Anda di halaman 1dari 26

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i


DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Tujuan dan Manfaat ........................................................................................ 3
BAB 2. GAGASAN ................................................................................................ 4
2.1 Persoalan Pencetus Gagasan ........................................................................... 4
2.2 Solusi Yang Menjadi Konten Ilmiah Artikel .................................................. 4
2.3 Pihak-Pihak Yang Dapat Membantu Mengimplementasikan Gagasan .......... 8
2.4 Langkah Strategis Untuk Mengimplementasikan Gagasan ............................ 9
BAB 3. KESIMPULAN ........................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11
LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................... 12
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota ........................................................... 12
Lampiran 2. Biodata Dosen Pembimbing ........................................................... 15
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas ............ 19
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Tim Pelaksana ......................................... 20
Lampiran 5. Gambaran Kondisi Futuristik Konstruktif yang Diangankan ........ 21

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Persentase Kontribusi Sampah Plastik Kota di Indonesia ....................1


Gambar 1.2 Persentase Kontribusi Sampah Plastik di Asia Tenggara.................... 1
Gambar 1.3 Persentase Kemiskinan di Indonesia ................................................... 2
Gambar 1.4 Persentase Pengangguran Berdasarkan Pendidikan ............................ 2
Gambar 2.1 Desain Sistem Alat Pirolisis ............................................................... 7
Gambar 2.2 Langkah-langkah Mengolah Limbah Plastik Menjadi Bahan Bakar . 7
Gambar 2.3 Rencana Persebaran Lokasi Bank Sampah Bersubsidi ....................... 7
Gambar 4.1 Desain Sistem Alat Pirolisis ............................................................. 21
Gambar 4.2 Langkah-langkah Mengolah Limbah Plastik Menjadi Bahan Bakar 22
Gambar 4.3 Rencana Persebaran Lokasi Bank Sampah Bersubsidi ..................... 22

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pihak-pihak Yang Dapat Membantu Mengimplementasikan Gagasan . 8


Tabel 2.2 Langkah Strategis Untuk Mengimplementasikan Gagasan ................... 9

iii
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Produksi sampah nasional menunjukkan trend yang terus meningkat seiring
dengan terjadinya pertumbuhan ekonomi dan peningkatan jumlah penduduk. Salah
satu jenis sampah yang menjadi perhatian adalah sampah plastik. Kontribusi
sampah plastik terhadap total produksi sampah nasional mencapai 15% dengan
pertumbuhan rata-rata mencapai 14,7% per tahun dan menempatkan sampah plastik
sebagai kontributor terbesar kedua setelah sampah organik. [1]. Studi di berbagai
kota Indonesia menunjukkan kontribusi sampah plastik terhadap total sampah kota
di Indonesia bervariasi antara lain Jakarta (14%), Surabaya (10,8%), Palangkaraya
(15%). [1].

Persentase Kontribusi Sampah Plastik


di Berbagai Kota di Indonesia
20%
10%
0%
Jakarta Surabaya Palangkaraya

Persentase Kontribusi Sampah Plastik

Gambar 1.1 Persentase Kontribusi Sampah Plastik Kota di Indonesia

Persentase Kontribusi Sampah Plastik di


Asia Tenggara
40%

20%

0%
Indonesia Malaysia Thailand Singapura

Persentase Kontribusi Sampah Plastik di Asia Tenggara

Gambar 1.2 Persentase Kontribusi Sampah Plastik di Asia Tenggara

Persentase kontribusi sampah plastik di Indonesia tidak jauh berbeda


dengan Malaysia (14%) dan Thailand (16%) namun lebih rendah dibandingkan
Singapura (27,3%). Namun secara riil, produksi sampah plastik di Indonesia sangat
besar sebab secara total produksi sampah Indonesia mencapai 189 kilo ton/hari jauh
lebih besar dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara. [1]. Hal ini
disebabkan jumlah penduduk Indonesia yang lebih besar dibandingkan dengan
jumlah penduduk negara-negara di Asia Tenggara.
2

Sangatlah diperlukan alternatif untuk menangani volume sampah plastik.


Salah satu alternatif penanganan sampah plastik adalah dengan melakukan proses
pirolisis. Pirolisis merupakan salah satu proses daur ulang dengan mengubah plastik
menjadi bahan bakar dengan menggunakan sebuah alat yang dirancang untuk
mengolah limbah plastik menjadi bahan bakar. Selain bermanfaat untuk
mengurangi jumlah sampah plastik, pirolisis juga bermanfaat untuk menyediakan
bahan bakar dengan nilai energi yang cukup tinggi. Secara umum, kurang lebih 950
ml bahan bakar bisa diperoleh dari pirolisis 15 kg sampah plastik. [2].
Untuk mendukung alternatif lain dalam menangani permasalahan volume
sampah plastik ini, peran masyarakat sangatlah penting. Masyarakat harus memiliki
pandangan bahwa sampah plastik bukanlah sesuatu yang sangat tidak berguna dan
merusak melainkan suatu peluang yang juga bisa membantu perekonomian.
Dilihat dari kondisi perekonomian indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS)
pada 15 Juli lalu. Angka kemiskinan Maret 2020 melonjak ke level 9,78%. Angka
ini meningkat sebesar 0,56 persen poin dari kondisi September 2019 dan 0,37
persen poin dari kondisi Maret 2019. Secara absolut jumlah penduduk miskin pada
Maret 2020 meningkat 1,63 juta orang menjadi 26,42 juta orang terhadap
September 2019. Peningkatan ini cukup besar apabila dibandingkan dengan
peningkatan terakhir yang pernah terjadi pada Maret 2015. Pada saat itu angka
kemiskinan bertambah sebesar 0,86 juta orang dibandingkan dengan kondisi
September 2014. [5].

Persentase Kemiskinan di Indonesia


10,00%
9,50%
9,00%
8,50%
Maret 2019 Sep-19 Maret 2020

Persentase Kemiskinan di Indonesia

Gambar 1.3 Persentase Kemiskinan di Indonesia

Persentase Pengangguran Berdasarkan


Pendidikan
10,00%

5,00%

0,00%
SD SMP SMA Universitas Diploma

Persentase Pengangguran Berdasarkan Pendidikan

Gambar 1.4 Persentase Pengangguran Berdasarkan Pendidikan


3

Menurut data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2020,
mengenai tingkat pengangguran terbuka berdasarkan pendidikan tertinggi yang
ditamatkan, lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) paling banyak mengalami
pengangguran mencapai 8,49 persen. Seorang dengan tamatan SD mengalami
pengangguran mencapai 2,64 persen, sementara tamatan SMP mengalami tingkat
pengangguran mencapai 5,02 persen. Tamatan SMA mengalami tingkat
pengangguran mencapai 6,77 persen. Tamatan Diploma dan Universitas mencapai
6,76 persen dan 5,73 persen. [6].
Oleh karena itu, untuk mendukung perekonomian masyarakat sekaligus
mengatasi permasalahan sampah plastik yang menumpuk, dibuatlah Bank sampah
bersubsidi dimana sampah plastik yang telah disetorkan oleh masyarakat akan
langsung ditampung ke tempat pengolahan sampah plastik agar bisa diproses
menjadi bahan bakar. Yang membedakan Bank sampah bersubsidi ini dengan bank
sampah lainnya yaitu nilai jual yang disetor lebih tinggi dibandingkan di tempat
lain, para penyetor juga bisa memilih tabungan sampah plastiknya akan menjadi
tabungan uang atau menjadi subsidi bahan bakar. Dengan adanya Bank sampah
bersubsidi ini, diharapkan dapat membuka lapangan pekerjaan serta menambah
pendapatan yang sangat membantu masyarakat ekonomi kebawah.
1.2 Tujuan dan Manfaat
1.2.1 Tujuan
Tujuan dari dibuatnya sistem ini diantaranya sebagai berikut:.
1) Mengatasi permasalahan sampah terutama sampah plastik yang ada di
Indonesia.
2) Membuka lapangan pekerjaan dan membuat masyarakat memiliki
pandangan mengenai sampah plastik sebagai peluang meningkatkan
pendapatan.

1.2.2 Manfaat
Dari sistem yang akan kami buat ini, alat ini memiliki beberapa manfaat
diantaranya sebagai berikut:
1) Mendapatkan sumber energi alternatif baru.
2) Membantu perekonomian masyarakat luas, karena dapat memperluas
lapangan pekerjaan serta dapat menambah pendapatan sehingga sangat
membantu masyarakat terutama masyarakat ekonomi kebawah.
4

BAB 2. GAGASAN

2.1 Persoalan Pencetus Gagasan


Plastik merupakan salah satu jenis sampah yang menjadi perhatian dunia
hingga saat ini. Hal ini dikarenakan plastik merupakan salah satu kontributor
sampah terbesar kedua di dunia. Selain itu, pengelolaan sampah plastik juga
merupakan permasalahan hingga saat ini. Pengelolaan sampah plastik menjadi
masalah sebab plastik merupakan material yang tidak bisa terdekomposisi secara
alami (non biodegradable) sehingga pengelolaan sampah plastik dengan landfill
maupun open dumping tidak tepat dilakukan. Pengelolaan sampah plastik dengan
cara pembakaran dapat menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan berupa
terjadinya pencemaran udara khususnya emisi dioxin yang bersifat karsinogen.
Selain permasalahan sampah plastik ini, kesadaran masyarakat juga sangatlah
kurang. Masyarakat selalu memandang bahwa sampah plastik merupakan sesuatu
yang sudah tidak berguna dan bersifat merusak. Karena hal inilah plastik terus saja
dibuang oleh masyarakat tanpa memikirkan sisi positif plastik dan efeknya terhadap
lingkungan.
Kemiskinan juga merupakan permasalahan yang sedang dialami oleh setiap
negara di dunia terutama di Indonesia. Jika dilihat berdasarkan data, masyarakat di
Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan bisa digolongkan masih tinggi.
Selain itu, yang perlu kita garis bawahi disini yaitu tingkat kemiskinan di Indonesia
itu setiap tahunnya selalu saja meningkat. Hal ini tentu saja disebabkan oleh
kurangnya peran pemerintah dalam mengatasi kemiskinan seperti kurangnya
lapangan pekerjaan untuk masyarakat serta rendahnya pendapatan untuk
masyarakat ekonomi kebawah. Menurut data yang kami dapatkan berdasarkan
Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2020, persentase pengangguran dari setiap
lulusan masih tinggi, baik itu lulusan SD bahkan lulusan Universitas sama-sama
memiliki persentase pengangguran yang tinggi. Hal ini cukup memprihatinkan
mengingat jumlah penduduk Indonesia per tahun 2018 sebanyak 267,7 juta jiwa.
Artinya, sekitar 1 juta jiwa masih membutuhkan pekerjaan agar mereka bisa lepas
dan naik dari garis kemiskinan.
2.2 Solusi Yang Menjadi Konten Ilmiah Artikel
2.2.1 Solusi yang pernah diciptakan
Solusi yang pernah diciptakan untuk menangani masalah limbah plastik ini
adalah dengan melakukan daur ulang. Daur ulang merupakan proses pemanfaatan
barang bekas menjadi barang yang baru/berguna yang bernilai ekonomis. Daur
ulang adalah salah satu strategi pengolahan sampah plastik yang paling sering
digunakan. Proses daur ulang terdiri dari kegiatan pemilahan, pengumpulan,
pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai. Atau
dalam Bahasa inggris biasa disebut 4R (Reduce, Reuse, Recycle, and Replace).
5

Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan


oleh industri. Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu sampah plastik
dapat diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus homogen, tidak
terkontaminasi, serta diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah
tersebut, sebelum digunakan limbah plastik diproses melalui tahapan sederhana,
yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi dan
sebagainya.
Selain itu, terdapat hal yang menguntungkan dalam pemanfaatan limbah
plastik di Indonesia dibandingkan negara maju, yaitu pemisahan secara manual
yang dianggap tidak mungkin dilakukan negara maju tetapi dapat dilakukan di
Indonesia yang mempunyai tenaga kerja melimpah, sehingga pemisahan tidak perlu
dilakukan dengan peralatan canggih yang memerlukan biaya tinggi. Kondisi ini
memungkinkan berkembangnya industri daur ulang plastik di Indonesia. Saat ini
banyak masyarakat yang mendaur ulang sampah plastik menjadi sebuah produk
kerajinan tangan. Dari sampah tersebut, dapat dibuat menjadi berbagai kerajinan
tangan seperti tas, sandal, dompet dan lain sebagainya. LIPI juga pernah melakukan
percobaan dari sampah plastik untuk membuat bata ringan dengan mengkombinasi
bata biasa dengan serbuk gergaji, serbuk kelapa, sampah plastik, dan styrofoam,
tetapi kekuatan bahannya lebih rendah. Dan ada juga yang mengolah sampah
plastik untuk digunakan sebagai briket namun perlu diwaspadai sampah plastik
yang dibakar dibawah suhu 800 derajat celcius akan membentuk senyawa dioksin.
Senyawa tersebut dapat menyebabkan kanker, hepatitis, pembengkakan hati, dan
gangguan sistem saraf.
Untuk prinsip kerja sistem Bank Sampah yang pernah diciptakan akan ada
3 pihak yang terlibat yaitu penyetor dimana masyarakat atau nasabah yang
merupakan sumber sampah yang akan dikelola oleh sebuah bank sampah. Bank
sampah kelompok yang bertugas menerima dan kemudian mengolah sampah dari
penyetor dan menjualnya kepada pihak-pihak yang bisa memanfaatkan sampah.
Pembeli yaitu mereka yang membeli sampah yang dikelola oleh sebuah bank
sampah. Bisa perorangan dan bisa juga dari sebuah perusahaan. Untuk bank sampah
pada umumnya ini para nasabah harus datang langsung ke lokasi untuk menyetor
sampah mereka. Selain itu bank sampah pada umumnya menerima berbagai macam
sampah, tidak hanya sampah plastik saja.
Pada umumnya plastik yang diterima adalah jenis plastik HDPE, PP dan PE
seperti dalam bentuk bentuk ember, drum, kantong ataupun gelas dan botol. Botol
plastik biasanya dijual dikisaran harga IDR 2.500 – IDR 4.000/kg. Tergantung jenis
botol yang disetor, apakah sudah bersih dari kepala botol atau belum dipotong.
Untuk drum plastik bekas kisaran harganya antara lain IDR 150.000 s/d IDR
200.000. Karena untuk harga barunya, jenis drum plastik tebal dengan tutup kecil
ini berkisar antara IDR 300.000 – IDR 350.000. Jenis pallet plastik bekas, Kisaran
harganya sekitar IDR 160.000 – IDR 190.000/pallet dengan ukuran 135 x 110 x 15
cm. Serta untuk gelas plastik sekitar IDR 3.000 sampai IDR 3.500/kg. Hal ini
6

dikarenakan plastik jenis gelas (HDPE) memungkinkan untuk diolah kembali


menjadi barang baru berkualitas.

2.2.2 Solusi yang ditawarkan


Setelah melihat dan menimbang dari data sebelumnya, muncul ide baru
yang mungkin bisa menjadi solusi terbaik mengatasi limbah plastik di Indonesia.
Yaitu dengan memanfaatkannya menjadi bahan bakar. Proses daur ulang limbah
plastik menjadi bahan bakar dinamakan Pirolisis. Pirolisis merupakan proses
dekomposisi termokimia bahan organik melalui pemanasan tanpa menggunakan
oksigen atau dengan kadar oksigen sedikit mungkin. Metode ini hanya
menghasilkan residu berupa arang yang dapat dengan mudah terurai secara organik,
serta gas propylene yang tidak berbahaya.
Proses pirolisis sendiri merupakan proses yang bekerja pada sebuah alat
yang berfungsi untuk mengolah limbah plastik menjadi bahan bakar. Dengan
adanya teknologi ini, diharapkan dapat mengurangi limbah plastik yang semakin
hari semakin banyak. Selain itu, teknologi ini juga memiliki fungsi lain selain untuk
mengurangi limbah plastik, yaitu sebagai sumber bahan bakar alternatif pengganti
bahan bakar minyak yang saat ini sudah semakin menipis dan terancam habis.
Proses pengolahan limbah plastik sebagai bahan bakar sangat mudah namun
membutuhkan peralatan yang memadai. Proses pengolahan limbah plastik adalah
sebagai berikut :
1) Sampah plasik dimasukan kedalam tabung pelelehan sampah melalui pintu
tabung.
2) Sampah plastik akan dipanaskan hingga suhu mencapai 400 derajat celcius
tanpa oksigen didalam tabung pelelehan sampah.
3) Pada suhu 400 derajat celcius, plastik akan meleleh kemudian akan berubah
menjadi gas. Pada proses ini, rantai panjang hidrokarbon akan terpotong
menjadi rantai pendek.
4) Proses selanjutnya adalah proses pendinginan (kondensasi), gas yang
dihasilkan tadi akan melewati pipa pendinginan lalu masuk tabung
pendinginan dan terjadilah proses kondensasi.
5) Hasil dari proses kondensasi ini berupa cairan. Cairan ini mengalir melalui
pipa cairan hasil dan masuk kedalam tabung cairan hasil. Cairan inilah hasil
dari proses pirolisis
7

Gambar 2.1 Desain Sistem Alat Pirolisis

Di samping memanfaatkan limbah sampah plastik sebagai bahan bakar,


limbah sampah plastik juga bisa membantu mengatasi persoalan ketersediaan
lowongan pekerjaan yang ada di Indonesia. Dengan adanya limbah plastik yang
semakin melimpah di negara Indonesia, maka dibutuhkan tenaga kerja yang dapat
mengatur dan mengurus limbah sampah plastik. oleh karena itu kami menawarkan
solusi dalam bentuk pembuatan kepengurusan Bank Sampah Bersubsidi. Bank
Sampah Bersubsidi yang kami tawarkan tidak berbeda jauh dengan Bank Sampah
pada umumnya, tetapi Bank Sampah Bersubsidi memiliki harga jual sampah plastik
yang lebih tinggi karena sampah plastik yang diberikan oleh masyarakat ke Bank
Sampah harus sampah plastik yang sudah dibersihkan dan siap untuk diolah.

Gambar 2.2 Langkah-langkah Mengolah Limbah Plastik Menjadi Bahan Bakar

Gambar 2.3 Rencana Persebaran Lokasi Bank Sampah Bersubsidi


8

Bank Sampah Bersubsidi yang kita tawarkan ini juga memiliki sistem baru,
dimana akan diberikan opsi subsidi kepada masyarakat yang akan menyetorkan
sampahnya berupa tabungan uang ataupun tabungan minyak serta menyediakan
petugas Bank Sampah Bersubsidi untuk mengangkut limbah plastik yang ada di
setiap rumah warga, apabila ada warga masyarakat yang tidak bisa datang langsung
ke tempat Bank Sampah Bersubsidi. Setelah sampah plastik sudah berada di Bank
Sampah Bersubsidi, sampah plastik akan langsung dikirimkan ke tempat
pengolahan sampah agar dapat diproses menjadi bahan bakar.
2.3 Pihak-Pihak Yang Dapat Membantu Mengimplementasikan Gagasan
Tabel 2.1 Pihak-pihak Yang Dapat Membantu Mengimplementasikan Gagasan

NO. PELAKSANA PROGRAM

1. Pemerintah Pusat • Menyediakan dana untuk pengelolaan sampah


& Daerah plastik.
• Membuat kebijakan atau peraturan mengenai
larangan membuang sampah plastik
sembarangan.
• Membuat Bank Sampah Bersubsidi sebagai
tempat dikumpulkannya sampah plastik yang
akan diolah menjadi bahan bakar.

2. Masyarakat • Mengumpulkan sampah plastik yang ada di


lingkungan mereka.
• Menyerahkan atau memberikan sampah plastik
yang ada kepada dinas lingkungan hidup.

3. Bank Sampah • Mengumpulkan dan mengolah sampah plastik


Bersubsidi yang dibutuhkan untuk proses pirolisis.
• Melakukan pemantauan dan analisis kerja dari
alat pengolahan limbah plastik.

4. Perguruan Tinggi • Melakukan inovasi dan penelitian tentang sistem


dan Lembaga pengolahan limbah plastik menjadi bahan bakar
Penelitian agar hasil pirolisis ini menjadi lebih ramah
lingkungan.
9

2.4 Langkah Strategis Untuk Mengimplementasikan Gagasan


Tabel 2.2 Langkah Strategis Untuk Mengimplementasikan Gagasan

TAHAP SUB TAHAP PELAKSANAAN


PERENCANAAN Pemetaan pihak- Pemerintah pusat memetakan
pihak yang terkait pihak-pihak yang terlibat dalam
mengkoordinasi pelaksanaan
sistem.
Pengumpulan data Pemerintah pusat dan daerah
mengenai jumlah melakukan pengumpulan data
sampah plastik jumlah sampah plastik yang ada di
Indonesia. Metode pengumpulan
data disesuaikan dengan jumlah
sampah plastik agar perencanaan
sistem dapat berjalan dengan
efektif.
Analisis kebutuhan Pihak-pihak terkait (Bank Sampah
untuk produksi Bersubsidi) melakukan analisis
sistem sistem dengan kualitas bahan yang
baik dan harga yang paling efisien.
Rancangan Merancang anggaran biaya
Anggaran Biaya (produksi, pelaksanaan, evaluasi)
berdasarkan pada data yang
dibutuhkan.
PELAKSANAAN Pembuatan Alat Di tahap ini, dilaksanakan produksi
Pirolisis Alat Pengolahan Limbah Plastik
dengan Metode Pirolisis ini sesuai
dengan rencana sebelumnya.
Uji Kelayakan Alat Pihak-pihak terkait melakukan uji
Pirolisis kelayakan sistem. Jika terdapat
permasalahan maka dapat
direncanakan alternatif solusi.
Sosialisasi Pemerintah daerah mengumpulkan
masyarakat dan pihak-pihak terkait
tentang Alat Pengolahan Limbah
Plastik dengan Metode Pirolisis ini.
EVALUASI Monitoring dan Pada tahap ini pemerintah
Evaluasi memantau pelaksanaan program
dan uji kelayakan sistem. Tahap
selanjutnya dilaksanakan evaluasi
terhadap hasil monitoring yang ada.
10

BAB 3. KESIMPULAN

Proses pengolahan limbah plastik menjadi bahan bakar dinamakan proses


pirolisis. Pirolisis merupakan proses dekomposisi termokimia bahan organik
melalui pemanasan tanpa menggunakan oksigen atau dengan kadar oksigen sedikit
mungkin. Metode ini hanya menghasilkan residu berupa black carbon atau arang
yang dapat dengan mudah terurai secara organik, serta gas propylene yang tidak
berbahaya. Selain itu, Bank Sampah Bersubsidi yang kami tawarkan ini juga
memiliki sistem baru, dimana akan diberikan opsi subsidi kepada masyarakat yang
akan menyetorkan sampahnya berupa tabungan uang ataupun tabungan minyak
serta menyediakan petugas Bank Sampah Bersubsidi untuk mengangkut limbah
plastik yang ada di setiap rumah warga, apabila ada warga masyarakat yang tidak
bisa datang langsung ke tempat Bank Sampah Bersubsidi. Setelah sampah plastik
sudah berada di Bank Sampah Bersubsidi, sampah plastik akan langsung
dikirimkan ke tempat pengolahan sampah agar dapat diproses menjadi bahan bakar.
Lalu, langkah-langkah untuk merealisasikan sistem yang kami buat yaitu:

1. Pemerintah Pusat dan Daerah melakukan pememetaan pihak-pihak terkait,


pengumpulan data mengenai jumlah sampah plastik, melakukan analisis
kebutuhan untuk produksi sistem, dan membuat rancangan anggaran biaya.
2. Bank Sampah membuat alat pirolisis, melakukan uji kelayakan alat pirolisis,
dan membuat kampanye pemanfaatan limbah plastik sebagai bahan bakar.
3. Pemerintah memantau pelaksanaan program dan uji kelayakan sistem.
Selanjutnya dilaksanakan evaluasi terhadap hasil monitoring yang ada.

Waktu yang diperlukan untuk merealisasikan gagasan kami sekitar satu


tahun dan tentu saja apabila didukung oleh pihak-pihak terkait yang dapat
membantu merealisasikan gagasan kami. Kami memprediksikan bahwa alat ini
sangat bagus untuk dikembangkan kedepannya, alat ini juga bisa memecahkan dua
permasalahan utama di Indonesia. Yang pertama, alat ini mampu mengubah
sampah plastik menjadi bahan bakar, hal ini sangat bagus karena salah satu
permasalahan di Indonesia yaitu sampah plastik. Yang kedua, sistem Bank Sampah
ini bisa membuka lapangan pekerjaan. Dengan adanya gagasan tentang
pemanfaatan limbah plastik sebagai bahan bakar, maka hal itu dapat membuka
lapangan pekerjaan bagi kalangan masyarakat yang sulit untuk memperoleh
pekerjaan pada zaman sekarang serta dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
Dan kami mengharapkan bahwa masyarakat pada umumnya, untuk turut serta
dalam pemanfaatan sampah plastik ini, karena semua masyarakat dapat mengolah
limbah plastik asalkan mereka memiliki niat serta mau untuk belajar sehingga
masyarakat dapat mengembangkan kreativitas yang dimiliki.
11

DAFTAR PUSTAKA

[1] Kholidah dkk, 2018; Dokhikhah dkk, 2015; Trihadiningrum dkk, 2006. Jurnal
Pemanfaatan Limbah Plastik Sebagai Bahan Baku Pembuatan Bahan Bakar
Alternatif. Jurnal Litbang Vol. XIV, No.1 Juni 2018: 56-67.

[2] Thorat dkk, 2013. Bab I Jurnal Pemanfaatan Limbah Plastik Menjadi Bahan
Bakar Menggunakan Metode Pirolisis. Universitas Gadjah Mada.

[3] Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, 2013.
Wacana Pengembangan Sumber Energi Alternatif dari Sampah Plastik.

[4] Hadisuwito, 2013. Jurnal Saatnya Sampah Dianalogikan Sebagai Sumber


Energi Masa Depan. Universitas Kristen Indonesia.

[5] Nuri Taufiq. 2020. Naiknya Angka Kemiskinan 2020. URL:


https://news.detik.com/kolom/d-5110635/naiknya-angka-kemiskinan-maret-2020.
Diakses Tanggal 06 Februari 2021.

[6] Firdhy Esterina Christy. 2020. Tingkat Pengangguran Terbuka Berdasarkan


Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan. URL:
https://data.tempo.co/data/887/tingkat-pengangguran-terbuka-berdasarkan-
pendidikan-tertinggi-yang-ditamatkan. Diakses Tanggal 06 Februari 2021.
12
13
14
15
16
17
18
19

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas


Program Bidang Alokasi Waktu
No Nama/NIM Uraian Tugas
Studi Ilmu (jam/minggu)
1 Achmad S1 Teknik 12 jam/minggu 1. Melakukan studi
Faiz Teknik mengenai
Alawi/1104 Fisika permasalahan
190051 sampah.
2. Melakukan studi
mengenai proses
pirolisis.
3. Mendesain alat
proses pirolisis.
2 Meylani S1 Teknik 12 jam/minggu 1. Melakukan studi
Ayu Teknik mengenai
Safitri/1104 Fisika permasalahan
190048 kemiskinan dan
pengangguran.
2. Melakukan riset
data mengenai
bank sampah.
3. Merancang
sistem Bank
Sampah
Bersubsidi dan
pemetaannya.
3 Baharuddin S1 Teknik 12 jam/minggu 1. Melakukan
Nur Teknik pengembangan
Maulana/11 Fisika ide dan gagasan.
04194023 2. Melakukan riset
mengenai
perancangan alat
proses pirolisis.
3. Melakukan riset
mengenai hasil
proses pirolisis.
20
21

Lampiran 5. Gambaran Kondisi Futuristik Konstruktif yang Diangankan


Pirolisis merupakan proses dekomposisi termokimia bahan organik melalui
pemanasan tanpa menggunakan oksigen atau dengan kadar oksigen sedikit
mungkin. Metode ini hanya menghasilkan residu berupa arang yang dapat dengan
mudah terurai secara organik, serta gas propylene yang tidak berbahaya. Proses
pirolisis sendiri merupakan proses yang bekerja pada sebuah alat yang berfungsi
untuk mengolah limbah plastik menjadi bahan bakar. Dengan adanya teknologi ini,
diharapkan dapat mengurangi limbah plastik yang semakin hari semakin banyak.
Selain itu, teknologi ini juga memiliki fungsi lain selain untuk mengurangi limbah
plastik, yaitu sebagai sumber bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar minyak
yang saat ini sudah semakin menipis dan terancam habis. Proses pengolahan limbah
plastik sebagai bahan bakar sangat mudah namun membutuhkan peralatan yang
memadai. Proses pengolahan limbah plastik adalah sebagai berikut :
1. Sampah plasik dimasukan kedalam tabung pelelehan sampah melalui pintu
tabung. Didalam tabung ini, sampah plastik akan dipanaskan hingga suhu
mencapai 400 derajat celcius tanpa oksigen. Pada suhu 400 derajat celcius,
plastik akan meleleh kemudian akan berubah menjadi gas. Pada proses ini,
rantai panjang hidrokarbon akan terpotong menjadi rantai pendek.
2. Proses selanjutnya adalah proses pendinginan (kondensasi), gas yang
dihasilkan tadi akan melewati pipa pendinginan lalu masuk tabung pendinginan
dan terjadilah proses kondensasi.
3. Hasil dari proses kondensasi ini berupa cairan. Cairan ini mengalir melalui pipa
cairan hasil dan masuk kedalam tabung cairan hasil. Cairan inilah hasil dari
proses pirolisis

Gambar 4.1 Desain Sistem Alat Pirolisis


22

Limbah sampah plastik juga bisa membantu mengatasi persoalan


ketersediaan lowongan pekerjaan yang ada di Indonesia. Dengan adanya limbah
plastik yang semakin melimpah di negara Indonesia, maka dibutuhkan tenaga kerja
yang dapat mengatur dan mengurus limbah sampah plastik. oleh karena itu kami
menawarkan solusi dalam bentuk pembuatan kepengurusan Bank Sampah
Bersubsidi. Bank Sampah Bersubsidi yang kami tawarkan tidak berbeda jauh
dengan Bank Sampah pada umumnya, tetapi Bank Sampah Bersubsidi memiliki
harga jual sampah plastik yang lebih tinggi karena sampah plastik yang diberikan
oleh masyarakat ke Bank Sampah harus sampah plastik yang sudah dibersihkan dan
siap untuk diolah.

Gambar 4.2 Langkah-langkah Mengolah Limbah Plastik Menjadi Bahan Bakar

Gambar 4.3 Rencana Persebaran Lokasi Bank Sampah Bersubsidi


23

Bank Sampah Bersubsidi yang kita tawarkan ini juga memiliki sistem baru,
dimana akan diberikan opsi subsidi kepada masyarakat yang akan menyetorkan
sampahnya berupa tabungan uang ataupun tabungan minyak serta menyediakan
petugas Bank Sampah Bersubsidi untuk mengangkut limbah plastik yang ada di
setiap rumah warga, apabila ada warga masyarakat yang tidak bisa datang langsung
ke tempat Bank Sampah Bersubsidi. Setelah sampah plastik sudah berada di Bank
Sampah Bersubsidi, sampah plastik akan langsung dikirimkan ke tempat
pengolahan sampah agar dapat diproses menjadi bahan bakar.

Anda mungkin juga menyukai