Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KEGIATAN

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

SOSIALISASI MENGENAI PENGERTIAN STUNTING,


PENCEGAHAN STUNTING, SERTA CARA MENGATASI
STUNTING DI DESA RANTAU MAPESAI

PELAKSANA :

Naila Fauza, M.Pd 8845970018

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA


MASYARAKAT UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU, SEMPTEMBER 2021
HALAMAN PENGESAHAN KEGIATAN
PENGABDIAN
1. Judul Kegiatan : Sosialisai Mengenai Pengertian Stunting,
Pencegahan Stunting, Serta Cara
Mengatasi Stunting Di Desa Rantau
Mapesai
2. Ketua Pelaksana
a. Nama Lengkap : Naila Fauza, M.Pd
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIP dan NIDK : 8845970018
d. Jabatan Struktural :-
d. Jabatan Fungsional : Asisten ahli
f. Fakultas/Jurusan : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan/
Pendidikan Matematikan dan Ilmu
Pengetahuan Alam
g. Alamat Kantor : Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang
Baru Pekanbaru 28293 - Indonesia
h. Telepon/Fax Kantor : (0761) 63277 / (0761) 566821
i. Alamat Rumah : Jalan Cipta Karya, Perumahan Ghara
Bintungan Blok O No. 13
j. HP/Telp/Fax/E-mail : 085265690451
A. Anggota (Nama Mahasiswa):
No. Nama NIM
1. Abdurrohman 1906113665
2. Ali Akbar Harahap 1903113975
3. Ledy Monica 1902112955
4. Lili Yani 1902110109
5. Miftahul Jannah 1905110031
6. Occi Mardila Purwanti 1901110411
7. Syahrul Efendi Harahap 1903111310

i
8. Ummi Sri Rahmadhani 1907113779
9. Zulifa Febria 1904110090

B. Jarak lokasi kegiatan: 2 km


C. Pembiayaan
Dana diusulkan/disetujui : Rp.
Sumber Dana: DIPA LPPM Universitas Riau tahun …….

Mengetahui: Pekanbaru, - September-2021


Koordinator Pusat Layanan Kukerta Ketua Peneliti,

Dr. Besri Nasrul, SP, M.Si Naila Fauza, M.Pd


NIP. 197304101999031003 NIP.

Menyetujui:
Ketua LPPM Universitas Riau

Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE., MP


NIP. 196008221990021002

ii
RINGKASAN KEGIATAN PENGABDIAN
Kegiatan pengabdian masyarakat berupa sosialisasi stunting dilaksanakan
dengan Ibu Rusdienti selaku bidan Desa Rantau Mapesai sebagai mitra. Dimana
stunting sendiri merupakan kondisi dimana pertumbuhan tubuh anak terhambat
karena kurangnya asupan gizi dan factor sanitasi.

Beberapa anak yang terkena stunting di Desa Rantau Mapesai karena


kurangnya ketersediaan air bersih serta asupan gizi untuk tumbuh kembang anak.
Mengetahui hal ini, tim KKN balek kampung UNRI 2021 melakukan survey ke RT
004 yang memiliki jumlah anak terkena stunting paling banyak. Setelah melakukan
survey, tim KKN memutuskan untuk melaksanakan sosialisasi terkait bahaya
stunting agar dapat meningkatkan pengetahuan orang tua dan ibu hami terkait
bahaya stunting.

Pada saat kegiatan imunisasi serta pemberian vitamin A yang dilaksanakan


di Puskesmas Desa Rantau Mapesai, tim KKN turut membantu dan melakukan
sosialisasi tentang bahaya stunting. Tim KKN juga turut memberikan makanan
bergizi berupa agar-agar kacang hijau yang diberikan kepada anak-anak serta ibu
hami di Desa Rantau Mapesai. Berdasarkan sosialisasi yang dilaksanakan oleh tim
KKN, orang tua dan ibu hamil menjadi lebih paham tentang bahaya stunting pada
anak.

iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas berkat dan
rahmat- Nyalah kami dapat menyelesaikan laporan kukerta ini sebagai tugas akhir
dari kegiatan Kukerta Balik Kampug Universitas Riau 2021. Shalawat beriringkan
salam tidak lupa pula kami ucapkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa kita ke alam ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

Laporan pengabdian ini dapat diselesaikan dan terwujud dengan bantuan,


dan dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini kami
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang banyak memberikan
dukungan pada laporan pengabdian ini sehingga dapat diselesaikan.

Kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan laporan pengabdian ini.
Penulis berharap laporan pengabdian ini dapat menambah wawasan dan memberi
manfaat bagi pembaca.

Pekanbaru, September 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN KEGIATAN PENGABDIAN ................................. i


RINGKASAN KEGIATAN PENGABDIAN........................................................ iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Analisis Situasi ..................................................................................... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ....................................................... 1

1.2.1 Identifikasi Masalah .................................................................. 1

1.2.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 3

1.3 Tujuan Kegiatan Pengabdian ................................................................ 3

1.4 Manfaat Kegiatan .................................................................................. 3

1.5 Masyarakat Sasaran .............................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 5


2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................................... 5

2.2 Kerangka Pemikiran Kegiatan .............................................................. 6

BAB III METODE PENERAPAN ......................................................................... 7


3.1 Rancangan Program .............................................................................. 7

3.2 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan .......................................................... 10

3.3 Masyarakat Sasaran ............................................................................ 12

3.4 Teknik Penyelesaian Masalah ............................................................. 12

BAB IV HASIL DAN KETERCAPAIAN SASARAN ....................................... 15


4.1 Gambaran Umum Masyarakat Sasaran............................................... 15

v
4.2 Pengertian Stunting ............................................................................. 16

4.3 Permasalahan yang Kerap Dialami Oleh anak dan Ibu Hamil Di Desa
Rantau Mapesai ......................................................................................... 16

4.4 Dampak yang Ditimbulkan dari Permasalahan Stunting Di Desa


Rantau Mapesai ......................................................................................... 18

4.5 Solusi yang Dilakukan Oleh Pemerintah untuk Mengentaskan


Stunting Di Desa Rantau Mapesai ............................................................ 18

4.6 Solusi yang Dilakukan Oleh Masyarakat untuk Mencegah Stunting


Di Desa Rantau Mapesai ........................................................................... 20

4.7 Solusi Pengembangan (Pemberdayaan) Masyarakat .......................... 20

4.8 Tingkat Ketercapaian Sasaran Program .............................................. 21

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 22


5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 22

5.2 Rekomendasi ....................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 24


LAMPIRAN .......................................................................................................... 25
A. Surat Keterangan Bermitra ................................................................. 25

B. Dokumentasi Kegiatan ........................................................................ 26

C. Berita Acara Pelaksanaan Lokakarya ................................................. 27

vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Desa Rantau Mapesai adalah salah satu desa yang menyumbang angka
stunting di Kabupaten Indragiri Hulu. Tim KKN UNRI 2021 telah melakukan
survei ke daerah yang terkena stunting yaitu RT 004 RW 002, didapatkan data anak,
kondisi lingkungan sekitar, dan kondisi ekonomi masyarakat tersebut. Data anak
yang terkena stunting pada tahun 2020 berjumlah 8 orang. Kondisi lingkungan RT
004 terlihat tidak terawat, fasilitas air bersih tidak ada sehingga masyarakat masih
menggunakan air sungai untuk mencukupi kebutuhan pokok, daerah tidak dialiri
listrik sehingga masyakat RT 004 harus menggunakan mesin diesel sebagai sumber
penerang, fasilitas umum seperti MCK dan PAMSIMAS tidak berfungsi, dan tidak
adanya tempat pembuangan sampah akhir membuat sampah berserakan di depan
rumah warga sekitar. Kondisi ekonomi masyarakat RT 004 cukup baik dapat dilihat
dari pendapatan yang diperoleh oleh setiap warga RT 004. Oleh karena itu Tim
KKN UNRI berupaya membantu masyarakat Desa Rantau Mapesai untuk
mengentaskan stunting melalui kegiatan sosialisasi guna meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan masyarakat Desa Rantau Mapesai dalam mengatasi
stunting dan mencegah penyebabnya.

Program dalam mengatasi dan mencegah stunting yang telah


dipropagandakan oleh pemerintah perlu dukungan dari berbagai pihak dalam hal
implementasinya. Upaya peningkatan kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan
stunting dan dampaknya serta upaya mengatasi dan mencegah stunting perlu terus
dilakukan dalam pemberdayaan masyarakat untuk mengurangi angka stunting di
Desa Rantau Mapesai.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah


1.2.1 Identifikasi Masalah
Pengukuran status gizi anak dilakukan pada 32 balita yang berasal dari Desa
Rantau Mapesai, Rengat, jumlah ini bukanlah jumlah keseluruhan balita yang ada
di Desa Rantau Mapesai. Sebanyak 13 balita laki-laki dan 19 balita perempuan.

1
Data antropometri yang dikumpulkan adalah tinggi badan (TB), berat badan (BB),
dan lingkar kepala. Dari 32 balita yang hadir di Posyandu Melur ditemukan 3 (9%)
balita yang menderita stunting. Angka ini cukup rendah karena sebagian anak
penderita stunting tidak melakukan pemeriksaan di posyandu, namun pemeriksaan
dilakukan secara individu di rumah masing-masing oleh kader posyandu

Stunting menurut WHO adalah gangguan tumbuh kembang yang dialami


anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak
memadai. Sandra Fikawati dkk (2017) menyatakan bahwa stunting merupakan
dampak dari berbagai faktor seperti Berat lahir yang rendah, stimulasi dan
pengasuhan anak yang kurang tepat asupan nutrisi kurang dan infeksi berulang
serta berbagai faktor lingkungan lainnya. Sedangkan definisi stunting menurut
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) adalah anak balita dengan nilai z-scorenya
kurang dari -2SD/standar deviasi (stunted) dan kurang dari – 3SD (severely stunted).

Setelah dilakukan survei ke RT 004 RW 002, didapatkan data anak, kondisi


lingkungan sekitar, dan kondisi ekonomi masyarakat tersebut. Data anak yang
terkena stunting pada tahun 2020 berjumlah 8 orang. Kondisi lingkungan RT 004
terlihat tidak terawat, fasilitas air bersih tidak ada sehingga masyarakat masih
menggunakan air sungai untuk mencukupi kebutuhan pokok, daerah tidak dialiri
listrik sehingga masyakat RT 004 harus menggunakan mesin diesel sebagai sumber
penerang, fasilitas umum seperti MCK dan PAMSIMAS tidak berfungsi, dan tidak
adanya tempat pembuangan sampah akhir membuat sampah berserakan di depan
rumah warga sekitar. Kondisi ekonomi masyarakat RT 004 cukup baik dapat dilihat
dari pendapatan yang diperoleh oleh setiap warga RT 004.

Beberapa permasalahan stunting yang dialami oleh anak dan ibu hamil di
RT 004 RW 002 disebabkan oleh kurangnya kesadaran ibu hamil dan ibu menyusui
untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Tidak hanya itu, kurangnya
kesadaran ibu yang memiliki anak untuk memberikan anaknya makanan yang sehat
dan bergizi juga menjadi salah satu permasalahan stunting bagi warga RT 004 RW
002. Masyarakat kurang menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar.
Kurangnya akses air bersih dan sanitasi membuat masyarakat menggunakan air
sungai untuk keperluan sehari-hari. Tidak adanya akses listrik yang memadai

2
sehingga fasiltas umum seperti MCK dan PAMSIMAS tidak dapat berfungsi
dengan baik. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai stunting dan bagaimana cara
pencegahannya.

1.2.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan stunting?
2. Apa permasalahan yang kerap dialami oleh anak dan ibu hamil di Desa
Rantau Mapesai?
3. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari permasalahan stunting di Desa
Rantau Mapesai?
4. Apa solusi yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk mengentaskan
stunting di Desa Rantau Mapesai?
5. Apa solusi yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah stunting
di Desa Rantau Mapesai?

1.3 Tujuan Kegiatan Pengabdian


Pengabdian yang dilakukan Tim KKN bertujuan untuk menambah
pengetahuan warga Desa Rantau Mapesai mengenai pengertian stunting dan
bahaya stunting terhadap kesehatan sehingga mereka dapat mencegah dan
mengentaskan stunting. Salah satu cara mencegah stunting adalah dengan
memberikan makanan sehat dan bergizi kepada anak yang terkena stunting serta
memberikan makanan tambahan kepada ibu hamil.

Stunting tidak hanya mengakibatkan tubuh anak menjadi kurus dan pendek,
tetapi juga mengakibatkan kecerdasan anak serta tumbuh kembang otak dan fisik
terhambat, dan kegemukan yang dapat membuat anak mudah terjangkit oleh
penyakit menular maupun penyakit yang tidak menular. Oleh karena itu, Tim KKN
melaksanakan kegiatan pengabdian untuk mencegah dan mengentaskan Stunting di
Desa Rantau Mapesai dengan memberikan informasi lengkap mengenai stunting
dan makanan tambahan yang dapat mencegah dan mengatasi stunting.

1.4 Manfaat Kegiatan


Kegiatan pengabdian yang dilaksanakan oleh tim KKN berupa Sosialisasi
Mengatasi Masalah Stunting, sosialisasi ini dilakukan di posyandu pada saat

3
kegiatan imunisasi dan pemberian vitamin A kepada ibu hamil dan anak dibawah 5
tahun.

Sosialisasi ini dilaksanakan dengan harapan agar dapat meningkatkan


pengetahuan orangtua tentang bahaya stunting sehingga bisa mengurangi tingkat
stunting pada anak Desa Rantau Mapesai. Dengan menginformasikan makanan
yang bergizi kepada orangtua, hal ini diharapkan agar orangtua bisa memberi
asupan makanan yang bergizi untuk anak-anaknya agar dapat mencegah risiko
terkena stunting.

1.5 Masyarakat Sasaran


Masyarakat sasaran kegiatan pengabdian ini ditujukan pada anak-anak, ibu
hamil, ibu menyusui, calon ibu, masyarakat setempat, kader posyandu, bidan, dan
perangkat desa.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
Penelitian tentang stunting sudah banyak dilakukan, seperti penelitian
yang dilakukan oleh Aridiyah, dkk (2015) tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian stunting pada anak dan balita di perkotaan dan pedesaan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting
pada anak balita yang berada di wilayah pedesaan dan perkotaan
adalah pendidikan ibu, pendapatan keluarga, pengetahuan ibu mengenai
gizi, pemberian ASI eksklusif, umur pemberian MP-ASI, tingkat kecukupan
zink dan zat besi, riwayat penyakit infeksi serta faktor genetik. Namun,
untuk status pekerjaan ibu, jumlah anggota keluarga, status imunisasi, tingkat
kecukupan energi, dan status BBLR tidak mempengaruhi terjadinya stunting.
Tingkat kecukupan protein dan kalsium di wilayah pedesaan menunjukkan
hubungan yang signifikan sedangkan di wilayah perkotaan tidak menunjukkan
adanya hubungan. Faktor yang paling mempengaruhi terjadinya stuntingpada
anak balita di wilayah pedesaan maupun perkotaanyaitu tingkat kecukupan zink.

Penelitian lain dilakukan oleh Ni’mah & Nadhiroh (2016) di


wilayah kerja Puskesmas Kali Kedinding, Surabaya menunjukkan bahwa
panjang badan lahir, riwayat ASI Eksklusif, Pendapatan keluarga,
pendidikan ibu, dan pengetahuan gizi ibu merupakan faktor yang
berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. Oleh karena itu,
diperlukan program yang terintegrasi dan multisektoral untuk
meningkatkan pendapatan keluarga, pendidikan ibu, pengetahuan gizi ibu, dan
pemberian ASI eksklusif untuk menanggulangi kejadian stunting pada balita.

5
2.2 Kerangka Pemikiran Kegiatan

Desa Rantau Mapesai Tim KKN Balek Kampung UR

Permasalahan. Strategi
 Ketahanan ekonomi  Peningkatan pemahaman
akibat covid 19 mengenai covid 19 dan
 Vaksinasi covid 19 pencegahan
 Belajar di masa  Makanan bergizi
pandemic  Belajar Bersama
 Stunting pada anak

Hasil yang diharapkan


 Meningkatkan potensi desa di
masa pandemic covid 19
 Mencegah penularan dan
penyebaran covid 19
 Mencegah Stunting pada anak
 Semangat belajar di masa
pandemic

6
BAB III
METODE PENERAPAN
3.1 Rancangan Program
Kegiatan pengabdian dilaksanakan berdasarkan rancangan yang telah
didiskusikan bersama Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dan Pejabat Kepala
Desa Rantau Mapesai. Rancangan program kegiatan pengabdian di Desa Rantau
Mapesai adalah sebagai berikut.

Tema Program Kegiatan Mitra Indikator


Sasaran Ketercapai
an
New 1. Ketahanan 1. Membantu di 1. UMKM 1. Meningka
Normal Ekonomi pabrik tempe pabrik tkan
(UMKM) dan tempe produksi
pemasaran yang dan
tempe terkena penjualan
dampak tempe
Covid-19

2. Supporting 1. Sosialisasi 1. Masyarak 1. Menigkat


keselamatan vaksinasi at desa kan
masyarakat Covid-19 setempat pengetah
2. Membagikan uan
masker dan mengenai
brosur ke pentingny
masyarakat a
desa vaksinasi
3. Melakukan Covid-19
penyemprota 2. Meningka
n disinfectant tkan
pencegah

7
ke fasilitas an
umum penyebar
an Covid-
19
Literasi 1. Adaptasi 1. Mengajarkan Murid 1.Meningkat
pembelajaran baca, tulis, kan
literasi dan berhitung, dan katerampil
numerasi di mengaji ke an
SD anak SD membaca,
2. Membuat menulis,
permainan kata menghitun
g dan
mengaji
2.Meningkat
kan
kemampua
n dan
keterampil
an anak
dalam
bermain
kata

Unggulan 1. Produk 1. Mempresenta 1.Masyarak 1.Meningkat


unggulan sikan ide at kan
daerah usaha setempat keterampil
kekinian 2. PKK an dalam
dengan memnfaat
menggunaka kan
n sumber sumber
daya pangan daya
setempat pangan

8
yaitu durian daerah
(membuat setempat.
dessert box
durian)
2. Mendesain
resep dessert
box durian

2. Identifikasi 1. Memberikan 1. Masyarak 1.Pengetahu


dan sosialisasi at an
pengentasan mengenai setempat mengenai
stunting stunting, 2. Ibu hamil gizi buruk
pencegahan 3. Ibu yang bayi
stunting, memiliki meningkat
serta anak 2. Tingkat
mengatasi 4. Bidan stunting di
stunting desa Desa
dengan 5. Kader Rantau
dengan posyandu Mapesai
memberikan menurun
makanan
pendamping
yang bergizi
(agar-agar
kacang hijau)
2. Melakukan
pendataan
anak
penderita
stunting dan
survei ke
lokasi

9
3.2 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Kegiatan pengabdian dilaksanakan di Desa Rantau Mapesai, Kelurahan
Kampung Besar Seberang, Kecamatan Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi
Riau. Pelaksanaan kegiatan pengabdian dimulai pada tanggal 12 Juli hingga 23
Agustus 2021. Berikut adalah daftar pelaksanaan kegiatan pengabdian di Desa
Ranta Mapesai.

Waktu
Minggu
Kegiatan Lokasi kegitan
pelaksanaan
(Jam)

1. Pembekalan oleh PJ Desa 1. Kantor Desa


Rantau Mapesai dan Rantau

Minggu pertama diskusi mengenai program Mapesai


kerja 2. Desa Rantau
12 Juli - 18 Juli 50 jam
2. Kujungan ke rumah ketua Mapesai
2021
RT 002 dan 005
3. Melakukan survei untuk
profil desa
1. Melakukan penyemprotan 1. Desa Rantau

Minggu kedua disinfectan pada fasilitas Mapesai


umum Desa Rantau
19 Juli, 22 Juli – 48 jam
Mapesai
25 Juli 2021
2. Membantu di pabrik
UMKM tempe
1. Membuat dessert box 1. Desa Resa
durian Rantau
Minggu ketiga
2. Mendesain resep dessert Mapesai
26 Juli – 1 box durian 49 jam
Agustus 2021 3. Mempresentasikan
inovasi usaha dan
membagikan dessert box

10
durian kepada warga Desa
Rantau Mapesai
1. Membuat makanan 1. Desa Rantau
pendamping (agar-agar Mapesai
kacang hijau) 2. Puskesmas
2. Membantu kegiatan Melur Desa
posyandu Rantau

Minggu keempat 3. Melakukan sosialisasi Mapesai


mengenai stunting dan
2 Juli – 8 Agustus 55 jam
bagaimana cara
2021
pencegahannya
4. Melakukan survei lokasi
anak penderita stunting
5. Melakukan pendataan dan
pengolahan anak
penderita stunting

Minggu kelima 1. Melakukan pembuatan 1. Desa Rantau


buku teknologi tepat guna Mapesai
9 Agustus – 15 47 jam
2. Melakukan pembuatan
Agustus 2021
artikel pengabdian
1. Membuat soal-soal literasi 1. Desa Rantau
dan numerisasi untuk Mapesai
belajar bersama anak SD 2. Pondopo
2. Membuat permainan kata Desa Rantau

Minggu keenam (teka-teki silang) untuk Mapesai


akan-anak SD
16 Agustus – 22 46 Jam
3. Mengajari anak SD
Agustus 2021
membaca, menulis,
berhitung, dan mengaji
4. Membuat kenang-
kenangan berisi kegiatan
pengabdian yang telah

11
dilakukan di Desa Rantau
Mapesai

Minggu ketujuh 1. Melakukan perpisahan 1. Kantor Desa


dengan PJ Desa Rantau Rantau 6 jam
23 Agustus 2021
Mapesai Mapesai

3.3 Masyarakat Sasaran


Dalam menjalankan program harus mempunyai sasaran yang tepat.
Berdasarkan rancangan program yang sudah terlampir, yang menjadi sasaran pada
kegiatan pengabdian ini adalah warga Desa Rantau Mapesai. Berdasarkan hasil
pendataan yang dilakukan tim KKN, diperoleh data bahwa mayoritas warga desa
berprofesi sebagai petani dan peternak dn rata-rata pendapatan warga desa sudah
mencapai UMK (Upah Minimum Kabupaten). Tim KKN juga melakukan
wawancara singkat kepada Bidan Desa untuk mendapatkan informasi mengenai
bagaimana tanggapan warga desa terhadap stunting, tidak sedikit warga yang belum
mengetahui bahaya stunting dan memberi asupan makanan yang tidak sesuai
standar WHO. Hal inilah yang menjadi sasaran Tim KKN untuk mengatasi dan
mencegah stunting dengan memberikan Sosialisasi bahaya stunting dan bagaimana
mencegah serta mengatasi stunting.

Manfaat yang didapatkan oleh masyarakat adalah meningkatnya


pengetahuan warga desa mengenai bahayanya stunting dan bagaimana
pencegahannya. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini tidak hanya ditujukan
kepada ibu-ibu saja tetapi juga ditujukan kepada perempuan-perempuan yang
belum menikah agar mereka memiliki bekal pengetahuan yang juga bermanfaat
bagi diri mereka sendiri.

3.4 Teknik Penyelesaian Masalah


Permasalahan yang Tim KKN temui dalam kegiatan pengabdian ini adalah
tingginya angka stunting di Desa Rantau Mapesai. Adapun teknik penyelesaian
masalah yang kami lakukan adalah Sosialisasi Mengenai Pengertian Stunting,
Pencegahan Stunting, Serta Cara Mengatasi Stunting Di Desa Rantau Mapesai.

12
Tim KKN mensosialisasikan materi menggunakan banner yang berisi
pengertian stunting dan bagaimana cara pencegahannya. Kegiatan sosialisasi
dilakukan dengan sasaran keluarga penderita stunting, ibu hamil, kader posyandu,
pihak puskesmas, dan masyarakat setempat. Indikator keberhasilan kegiatan ini
adalah adanya peningkatan pengetahuan mengenai stunting dan pencegahan, dan
diharapkan muncul kesadaran akan bahaya yang dapat ditimbulkan dari stunting.

Kegiatan pemberian makanan tambahan ditujukan untuk penderita stunting,


ibu hamil, dan masyarakat setempat guna menambah nilai gizi dan mencegah
stunting. Makanan tambahan terdiri dari campuran agar-agar dan bubur kacang
hijau. Dengan kegiatan ini diharapkan sasaran mengetahui contoh makanan sehat
dan bergizi sehingga nanti lebih mudah untuk memilih terutama menggunakan
bahan-bahan yang ada di sekitar Desa Rantau Mapesai.

Kegiatan sosialisasi tentang stunting diikuti oleh bidan desa, kader


posyandu, perangkat desa, ibu hamil, orang tua yang mempunyai balita. Peserta
diberikan informasi yang lengkap tentang pengertian stunting, disadarkan tentang
bahaya yang ditimbulkan akibat stunting, dan cara pencegahan stunting sejak ibu
mengandung. Stunting bukan hanya mengakibatkan anak menjadi kurus dan
pendek, tetapi juga mengakibatkan kecerdasan anak serta tumbuh kembang otak
dan fisik terhambat, dan kegemukan yang dapat membuat anak mudah terjangkit
oleh penyakit menular maupun penyakit yang tidak menualar.

Peserta sangat antusias mengikuti kegiatan sosialisasi ini, hal ini dapat
dilihat dari jumlah masyarakat yang hadir di Posyandu Melur. Kegiatan
membagikan balon menjadi daya tarik bagi anak-anak yang akan diimunisasi,
diharapkan dapat memberikan kesan yang baik kepada anak-anak dan ibu hamil
yang hadir saat posyandu tersebut.

Kegiatan sosialisasi juga menjelaskan jenis-jenis makanan yang sehat serta


memenuhi kebutuhan gizi ibu dan anak. Makanan sehat untuk pemenuhan gizi
meliputi protein, zat besi, karbohidrat, kalsium, dan zinc. Contoh makanan sehat
untuk pemenuhan gizi meliputi daging, telur, susu, sayur-sayuran, nasi, jagung, dan
sebagainya. Kepada peserta ibu dan anak juga diberikan contoh menu makanan
pendamping ASI seperti buah-buahan, sayuran hijau, dan sereal. Kegiatan

13
Sosialisasi ini juga diikuti dengan membagikan makanan tambahan berupa “Agar-
agar Kacang Hijau” kepada seluruh warga yang hadir di posyandu.

14
BAB IV
HASIL DAN KETERCAPAIAN
SASARAN

4.1 Gambaran Umum Masyarakat Sasaran


Minimnya pengetahuan warga desa mengenai stunting menyebabkan
banyak anak yang rentan terhadap penyakit karena memililki kekebalan tubuh yang
rendah, penurunan tingkat kecerdasan, gangguan berbicara, dan fisik anak yang
tampak lebih pendek dari anak-anak seusianya. Seluruh ciri-ciri ini merupakan
dampak dari kurangnya nutrisi/asupan makanan yang bergizi dan salahnya pola
asuh orang tua yang tidak memahami bahayanya stunting itu sendiri. Jika hal ini
terus berlanjut maka akan berdampak buruk pada SDM (Sumber Daya Manusia) di
masa depan. Oleh karena itu Tim KKN membantu masyarakat untuk mengentaskan
stunting agar terwujudnya SDM unggul di masa depan.

Warga desa Rantau Mapesai memerlukan bantuan terhadap pemecahan


masalah Stunting. Tim KKN bekerja sama dengan Bidan Desa untuk melakukan
penyuluhan/sosialisasi pencegahan dan pengentasan stunting, sosialisasi ini
dilakukan pada saat Posyandu yang diadakan pada tanggal 5 Agustus 2021. Dengan
diadakannya sosialisasi diharapkan warga setempat agar dapat lebih waspada akan
bahayanya stunting. Sosialisasi makanan bergizi sesuai standar WHO juga
diberikan sebagai bentuk pencegahan dan pengentasan stunting itu sendiri.

Sasaran Pengabdian Masyrakat yang dilakukan oleh Tim KKN setelah


dilakukannya “Sosialisasi Mengenai Pengertian Stunting, Pencegahan Stunting,
Serta Cara Mengatasi Stunting Di Desa Rantau Mapesai” dapat dikategorikan
sebagai berikut :
1. Masyarakat yang menerima informasi dengan baik mengenai bahaya
stunting dan pencegahannya
2. Masyarakat yang masih kurang memiliki kesadaran mengenai bahaya
stunting

15
3. Masyarakat yang tidak menerima bahwa anak mereka mengalami stunting.
Diharapkan bidan desa dan kader posyandu lebih memperhatikan agar anak-
anak yang mengalami stunting dapat terobati.

4.2 Pengertian Stunting


Stunting merupakan kondisi dimana balita dinyatakan memiliki panjang
atau tinggi yang pendek dibandingkan dengan umurnya. Panjang atau tinggi
badannya lebih kecil dari standar pertumbuhan anak dari WHO (Kemenkes,2018).
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi
kronis sehingga anak lebih pendek untuk seusianya. Kekurangan gizi yang terjadi
sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal kehidupan setelah lahir, tetapi
baru tampak setelah anak berusia 2 tahun (Izwardy,2019).
Stunting menggambarkan kondisi gagal tumbuh pada anak di bawah usia
lima tahun akibat dari kekurangan gizi kronis terutama pada 100 hari pertama
kehidupan (HPK), sehingga anak terlalu pendek untuk anak seusianya.
Stunting merupakan sebuah masalah kekurangan giizi kronis yang
disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam kurun waktu yang cukup lama, hal
ini menyebabkan adanya gangguan di masa mendatang yakni mengalami kesulitan
dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal. Anak stunting
mempunyai Intelligence Quotient (IQ) lebih rendah dibandingkan rata-rata IQ pada
anak normal (Kemenkes RI,2018).

4.3 Permasalahan yang Kerap Dialami Oleh anak dan Ibu Hamil
Di Desa Rantau Mapesai
Permasalahan stunting yang dialami oleh anak dan ibu hamil di Desa Rantau
Mapesai khususnya di RT 04 disebabkan oleh kurangnya kesadaran ibu hamil dan
ibu menyusui untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Tidak hanya
itu kurangnya kesadaran ibu untuk memberikan anaknya makanan yang sehat dan
bergizi juga menjadi salah satu permasalahan. Selain itu, masyarakat kurang
menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitarnya. Kurangnya akses air bersih dan
sanitasi membuat masyarakat menggunakan air sungai untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.

16
Beberapa anak yang terkena stunting di RT 04 seperti Tiara,
permasalahannya yaitu ibu kurang mengonsumsi makanan bergizi dimasa
menyusui. Suci Imelda permasalahan muncul diakibatkan ibu memasak makanan
dan minuman dengan menggunakan air sungai yang tidak dijamin kebersihannya.
Samira Pratiwi permasalahan yang muncul diakibatkan oleh lingkungan tempat
tinggal kurang bersih dan sampah tidak diolah dengan benar. Revi Palpajri
permasalahan yang muncul diakibatkan ibu kurang memiliki pengetahuan tentang
tumbuh kembang anak. Reva Aqila Embun permasalahan yang muncul diakibatkan
ibu tidak menerima kondisi anak dan tidak memberikan makanan sesuai dengan
panduan kesehatan. Aldianto Ramadhan permasalahan yang muncul diakibatkan
kurangnya fasilitas umum seperti listrik dan air bersihsehingga harus
menggunakana alat pembangkit listrik. Terakhir, Robby Al-Faizan permasalahan
yang muncul diakibatkan ibu tidak menerima kondisi anak dan tidak memberikan
makanan sesuai dengan panduan kesehatan.

Stunting memang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi yang signifikan


pada anak. Namun, kondisi stunting juga sudah terjadi ketika bayi masih didalam
kandungan. Bayi yang didalam kandungan seorang ibu hamil yang kondisi
kesehatannya tidak optimal, maka gangguan tumbuh kembang bayi pun bisa terjadi.
Oleh karena itu, ibu hamil harus mengetahui atau mengenal faktor yang bisa
menyebabkan stunting.

Di Desa Rantau Mapesai pengetahuan ibu hamil terkait stunting masih


kurang. Ibu hamil perlu memperhatikan asupan nutrisi yang tepat selama kehamilan
agar pertumbuhan bayi bisa optimal. Sehingga bayi dapat tumbuh sehat dari dalam
kandungan sampai lahir dan beranjak dewasa. Kondisi rendahnya kualitas dan
kuantitas makanan yang dikonsumsi ibu hamil berpotensi juga mempengaruhi
produksi ASI. Akibat produksi ASI yang tidak lancar bahkan kurang, maka anak
tidak dapat mendapatkan nutrisi penting untuk pertumbuhan dan perkembangannya
melalui ASI, akibatnya berisiko stunting. Di RT 04 kondisi ekonomi masyarakatnya
sudah tergolong cukup. Namun untuk keluarga yang ekonominya rendah cenderung
mengonsumsi makanan ringan yang mengandung energi tinggi dibandingkan
keluarga dengan status sosial ekonomi rendah yang hanya mengonsumsi makanan
ringan rendah kalori.

17
4.4 Dampak yang Ditimbulkan dari Permasalahan Stunting Di
Desa Rantau Mapesai
Stunting pada anak dapat mempengaruhinya sejak kecil hingga dewasa.
Dalam jangka pendek, terhambatnya pertumbuhan anak dapat mengganggu
perkembangan otak, metabolism tubuh dan pertumbuhan fisik. Sepintas, proporsi
tubuh anak stunting tampak normal. Namun, pada kenyataannya lebih pendek dari
anak-anak seusianya. selain kemampuan kognitifnya menurun, stunting berdampak
kepada tingkat focus anak. Stunting dapat mengakibatkan gangguan pemusatan
konsentrasi yang membuat anak lebih sulit belajar.

Di Desa Rantau Mapesai khususnya RT 04 dampak yang ditimbulkaan dari


anak yang terkena stunting yaitu diantaranya, anak rentan mengalami penyakit. Hal
ini dikarenakan sistem imun tubuh anak tidak baik sehingga anak mudah terjangkit
penyakit dan mengakibatkan terhambatnya tumbuh kembang anak. Anak tidak
diberikan makanan-makanan yang bergizi. Anak menjadi tidak tumbuh dan
berkembang dengan semestinya. Selain itu, dampak yang ditimbulkan dari
penggunaan air sungai di RT 04 ini mengakibatkan anak terkena penyakit kulit. Hal
ini dikarenakan air sungai digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

4.5 Solusi yang Dilakukan Oleh Pemerintah untuk


Mengentaskan Stunting Di Desa Rantau Mapesai
Pemerintah menggerakkan kegaitan posyandu khusunya untuk memberikan
edukasi serta mendukung pemberian gizi pada anak-anak. Secara rutin setiap awal
bulan di hari kamis di Desa Rantau Mapesai mengadakan posyandu hal ini sebagai
salah satu solusi dari pemerintah untuk mencegah stunting. Saat posyandu anak-
anak ditimbang untuk mengetahui kenaikan berat badan, tinggi badan, dan lingkar
kepala sehingga kondisi stunting dapat terdeteksi dan anak-anak yang sebelumnya
sudah terkena stunting mengetahui sudah sampai mana tingakatan stuntingnya.

Dengan adanya posyandu dapat saling bekerjasama memberikan edukasi,


penyuluhan dan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil, calon ibu hamil dan lansia.
Sehingga jika ada kasus atau masalah bisa dengan cepat diselesaikan.

18
Terdapat dua pendekatan dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat,
yakni intervensi gizi spesifik dan intervernsi gizi sensitif. Intervensi gizi spesifik
meliputi keluarga sadar gizi, ini siasi menyusi dini, ASI Ekslusif, PMT bumil,
makanan pendamping ASI, PMT balita, tablet tambah darah. Sementara gizi sensitif
meliputi peningkatan ketahanan pangan, perilaku hidup bersih, dan sanitasi.

Program yang telah dilakukan di Desa Rantau Mapesai dalam pengentasan stunting,
yaitu:

1) Pemberian Tablet Tambah Darah pada ibu Hamil

Salah satu faktor penyebab stunting adalah ibu hamil yang mengalami anemia. Oleh
karena itu, bidan desa Rantau Mapesai memberikan tablet tambah darah pada ibu
hamil yang dimana dinilai efektif untuk mencegah stunting.

2) Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ibu Hamil

Memberikan 2 keping biscuit pada usia kehamilan trimester pertama dan 3 keping
biscuit untuk trimester 2 dan 3 kehamilan.

3) Imunisasi dasar lengkap

Pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi dinilai mampu mencegah berbagai
penyakit atau infeksi pada bayi. Bayi yang sering mengalami sakit tetapi tidak
mendapatkan imunisasi, maka akan terhambat tumbuh kembangnya sehingga
berpotensi stunting.

4) Vitamin A

Tim KKN membantu bidan desa dalam memberikan vitamin A pada bayi dan balita.
Pemberian vitamin A mampu mencegah infeksi pada bayi dan balita.

5) Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Balita

Manfaat pemberian makanan tambahan hanya sebagai perbaikan stastus gizi tetapi
tidak bisa mengirangi stunting. Tim KKN membuat makanan tambahan “Agar-agar
Kacang Hijau” yang dibagikan kepada balita.

19
4.6 Solusi yang Dilakukan Oleh Masyarakat untuk Mencegah
Stunting Di Desa Rantau Mapesai
Pencegahan stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan
semua pihak setiap keluarga di Indonesia. Keluarga berperan penting dalam
mencegah stunting pada setiap fase kehidupan. Telah dijelaskan diatas bahwa fokus
pemerintah dalam pengentasan stunting melalui intervensi gizi spesifik. Sementara
intervensi melalui gizi sensitive dilakukan melalui masyarakat umum, termasuk
keluarga. Pencegahan stunting penting dilakukan pada 1000 hari pertama
kehidupan. Meliputi masa ketika dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun.
Disertai dengan upaya pencegahan penyakit melalui imunisasi dan pola hidup
bersih.

Di RT 04 solusi atau tindakan yang dilakukan oleh keluarga khususnya ibu


untuk mencegah stunting yaitu pertama, ibu mengonsumsi makanan yang bergizi
dan anak diberikan makanan pendamping. Dalam pemberian MPASI ibu perlu
memperhatikan kandungan gizi yang baik pada makanan anak untuk menunjang
pertumbuhan dan perkembangan secara optimal. Kedua, ibu harus menyaring air
dengan filter air dan meminta pihak desa untuk menghubungi PEMDA agar air
bersih tersalurkan ke RT 04. Ketiga, keluarga harus bisa mengolah sampah dan
gotong royong membersihkan lingkungan tempat tinggal secara rutin. Keempat,
yang tidak kalah penting ibu harus memiliki kesadaran mengenai bahaya stunting
dan memberikan anak makanan yang lebih bergizi.

4.7 Solusi Pengembangan (Pemberdayaan) Masyarakat


Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan
martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk
melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain
pemberdayaan yakni memampukan dan memandirikan masyarakat.

Potensi Stunting yang berdampak pada penurunan kualitas hidup


masyarakat di Desa Rantau Mapesai Kecamatan Rengat Kabupaten Indragiri Hulu
ini dapat menghambat kemajuan pengembangan di desa ini. Oleh karena itu,
dibutuhkan suatu upaya peningkatan pengetahuan masyarakat. Dalam hal ini Tim
KKN mengadakan sosialisasi mengenai stunting, pencegahan stunting, serta

20
mengatasi stunting dengan memberikan makanan pendamping yang bergizi (agar-
agar kacang hijau) hal ini dilakukan untuk memecahkan masalah rendahnya
pengetahuan, pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap pencegahan stunting.

Materi sosialisasi yang disampaikan menggunakan media banner. Dengan


materi mengenai apa itu stunting, makanan-makanan sehat untuk pemenuhan gizi,
imunisasi dasar lengkap dan vitamin A, inisiasi menyusui dini, dan pemberian
makanan tambahan ibu hamil. Kegiatan ditutup dengan pemberian banner untuk
dapat dipajang didalam posyandu sebagai sarana edukasi. Diharapkan dengan
adanya sosialisasi ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai
stunting dan muncul kesadaran para ibu untuk mencegah terjadinya stunting pada
anak-anaknya dikemudian hari.

4.8 Tingkat Ketercapaian Sasaran Program


Tingkat ketercapaian sasaran program kegiatan pengabdian ini adalah
meningkatnya pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya mengenal stunting,
bagaiamana cara mencegah stunting, dan bagaimana cara mengatasi masalah
stunting di Desa Rantau Mapesai. Ketercapaian sasaran program juga dapat dilihat
dari bagaimana masyarakat mengimplementasikan informasi mengenai pencegahan
stunting pada kegiatan sehari-hari masyarakat Desa Rantau Mapesai.

Ketercapaian sasaran program kegiatan pengabdian akan dapat dirasakan


oleh masyarakat sasaran yaitu ketika angka penderita stunting di Desa Rantau
Mapesai menurun.

21
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Laporan pengabdian ini disusun sebagai bentuk pertanggung jawaban
kegiatan Kuliah Kerja Nyata Balek Kampung Universitas Riau Tahun 2021, yang
dilaksanakan di Desa Rantau Mapesai oleh Tim KKN Balek Kampung UNRI yang
berlangsung dari tanggal 12 Juli 2021 sampai dengan 23 Agustus 2021.

Setelah hamper dua bulan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Balek
Kampung berlangsung, kami selaku Tim KKN Balek Kampung UNRI dapat
menyimpulkan bahwa pelaksanaan KKN yang telah disusun dan direncanakan
bersama dapat berjalan dengan lancar. Berdasarkan pengalaman dan kondisi
lapangan yang kami peroleh selama kegiatan KKN, dapat kami simpulkan sebagai
berikut :

1. Kegiatan KKN dapat membentuk mahasiswa menjadi lebih dewasa dalam


menyikapi permasalahan yang ada dan dapat memahami bagaimana rasanya hidup
bermasyarakat.

2. Kegiatan KKN membentuk kepribadian mahasiswa menjadi lebih mandiri dan


bertanggung jawab terhadap tugas dan fungsinya.

3. Mahasiswa mendapatkan pengalaman dan ilmu kemasyarakatan yang tidak


didapatkan di mata kuliah biasa. Masyarakat dapat menyerap ilmu pengetahuan dari
mahasiswa terkait bahaya stunting dan sumber makanan bergizi, sehingga bisa
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

5.2 Rekomendasi
1. Kegiatan pengabdian seperti ini dapat dijadikan suatu program yang dapat
dipertahankan keberlanjutannya. Program dapat dilakukan secara rutin
baik di lokasi yang sama maupun di lokasi yang berbeda dengan sasaran
masyarakat yang benar-benar membutuhkan penyuluhan mengenai
stunting.

22
2. Diharapkan pihak perangkat desa dapat berkoordinasi dengan organisasi
terkait seperti GERMAS sehingga keterlaksanaan program menjadi lebih
efektif dan efisien.
3. Diharapkan warga desa dapat membentuk perkumpulan “Perempuan
Peduli Stunting”. Tidak hanya saling berbagi informasi, tetapi juga giat
mengedukasi.

23
DAFTAR PUSTAKA
[1] B. D. I. Bangkalan, “Hubungan pendapatan keluarga, berat lahir, dan
panjang lahir dengan kejadian,” vol. 3, no. 1, pp. 1–14, 2017.
[2] E. Sulistyaningsih, P. Dewanti, P. W. Pralampita, and W. Utami,
“Peningkatan Kemampuan Mengatasi Masalah Stunting dan Kesehatan
melalui Pemberdayaan Masyarakat Desa Sukogidri , Jember,” vol. 5, no. 1,
pp. 91–98, 2020.
[3] T. Literatur, “REAL in Nursing Journal ( RNJ ),” vol. 3, no. 1, 2020.
[4] G. Apriluana, “Analisis Faktor-Faktor Risiko terhadap Kejadian Stunting pada
Balita ( 0-59 Bulan ) di Negara Berkembang dan Asia Tenggara,” pp. 247–
256, 2018.
[5] A. Dwi, N. Yadika, K. N. Berawi, and S. H. Nasution, “Pengaruh Stunting
terhadap Perkembangan Kognitif dan Prestasi Belajar,” no. September, pp.
273–282, 2019.
[6] M. Rafika and S. Gz, “Dampak Stunting Pada Kondisi Psikologis Anak,” vol.
1, no. 1, pp. 10–13, 2019.
[7] E. Journal, A. Rohman, A. Rosyana, A. Rianti, E. Muhaemi, and E. E. Yuni,
“Etos : Jurnal Pengabdian Masyarakat Stunting Pada Anak Usia Dini ( Study
Kasus di Desa Mirat Kec Lewimunding Majalengka ),” vol. 2, pp. 24–36, 2020.
[8] T. Utama, “No Title.”
[9] M. Education, A. S. Risk, F. Stunting, and O. F. Child, “Risiko pendidikan ibu
terhadap kejadan stunting… (Rahayu A; dkk),” vol. 37, no. Ci, pp. 129–136,
2014.
[10] Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, “Stunting,” pp. 9–40, 2010.
[1]–[10]

24
LAMPIRAN
A. Surat Keterangan Bermitra

25
B. Dokumentasi Kegiatan

26
C. Berita Acara Pelaksanaan Lokakarya

27

Anda mungkin juga menyukai