa
Rantau Mapesai ......................................................................................... 16
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Desa Rantau Mapesai adalah salah satu desa yang menyumbang angka
stunting di Kabupaten Indragiri Hulu. Tim KKN UNRI 2021 telah melakukan
survei ke daerah yang terkena stunting yaitu RT 004 RW 002, didapatkan data anak,
kondisi lingkungan sekitar, dan kondisi ekonomi masyarakat tersebut. Data anak
yang terkena stunting pada tahun 2020 berjumlah 8 orang. Kondisi lingkungan RT
004 terlihat tidak terawat, fasilitas air bersih tidak ada sehingga masyarakat masih
menggunakan air sungai untuk mencukupi kebutuhan pokok, daerah tidak dialiri
listrik sehingga masyakat RT 004 harus menggunakan mesin diesel sebagai sumber
penerang, fasilitas umum seperti MCK dan PAMSIMAS tidak berfungsi, dan tidak
adanya tempat pembuangan sampah akhir membuat sampah berserakan di depan
rumah warga sekitar. Kondisi ekonomi masyarakat RT 004 cukup baik dapat dilihat
dari pendapatan yang diperoleh oleh setiap warga RT 004. Oleh karena itu Tim
KKN UNRI berupaya membantu masyarakat Desa Rantau Mapesai untuk
mengentaskan stunting melalui kegiatan sosialisasi guna meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan masyarakat Desa Rantau Mapesai dalam mengatasi
stunting dan mencegah penyebabnya.
1
Data antropometri yang dikumpulkan adalah tinggi badan (TB), berat badan (BB),
dan lingkar kepala. Dari 32 balita yang hadir di Posyandu Melur ditemukan 3 (9%)
balita yang menderita stunting. Angka ini cukup rendah karena sebagian anak
penderita stunting tidak melakukan pemeriksaan di posyandu, namun pemeriksaan
dilakukan secara individu di rumah masing-masing oleh kader posyandu
Beberapa permasalahan stunting yang dialami oleh anak dan ibu hamil di
RT 004 RW 002 disebabkan oleh kurangnya kesadaran ibu hamil dan ibu menyusui
untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Tidak hanya itu, kurangnya
kesadaran ibu yang memiliki anak untuk memberikan anaknya makanan yang sehat
dan bergizi juga menjadi salah satu permasalahan stunting bagi warga RT 004 RW
002. Masyarakat kurang menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar.
Kurangnya akses air bersih dan sanitasi membuat masyarakat menggunakan air
sungai untuk keperluan sehari-hari. Tidak adanya akses listrik yang memadai
2
sehingga fasiltas umum seperti MCK dan PAMSIMAS tidak dapat berfungsi
dengan baik. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai stunting dan bagaimana cara
pencegahannya.
Stunting tidak hanya mengakibatkan tubuh anak menjadi kurus dan pendek,
tetapi juga mengakibatkan kecerdasan anak serta tumbuh kembang otak dan fisik
terhambat, dan kegemukan yang dapat membuat anak mudah terjangkit oleh
penyakit menular maupun penyakit yang tidak menular. Oleh karena itu, Tim KKN
melaksanakan kegiatan pengabdian untuk mencegah dan mengentaskan Stunting di
Desa Rantau Mapesai dengan memberikan informasi lengkap mengenai stunting
dan makanan tambahan yang dapat mencegah dan mengatasi stunting.
3
kegiatan imunisasi dan pemberian vitamin A kepada ibu hamil dan anak dibawah 5
tahun.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
Penelitian tentang stunting sudah banyak dilakukan, seperti penelitian
yang dilakukan oleh Aridiyah, dkk (2015) tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian stunting pada anak dan balita di perkotaan dan pedesaan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting
pada anak balita yang berada di wilayah pedesaan dan perkotaan
adalah pendidikan ibu, pendapatan keluarga, pengetahuan ibu mengenai
gizi, pemberian ASI eksklusif, umur pemberian MP-ASI, tingkat kecukupan
zink dan zat besi, riwayat penyakit infeksi serta faktor genetik. Namun,
untuk status pekerjaan ibu, jumlah anggota keluarga, status imunisasi, tingkat
kecukupan energi, dan status BBLR tidak mempengaruhi terjadinya stunting.
Tingkat kecukupan protein dan kalsium di wilayah pedesaan menunjukkan
hubungan yang signifikan sedangkan di wilayah perkotaan tidak menunjukkan
adanya hubungan. Faktor yang paling mempengaruhi terjadinya stuntingpada
anak balita di wilayah pedesaan maupun perkotaanyaitu tingkat kecukupan zink.
5
2.2 Kerangka Pemikiran Kegiatan
Permasalahan. Strategi
Ketahanan ekonomi Peningkatan pemahaman
akibat covid 19 mengenai covid 19 dan
Vaksinasi covid 19 pencegahan
Belajar di masa Makanan bergizi
pandemic Belajar Bersama
Stunting pada anak
6
BAB III
METODE PENERAPAN
3.1 Rancangan Program
Kegiatan pengabdian dilaksanakan berdasarkan rancangan yang telah
didiskusikan bersama Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dan Pejabat Kepala
Desa Rantau Mapesai. Rancangan program kegiatan pengabdian di Desa Rantau
Mapesai adalah sebagai berikut.
7
ke fasilitas an
umum penyebar
an Covid-
19
Literasi 1. Adaptasi 1. Mengajarkan Murid 1.Meningkat
pembelajaran baca, tulis, kan
literasi dan berhitung, dan katerampil
numerasi di mengaji ke an
SD anak SD membaca,
2. Membuat menulis,
permainan kata menghitun
g dan
mengaji
2.Meningkat
kan
kemampua
n dan
keterampil
an anak
dalam
bermain
kata
8
yaitu durian daerah
(membuat setempat.
dessert box
durian)
2. Mendesain
resep dessert
box durian
9
3.2 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Kegiatan pengabdian dilaksanakan di Desa Rantau Mapesai, Kelurahan
Kampung Besar Seberang, Kecamatan Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi
Riau. Pelaksanaan kegiatan pengabdian dimulai pada tanggal 12 Juli hingga 23
Agustus 2021. Berikut adalah daftar pelaksanaan kegiatan pengabdian di Desa
Ranta Mapesai.
Waktu
Minggu
Kegiatan Lokasi kegitan
pelaksanaan
(Jam)
10
durian kepada warga Desa
Rantau Mapesai
1. Membuat makanan 1. Desa Rantau
pendamping (agar-agar Mapesai
kacang hijau) 2. Puskesmas
2. Membantu kegiatan Melur Desa
posyandu Rantau
11
dilakukan di Desa Rantau
Mapesai
12
Tim KKN mensosialisasikan materi menggunakan banner yang berisi
pengertian stunting dan bagaimana cara pencegahannya. Kegiatan sosialisasi
dilakukan dengan sasaran keluarga penderita stunting, ibu hamil, kader posyandu,
pihak puskesmas, dan masyarakat setempat. Indikator keberhasilan kegiatan ini
adalah adanya peningkatan pengetahuan mengenai stunting dan pencegahan, dan
diharapkan muncul kesadaran akan bahaya yang dapat ditimbulkan dari stunting.
Peserta sangat antusias mengikuti kegiatan sosialisasi ini, hal ini dapat
dilihat dari jumlah masyarakat yang hadir di Posyandu Melur. Kegiatan
membagikan balon menjadi daya tarik bagi anak-anak yang akan diimunisasi,
diharapkan dapat memberikan kesan yang baik kepada anak-anak dan ibu hamil
yang hadir saat posyandu tersebut.
13
Sosialisasi ini juga diikuti dengan membagikan makanan tambahan berupa “Agar-
agar Kacang Hijau” kepada seluruh warga yang hadir di posyandu.
14
BAB IV
HASIL DAN KETERCAPAIAN
SASARAN
15
3. Masyarakat yang tidak menerima bahwa anak mereka mengalami stunting.
Diharapkan bidan desa dan kader posyandu lebih memperhatikan agar anak-
anak yang mengalami stunting dapat terobati.
4.3 Permasalahan yang Kerap Dialami Oleh anak dan Ibu Hamil
Di Desa Rantau Mapesai
Permasalahan stunting yang dialami oleh anak dan ibu hamil di Desa Rantau
Mapesai khususnya di RT 04 disebabkan oleh kurangnya kesadaran ibu hamil dan
ibu menyusui untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Tidak hanya
itu kurangnya kesadaran ibu untuk memberikan anaknya makanan yang sehat dan
bergizi juga menjadi salah satu permasalahan. Selain itu, masyarakat kurang
menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitarnya. Kurangnya akses air bersih dan
sanitasi membuat masyarakat menggunakan air sungai untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
16
Beberapa anak yang terkena stunting di RT 04 seperti Tiara,
permasalahannya yaitu ibu kurang mengonsumsi makanan bergizi dimasa
menyusui. Suci Imelda permasalahan muncul diakibatkan ibu memasak makanan
dan minuman dengan menggunakan air sungai yang tidak dijamin kebersihannya.
Samira Pratiwi permasalahan yang muncul diakibatkan oleh lingkungan tempat
tinggal kurang bersih dan sampah tidak diolah dengan benar. Revi Palpajri
permasalahan yang muncul diakibatkan ibu kurang memiliki pengetahuan tentang
tumbuh kembang anak. Reva Aqila Embun permasalahan yang muncul diakibatkan
ibu tidak menerima kondisi anak dan tidak memberikan makanan sesuai dengan
panduan kesehatan. Aldianto Ramadhan permasalahan yang muncul diakibatkan
kurangnya fasilitas umum seperti listrik dan air bersihsehingga harus
menggunakana alat pembangkit listrik. Terakhir, Robby Al-Faizan permasalahan
yang muncul diakibatkan ibu tidak menerima kondisi anak dan tidak memberikan
makanan sesuai dengan panduan kesehatan.
17
4.4 Dampak yang Ditimbulkan dari Permasalahan Stunting Di
Desa Rantau Mapesai
Stunting pada anak dapat mempengaruhinya sejak kecil hingga dewasa.
Dalam jangka pendek, terhambatnya pertumbuhan anak dapat mengganggu
perkembangan otak, metabolism tubuh dan pertumbuhan fisik. Sepintas, proporsi
tubuh anak stunting tampak normal. Namun, pada kenyataannya lebih pendek dari
anak-anak seusianya. selain kemampuan kognitifnya menurun, stunting berdampak
kepada tingkat focus anak. Stunting dapat mengakibatkan gangguan pemusatan
konsentrasi yang membuat anak lebih sulit belajar.
18
Terdapat dua pendekatan dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat,
yakni intervensi gizi spesifik dan intervernsi gizi sensitif. Intervensi gizi spesifik
meliputi keluarga sadar gizi, ini siasi menyusi dini, ASI Ekslusif, PMT bumil,
makanan pendamping ASI, PMT balita, tablet tambah darah. Sementara gizi sensitif
meliputi peningkatan ketahanan pangan, perilaku hidup bersih, dan sanitasi.
Program yang telah dilakukan di Desa Rantau Mapesai dalam pengentasan stunting,
yaitu:
Salah satu faktor penyebab stunting adalah ibu hamil yang mengalami anemia. Oleh
karena itu, bidan desa Rantau Mapesai memberikan tablet tambah darah pada ibu
hamil yang dimana dinilai efektif untuk mencegah stunting.
Memberikan 2 keping biscuit pada usia kehamilan trimester pertama dan 3 keping
biscuit untuk trimester 2 dan 3 kehamilan.
Pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi dinilai mampu mencegah berbagai
penyakit atau infeksi pada bayi. Bayi yang sering mengalami sakit tetapi tidak
mendapatkan imunisasi, maka akan terhambat tumbuh kembangnya sehingga
berpotensi stunting.
4) Vitamin A
Tim KKN membantu bidan desa dalam memberikan vitamin A pada bayi dan balita.
Pemberian vitamin A mampu mencegah infeksi pada bayi dan balita.
Manfaat pemberian makanan tambahan hanya sebagai perbaikan stastus gizi tetapi
tidak bisa mengirangi stunting. Tim KKN membuat makanan tambahan “Agar-agar
Kacang Hijau” yang dibagikan kepada balita.
19
4.6 Solusi yang Dilakukan Oleh Masyarakat untuk Mencegah
Stunting Di Desa Rantau Mapesai
Pencegahan stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan
semua pihak setiap keluarga di Indonesia. Keluarga berperan penting dalam
mencegah stunting pada setiap fase kehidupan. Telah dijelaskan diatas bahwa fokus
pemerintah dalam pengentasan stunting melalui intervensi gizi spesifik. Sementara
intervensi melalui gizi sensitive dilakukan melalui masyarakat umum, termasuk
keluarga. Pencegahan stunting penting dilakukan pada 1000 hari pertama
kehidupan. Meliputi masa ketika dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun.
Disertai dengan upaya pencegahan penyakit melalui imunisasi dan pola hidup
bersih.
20
mengatasi stunting dengan memberikan makanan pendamping yang bergizi (agar-
agar kacang hijau) hal ini dilakukan untuk memecahkan masalah rendahnya
pengetahuan, pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap pencegahan stunting.
21
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Laporan pengabdian ini disusun sebagai bentuk pertanggung jawaban
kegiatan Kuliah Kerja Nyata Balek Kampung Universitas Riau Tahun 2021, yang
dilaksanakan di Desa Rantau Mapesai oleh Tim KKN Balek Kampung UNRI yang
berlangsung dari tanggal 12 Juli 2021 sampai dengan 23 Agustus 2021.
Setelah hamper dua bulan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Balek
Kampung berlangsung, kami selaku Tim KKN Balek Kampung UNRI dapat
menyimpulkan bahwa pelaksanaan KKN yang telah disusun dan direncanakan
bersama dapat berjalan dengan lancar. Berdasarkan pengalaman dan kondisi
lapangan yang kami peroleh selama kegiatan KKN, dapat kami simpulkan sebagai
berikut :
5.2 Rekomendasi
1. Kegiatan pengabdian seperti ini dapat dijadikan suatu program yang dapat
dipertahankan keberlanjutannya. Program dapat dilakukan secara rutin
baik di lokasi yang sama maupun di lokasi yang berbeda dengan sasaran
masyarakat yang benar-benar membutuhkan penyuluhan mengenai
stunting.
22
2. Diharapkan pihak perangkat desa dapat berkoordinasi dengan organisasi
terkait seperti GERMAS sehingga keterlaksanaan program menjadi lebih
efektif dan efisien.
3. Diharapkan warga desa dapat membentuk perkumpulan “Perempuan
Peduli Stunting”. Tidak hanya saling berbagi informasi, tetapi juga giat
mengedukasi.
23
DAFTAR PUSTAKA
[1] B. D. I. Bangkalan, “Hubungan pendapatan keluarga, berat lahir, dan
panjang lahir dengan kejadian,” vol. 3, no. 1, pp. 1–14, 2017.
[2] E. Sulistyaningsih, P. Dewanti, P. W. Pralampita, and W. Utami,
“Peningkatan Kemampuan Mengatasi Masalah Stunting dan Kesehatan
melalui Pemberdayaan Masyarakat Desa Sukogidri , Jember,” vol. 5, no. 1,
pp. 91–98, 2020.
[3] T. Literatur, “REAL in Nursing Journal ( RNJ ),” vol. 3, no. 1, 2020.
[4] G. Apriluana, “Analisis Faktor-Faktor Risiko terhadap Kejadian Stunting pada
Balita ( 0-59 Bulan ) di Negara Berkembang dan Asia Tenggara,” pp. 247–
256, 2018.
[5] A. Dwi, N. Yadika, K. N. Berawi, and S. H. Nasution, “Pengaruh Stunting
terhadap Perkembangan Kognitif dan Prestasi Belajar,” no. September, pp.
273–282, 2019.
[6] M. Rafika and S. Gz, “Dampak Stunting Pada Kondisi Psikologis Anak,” vol.
1, no. 1, pp. 10–13, 2019.
[7] E. Journal, A. Rohman, A. Rosyana, A. Rianti, E. Muhaemi, and E. E. Yuni,
“Etos : Jurnal Pengabdian Masyarakat Stunting Pada Anak Usia Dini ( Study
Kasus di Desa Mirat Kec Lewimunding Majalengka ),” vol. 2, pp. 24–36, 2020.
[8] T. Utama, “No Title.”
[9] M. Education, A. S. Risk, F. Stunting, and O. F. Child, “Risiko pendidikan ibu
terhadap kejadan stunting… (Rahayu A; dkk),” vol. 37, no. Ci, pp. 129–136,
2014.
[10] Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, “Stunting,” pp. 9–40, 2010.
[1]–[10]
24
LAMPIRAN
A. Surat Keterangan Bermitra
25
B. Dokumentasi Kegiatan
26
C. Berita Acara Pelaksanaan Lokakarya
27